Anda di halaman 1dari 6

Journal of Agroscience Vol. 6 No.

2 Tahun 2016 ________________________________________ 55

RESPON PERTUMBUHAN TANAMAN SELADA


(Lactuca sativa L.)VARIETAS KRIEBO TERHADAP KONSENTRASI
ASAM GIBERELIN
Oleh :
Melissa Syamsiah, S.Pd., M.Si*
Gina Marlina, S.Agr**

ABSTRAK
Tanaman selada merupakan salah satu tanaman budidaya yang banyak dikonsumsi masyarakat dan
bermanfaat bagi tubuh. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman selada dipengaruhi oleh nutrisi dan zat
pengatur tumbuh, salah satunya Giberelin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang timbul
dari pemberian asam giberelin terhadap tanaman salada varietas kriebo. Rancangan percobaan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak kelompok (RAK) dengan enam perlakuan dan empat
kelompok. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2016 hingga Mei 2016. Kegiatan penelitian ini
dilaksanakan di Greenhouse, Fakultas Sains Terapan, Universitas Suryakancana Cianjur. Dengan ketinggian
tempat 400 mdpl. Hasil penelitian menunjukkan pemberian giberelin berpengaruh terhadap parameter
tanaman selada yaitu tinggi tanaman, dan bobot segar tanaman. Tetapi tidak berpengaruh terhadap jumlah
daun. Perlakuan G3 (Giberelein 100 ppm) merupakan perlakuan yang memberikan pengaruh pertumbuhan
tanaman selada paling baik, dengan rata-rata tinggi tanaman 47,09 cm, jumlah daun 17,13 helai dan bobot
segar 49,70 gr.

Kata Kunci :Asam Giberelin, Tanaman Selada (Lactuca Sativa L.) Varietas Kriebo.

ABSTRACT
Lettuce plant is one of many cultivated plants that are consumed by people and beneficial for the body. Growth and
development of lettuce influenced by nutrients and plants growth regulator which one of gyberellin. The purpose of this research
knew influence gyberellin acid to lettuce plant of Kriebo varieties. This research used randomized block design (RAK) with six
treatments and four grups. This research impelemented on March until May 2016 at Greenhouse Applied Science Faculty in
Suryakancana University Cianjur with the altitude place of 400 meters above sea level. The result showed that the gyberellin
acid influent against the high of plant and fresh weight of lettuce plant, but not influence to number of leaves. Treatment G3
(Gyberellin 100 ppm) provided impact on the growth of lettuce plant with the best average high of lettuce plant 47.09 cm,
number of leaves 17.13 sheets and 49.70 gr fresh weight.

Keywoard: Gyberellin Acid, Lettuce Plant (Lattuca sativa. L), Kriebo Varieties.

*Dosen Fakultas Sains Terapan UNSUR


**Alumni Fakultas Sains Terapan UNSUR

PENDAHULUAN varietas unggul sayuran dan metode produksi


Selada (Lactuca sativa. L) termasuk kedalam yang efisien memiliki potensi tinggi untuk
kelompok tanaman sayuran daun yang dikenal di meningkatkan pendapatan distribusinya,
masyarakat, selain sebagai bahan makanan, selada sementara itu, pemanfaatan teknologi budidaya
juga berperan penting bagi kesehatan manusia. yang telah diperbaiki dapat mendukung upaya
Selada berpotensi besar untuk dikembangkan di pemeliharaan kualitas lingkungan dan
Indonesia karena disamping kondisi iklim cocok pengehamatan sumberdaya alam.
untuk komoditas ini juga dapat untuk Ada beberapa varietas tanaman selada dan
memberikan keuntungan bagi pembudi- dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tipe selada
dayaannya. Hal ini juga sejalan dengan apa yang kepala atau telur (Head lettuce), selada rapuh (Cos
diungkapkan oleh (Nazzarudin, 1999) adopsi lettuce atau Romaine lettuce), selada daun (Cutting

