2 Tahun 2016____________________________________________________ 78
The Growth and Yield Responses of Growth of Cucumbar (Cucumis sativus L) in the Application
of Growth Promoting Rhizobacters (GPR) Extracted from Shameplant Roots and Giberrellin
Oleh:
Aceng Ridwansyah, SP*
Ir. Nurdi Ibnu Wibowo, MP**
ABSTRAK
Tanaman mentimun merupakan salah satu tanaman yang sangat dikenal oleh masyarakat indonesia, produksi
tanaman mentimun tahun ke tahunnya terdapat penurunan, dengan menggunakan RPTT akar putri malu dan
Giberelin bisa meningkatkan produksi tanaman mentimun, maka perlu dilakukan penelitian tentang respon
pemberian RPTT akar putri malu dan Giberelin terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun
(Cucucmis sativus L). Penelitian dilaksanakan di Green House Fakultas Sains Terapan Universitas Suryakancana
Cianjur. Waktu penelitian dimulai dari bulan April sampai dengan bulan Juni Tahun 2016. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui respon RPTT akar putri malu dan Giberelin terhadap pertumbuhan (Tinggi
tanaman, jumlah daun, diameter batang, panjang ruas), dan hasil (Jumlah buah dan bobot basah buah)
tanaman mentimun (Cucumis sativus L.). Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri
dari 5 perlakuan dan 5 ulangan dengan 3 unit polybag berisi satu tanaman mentimun hibrida, kombinasi
perlakuan A (Kontrol tanpa pemberian RPTT dan Giberelin), B (Pemberian RPTT akar putri malu 12,5 ml) C
(Pemberian RPTT akar putri malu 15 ml), D (Pemberian giberelin 175 ppm) dan E (Pemberian giberelin 200
ppm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perlakuan B (Pemberian RPTT putri malu 12,5 ml) memberikan
respon tertinggi untuk tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, dan bobot buah tanaman mentimun.
Sedangkan perlakuan E (Pemberian Giberelin 200 ppm) merupakan respon yang tertinggi untuk panjang ruas
batang dan jumlah buah mentimun.
ABSTRACT
The cucumber is a well known plant in Indonesia, The production of cucumber is continuing to decrline from year to year. The
Giberrelin and growth promoting rhizobacter (GPR) extracted from the shameplant’s root having the potentials to improve the
production of cucumber. For this reason, this study aimed to explore the effect of those substances on the growth and yield of
cucumber (Cucucmis sativus L). This research was conducted in the green house of Faculty of Applied Sciences University
Suryakancana Cianjur, started from April until June 2016. The purpose of this research to determine the effect of the GPR and
Giberrellin to the height of plant, number of leaf, the diameter and length of stem segments, and the number and weight of fresh
fruits as well. The completely randomized design (CRD) consisted of 5 treatments and 5 replications each is used in this study.
The observation and measurement of growth indicators applied to the experimental unit consistend of 3 polybags (each plastic
polybag contains of 1 hybrid cucumber plants). The treatments are named: A (control without giving GPR + Gyberellin), B
(RPTT 12.5 ml), C (RPTT 15 ml), D (Giberrelin 175 ppm), E (Giberrellin 200 ppm). The results indicated that treatment
B (RPTT 12.5 ml) deliver the highest to plant height, leaf number, stem diameter, and fruit weight cucumber plants. While
treatment E (Gyberellin 200 ppm) is the highest influence to segment length of stem and number of fruit cucumber.
Gambar 1. Pemberian RPTT akar putri malu dan Geberelin terhadap tinggi tanaman mentimun.
Dari gambar 1 terlihat pada pengamatan Kondisi ini diduga karena adanya berbagai jenis
minggu ke-4 bahwa perlakuan B (Pembelian RPTT bakteri menguntungkan yang ada dalam RPTT.
akar putri malu 12,5 ml) memberikan respon Interaksi ini ditandai dengan adanya pemanfaatan
terhadap pertumbuhan tinggi tanaman mentimun. eksudat akar yang dikeluarkan akar oleh
___________________________________________________ ACENG RIDWANSYAH dan NURDI IBNU WIBOWO,
Respon Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Mentimun (Cucumis
sativus L.) Terhadap Pemberian RPTT (Rizobakteria Pemacu
Tumbuh Tanaman) Akar Putri Malu Dan Giberelin
Journal of Agroscience Vol. 6 No. 2 Tahun 2016____________________________________________________ 81
tanah serta mensintetis dan mengubah konsentrasi Rhizhobiaceae yang bersimbiosis dengan inang
berbagai fitohormon pemicu pertumbuh jumlah tertentu seperti pada tumbuhan suku leguminosa
daun. dan kacang-kacangan.
