Anda di halaman 1dari 10

Vol. 6 No.

1 Juni 2021
p-ISSN 2528-0201
e-ISSN 2528-3278
website : jurnal.umj.ac.id/index.php/ftan/index
e-mail : jurnal@pertanian-umj.ac.id

KARAKTER TINGGI TANAMAN, UMUR PANEN, JUMLAH ANAKAN


DAN BOBOT PANEN PADA 14 GENOTIPE PADI LOKAL

Nopia Yulina1, Chairil Ezward*2, A. Haitami2


1
Mahasiswa Program Studi Agroteknologi
2
Dosen Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Islam Kuantan Singingi
*Email : ezwardchairil@yahoo. com

Diterima: 15/02/2021 Direvisi: 23/06/2021 Disetujui: 23/06/2020

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi karakter agronomi seperti tinggi tanaman,
umur panen, jumlah anakan dan bobot panen 14 genotipe padi lokal (Oryza sativa. L).
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Petapahan, Kecamatan Gunung Toar, Kabupaten
Kuantan Singingi, pada bulan November 2019 hingga Maret 2020. Rancangan yang
digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 14 perlakuan yang berasal
dari genotipe padi lokal. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh genotip yang nyata
terhadap tinggi tanaman, umur panen, dan jumlah anakan. Hasil tinggi tanaman terbaik
adalah PL04 (148,42 cm), umur panen PL07 (99 Hari Setelah Tanam) dan jumlah anakan
PL07 (9,26 batang). Sedangkan rendemen tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan.
Kegunaan penelitian ini sebagai informasi awal untuk mengetahui karakter agronomi padi
lokal. Sehingga nantinya dapat dipertimbangkan atau digunakan untuk pengembangan
benih padi.

Kata kunci : Karakter agronomi, padi lokal

ABSTRACT

This research aimed to evaluate agronomical characterssuch as plant height, harvest age,
number of tillers and harvest weight of 14 genotypes of local rice (Oryza sativa. L). This
research was conducted in Petapahan Village, Gunung Toar District, Kuantan Singingi
Regency, from November 2019 to March 2020. The design used was a randomized
completely block design (RCBD) with 14 treatments in from of local rice genotypes. The
result showed a significant effect of genotipy on plant height, harvest age, and number of
tillers. The best result of plant height was PL04 (148. 42 cm), harvesting age was PL07
(99 Days After Planting) and the number of tillers was PL07 (9. 26 stems). Meanwhile the
yield showed no significant effect. The use of this research is as initial information to
determine the agronomic character of local rice. So that later it can be considered or used
for the development of rice seeds.

Keywords : Agronomic character, local rice

PENDAHULUAN dunia terutama Asia menggantungkan


hidupnya dari tanaman padi. Hal ini
Padi atau beras merupakan tanaman dikarenakan Beras sebagai pangan yang
pangan sebagai sumber energi yang bermanfaat yang kaya akan nutrisi seperti
umumnya di konsumsi oleh rakyat asam amino, kalium magnesium,
Indonesia. Hampir separuh penduduk

Artikel dipublikasi oleh Jurnal Agrosains dan Teknologi © 2021. Artikel ini berlisensi di bawah naungan
Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Jurnal Agrosains dan Teknologi Volume 6 Nomor 1 Juni 2021 p-ISSN 2528-0201
website : jurnal.umj.ac.id/index.php/ftan e-ISSN 2528-3278

kalsium, zat besi, pigmen antosianin tinggi tanaman, umur panen, jumlah
sehingga dapat meningkatkan daya tahan anakan, dan berat panen empat belas
tubuh terhadap penyakit, memperbaiki genotipe padi lokal (Oryza sativa. L)
sel hati, mecegah gangguan fungsi ginjal, Kabupaten Kuantan Singingi.
mencegah kangker dan mencegah anemia
(Suhartini dan Suardi, 2010). Karena setiap genotipe lokal memilik
sifat dan peciri yang berbeda tergantung
Oleh karena itu beras telah menjadi sifat genetiknya masing-masing.
bagian dari kehidupan masyarakat Sehingga perlu dilakukan karakteristik
Indonesia sehingga tidak dapat dan identifikasi pada padi lokal untuk
dipungkiri bahwa komoditas ini telah menjadi pertimbahan dalam
turut mempengaruhi tatanan politik dan pengembangan varietas dan biodiversiti
stabilitas nasional. Padi juga telah padi.
menjadi sumber mata pencarian sebagian
besar petani di perdesaan. Produksi padi Hasil eksplorasi dan identifikasi
perlu ditinggkatkan dan dikembangkan penelitian sebelumnya (Chairil et al,
untuk memenuhi kebutuhan pangan 2019), telah menemukan beberapa
penduduk yang terus bertambah dan juga genotipe yang terdapat di Kabupaten
mengembangkan kembali varietas padi Kuantan Singingi, selanjutnya genotipe –
lokal (Purwono dan Heni, 2009). genotipe tersebut menarik untuk
dilakukan eksperimen dengan melihat
Keuntungan lain dalam menggunakan potensi hasilnya. Kabupaten Kuantan
varietas lokal adalah lebih tahan dengan Singingi memiliki banyak genotipe lokal
cekaman lingkungan karena adaptasinya yang mungkin orang belum mengetahui
tidak luas (spesifik lokasi), telah adanya perbedaan setiap genotipenya.
mengikuti selera konsumen, hasil lebih Maka dari itu perlu dilakukan uji
stabil bila dibandingkan dengan varietas genotipe terhadap tinggi tanaman, umur
unggul. panen, jumlah anakan dan berat panen.

