Respon Tanaman Kacang Tunggak (Vigna unguiculata L.) pada Berbagai Prosentase
dan Waktu Pemangkasan Pucuk (Topping)
Response of Cowpea Plants (Vigna unguiculata L.) at Various Percentage and Time
of Shoot Pruning (Topping)
Fauzul Adhim*) dan Nur Edy Suminarti
*)E-mail: fauzuladhim20@gmail.com
ABSTRAK
Kacang tunggak (Vigna unguiculata L.) adalah salah satu tanaman legume yang bijinya berpotensi
dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat Indonesia. Biji kacang tunggak juga dapat dijadikan
berbagai produk olahan seperti kecap, susu, keju, tauco, dan beberapa makanan tradisional lain (lepet,
bubur, dan peyek). Saat ini produksinya cukup rendah karena masih jarangnya tanaman tersebut
dibudidayakan oleh petani dan masih jarang diterapkannya manajemen tanaman yang baik oleh petani.
Salah satu bentuk dari kegiatan manajemen tanaman adalah pemangkasan pucuk yang bertujuan untuk
merangsang pertumbuhan cabang lateral. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September hingga
November 2021 di lahan percobaan milik Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP)
Muneng yang berlokasi di Desa Muneng Kidul, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan 3 ulangan. Perlakuan prosentase
pemangkasan (kontrol, pangkas 20%, pangkas 35%, dan pangkas 50%) sebagai petak utama dan waktu
pemangkasan (dipangkas 21 HST, dipangkas 28 HST, dan dipangkas 35 HST) sebagai anak petak. Data
hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) dan diuji menggunakan F tabel pada taraf
5%. Apabila terdapat pengaruh nyata dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) taraf 5%. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemangkasan pucuk pada prosentase dan waktu yang berbeda
tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan dan hasil kacang tunggak. Berdasarkan
hasil analisis usahatani, perlakuan kontrol lebih efektif dan efisien untuk diusahakan dengan nilai R/C
sebesar 1,19.
DOI : http://dx.doi.org/10.21776/ub.jpt.2023.008.2.04
135
20% of pruning, 35% of pruning and 50% of pruning) as the main plot and the pruning time (pruned 21
DAP, pruned 28 DAP, and pruned 35 DAP) as the subplot. The research data were analyzed using analysis
of variance (ANOVA) and tested using the F table at 5% level. If there is a significant effect, it is continued
with the Honestly Significant Difference test (HSD) at 5% level. The results showed that shoot pruning
treatments at different percentages and times didn’t give a significant effect on the growth and yield of
cowpea. Based on the results of farming analysis, control treatment is more effective and efficient to
cultivate with an R/C value of 1.19.
Tabel 1. Rata-rata jumlah cabang pada berbagai prosentase dan waktu pemangkasan pada
umur pengamatan 49 HST
Perlakuan Jumlah cabang (cabang/tanaman)
Prosentase pemangkasan
− kontrol 4,11 a
− dipangkas 20% 4,67 b
− dipangkas 35% 4,78 b
− dipangkas 50% 5,11 c
BNJ 5% 0,32
Waktu pemangkasan
− dipangkas 21 HST 4,88
− dipangkas 28 HST 4,67
− dipangkas 35 HST 4,46
BNJ 5% tn
Keterangan: Bilangan yang didampingi oleh huruf yang sama pada kolom dan perlakuan yang sama menunjukkan
tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNJ pada taraf = 5%, tn = tidak berpengaruh nyata, HST = hari
setelah tanam
Tabel 2. Rata-rata jumlah daun pada berbagai prosentase dan waktu pemangkasan pada umur
pengamatan 42 HST akibat terjadi interaksi antara prosentase dan waktu
pemangkasan pucuk
Waktu pemangkasan
Perlakuan
21 HST 28 HST 35 HST
Prosentase pemangkasan
− tidak dipangkas 41,00 a 43,00 a 43,50 a
B C C
− dipangkas 20% 42,50 b 39,00 ab 38,00 a
B BC B
− dipangkas 35% 45,00 b 37,00 a 34,00 a
B B B
− dipangkas 50% 33,50 b 32,50 b 26,00 a
A A A
BNJ 5% 4,25
Keterangan: Bilangan yang didampingi oleh huruf kecil yang sama pada baris yang sama maupun huruf besar yang
sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNJ pada taraf = 5%,
HST = hari setelah tanam
Daun berperan penting sebagai tempat berbanding lurus dengan jumlah cabang,
berlangsungnya fotosintesis. Jumlah daun karena cabang merupakan tempat
yang cukup merupakan syarat bagi tanaman tumbuhnya daun. Tanaman yang memiliki
untuk dapat melakukan fotosintesis secara jumlah cabang banyak, akan meningkatkan
maksimal. Hasil penelitian menunjukkan jumlah daun yang dihasilkan (Sayekti et al.,
pada umur 42 HST, pemangkasan pucuk 2012).