Menurut (Wijaya 2008), keadaan tanaman Mikroba ini menginfeksi akar sehingga
dengan ciri daun lebih luas menandakan tersedianya timbul bintil-bintil. Beberapa penelitian melaporkan
nitrogen pada media tumbuh, nitrogen berperan rhizhobium mampu menambat nitrogen melarutkan
dalam pembentukan asam amino yang memiliki fosfat dan kalium sekaligus. Sehingga karena faktor
multi fungsi didalam metabolisme suatu tanaman. inilah tanaman putri malu begitu tangguh dan selalu
Dalam beberapa literatur jenis mikroba yang ada nampak hijau walau dalam kondisi tanah yang kritis
dalam rhizosfer akar putri malu diantaranya Rhizobium sekalipun.
adalah bakteri gram negatif aerob dalam suku
Dari gambar 3 terlihat pada pengamatan pertumbuhan dan hasil tanaman (Rahni, 2012).
minggu ke-4 bahwa perlakuan B (Pemberian RPTT Sarief (1986) dalam Hermawan (2011) menyatakan
akar putri malu 12,5 ml) memiliki nilai terbaik dan bahwa ketersediaan unsur hara yang cukup selama
memberikan respon terhadap diameter batang proses pertumbuhan akan meningkatkan
tanaman mentimun. Kondisi ini diduga karena, fotosintesis sehingga pembelahan, pembesaran dan
adanya berbagai jenis bakteri menguntungkan yang difirensiasi sel akan lebih baik. Lakitan (1995) dalam
ada dalam RPTT. Adapun penelitian terdahulu yang Hermawan (2011) juga menyatakan bahwa
mengemukakan bahwa bakteri dari genus pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh factor
Pseudomonas, Azotobacter, Bacillus dan Seratia lingkungan seperti ketersediaan unsur hara.
diidentifikasikan sebagai RPTT penghasil
fitrohormon yang mampu meningkatkan
Dari gambar 4 terlihat bahwa perlakuan E terutama P yang berperan dalam pembelahan dan
(Pemberian giberelin 200 ppm) dan C (Pemberian perkembangan sel-sel tanaman. Hal yang sama
RPTT akar putri malu 15 ml) memberikan respon dijelaskan Lakitan (1995) dalam Hermawan (2011)
terhadap panjang ruas tanaman mentimun. yang menyatakan bahwa fosfor terlibat dalam
Kondisi ini diduga karena adanya berbagai jenis pembelahan dan pembentukan sel-sel akar dan
bakteri menguntungkan yang ada dalam RPTT. batang tanaman. Unsur hara yang diserap oleh
Pengaruh langsung RPTT ini didasarkan atas akar tanaman akan dimanfaatkan untuk memacu
kemampuannya menyediakan dan memobilisasi proses fotosintesis di daun.
atau memfasilitasi penyerapan berbagai unsur hara
dalam tanah serta mensintetis dan mengubah Jumlah Buah Tanaman Mentimun
konsentrasi berbagai fitohormon pemacu tumbuh Parameter kelima yang diamati dalam
(Husen, et al., 2006). penelitian ini adalah respon penambahan RPTT
Selain RPTT, hormon giberelin juga akar putri malu dan Giberelin terhadap jumlah
membantu merangsang pemanjangan sel, hormon buah tanaman mentimun. Hasil pengamatan
giberellin merangsang terbentuknya enzim amilase jumlah buah tanaman mentimun diambil pada
dimana enzim ini akan menghidrolisis pati waktu emapt MST (Minggu Setelah Tanam) atau
sehingga kadar gula dalam sel akan naik yang akan pada saat panen kemudian satu persatu buah
menyebabkan air lebih banyak lagi masuk ke sel dihitung secara manual. Data tersebut disajikan
sehingga sel memanjang. Hal ini sejalan dengan pada tabel 5.