Hal ini dapat terjadi karena kondisi METODE PENELITIAN


cuaca di Kabupaten Kuantan Singingi
umumnya sedikit ekstrim. Apabila hujan Penelitian ini telah dilakukan di Desa
dapat menimbulkan banjir disawah dan Petapahan Kecamatan Gunung Toar
akan menyebabkan penanaman akan Kabupaten Kuantan Singingi. Sejak
diulang. Apabila panas dapat bulan November 2019 sampai Maret
menimbulkan terlambatnya pemindahan 2020.
bibit ke lahan sawah. Kedua hal ini
berpengaruh terhadap penghasilan Bahan yang digunakan dalam
petani. Contoh beberapa varietas yang di penelitian ini adalah genotipe padi
akui oleh masyarakat seperti varietas Sironda putih (PL01), saronda merah
padi singgam putih, padi kuning dan padi (PL02), Pandan wangi F4 (PL03), pulut
merah. hitam (PL04), ronda putiah (PL05),
singgiro merah (PL06), kuning umur
Kabupaten Kuantan Singingi panjang (PL07), padi ros (PL08), samo
(Kuansing) merupakan salah satu putiah (PL09), limbayang (PL10), pulut
Kabupaten yang menghasilkan beras di karate (PL11), sokan umur panjang
Propinsi Riau. Kuansing merupakan (PL12), pulut benai Peboun Hulu (PL13),
salah satu daerah yang potensial untuk singgam putih (PL14).
budidaya tanaman padi (Ezward, et al
(2017). Penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Kelompok Non
Oleh karena itu penelitian ini Faktorial yang terdiri dari 14 Genotipe
bertujuan untuk mengetahui karakter perlakuan (padi lokal) dimana masing-

16
Nopia Yulina, Chairil Ezward, A. Haitami. 2021. Karakter Tinggi Tanaman, Umur Panen, Jumlah Anakan
dan Bobot Panen pada 14 Genotipe Padi Lokal. Jurnal Agrosains dan Teknologi, Vol. 6 (1) h. 15-24

masing perlakuan terdiri dari 3 ulangan. penggaris, pengamatan ini dilakukan


Dengan demikian penelitian ini terdiri mulai pada umur 14 hari setelah tanam
dari 42 unit percobaan. Setiap unit sampai munculnya bunga dengan interval
percobaan terdiri dari 9 tanaman dan 7 1 minggu sekali sampai dengan 8 kali
diantaranya dijadikan tanaman sampel. pengukuran hingga umur 86 hari.
Jarak tanam yang digunakan adalah 30 x
30 cm. 2. Umur Panen (hari setelah tanam)

Data hasil penelitian yang diperoleh Pengamatan umur panen dilakukan


dari lapangan di analisis secara statistik dengan cara menghitung waktu padi
sesuai dengan Rancangan Acak mulai ditanam setelah masa persemaian
Kelompok Rak Non Faktorial dengan sampai padi dipanen, dengan melihat
rumus sebagai berikut : kriteria panen pada tanaman padi setiap
plot yang telah mencapai 75%.
Yijk = µ +k+ αi + εij
3. Jumlah Anakan (batang)

Pengamatan jumlah anakan dihitung


pada tanamansampel dengan cara
mengamati dan menghitung anakan baru,
pengamatan dilakukan pada akhir
penelitian.

