1 Juni 2021
p-ISSN 2528-0201
e-ISSN 2528-3278
website : jurnal.umj.ac.id/index.php/ftan/index
e-mail : jurnal@pertanian-umj.ac.id
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi karakter agronomi seperti tinggi tanaman,
umur panen, jumlah anakan dan bobot panen 14 genotipe padi lokal (Oryza sativa. L).
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Petapahan, Kecamatan Gunung Toar, Kabupaten
Kuantan Singingi, pada bulan November 2019 hingga Maret 2020. Rancangan yang
digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 14 perlakuan yang berasal
dari genotipe padi lokal. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh genotip yang nyata
terhadap tinggi tanaman, umur panen, dan jumlah anakan. Hasil tinggi tanaman terbaik
adalah PL04 (148,42 cm), umur panen PL07 (99 Hari Setelah Tanam) dan jumlah anakan
PL07 (9,26 batang). Sedangkan rendemen tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan.
Kegunaan penelitian ini sebagai informasi awal untuk mengetahui karakter agronomi padi
lokal. Sehingga nantinya dapat dipertimbangkan atau digunakan untuk pengembangan
benih padi.
ABSTRACT
This research aimed to evaluate agronomical characterssuch as plant height, harvest age,
number of tillers and harvest weight of 14 genotypes of local rice (Oryza sativa. L). This
research was conducted in Petapahan Village, Gunung Toar District, Kuantan Singingi
Regency, from November 2019 to March 2020. The design used was a randomized
completely block design (RCBD) with 14 treatments in from of local rice genotypes. The
result showed a significant effect of genotipy on plant height, harvest age, and number of
tillers. The best result of plant height was PL04 (148. 42 cm), harvesting age was PL07
(99 Days After Planting) and the number of tillers was PL07 (9. 26 stems). Meanwhile the
yield showed no significant effect. The use of this research is as initial information to
determine the agronomic character of local rice. So that later it can be considered or used
for the development of rice seeds.
Artikel dipublikasi oleh Jurnal Agrosains dan Teknologi © 2021. Artikel ini berlisensi di bawah naungan
Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Jurnal Agrosains dan Teknologi Volume 6 Nomor 1 Juni 2021 p-ISSN 2528-0201
website : jurnal.umj.ac.id/index.php/ftan e-ISSN 2528-3278
kalsium, zat besi, pigmen antosianin tinggi tanaman, umur panen, jumlah
sehingga dapat meningkatkan daya tahan anakan, dan berat panen empat belas
tubuh terhadap penyakit, memperbaiki genotipe padi lokal (Oryza sativa. L)
sel hati, mecegah gangguan fungsi ginjal, Kabupaten Kuantan Singingi.
mencegah kangker dan mencegah anemia
(Suhartini dan Suardi, 2010). Karena setiap genotipe lokal memilik
sifat dan peciri yang berbeda tergantung
Oleh karena itu beras telah menjadi sifat genetiknya masing-masing.
bagian dari kehidupan masyarakat Sehingga perlu dilakukan karakteristik
Indonesia sehingga tidak dapat dan identifikasi pada padi lokal untuk
dipungkiri bahwa komoditas ini telah menjadi pertimbahan dalam
turut mempengaruhi tatanan politik dan pengembangan varietas dan biodiversiti
stabilitas nasional. Padi juga telah padi.
menjadi sumber mata pencarian sebagian
besar petani di perdesaan. Produksi padi Hasil eksplorasi dan identifikasi
perlu ditinggkatkan dan dikembangkan penelitian sebelumnya (Chairil et al,
untuk memenuhi kebutuhan pangan 2019), telah menemukan beberapa
penduduk yang terus bertambah dan juga genotipe yang terdapat di Kabupaten
mengembangkan kembali varietas padi Kuantan Singingi, selanjutnya genotipe –
lokal (Purwono dan Heni, 2009). genotipe tersebut menarik untuk
dilakukan eksperimen dengan melihat
Keuntungan lain dalam menggunakan potensi hasilnya. Kabupaten Kuantan
varietas lokal adalah lebih tahan dengan Singingi memiliki banyak genotipe lokal
cekaman lingkungan karena adaptasinya yang mungkin orang belum mengetahui
tidak luas (spesifik lokasi), telah adanya perbedaan setiap genotipenya.
mengikuti selera konsumen, hasil lebih Maka dari itu perlu dilakukan uji
stabil bila dibandingkan dengan varietas genotipe terhadap tinggi tanaman, umur
unggul. panen, jumlah anakan dan berat panen.