hasil penelitian Yiyin (2009), menyatakan bahwa Data hasil pengamatan jumlah buah
giberelin menstimulasi perpanjangan dan tanaman mentimun pada minggu ke-4 setelah
perkembangan sel. Sedangkan menurut sanjaya tanam (MST) atau saat panen menunjukkan bahwa
dkk (2004), aplikasi giberelin nyata meningkatkan perlakuan E (Pemberian giberelin 200 ppm)
panjang ruas induk krisan pada setiap waktu memiliki nilai terbaik dengan nilai 5 buah, tetapi
pengamatan. Pengaruh nyata dari aplikasi giberelin tidak berbeda nyata dengan perlakuan B
memberi pengaruh pada peningkatan hormon (Pemberian RPTT akar putri malu 12,5 ml), C
disekitar sel meristematik pucuk. Peningkatan (Pemberian RPTT akar putri malu 15 ml), dan
kandungan hormon tersebut merangsang perlakuan D (Pemberian giberelin 175 ppm), yang
pembelahan dan pembesaran sel meristematik memiliki jumlah nilai yang sama yaitu 4 buah.
didaerah titik tumbuh, sehingga menyebabkan Bedanyata dengan perlakuan A (Kontrol) dengan
pertambahan panjang ruas. nilai rata – rata 2 buah. Data hasil pengamatan
Perkembangan ruas batang bergantung rata-rata jumlah buah tanaman mentimun juga
pada ketersediaan unsur hara di dalam tanah, dapat dilihat pada Gambar 5.
Dari gambar 5 terlihat bahwa perlakuan dan memobilisasi atau memfasilitasi penyerapan
Perlakuan E (Pemberian giberelin 200 ppm) berbagai unsur hara dalam tanah serta mensintetis
memberikan respon terhadap jumlah buah dan mengubah konsentrasi berbagai fitohormon
tanaman mentimun. Kondisi ini diduga karena pemacu tumbuh (Husen, et al., 2006).
GA3 adalah satu kelompok dari giberellin yang
mengontrol proses-proses perkembangan tanaman Bobot Basah Buah Tanaman Mentimun
yang meliputi: perkecambahan, perpanjangan sel, Parameter keenam yang diamati dalam
dan perkembangan bunga dan biji. Sejalan dengan penelitian ini yaitu respon pemberian RPTT akar
hasil penelitian dengan Hutty dan Philips dalam putri malu dan Giberelin terhadap bobot basah
Saut (2002), bahwa fungsi hormon giberelin yaitu buah tanaman mentimun.Perhitungan bobot
untuk meningkatkan proses pembungaan yang basah buah dilakukan setelah tanaman mentimun
menyebabkan terjadinya banyak calon buah berumur empat MST (Minggu Setelah Tanam)
mentimun. atau pada saat panen kemudian satu persatu di
Tidak berbeda nyata dengan pemberian hitung memakai timbangan digital. Data tersebut
RPTT, RPTT memiliki kemampuan menyediakan disajikan pada table berikut.