_________________________________________________ Melissa Syamsiah dan Gina Marlina


Respon Pertumbuhan Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)
Varietas Kriebo Terhadap Konsentrasi Asam Giberelin
Journal of Agroscience Vol. 6 No. 2 Tahun 2016 ________________________________________ 56

lettuce atau Leaf lettuce) dan selada batang (Asparagus


lettuce atau Stem lettuce) (Sunarjono, 2008). Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini menggunakan varietas selada Persiapan bibit selada dan media tanam. Bibit
kriebo, karena tipe selada daun ini tahan terhadap selada yang digunakan yang telah berjumlah daun
kondisi panas dan dingin, sehingga bisa 3 helai. Media tanam menggunakan campuran
dibudidayakan di dataran rendah maupun datran tanah dan kompos dengan komposisi 1 : 1 dan
tinggi (pegunungan). Varietas kriebo juga pemberian pupuk sesuai rekomendasi untuk
memiliki daun yang halus, renyah dan enak (agak tanaman selada.
manis) sehingga disukai oleh konsumen (Edi dan
Bobihoe, 2010). RancanganPenelitian
Dalam proses pemenuhan kebutuhannya Penelitian ini dilakukan dengan
produksi selada masih belum bisa mencukupi menggunakan Rancangan Acak Kelompok
permintaan konsumen sedangkan kondisi (RAK) dengan enam perlakuan (konsentrasi
idealnya tanaman selada harus dapat mencukupi Giberelin) yaitu dan empat kelompok. Setiap
kebutuhan dari konsumen yang tinggi, hal ini perlakuan menggunakan dua tanaman sehingga
salah satunya disebabkan oleh petani yang masih terdapat 48 bahan percobaan.
melakukan teknik budidaya yang sederhana Perlakuan:
sehingga produksi selada belum mencukupi G1 = Pemberian GA3 0 ppm.
permintaan. Salah satun aspek penting dalam G2 = Pemberian GA3 50 ppm.
proses pertumbuhan produksi tanaman selada G3 = Pemberian GA3 100 ppm.
budidaya tanaman selada adanya pemberian G4 = Pemberian GA3 150 ppm.
hormon pertumbuhan yaitu Giberelin. Giberelin G5 = Pemberian GA3 200 ppm.
merupakan salah satu zat pengatur tumbuh G6 = Pemberian GA3 250 ppm
sekaligus fitohormon yang berperan dalam Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman
pertumbuhan dan perkembanngan tanaman. selada yang diukur setiap 1 minggu sekali.
Salah satu fungsi dari Giberelin adalah Pengukuran dilakukan sampai panen (5 MST).
mengontrol proses-proses perkecambahan, Jumlah daun tanaman selada, penentuan jumlah
perpanjangan sel, perkembangan bunga dan biji ( daun dilakukan pada saat panen. Dan bobot segar
Saut, 2002). Terdapat berbagai macam bentuk tanaman selada juga dilakukan segera setelah
Giberelin yaitu GA1, GA2, GA3, GA4, GA5 panen, dengan melakukan pengukuran
(Gardner, Pearce dan Mitchel, 1991). Pada menggunakan neraca digital.
penelitian ini menggunakan Asam Giberelin
(GA3) dengan berbagai konsentrasi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh giberelin
terhadap pertumbuhuan tanaman selada. Dan Pemberian Asam Giberelin
untuk mengetahui konsentrasi optimum giberelin Pemberian giberelin dilakukan seminggu
dalam mempengaruhi pertumbuhan tanaman setelah tanam, volume semprot yang akan
selada. diberikan sebanyak 1000 l/ha.
1000 : 10.000 =100 ml/m2
METODE PENELITIAN 100 :8 =12,5 ml/m2
Pertanaman mendapatkan larutan Giberelin
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan sebanyak 12,5 ml.
Maret 2016 hingga Mei 2016. Kegiatan penelitian
ini dilaksanakan di Greenhouse, Fakultas Sains Teknik Analisis Data
Terapan, Universitas Suryakancana Cianjur. Data yang telah ditabulasi, kemudian
Dengan ketinggian tempat 400 mdpl. dianalisis dengan menggunakan program Minitab
Alat yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian asam
adalah tray penyemaian, cangkul, emrat, hand giberelin terhadap pertumbuhan tanaman selada.
sprayer, skop, jangka sorong, meteran, oven
listrik, timbangan digital, spidol, kamera gelas HASIL DAN PEMBAHASAN
ukur, polybag. Sedangkan bahan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah: bibit selada varietas Tinggi Tanaman Selada
kriebo, media tanam (tanah+kompos), Asam Hasil analisis secara statistik
Giberelin (GA3), pupuk urea, SP36, KCl, dan menunjukkan terdapat pengaruh pemberian asam
pupuk kandang. giberelin terhadap pertumbuhan tinggi tanaman
_________________________________________________ Melissa Syamsiah dan Gina Marlina
Respon Pertumbuhan Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)
Varietas Kriebo Terhadap Konsentrasi Asam Giberelin
Journal of Agroscience Vol. 6 No. 2 Tahun 2016 ________________________________________ 57