16
Nopia Yulina, Chairil Ezward, A. Haitami. 2021. Karakter Tinggi Tanaman, Umur Panen, Jumlah Anakan
dan Bobot Panen pada 14 Genotipe Padi Lokal. Jurnal Agrosains dan Teknologi, Vol. 6 (1) h. 15-24
17
Jurnal Agrosains dan Teknologi Volume 6 Nomor 1 Juni 2021 p-ISSN 2528-0201
website : jurnal.umj.ac.id/index.php/ftan e-ISSN 2528-3278
Tabel 1. Rerata tinggi tanaman perlakuan 14 genotipe padi lokal umur 86 (HST)
GENOTIPE (PL) Rerata (cm)
PL01 : Sirondah Putiah 126,79 bcd
PL02 : Sironda Merah 121,99 bcde
PL03 : Padi Pandan Wangi 109,09 e
PL04 : Pulut Hitam 148,42 a
PL05 : Padi Ronda Putiah 126,37 bcd
PL06 : Padi Singgiro Merah 113,61 de
PL07 : Padi Kuning 134,18 bc
PL08 : Padi Ros 146,71 a
PL09 : Padi Samo Putiah 130,80 bc
PL10 : Padi Limbayang 120,85 cde
PL11 : Pulut Karate 146,64 a
PL12 : Padi Sokan 118,7 cde
PL13 : Pulut Benai 112,78 de
PL14 : Padi Singgam Putiah 135,51 ab
KK = 6,45% BNJ=14,24
Keterangan : Nilai rata rata yang diikuti oleh hurufkecil yang sama pada baris yang
berbedamenunjukanperbedaan yang tidaknyataberdasarkan uji BNJ pada
taraf alpha 5%
Perlakuan genotipe ini tidak berbeda mempengaruhi daya hasil varietas. Dan
nyata dengan perlakuan genotipe PL11 juga variasi tinggi tanaman yang terjadi
(Pulut Karate), PL08 (Padi Ros), PL14 antar varietas disebabkan karena setiap
(Singgam Putih) tetapi berbeda nyata genotipe memiliki faktor genetik dan
dengan perlakuan genotipe PL09 (Samo karakter yang berbeda (Efendi, 2012).
Putiah), PL07 (Padi kuning umur
panjang), PL01 (Sironda Putiah), PL02 Selain itu, adanya perbedaan karakter
(Sarondah Merah), PL03 (Pandan genotipe yang tampak masing-masing
Wangi) PL05 (Ronda Putiah), PL06 genotipe disebabkan oleh adanya
(Singgaro Merah), PL10 (Limbayang), perbedaan gen yang mengatur karakter
PL12 (Sokan Umur Panjang), PL13 tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat
(Pulut Benai). Yatim (1991), bahwa setiap gen memiliki
pekerjaannya masing-masing untuk
Pada genotipe PL04 (Pulut Hitam) menumbuhkan dan mengatur berbagai
merupakan tinggi tanaman tertingg yang jenis karakter dalam tubuh organisme.
memiliki tinggi tanaman 148,42 cm,
sedangkan genotipe yang memiliki tinggi Perbedaan susunan genetik
tanaman paling rendah yaitu terdapat merupakan salah satu faktor penyebab
pada genotipe PL03 (Padi Pandan wangi) keragaman penampilan tanaman dalam
yaitu 109,9 cm. Hal ini disebabkan hal ini tinggi tanaman. Hal ini sesuai
karena sifat genetik yang memiliki dengan pendapat Mildaerizanti, (2008)
karakter atau peciri yang berbeda. bahwa perbedaan tinggi tanaman lebih
Sehingga genotipe yang berbeda akan ditentukan oleh faktor genetik.