Data hasil pengamatan bobot basah buah yaitu sebesar 105 gr, walaupun tidak berbeda nyata
mentimun pada minggu keempat setelah tanam dengan perlakuan E (Pemberian giberelin 200
(MST) menunjukkan bahwa perlakuan B ppm) sebesar 102,33 gr, C (Pemberian RPTT akar
(Pemberian RPTT akar putri malu 12,5 ml) putri malu 12,5 ml) sebesar 101,33 gr, dan
memberikan hasil yang tinggi dibandingkan perlakuan D (Pemberian giberelin 175 ppm)
dengan perlakuan lainnya. Bobot basah buah sebesar 98,33 gr, berbeda nyata dengan perlakuan
tanaman mentimun dengan perlakun tersebut A (Kontrol) sebesar 29,53 gr. Data hasil
___________________________________________________ ACENG RIDWANSYAH dan NURDI IBNU WIBOWO,
Respon Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Mentimun (Cucumis
sativus L.) Terhadap Pemberian RPTT (Rizobakteria Pemacu
Tumbuh Tanaman) Akar Putri Malu Dan Giberelin
Journal of Agroscience Vol. 6 No. 2 Tahun 2016____________________________________________________ 86
pengamatan rata - rata bobot basah buah tanaman mentimun yang diperlukan bagi pembentukan
mentimun juga dapat dilihat pada Gambar 6. buah sehingga pembentukkan protein dan
Dari gambar 6 menunjukkan bahwa karbohidrat tidak terhambat untuk mencapai
perlakuan B (Pemberian RPTT akar putri malu bobot basah buah mentimun terbaik. Proses
12,5 ml) merupakan perlakuan yang memberikan pembentukkan buah hara yang sangat berperan
hasil yang tinggi pada tanaman mentimun. Hal ini adalah P dan K. Peningkatan bobot basah buah
diduga karena semakin tinggi suatu tanaman maka dipengaruhi oleh tercukupinya hara K karena hara
jumlah bobot segar tanaman tersebut akan ini berperan dalam translokasi karbohidrat dan
menjadi lebih berat, hal ini dikarenakan pembentukkan pati. Novizan (2002) dalam
pembentukan karbohidrat hasil asimilasi tanaman Tubagus (2014), menyatakan bahwa ukuran dan
meningkat sehingga menyebabkan peningkatan kualitas buah pada fase generatif akan dipengaruhi
pada bobot segar tanaman. Diduga pula oleh ketersediaan hara K, sedangkan P berperan
tersedianya unsur hara makro dan mikro yang dalam pembentukkan bunga dan buah.
terdapat dalam RPTT serta unsur N yang didapat Sesuai dengan pendapat Lingga dan
dari hasil fiksasi dari udara oleh Azotobacter sp Marsono (2007), bahwa kalium berfungsi
(Satria dalam Tubagus, 2014). Hal ini sesuai dengan membantu pembentukkan protein dan
pernyataan yang dikemukakan Koryati (2004), karbohodrat. Kalium pun berperan alam
bahwa nitrogen dapat mempercepat pertumbuhan memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga dan
dan memberikan hasil yang lebih besar buah tidak mudah gugur. Tanaman yang
mendorong pertumbuhan. Kemudian peran dari kekurangan kalium menyebabkan buah tumbuh
azobacter selain mampu menambat N yang tinggi tidak sempurna, mutunya kecil, hasilnya rendah
juga dapat meningkatkan panjang akar tanaman dan tidak tahan simpan.
padi, menambah berat basah dan meningkatkan
pertumbuhan tinggi tanaman padi (Suhastio dalam KESIMPULAN
Satria, 2011).
Sedangkan untuk perlakuan A (Kontrol) Hasil dari pengamatan terhadap tinggi
ketersedian unsur hara dan mikroorganisme yang tanaman, jumlah daun, diameter batang, dan
berada didalam tanah sangat kurang, sehingga bobot basah buah tanaman mentimun (Cucumis
pertumbuhan dan perkembangan tanaman sativus L.) terhadap respon PGPR akar putri malu
menjadi tersendat, pertumbuhan dan dan Giberelin. Perlakuan B (Pemberian PGPR
perkembangan tanaman kurang maksimal, akar putri malu 12,5 ml) yang memiliki nilai
pertumbuhan dan perkembangan tanaman terbaik dibandingkan dengan perlakuan yang lain.
mentimun hanya bergantung pada zat pengatur Sedangkan hasil dari pengamatan terhadap
tumbuh yang terdapat pada tanaman itu sendiri panjang ruas dan jumlah buah, Perlakuan E
sehingga pada perlakuan A (kontrol) tidak terjadi (Pemberian Geberelin 200 ppm) yang memiliki
pembuahan. Tanaman membutuhkan berbagai nilai terbaik dibandingkan dengan perlakuan yang
unsur hara untuk pertumbuhannya, yaitu unsur lain.
hara makro (Nitrogen, Fospor, Kalium, Kalsium,
Sulfur dan Magnesium) dan unsur hara mikro DAFTAR PUSTAKA
(Besi, Mangan, Tembaga, Seng dan Boron) bila Fatimah, dan Junariah. 2004. Pengaruh Periode
terjadi kekurangan salah satu unsur hara tersebut, Panjang Hari dan Konsentrasi Giberelin Terhadap
maka pertumbuhan dan perkembangan tanaman Produksi tomat. Skripsi Universitas Padjadjaran.
tidak akan sempurna. Semua unsur hara yang Bandung.
dibutuhkan tanaman itu disebut unsur hara Hermawan, Y. 2011. Pengaruh Beberapa Media
esensial, karena tidak dapat diganti oleh unsur hara Tanam Terhadap Pertumbuhan Cabai Kriting
lainnya (OISCA, 2008). (Capsicum annum L). Varietas CA-237. Skripsi.