selada. Rata-rata tinggi tanaman selada berkisar


antara 18-47 cm.

Gambar 1. Grafik Tinggi Tanaman


Pada gambar 1 mengenai grafik tinggi dari sel induk. Pertambahan ukuran sel
tanaman selada menunjukkan bahwa perlakuan menghasilkan pertambahan ukuran jaringan,
G3 (100 ppm) merupakan perlakuan yang organ dan akhirnya meningkatkan ukuran organ
memiliki nilai rata-rata tinggi tanaman paling atau bagian-bagian tanaman secara keseluruhan
besar dibandingkan dengan perlakuan yang lain. maupun berat atau bobot tanaman tersebut.
Pengaruh Giberelin dapat terlihat pada Peningkatan pembelahan sel menghasilkan
minggu ke V (M5) dengan perlakuan pemberian jumlah sel yang lebih banyak jumlah sel yang
giberelin G3 (Giberelin 100 ppm) menunjukkan meningkat termasuk di dalam jaringan pada daun,
hasil yang tertinggi dibandingkan dengan memungkinkan terjadinya fotosintesis penghasil
perlakuan yang lainnya, dengan tinggi tanaman karbohidrat, yang dapat mempengaruhi bobot
selada sebesar 47,09 cm. Pada perlakuan G5 tanaman (Salibury dan Ross,1995).
(Giberelin 200 ppm) tinggi tanaman selada Giberelin menstimulasi pertumbuhan
sebesar 45,75 cm. Pada perlakuan G1 (Giberelin pada daun maupun pada batang, tetapi efeknya
50 ppm) tinggi tanaman selada sebesar 39,39 cm. pada pertumbuhan akar sedikit. Di dalam batang
Pada perlakuan G4 (Giberelin 150 ppm) tinggi giberelin menstimulasi perpanjangan sel dan
tanaman selada sebesar 36,70 cm. Pada perlakuan pembelahan sel. Giberelin menyebabkan
giberelin 0 ppm tinggi tanaman selada sebesar pengendoran dinding sel ini, yang memfasilitasi
22,88 cm. Sedangkan pada perlakuan G6 penetrasi protein ekspansi ke dalam dinding sel di
(Giberelin 250 ppm) dengan dosis yang tertinggi dalam batang yang sedang tumbuh untuk bekerja
memiliki tinggi tanaman selada sebesar 18,05 cm. sama dalam meningkatkan perpanjangan dinding
Pengaruh Giberelin dengan konsentrasi sel, jika tanaman kerdil diberi giberelin maka
100 ppm merupakan konsentrasi optimum tanaman tersebut akan tumbuh dengan
tanaman selada. Konsentrasi yang semakin tinggi ketinggian yang nomal. Pada saat tanaman
membuat pertumbuhan tanaman tidak terlalu berubah ke fase reproduktif maka terjadi ledakan
tinggi dibanding perlakuan G3. Hal ini giberelin yang terinduksi internodus menjadi
disebabkan zat pengatur tumbuh yang memanjang dengan cepat, sehingga pucuk bunga
dibutuhkan tanaman bukan hanya Giberelin. menjadi tinggi dan berkembang pada ujung
Mekanisme kerjanya pun harus bersinergi dengan batang (Salibury dan Ross,1995).
zat pengatur tumbuh yang lain. Konsentrasi
giberelin yang semakin tinggi akan memacu zat Jumlah Daun
pengatur tumbuh yang lain untuk bekerja lebih Hasil analisis secara statistik
banyak yang pada akhirnya menyebabkan menunjukkan tidak terdapat pengaruh pemberian
pertumbuhan tanaman menjadi terganggu. asam giberelin terhadap jumlah daun tanaman
Giberelin dalam tumbuhan selada
mempengaruhi pembesaran sel (peningkatan
ukuran) dan mempengaruhi pembelahan sel
(peningkatan jumlah). Adanya perbesaran sel
mengakibatkan ukuran sel yang baru lebih besar
_________________________________________________ Melissa Syamsiah dan Gina Marlina
Respon Pertumbuhan Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)
Varietas Kriebo Terhadap Konsentrasi Asam Giberelin
Journal of Agroscience Vol. 6 No. 2 Tahun 2016 ________________________________________ 58