umur 21 HST menghasilkan jumlah daun Pemangkasan 50% menghasilkan
yang lebih banyak dibandingkan jumlah daun paling rendah dibandingkan
pemangkasan umur 35 HST (Tabel 2). Hasil perlakuan lainnya. Hal ini disebabkan
ini sebanding dengan jumlah cabang yang prosentase kehilangan sebagian bagian
terbentuk, dimana pada tanaman yang tanaman yang lebih tinggi jika dibandingkan
dipangkas umur 21 HST jumlah cabang yang perlakuan lainnya. Jumlah daun yang
terbentuk juga lebih banyak. Jumlah daun dihasilkan pada suatu tanaman akan sangat
138
Tabel 3. Rata-rata bobot kering total tanaman pada berbagai prosentase dan waktu
pemangkasan pada umur pengamatan 49 HST
Bobot kering total tanaman
Perlakuan
(g/tanaman)
Prosentase pemangkasan
− kontrol 17,37
− dipangkas 20% 18,66
− dipangkas 35% 16,25
− dipangkas 50% 16,52
BNJ 5% tn
Waktu pemangkasan
− dipangkas 21 HST 18,31 b
− dipangkas 28 HST 17,44 b
− dipangkas 35 HST 15,85 a
BNJ 5% 1,11
Keterangan: Bilangan yang didampingi oleh huruf yang sama pada kolom dan perlakuan yang sama menunjukkan
tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNJ pada taraf = 5%, tn = tidak berpengaruh nyata, HST = hari
setelah tanam
Bobot 100 biji merupakan salah satu berkisar antara 12 – 12,7 g. Sementara pada
indikator kualitas biji, baik secara fisik perlakuan waktu pemangkasan bobot 100 biji
maupun fisiologis. Hasil penelitian yang dihasilkan berkisar antara 11,96 –
menunjukkan bahwa perlakuan prosentase 12,52 g. Hasil penelitian ini sejalan dengan
dan waktu pemangkasan pucuk tidak deskripsi varietas yang dirilis oleh Balitkabi
memberikan pengaruh yang signifikan pada (2016), yang menyebutkan bobot 1000 biji
komponen bobot 100 biji (Tabel 4). Hal ini tanaman kacang tunggak varietas KT 4
dapat dilihat pada perlakuan prosentase berkisar antara 110 – 125 g. Berdasarkan
pemangkasan bobot 100 biji yang dihasilkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
139
pembentukan biji sangat bergantung pada penting yang turut menentukan hasil. Korelasi
pertumbuhan daun dalam hal penyerapan antara indeks panen dengan hasil biji lebih
energi matahari oleh permukaan daun. konsisten dibandingkan dengan karakter
Jumlah daun yang cukup dan kerapatan yang lainnya, karena pengaruh lingkungan
optimal mampu meningkatkan aktivitas terhadap indeks panen relatif sangat kecil.
fotosintesis, sehingga diharapkan distribusi Hasil analisis usaha tani menunjukkan
asimilat yang ditranslokasikan ke biji menjadi pada semua perlakuan prosentase dan waktu
lebih banyak. Biji yang lebih besar dan lebih pemangkasan pucuk diperoleh hasil
berat menunjukan bahwa kandungan perlakuan tanpa pemangkasan lebih
cadangan makanan dalam biji lebih banyak menguntungkan untuk diusahakan dengan
(Handayani et al., 2018). nilai R/C ratio sebesar 1,19. R/C ratio
Hasil penelitian menunjukkan bahwa merupakan sebuah nilai yang diperoleh
perlakuan prosentase pemangkasan maupun antara pemasukan yang diterima dengan
perlakuan waktu pemangkasan tidak biaya yang harus dikeluarkan untuk
memberikan pengaruh yang nyata pada melakukan suatu usaha tani. Nilai R/C ratio
komponen hasil panen biji per hektar (Tabel sebesar 1,19 dapat diartikan bahwa setiap 1
4). Tidak adanya pengaruh nyata dari rupiah biaya yang dikeluarkan akan diperoleh
perlakuan tersebut disebabkan karena tidak penerimaan sebesar 1,19 rupiah. Nilai R/C
adanya pengaruh nyata dari perlakuan ratio yang lebih dari 1 menandakan bahwa
terhadap komponen hasil seperti bobot kering usaha tani layak untuk dikembangkan. R/C
total tanaman, bobot 100 biji, dan bobot ratio atau analisis efisiensi pendapatan
kering biji per petak panen. Hal ini juga merupakan perbandingan antara
berkaitan dengan indeks panen. Dimana nilai penghasilan kotor petani yang berasal dari
rata-rata indeks panen untuk perlakuan setiap rupiah yang dikeluarkan dalam suatu
prosentase pemangkasan yaitu sebesar 0,40 usaha tani, dan dapat dikatakan layak apabila
dan untuk perlakuan waktu pemangkasan nilai R/C ratio lebih dari 1 (Hidayat et al.
juga sebesar 0,40. Menurut Syaifudin et al. 2019).
(2018), indeks panen merupakan karakter
Tabel 4. Rata-rata bobot 100 biji, bobot kering biji per petak panen dan hasil panen per hektar
pada berbagai prosentase dan waktu pemangkasan pada umur pengamatan 70 HST
Bobot 100 biji Bobot kering biji per Hasil panen per
Perlakuan
(g) petak panen (g) hektar (t ha-1)
Prosentase pemangkasan
− kontrol 12,70 149,50 1,163
− dipangkas 20% 12,37 155,06 1,206
− dipangkas 35% 12,11 149,14 1,160
− dipangkas 50% 12,00 146,67 1,141
BNJ 5% tn
Waktu pemangkasan
− dipangkas 21 HST 11,96 149,89 1,166
− dipangkas 28 HST 12,41 150,57 1,171
− dipangkas 35 HST 12,52 149,82 1,165
BNJ 5% tn
Keterangan: Bilangan yang didampingi oleh huruf yang sama pada kolom dan perlakuan yang sama menunjukkan
tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNJ pada taraf = 5%, tn = tidak berpengaruh nyata, HST = hari
setelah tanam
140
DOI : http://dx.doi.org/10.21776/ub.jpt.2023.008.2.04
141