Pemberian RPTT akar putri malu Fakultas Pertanian Universitas Cianjur. Cianjur
mempunyai nilai rata–rata paling tinggi dikarnakan Husen, et., al. 2006. Rizobakteri Pemacu Tumbuh
pada perlakuan ini menyediakan hara fosfor dan Tanaman.
kalium yang sesuai dengan kebutuhan tanaman
___________________________________________________ ACENG RIDWANSYAH dan NURDI IBNU WIBOWO,
Respon Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Mentimun (Cucumis
sativus L.) Terhadap Pemberian RPTT (Rizobakteria Pemacu
Tumbuh Tanaman) Akar Putri Malu Dan Giberelin
Journal of Agroscience Vol. 6 No. 2 Tahun 2016____________________________________________________ 87
Kelly, T. 2005. Pemanfaatan Bakteri Perakaran Pemicu Dari Rebung Bambu (Bambusa sp). Skripsi.
Pertumbuhan Tanaman (Plant Grow Promoting Universitas Suryakancana Cianjur.
Rhizobakter) untuk Mengendalikan Penyakit Saut, l., 2002. Pengaruh Perlakuan Perendaman Benih
Mosaik Tembakau (Tobacco Mosaik Virus) pada dalam Larutan GA3 dan Shimarocks Terhadap
Tanman Cabai. Skripsi Institut Pertanian Bogor. Varitas Benih Tomat (Lycopersicon esculentum Mill),
Koryati, T. 2004. Pengaruh Penggunaan Mulsa Dan Terong (Solanum melongena L) dan Cabai (capsicum
Pemupukan Urea Terhadap Pertumbuhan Dan annum L). Skripsi. Fakultas Pertanian Institute
Produksi Cabai Merah (Capsicum annum L.). Jurnal Pertanian Bogor.
Penelitian Bidang Ilmu Pertanian Vol. 2, No 1. Sumijan, dan Abad. 2007. Ilmu Kesuburan Tanah.
Lingga, dan Marsono. 2003. Hidroponik Bercocok Kanisius. Yogyakarta.
Tanam Tanpa Tanah. Penebar Swadaya. Jakarta. Tubagus, 2014. Respon Pertumbuhan dan Hasil
Mawarintiasari, R. dan Krisno, M. A. 2008. Produksi Tanaman Cabai Merah (Capsicum annum
Penggunaan Bakteri Azospirillum sp. sebagai L.) Terhadap Pemberian Urin Kelinci dan PGPR
Penghasil Pytohormon dalam Upaya Mempercepat (Plant Grow Promoting Rhizobakter) dari Akar
Pematangan Buah Mangga. Program Studi Putrimalu. Skripsi Universitas Suryakancana
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Cianjur
Muhamadiah Malang. Wijaya, 2008. Respon Pertumbuhan dan Hasil Produksi
OISCA, 2008. Panduan Pertanian Alamiah. Jurnal Tanaman Cabai Merah (Capsicum annum L.)
Rahman, 2009. Pengaruh Konsentrasi Giberelin Terhadap Pemberian PGPR (Plant Grow Promoting
Terhadap Produksi Selada. Skripsi. Institut Rhizobakter) dari Akar Bambu dan Urin Kelinci.
Pertanian Bogor. Bogor. Skripsi Universitas Jambi
Satria, R.S. 2013. Respon Pertumbuhan Dan Produksi Yiyin, 2009. Pengaruh Periode Panjang Hari dan
Tanaman Caisim (Brassica chinensis L.) Terhadap Konsentrasi Giberelin Terhadap Produksi Krisan
Waktu Aplikasi MOL (Mikroorganisme Lokal) (Chrysanthemum morifolium Ramat). Skripsi
Universitas Suryakancana Cianjur