4. Berat Gabah Panen (ton/hektar)

Gambar 1. Pemasangan Label Berat gabah panen padi dihitung


dengan cara menimbang padi pada saat
PelaksanaanPenelitian panen di setiap plot. Kemudian
dijumlahkan setiap ulangannya lalu
Menurut Purwasasmita (2002), dicari nilai rata-rata perplot.
adapun tahapan-tahapan dalam persiapan
bibit adalah sebagai berikut : Seleksi HASIL DAN PEMBAHASAN
benih, perendaman benih, persemaian
benih. Selanjutnya pengolahan lahan, Berdasarkan data hasil pengamatan
pembuatan plot, pemasangan label, terhadap parameter tinggi tanaman,
pemberian pupuk kotoran ayam, setelah dilakukan sidik ragam.
penanaman bibit, dan pemberian Menunjukkan bahwa perlakuan genotipe
pupukan organik. memberikan pengaruh nyata terhadap
tinggi tanaman. Berdasarkan uji lanjut
Parameter Pengamatan BNJ pada taraf 5% hasil rerata tinggi
tanaman dapat dilihat pada tabel 1.
1. Tinggi Tanaman (cm)
Berdasarkan hasil Uji Lanjut BNJ
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan taraf 5% dapat dilihat bahwa
pada tanaman sampel. Pengukuran tinggi perlakuan genotipe memberikan
tanaman dilakukan dengan cara pengaruh yang nyata terhadap tinggi
mengukur tanaman mulai dari leher akar tanaman. Genotipe padi lokal yang
sampai ujung daun yang tertinggi (diurut memiliki parameter tertinggi yaitu PL04
keatas). Dengan menggunakan (Pulut Hitam).

17
Jurnal Agrosains dan Teknologi Volume 6 Nomor 1 Juni 2021 p-ISSN 2528-0201
website : jurnal.umj.ac.id/index.php/ftan e-ISSN 2528-3278

Tabel 1. Rerata tinggi tanaman perlakuan 14 genotipe padi lokal umur 86 (HST)
GENOTIPE (PL) Rerata (cm)
PL01 : Sirondah Putiah 126,79 bcd
PL02 : Sironda Merah 121,99 bcde
PL03 : Padi Pandan Wangi 109,09 e
PL04 : Pulut Hitam 148,42 a
PL05 : Padi Ronda Putiah 126,37 bcd
PL06 : Padi Singgiro Merah 113,61 de
PL07 : Padi Kuning 134,18 bc
PL08 : Padi Ros 146,71 a
PL09 : Padi Samo Putiah 130,80 bc
PL10 : Padi Limbayang 120,85 cde
PL11 : Pulut Karate 146,64 a
PL12 : Padi Sokan 118,7 cde
PL13 : Pulut Benai 112,78 de
PL14 : Padi Singgam Putiah 135,51 ab
KK = 6,45% BNJ=14,24
Keterangan : Nilai rata rata yang diikuti oleh hurufkecil yang sama pada baris yang
berbedamenunjukanperbedaan yang tidaknyataberdasarkan uji BNJ pada
taraf alpha 5%

Perlakuan genotipe ini tidak berbeda mempengaruhi daya hasil varietas. Dan
nyata dengan perlakuan genotipe PL11 juga variasi tinggi tanaman yang terjadi
(Pulut Karate), PL08 (Padi Ros), PL14 antar varietas disebabkan karena setiap
(Singgam Putih) tetapi berbeda nyata genotipe memiliki faktor genetik dan
dengan perlakuan genotipe PL09 (Samo karakter yang berbeda (Efendi, 2012).
Putiah), PL07 (Padi kuning umur
panjang), PL01 (Sironda Putiah), PL02 Selain itu, adanya perbedaan karakter
(Sarondah Merah), PL03 (Pandan genotipe yang tampak masing-masing
Wangi) PL05 (Ronda Putiah), PL06 genotipe disebabkan oleh adanya
(Singgaro Merah), PL10 (Limbayang), perbedaan gen yang mengatur karakter
PL12 (Sokan Umur Panjang), PL13 tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat
(Pulut Benai). Yatim (1991), bahwa setiap gen memiliki
pekerjaannya masing-masing untuk
Pada genotipe PL04 (Pulut Hitam) menumbuhkan dan mengatur berbagai
merupakan tinggi tanaman tertingg yang jenis karakter dalam tubuh organisme.
memiliki tinggi tanaman 148,42 cm,
sedangkan genotipe yang memiliki tinggi Perbedaan susunan genetik
tanaman paling rendah yaitu terdapat merupakan salah satu faktor penyebab
pada genotipe PL03 (Padi Pandan wangi) keragaman penampilan tanaman dalam
yaitu 109,9 cm. Hal ini disebabkan hal ini tinggi tanaman. Hal ini sesuai
karena sifat genetik yang memiliki dengan pendapat Mildaerizanti, (2008)
karakter atau peciri yang berbeda. bahwa perbedaan tinggi tanaman lebih
Sehingga genotipe yang berbeda akan ditentukan oleh faktor genetik.
berbeda pula tinggi tanamannya. Disamping dipengaruhi oleh faktor
genetik, juga dipengaruhi oleh kondisi
Menurut Hartati et al. ,(2012), lingkungan tumbuh tanaman. Apabila
keragaman yang tinggi pada fase lingkungan tumbuh sesuai bagi
generatif menunjukkan bahwa karakter pertumbuhan tanaman maka dapat
lebih banyak dipengaruhi oleh faktor meningkatkan produksi tanaman.
genetik. Sesuai dengan Suprihatno Keadaan lingkungan yang bervariasi dari
(2010) bahwa tinggi rendahnya batang suatu tempat ketempat lain dan
tanaman dipengaruhi sifat atau ciri yang kebutuhan tanaman akan keadaan