Gambar 2. Grafik Jumlah Daun

Pada gambar 2. mengenai grafik Giberelin (GA3) yang diberikan dengan


jumlah daun selada menunjukkan bahwa cara apapun (penyemprotan, perendaman, dan
perlakuan G3 (100 ppm) merupakan perlakuan lain-lain) ditempat yang dapat mengangkutnya ke
yang memiliki nilai rata-rata tinggi tanaman paling ujung tajuk, maka akan terjadi peningkatan
besar dibandingkan dengan perlakuan yang lain pembelahan sel dan pertumbuhan sel yang
dengan rata-rata jumlah daun tanaman selada mengarah kepada pemanjangan batang dan
sebanyak 17,13 helai. Pada perlakuan G5 perkembangan daun muda (Salisbury dan Ross,
(Giberelin 200 ppm) rata-rata jumlah daun 1995). Jumlah dan ukuran daun dipengaruhi juga
tanaman selada sebanyak 15,50 helai. Pada oleh genotip yang merupakan faktor internal dari
perlakuan G1(Giberelin 50 ppm) rata-rata jumlah tanaman dan lingkungan (Gardner et al., 1991).
daun selada sebanyak 12,50 helai. Pada perlakuan Tanaman yang berasal dari induk berdaun sedikit
G4 (Giberelin 150 ppm) rata-rata jumlah daun dan lebar biasanya menghasilkan anakan yang
selada sebanyak 13,38 helai. Pada perlakuan tidak jauh berbeda dengan induknya, begitu juga
giberelin 0 ppm rata-rata jumlah daun selada sebaliknya. Salah satu pengaruh faktor lingkungan
sebanyak 13,38 helai. Sedangkan pada perlakuan adalah cahaya. Tanaman yang berbeda pada
rata-rata G6 (Giberelin 250 ppm) dengan dosis lingkungan dengan penyinaran yang baik bisa
yang tertinggi memiliki rata-rata jumlah daun menghasilkan jumlah daun yang lebih banyak
selada sebanyak 13,38 helai. sebagai akibat dari proses fotosintesis yang
Pada pengamatan jumlah daun hasil yang berjalan lancar sehingga fotosintat yang
optimal terlihat pada perlakuan pemberian G3 dihasilkan banyak. Adanya fotosintat yang banyak
(giberelin 100 ppm). Hal ini disebabkan karena salah satunya digunakan untuk meningkatkan
pada saat pemberian giberelin di bawah tajuk aktivitas meristematis pada pembentukan
tanaman dapat meningkatkan laju fotosintesis. primordial daun.
Daun berkembang secara signifikan karena
hormon ini mengacu pertumbuhan daun, terjadi
peningkatan pembelahan sel, dan mengarah pada Bobot Segar Tanaman Selada
perkembangan daun (Fahmi, 2010). Hasil analisis secara statistik
Daun secara umum merupakan tempat menunjukkan terdapat pengaruh pemberian asam
sintesis karbohidrat bagi tanaman, sehingga giberelin terhadap bobot segar tanaman selada.
pengamatan daun sangat diperlukan sebagai Pada gambar 3. mengenai grafik bobot
indikator pertumbuhan dan sebagai data segar tanaman selada menunjukkan bahwa
penunjang untuk menjelaskan proses perlakuan G3 (100 ppm) merupakan perlakuan
pertumbuhan (Sitompul dan Guritno,1995). yang memiliki nilai rata-rata bobot segar tanaman
_________________________________________________ Melissa Syamsiah dan Gina Marlina
Respon Pertumbuhan Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)
Varietas Kriebo Terhadap Konsentrasi Asam Giberelin
Journal of Agroscience Vol. 6 No. 2 Tahun 2016 ________________________________________ 59