berbeda pula tinggi tanamannya. Disamping dipengaruhi oleh faktor
genetik, juga dipengaruhi oleh kondisi
Menurut Hartati et al. ,(2012), lingkungan tumbuh tanaman. Apabila
keragaman yang tinggi pada fase lingkungan tumbuh sesuai bagi
generatif menunjukkan bahwa karakter pertumbuhan tanaman maka dapat
lebih banyak dipengaruhi oleh faktor meningkatkan produksi tanaman.
genetik. Sesuai dengan Suprihatno Keadaan lingkungan yang bervariasi dari
(2010) bahwa tinggi rendahnya batang suatu tempat ketempat lain dan
tanaman dipengaruhi sifat atau ciri yang kebutuhan tanaman akan keadaan
18
Nopia Yulina, Chairil Ezward, A. Haitami. 2021. Karakter Tinggi Tanaman, Umur Panen, Jumlah Anakan
dan Bobot Panen pada 14 Genotipe Padi Lokal. Jurnal Agrosains dan Teknologi, Vol. 6 (1) h. 15-24
PL01
PL02
PL03
PL04
PL05
PL06
PL07
PL08
PL09
PL10
PL11
PL12
PL13
PL14
Gambar 2. Grafik laju pertumbuhan tinggi tanaman terhadap 14 varietas padi lokal.
19
Jurnal Agrosains dan Teknologi Volume 6 Nomor 1 Juni 2021 p-ISSN 2528-0201
website : jurnal.umj.ac.id/index.php/ftan e-ISSN 2528-3278
20
Nopia Yulina, Chairil Ezward, A. Haitami. 2021. Karakter Tinggi Tanaman, Umur Panen, Jumlah Anakan
dan Bobot Panen pada 14 Genotipe Padi Lokal. Jurnal Agrosains dan Teknologi, Vol. 6 (1) h. 15-24
memperlihatkan matang panen jika total Perbedaan ini disebabkan oleh faktor
energi yang diadopsi sudah mencapai genetik yang dimiliki oleh masing-
batas taraf tertentu dan batas taraf masing genotipe, berdasarkan lamanya
tertentu berbeda-beda pada masing- fase vegetatif. Menurut Yuhelmi (2002)
masing tanaman umumnya disebabkan meningkatkan pertumbuhan vegetatif
oleh faktor genetis. dan meningkatkan pertumbuhan ke arah
pemkembangan bunga dan pembentukan
Menurut Mangoendidjo (2003), buah.
penampilan suatu tanaman pada
lingkungan tertentu merupakan hasil Jumlah Anakan ( Batang)
interaksi faktor lingkungan dan genetik.
Dalam hal ini faktor genetik yang lebih Data hasil pengamatan terhadap
dominan mempengaruhi umur muncul jumlah anakan tanaman padi setelah
bunga dan umur panen dibandingkan dianalisis sidik ragam memperlihatkan
lingkungan. uji berbagai genotipe padi lokal
menunjukkan bahwa perlakuan genotipe
Menurut Putih et al. (2011), yang memberikan pengaruh yang nyata
membedakan umur berbunga setiap terhadap jumlah anakan tanaman padi.
genotip adalah faktor genetiknya. Rata-rata jumlah tanaman padi setelah
Cockram et al. (2007), menyatakan diuji dengan BNJ pada taraf 5% dapat
aktivitas gen yang mengendalikan waktu dilihat pada tabel 3.
berbunga hingga menjadi umur panen
yaitu dipengaruhi oleh lingkungan
penanaman.