18
Nopia Yulina, Chairil Ezward, A. Haitami. 2021. Karakter Tinggi Tanaman, Umur Panen, Jumlah Anakan
dan Bobot Panen pada 14 Genotipe Padi Lokal. Jurnal Agrosains dan Teknologi, Vol. 6 (1) h. 15-24

lingkungan yang khusus akan Menurut Wahyuni (2008)


mengakibatkan keragaman pertumbuhan penggunaan benih dari genotipe yang
tanaman. Selanjutnya Vaughan (1994) berbeda akan memberikan potensi yang
menambahkan bahwa karakter tinggi berbeda dan perbedaan ini akan
tanaman sangat dipengaruhi oleh faktor menimbulkan keragaman penampilan.
lingkungan. Hal ini juga dikatakan oleh Martono
(2009), karakter yang rendah sampai
Kondisi lingkungan pada semua sedang menandakan bahwa faktor
genotipe mendapatkan perlakuan yang lingkungan lebih berpengaruh dari faktor
sama, sehingga faktor genetik lebih genetik.
beperan dalam perbedaan tinggi
tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Data hasil pengamatan tinggi tanaman
Gardner, et al (1991) yang menyatakan padi pada tabel 5 dapat dilihat laju
bahwa pertumbuhan dan perkembangan pertumbuhan yang memperlihatkan uji
tanaman dipengaruhi oleh faktor genetik 14 Genotipe padi lokal yang memberikan
dan lingkungan. Selanjutnya Suriwinoto pengaruh terhadap tinggi tanaman dapat
(1982), menyatakan bahwa tinggi dilihat pada gambar 2.
tanaman padi merupakan sifat keturunan
dari masing masing genotipe.

Laju pertumbuhan tinggi tanaman (cm)

PL01
PL02
PL03
PL04
PL05
PL06
PL07
PL08
PL09
PL10
PL11
PL12
PL13
PL14

Gambar 2. Grafik laju pertumbuhan tinggi tanaman terhadap 14 varietas padi lokal.

Berdasarkan gambar 1 dapat dilihat Genotipe yang memiliki perbedaan laju


laju pertumbuhan tinggi tanaman pertumbuhan yang berbeda-beda. Disini
terhadap berbagai varietas padi lokal dari bisa kita lihat laju pertumbuhan genotipe
awal tanam hingga minggu ke 9 yaitu PL04 yang pada awal tanam yaitu
sampai munculnya bunga dan malai. pemindahan bibit dari media semai

19
Jurnal Agrosains dan Teknologi Volume 6 Nomor 1 Juni 2021 p-ISSN 2528-0201
website : jurnal.umj.ac.id/index.php/ftan e-ISSN 2528-3278

kelahan penelitian dengan tinggi tanaman


16,6 cm dan 1 minggu setelah tanam
dengan tinggi tanaman 43,99 cm dan Umur Panen (HST)
minggu selanjutnya 61,52 cm hingga
sampai minggu ke 9 dengan tinggi Berdasarkan data hasil pengamatan
tanaman 148,42 cm, dapat kita lihat laju terhadap parameter umur panen, setelah
pertumbuhan tinggi tanaman padi yang di dilakukan sidik ragam. Menunjukkan
sebabkan faktor genetik masing-masing bahwa perlakuan genotipe memberikan
genotipe. pengaruh nyata terhadap parameter umur
panen. Rerata umur panen tanaman padi
setelah diuji dengan BNJ pada taraf 5%
dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Rerata umur panen perlakuan 14 genotip padi lokal


GENOTIPE (PL) Rerata
PL01 : Sirondah Putiah 121,33b
PL02 : Sironda Merah 125,67bc
PL03 : Padi Pandan Wangi 123,67b
PL04 : Pulut Hitam 138,00 e
PL05 : Padi Ronda Putiah 111,66a
PL06 : Padi Singgiro Merah 126,00 cd
PL07 : Padi Kuning 99,00 a
PL08 : Padi Ros 121,33b
PL09 : Padi Samo Putiah 128,00 d
PL10 : Padi Limbayang 129,00 de
PL11 : Pulut Karate 122,00 b
PL12 : Padi Sokan 120,00 b
PL13 : Pulut Benai 114,67ab
PL14 : Padi Singgam Putiah 113,00 a
KK = 1,8% BNJ=3,93
Keterangan : Nilai rata rata yang diikuti oleh hurufkecil yang sama pada baris yang
berbedamenunjukanperbedaan yang tidaknyataberdasarkan uji BNJ pada
taraf alpha 5%.