selada paling besar dibandingkan dengan Pada perlakuan giberelin 50 ppm bobot segar
perlakuan yang lain. Secara statistik menunjukkan selada sebanyak 42,97 gr. Pada perlakuan
bahwa ada pengaruh pemberian giberelin giberelin 150 ppm bobot segar selada sebanyak
terhadap bobot segar tanaman selada. Bobot 27,18 gr gr. Pada perlakuan giberelin 200 ppm
segar tanaman selada dengan perlakuan bobot segar selada sebanyak 22,96 gr. Sedangkan
pemberian giberelin 100 ppm menunjukkan hasil pada perlakuan giberelin 250 ppm dengan dosis
yang tertinggi dibandingkan dengan perlakuan yang tertinggi memiliki bobot segar selada
yang lainnya, dengan bobot segar tanaman selada sebanyak 30,81gr.
sebesar 49,70 gr. Pada perlakuan giberelin 0 ppm
bobot segar tanaman selada sebanyak 22,96 gr.

Gambar 3. Grafik Bobot Segar

(peningkatan jumlah). Adanya perbesaran sel


mengakibatkan ukuran sel yang baru lebih besar
Giberelin adalah senyawa isoprenoid dari sel induk. Pertambahan ukuran sel
yang disentesis dari unit asetat asetil ko enzim A menghasilkan pertambahan ukuran jaringan,
melalui lintasan asam mevalonat Geranil geranil organ dan akhirnya meningkatkan ukuran organ
firopsofat yaitu senyawa 20 karbon yang atau bagian-bagian tanaman secara keseluruhan
bertindak sebagai donor bagi semua atom karbon maupun berat atau bobot tanaman tersebut.
pada giberelin (Salisbury dan Ross,1995). Peningkatan pembelahan sel menghasilkan
Giberelin aktif menunjukkan efek jumlah sel yang lebih banyak jumlah sel yang
fisiologis masing-masing tergantung pada tipe meningkat termasuk didalam jaringan pada daun,
giberelin dan juga spesies tanaman, beberapa efek memungkinkan terjadinya fotosintesis penghasil
fisiologis dipengaruhi oleh giberelin adalah karbohidrat, yang dapat mempengaruhi bobot
merangsang pemanjangan batang dengan tanaman (Salibury dan Ross,1995).
merangsang pembelahan sel dan pemanjangan, Bobot segar tanaman selada merupakan
merangsang pembungaan, memecah dormansi akumulasi dari kandungan air serta hasil
pada beberapa tanaman yang menghendaki fotosintat yang dihasilkan oleh tanaman melalui
cahaya untuk merangsang perkecambahan, aktivitas fisiologis. Pertambahan bobot segar ini
merangsang produksi enzim (alfa amilase) dalam diduga karena adanya aktivitas fisiologis tanaman
mengecambahkan tanaman sereal untuk selada yang lebih banyak dengan adanya
mobilisasi cadangan benih, menyebabkan pertambahan panjang hari serta penambahan
berkurangnya bunga jantan pada bunga diciokus Giberelin (GA3) yang sudah dapat merangsang
(sex exspression), dapat menunda penuaan pada pertumbuhan sel yang sangat cepat. Selain
daun dan buah. berperan dalam kegiatan fotosintesis, cahaya
Giberelin dalam tumbuhan berperan juga dalam aktivitas biologis lainnya,
mempengaruhi pembesaran sel (peningkatan termasuk perpanjangan serta pembesaran sel.
ukuran) dan mempengaruhi pembelahan sel Demikian juga Giberelin (GA3) berperan dalam
_________________________________________________ Melissa Syamsiah dan Gina Marlina
Respon Pertumbuhan Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)
Varietas Kriebo Terhadap Konsentrasi Asam Giberelin
Journal of Agroscience Vol. 6 No. 2 Tahun 2016 ________________________________________ 60