21
Jurnal Agrosains dan Teknologi Volume 6 Nomor 1 Juni 2021 p-ISSN 2528-0201
website : jurnal.umj.ac.id/index.php/ftan e-ISSN 2528-3278
Merah), PL08 (Padi Ros), PL09 (Padi tanaman juga dipengaruhi oleh faktor gen
Samo Putiah), PL10 (Padi Limbayang). yang dimiliki oleh masing-masing
genotip tersebut (Gardner et al. , 1991).
Genotipe yang memberikan hasil
terbanyak pada parameter jumlah anakan Menurut Supriadin et al. (2013),
terdapat pada genotipe PL07 (Padi perbedaan jumlah anakan yang terjadi
Kuning) yaitu 9,26 batang anakan bisa karena faktor genetik ataupun
produktif, sementara genotipe yang lingkungan seperti curah hujan, teknik
memiliki jumlah anakan produktif paling budidaya, jarak tanaman, serta
sedikit adalah PL10 (Padi Limbayang) ketersedian hara.
yaitu 5,77 batang anakan produktif. Hal
ini karena dipengaruhi sifat genetik. Berat Panen (gram/rumpun)
Dimana sifat gen, peciri atau karakter
padi lokal yang memiliki jumlah anakan Data hasil pengamatan terhadap berat
yang termasuk memiliki jumlah anakan panen setelah dianalisis ragamyang
kurang. menunjukkan bahwa perlakuan genotip
tidak berpengaruh nyata terhadap berat
Menurut Zen et al. (2002), anakan panen. Berdasarkan uji lanjut BNJ pada
produktif dapat dikelompokkan atas tiga taraf 5% hasil rerata berat panen dapat
tipe, yaitu anakan kurang (kurang dari 12 dilihat pada tabel 4.
batang per rumpun), anakan sedang (13-
20 batang per rumpun) dan anakan Berdasarkan tabel 4 diatas
banyak (lebih dari 20 batang per menunjukkan bahwa perlakuan genotipe
rumpun). Dari hasil pengamatan yang setelah dilakukan uji lanjut BNJ pada
dilakukan, secara umum semua kultivar taraf 5% tidak memberikan pengaruh
yang di uji termasuk kelompok yang yang nyata terhadap berat panen. Hal ini
memiliki anakan produktif kurang. dikarena genotipe yang digunakan adalah
genotipe yang belum mampu
Hal ini dikarenakan bahwa setiap memberikan respon terhadap berat
masing-masing genotipe berbeda dalam panen.
menghasilkan jumlah anakan yang
disebabkan oleh faktor genetik dari Pada perlakuan genotipe berat panen
masing-masing genotipe yang memiliki yang paling berat terdapat pada
ciri dan sifat khusus genetik yang perlakuan PL14 (Padi Singga Putiah)
merupakan salah satu penyebab yaitu 1,84 ton/ha. Sedangkan yang
keragaman penampilan tanaman serta paling rendah terdapat pada perlakuan
akibat dari adaptasi genotipe terhadap PL11 (Pulut Karate) yaitu 1,32 ton/ha.
lingkungan dalam menghasilkan anakan. Walaupun perlakuan ini tidak
Menurut Arrudeau dan Vergara (1992), memberikan pengaruh yang nyata namun
kemampuan masing-masing varietas hasil terbaik terdapat pada PL14 yaitu 1,4
berbeda dalam menghasilkan anakan, hal ton/ha. Hal ini diduga oleh faktor genetik
ini disebabkan oleh faktor genetik yang dan lingkungan sehingga belum mampu
dimiliki dari masing-masing varietas juga memberikan respon pada berat panen
berbeda-beda. tanaman padi.
22
Nopia Yulina, Chairil Ezward, A. Haitami. 2021. Karakter Tinggi Tanaman, Umur Panen, Jumlah Anakan
dan Bobot Panen pada 14 Genotipe Padi Lokal. Jurnal Agrosains dan Teknologi, Vol. 6 (1) h. 15-24
23
Jurnal Agrosains dan Teknologi Volume 6 Nomor 1 Juni 2021 p-ISSN 2528-0201
website : jurnal.umj.ac.id/index.php/ftan e-ISSN 2528-3278
24