Berdasarkan tabel 2 diatas Genotipe yang umur panen cepat


menunjukkan bahwa perlakuan genotipe terdapat pada PL07 yaitu 99 Hari,
memberikan pengaruh yang nyata sementara genotipe yang memiliki umur
terhadap umur panen. Pada genotipe panen yang paling lama adalah PL04
yang memiliki umur panen paling cepat (Pulut Hitam) yaitu 138 Hari. Hal ini
terdapat pada genotipe PL07 (padi diduga oleh faktor genetik yang memiliki
kuning), perlakuan ini tidak berbeda karakter sifat gen yang berbeda setiap
nyata dengan PL05 (Padi Ronda Putiah), genotipenya.
PL13 (Padi Pulut Benai), PL14 (Padi
Singgam Putiah) tetapi berbeda nyata Padi hitam tergolong padi yang
dengan genotipe PL01 (Sironda Putiah), berdaya hasil rendah, berumur panjang,
PL02 (Sironda Merah), PL03 (Pandan dan peka terhadap perubahan kondisi
Wangi), PL04 (Pulut Hitam), PL06 alam (Dewi dan Purwoko 2010). Umur
(Singgiro Merah), PL08 (Padi Ros), tanaman berhubungan dengan faktor
PL09 (Padi Samo Putiah), PL10 (Padi genetis tanaman, itulah sebabnya
Limbayang), PL11 (Pulut Karate) dan mengapa tiap genotipe yang di uji
PL12 (Padi Sokan). memiliki umur tanaman yang berbeda.
Hal ini seperti yang dikemukan oleh
Masdar et al. (2006), tanaman akan

20
Nopia Yulina, Chairil Ezward, A. Haitami. 2021. Karakter Tinggi Tanaman, Umur Panen, Jumlah Anakan
dan Bobot Panen pada 14 Genotipe Padi Lokal. Jurnal Agrosains dan Teknologi, Vol. 6 (1) h. 15-24

memperlihatkan matang panen jika total Perbedaan ini disebabkan oleh faktor
energi yang diadopsi sudah mencapai genetik yang dimiliki oleh masing-
batas taraf tertentu dan batas taraf masing genotipe, berdasarkan lamanya
tertentu berbeda-beda pada masing- fase vegetatif. Menurut Yuhelmi (2002)
masing tanaman umumnya disebabkan meningkatkan pertumbuhan vegetatif
oleh faktor genetis. dan meningkatkan pertumbuhan ke arah
pemkembangan bunga dan pembentukan
Menurut Mangoendidjo (2003), buah.
penampilan suatu tanaman pada
lingkungan tertentu merupakan hasil Jumlah Anakan ( Batang)
interaksi faktor lingkungan dan genetik.
Dalam hal ini faktor genetik yang lebih Data hasil pengamatan terhadap
dominan mempengaruhi umur muncul jumlah anakan tanaman padi setelah
bunga dan umur panen dibandingkan dianalisis sidik ragam memperlihatkan
lingkungan. uji berbagai genotipe padi lokal
menunjukkan bahwa perlakuan genotipe
Menurut Putih et al. (2011), yang memberikan pengaruh yang nyata
membedakan umur berbunga setiap terhadap jumlah anakan tanaman padi.
genotip adalah faktor genetiknya. Rata-rata jumlah tanaman padi setelah
Cockram et al. (2007), menyatakan diuji dengan BNJ pada taraf 5% dapat
aktivitas gen yang mengendalikan waktu dilihat pada tabel 3.
berbunga hingga menjadi umur panen
yaitu dipengaruhi oleh lingkungan
penanaman.