aktivitas biologi tanaman, sehingga menimbulkan parameter pengamatan terhadap tanaman


perpanjangan dan pembesaran sel (Salisbury dan selada dengan konsentrasi pemberian
Ross,1995). Giberelin yang optimum sebesar 100 ppm.
Leopold dan Kriedmann (1975),
menyatakan bahwa cahaya berperan aktif dalam
proses biokimia tanaman sehingga meningkatkan DAFTAR PUSTAKA
aktivitas sel untuk membentuk jaringan.
Wearing dan Phillip dalam Mudyantini Edi S. dan Z. Bobihoe. 2010.
(2008), menyatakan bahwa perpanjangan sel BudidayaTanamanSayuran. BPTP,
merangsang pembentukan jaringan baru Jambi.http://infolitbank.ristek.go.id/indek.p
termasuk jaringan daun. Hal ini akan hp. Diaksespadatanggal 15 oktober 2015.
meningkatkan serapan air dan CO2 untuk Fahmi, Zaky Ismail. 2010. Studi Teknik, tahan
aktivitas fotosintesis yang menghasilkan Dormansi dan Media Perkecambahan Terhadap
karbohidrat serta aktivitas fisiologis lainnya Viabilitas Benih Aren (Arenga pinnata) Surabaya:
sehingga meningkatkan bobot segar tanaman Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman
selada. Perkebunan.
Gardner, Franklin dkk. 1991. Fisiologis Penanaman
KESIMPULAN DAN SARAN Budidaya (terjemahan). Jakarta:UI Press.
Guritno, B dan Sitosmpul, S. M. 1995. Analaisis
Kesimpulan Pertumbuhan Tanaman. UGM Press.
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh Yogyakarta.
pemberian Giberelin (GA3) terhadap Leopold, A.C. dan E. Kriedmann. 1975. Plant
pertumbuhan tanaman selada, dapat disimpulkan Growth And Development. Tata McGrow
bahwa: Hill New Delhi. P.109-135.
1. Pemberian giberelin berpengaruh terhadap Nazzarudin, 2003. Budidaya dan Pengaturan Panen
parameter tinggi tanaman selada dan bobot Tanaman Selada. Penebar Swadaya, Jakarta.
segar tanaman selada. Tetapi tidak Nazzarudin, 1999. Budidaya dan Pengaturan Panen
berpengaruh terhadap parameter jumlah Sayuran Sayuran Dataran Rendah. Penebar
daun. Swadaya, Jakarta.
2. Perlakuan G3 (Giberelein 100 ppm) Salisbury dan Ross, 1995. Fisiologi Tumbuhan.
merupakan perlakuan yang memberikan Bandung : ITB.
pengaruh pertumbuhan tanaman selada Salisbury, F.B and Ross, C.W. 1995. Fisiologi
paling baik dengan rata-rata tinggi tanaman Tumbuhan Jilid 3. (Terjemahan : Dian R
selada paling baik 47.09 cm, jumlah daun Lukman dan Sumaryono). Bandung : Penerbit
17.13 helai dan bobot segar 49.70 gr. ITB.
Saut, I,. 2002. Pengaruh Perlakuan Perendaman Benih
Saran dalam Larutan GA3 dan Shimarocks Terhadap
1. Pemberian giberelin dapat dilakukan oleh Varietas Benih Tomat (Lycopersicum esculentum
petani dengan pemberian dosis 100 ppm Mill), Terong (Solanum melongena L) dan cabai
agar mempercepat pertumbuhan selada. (Capsicum annum L) Skripsi Budidaya
Untuk mengetahui lebih lanjut dari respon Pertanian. Fakultas Pertanian Institut
pertumbuhan tanaman selada dapat Pertanian Bogor.
dilakukan pengamatan pada saat Sunarjono, H. 2008. Berkebun 21
pertumbuhan dilahan produksi. JenisTanamanBuah.Penebarswadaya: Bogor.
2. Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai
waktu aplikasi Giberelin dan perluasan

_________________________________________________ Melissa Syamsiah dan Gina Marlina


Respon Pertumbuhan Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)
Varietas Kriebo Terhadap Konsentrasi Asam Giberelin

Anda mungkin juga menyukai