Tabel 3. Rerata jumlah anakan perlakuan 14 genotipe padi lokal


GENOTIPE (PL) Rerata (Batang)
PL01 : Sirondah Putiah 6,31 def
PL02 : Sironda Merah 7,89 abcd
PL03 : Padi Pandan Wangi 8,08 abcd
PL04 : Pulut Hitam 7,82abcde
PL05 : Padi Ronda Putiah 8,77 ab
PL06 : Padi Singgiro Merah 7,23 bcdef
PL07 : Padi Kuning 9,26 a
PL08 : Padi Ros 6,72 cdef
PL09 : Padi Samo Putiah 6,00 ef
PL10 : Padi Limbayang 5,77 f
PL11 : Pulut Karate 7,53 abcdef
PL12 : Padi Sokan 8,18 abcd
PL13 : Pulut Benai 9,02 ab
PL14 : Padi Singgam Putiah 8,34 abc
KK = 12,1% BNJ= 1. 88
Keterangan : Nilai rata rata yang diikuti oleh hurufkecil yang sama pada baris yang
berbedamenunjukanperbedaan yang tidaknyataberdasarkan uji BNJ pada
taraf alpha 5%

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan PL02 (Sirondah Merah), PL03 (Padi


bahwa perlakuan genotipe memberikan Pandan Wangi), PL04 (Pulut Hitam),
pengaruh nyata terhadap jumlah anakan PL05 (Padi Ronda Putiah), PL11 (Pulut
tanaman padi. Perlakuan yang memiliki Karate), PL12 (Padi Sokan), PL13 (Pulut
jumlah anak terbanyak terdapat pada Benai), PL14 Padi Singgam Putiah),
genotipe PL07 (Padi Kuning) perlakuan tetapi berbeda nyata dengan PL01
ini tidak berbeda nyata dengan genotipe (Sirondah Putiah), PL06 (Sirondah

21
Jurnal Agrosains dan Teknologi Volume 6 Nomor 1 Juni 2021 p-ISSN 2528-0201
website : jurnal.umj.ac.id/index.php/ftan e-ISSN 2528-3278

Merah), PL08 (Padi Ros), PL09 (Padi tanaman juga dipengaruhi oleh faktor gen
Samo Putiah), PL10 (Padi Limbayang). yang dimiliki oleh masing-masing
genotip tersebut (Gardner et al. , 1991).
Genotipe yang memberikan hasil
terbanyak pada parameter jumlah anakan Menurut Supriadin et al. (2013),
terdapat pada genotipe PL07 (Padi perbedaan jumlah anakan yang terjadi
Kuning) yaitu 9,26 batang anakan bisa karena faktor genetik ataupun
produktif, sementara genotipe yang lingkungan seperti curah hujan, teknik
memiliki jumlah anakan produktif paling budidaya, jarak tanaman, serta
sedikit adalah PL10 (Padi Limbayang) ketersedian hara.
yaitu 5,77 batang anakan produktif. Hal
ini karena dipengaruhi sifat genetik. Berat Panen (gram/rumpun)
Dimana sifat gen, peciri atau karakter
padi lokal yang memiliki jumlah anakan Data hasil pengamatan terhadap berat
yang termasuk memiliki jumlah anakan panen setelah dianalisis ragamyang
kurang. menunjukkan bahwa perlakuan genotip
tidak berpengaruh nyata terhadap berat
Menurut Zen et al. (2002), anakan panen. Berdasarkan uji lanjut BNJ pada
produktif dapat dikelompokkan atas tiga taraf 5% hasil rerata berat panen dapat
tipe, yaitu anakan kurang (kurang dari 12 dilihat pada tabel 4.
batang per rumpun), anakan sedang (13-
20 batang per rumpun) dan anakan Berdasarkan tabel 4 diatas
banyak (lebih dari 20 batang per menunjukkan bahwa perlakuan genotipe
rumpun). Dari hasil pengamatan yang setelah dilakukan uji lanjut BNJ pada
dilakukan, secara umum semua kultivar taraf 5% tidak memberikan pengaruh
yang di uji termasuk kelompok yang yang nyata terhadap berat panen. Hal ini
memiliki anakan produktif kurang. dikarena genotipe yang digunakan adalah
genotipe yang belum mampu
Hal ini dikarenakan bahwa setiap memberikan respon terhadap berat
masing-masing genotipe berbeda dalam panen.
menghasilkan jumlah anakan yang
disebabkan oleh faktor genetik dari Pada perlakuan genotipe berat panen
masing-masing genotipe yang memiliki yang paling berat terdapat pada
ciri dan sifat khusus genetik yang perlakuan PL14 (Padi Singga Putiah)
merupakan salah satu penyebab yaitu 1,84 ton/ha. Sedangkan yang
keragaman penampilan tanaman serta paling rendah terdapat pada perlakuan
akibat dari adaptasi genotipe terhadap PL11 (Pulut Karate) yaitu 1,32 ton/ha.
lingkungan dalam menghasilkan anakan. Walaupun perlakuan ini tidak
Menurut Arrudeau dan Vergara (1992), memberikan pengaruh yang nyata namun
kemampuan masing-masing varietas hasil terbaik terdapat pada PL14 yaitu 1,4
berbeda dalam menghasilkan anakan, hal ton/ha. Hal ini diduga oleh faktor genetik
ini disebabkan oleh faktor genetik yang dan lingkungan sehingga belum mampu
dimiliki dari masing-masing varietas juga memberikan respon pada berat panen
berbeda-beda. tanaman padi.

Menurut Husna (2010) jumlah anakan Sesuai dengan pernyataan Senewe


akan maksimal apabila tanaman memiliki dan Alfons (2011), perbedaan produksi
sifat genetik yang baik ditambah dengan dapat disebabkan oleh komposisi genetik
keadaan lingkungan yang dari masing-masing kultivar padi. Selain
menguntungkan atau sesuai dengan genetik, faktor lingkungan juga
pertumbuhan dan perkembangan berpengaruh pada produksi tanaman
tanaman. Selain ditentukan oleh faktor padi.
lingkungan perbedaan pertumbuhan

22
Nopia Yulina, Chairil Ezward, A. Haitami. 2021. Karakter Tinggi Tanaman, Umur Panen, Jumlah Anakan
dan Bobot Panen pada 14 Genotipe Padi Lokal. Jurnal Agrosains dan Teknologi, Vol. 6 (1) h. 15-24

Tabel 4. Rerata berat panen perlakuan 14 genotipe padi lokal


GENOTIPE (PL) Rerata (gram)
PL01 : Sirondah Putiah 13,88
PL02 : Sironda Merah 15,78
PL03 : Padi Pandan Wangi 12,47
PL04 : Pulut Hitam 12,84
PL05 : Padi Ronda Putiah 16,46
PL06 : Padi Singgiro Merah 12,06
PL07 : Padi Kuning 13,36
PL08 : Padi Ros 12,81
PL09 : Padi Samo Putiah 12,59
PL10 : Padi Limbayang 14,48
PL11 : Pulut Karate 11,93
PL12 : Padi Sokan 15,28
PL13 : Pulut Benai 12,65
PL14 : Padi Singgam Putiah 16,57
KK = 17,9%
Keterangan : Nilai rata rata yang diikuti oleh hurufkecil yang sama pada baris yang
berbedamenunjukanperbedaan yang tidaknyataberdasarkan uji BNJ pada
taraf alpha 5%

Perbedaan genetik dari masing- DAFTAR PUSTAKA


masing genotipe yang menjadi penyebab
perbedaan hasil atau produksi. Hal ini Arraudeau. M. A dan B. S Vergara,
sesuai dengan pernyataan Kamal (2001), 1992. Pedoman Budidaya Padi
perbedaan produksi disebabkan Gogo. BPTP. Sukarami.
komposisi genetik pada masing-masing Cockram J. H jones, FJ Leigh, D
kultivar padi sehingga respon lingkungan O’Sullivan, W Powell DA Laurie and
berbeda. AJ Greenland, 2007. Control of
flowering time in temperate cereals;
KESIMPULAN genes domestication, and sustainable
productivity. Journal of experimental
Perbedaan genotipe memberikan botany 58, 1231-1244
pengaruh yang nyata terhadap karakter Dewi IS dan Purwoko BS. 2010. Kultur
tinggi tanaman, umur panen dan jumlah antera untuk mendukung tanaman
anakan. Hasil tertinggi pada karakter padi. Bul. Agron 29 (2) : 59-63.
tinggi tanaman terdapat pada PL04 (Pulut Effendi S. 2012. Metode Penelitian
Hitam) yaitu 148,21 cm, umur panen Survei Jakarta. LP3ES
terdapat pada PL07 (Padi Kuning) yaitu Ezward C, Elfi I, Seprido dan Mashadi.
99 hari dan jumlah anakan terbaik juga 2017. Peningkatan Produktivitas
terdapat pada PL07 (Padi Kuning) yaitu Tanaman Padi melalui Teknik
9,26 batang. Tetapi tidak berpengaruh Budidaya dan Pupuk Kompos Jerami.
nyata terhadap berat panen. Manfaat Agrosains dan Teknologi Volume 2
penelitian ini sebagai informasi karakter Nomor 1, hlm 51-68
agronomi padi lokal Kuantan Singingi. Ezward. C, Irfan. S, Nalwida. R, Indra.
Sehingga nantinya dapat D. 2019. Eksplorasi Keragaman
dipertimbangkan atau digunakan untuk Plasma Nutfah Padi Lokal Kuantan
pengembangan benih padi. Singing berdasarkan Morfologi
Gabah dan Beras. Un publish
Gardner FP, Pearce RB, and Mitchell RL.
1991. Physiology of Crop Plants. Di

23
Jurnal Agrosains dan Teknologi Volume 6 Nomor 1 Juni 2021 p-ISSN 2528-0201
website : jurnal.umj.ac.id/index.php/ftan e-ISSN 2528-3278

terjemahkan oleh H. Susilo. Hasil, Dan Komponen Hasil


Universitas Indonesia Press. Jakarta. Beberapa Genotipe Padi Lokal
Hartati, S. ,A. Setiawan, B. Heliyanto, (Oryza sativa L,. ) Sumatera Barat.
dan Sudarsono. 2012. Keragaman Seminar Nasional : Reformasi
genetik, heritabilitas dan korelasi Pertanian Terintegrasi Menuju
antar karakter 10 genotipe terpilih Kedaulatan Pangan. Jakarta.
jarak pagar (Jatrotpa curcas L. ). J. Terjemahan Susilo H. Hal 155 dan
Littri. 8(2):74-80. 269.
Husna, Y. 2010. Pengaruh Penggunaan Senewe R. E dan J. B Alfons. 2011.
Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan Adaptasion Stydy of Several Varietas
dan Produksi Padi Sawah (Oryza of Wet Land Rice Production Centers
sativa L. ) Varietas IR42 dengan in West Seram Maluku Province.
Metode SRI (System Of Rice Jurnal Budidaya Pertanian, Vol. 7. No
Intensification). Jurnal. Jurusan 2, Desember 2011, Halaman 60,64
Agroteknologi. Fakultas Pertanian. Suhartini, T. dan D. Suardi. 2010.
Universitas Riau. Vol 9. Hal 2-7. Potensi beras lokal Indonesia. Warta
Kamal, F. 2001. Parameter Genetik Penelitian dan Pengembangan
Beberapa Galur Introduksi Padi Pertaniaan. 32 (1) : 9-10.
Sawah (Oryza sativa, L) [skripsi]. Supriadin, Ete A. Made U. 2013.
Fakultas Pertanian Universitas Karakteristik Genotipe Padi Gogo
Andalas Padang, Lokal Asal Kabupaten Banggal. J.
Mangoendidjojo W. 2003 Dasar – Agrotekbis 1 (5) : 443 - 450.
Dasar Pemuliaan Tanaman. Suprihatno, B,. Daradjat, A. A,. Satoto.
Kanisius. Yogyakarta. , Baehaki, S. E. , Suprihatno,.
Masdar, M. Karim, B. Rusman, N. Setyono, A. S, D. I. I, P. W,.
Hakim dan Helmi. 2006. Tingkat Sembiring, H. 2010. Deskripsi
Hasil Dan Komponen Hasil Sistem Varietas padi. Balai Besar Penelitian
Intensifikasi Padi (SRI) Tampa Pupuk Tanaman Padi. Badan Penelitian dan
Organik Di Daerah Curah Hujan Pengembangan Pertanian
Tinggi. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Departemen Pertanian.
Indonesia. Volume 8, No. 2, 2006. Suriwinoto S. 1982. Budidaya Tanaman
Hal 126-131. Padi. Gramedia Pustaka. Jakarta.
Martono B 2009. Keragaman Genentik, Vaughan, T. 1994. Multimedia : Making
Heribilitas dan Korelasi Antar it work (2nd ed). USA : McGraw-Hill
Karakter Kuantitatif Nilam Wahyuni, S. 2008. Hasil Padi Gogo dari
(Pogostemon sp. ) Hasil fusi Dua Sumber Benih yang Berbeda.
Protoplas. Jurnal Littri. 15 (1) ; 9 - Penelitian Pertanian Tanaman
15. Pangan. 27 (3)
Mildaerizanti. 2008. Keragaman Yatim, W. 1991. Genetika. Tarsito.
Beberapa Varietas Padi Gogo di Bandung
Daerah aliran sungai Batang hari. Yuhelmi, R 2002. Pengaruh Interval
http:// katalog. pustaka-deptan. go. Penyiraman Terhadap Padi Gogo dari
id/~jambi/getfile2. Kabupaten Kuantan Singingi dan Siak
php?src=2008/pros53f. psf&format= Sri Indrapura. Skripsi Fakultas
application/pdf. Pertanian Universitas Riau (tidak
Purwasasmita . 2002. Padi SRI Organik dipublikasikan)
Indonesia. Penebar Swadaya. Zen, S. , Zarwan, H. ,Bahar. , Dasmal, F.
Jakarta. 136-138 hal. , Artati, Aswardi dan Taufik, 2002.
Purwono, L. , dan Heni Purnawati. 2009. Pengkajian varietas padi sawah
Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan spesifik preferensi konsumen
Unggul, Penebar Swadaya. Jakarta. Sumatera Barat. Balai Pengkajian
Putih R, Anwar A,GR NAR. 2011. Teknologi, Sumatera Barat.
Variabilitas Genetik Karakter Umur,

24

Anda mungkin juga menyukai