Anda di halaman 1dari 2

PENGARUH PEMBERIAN KONSENTRASI BAKTERI PGPR

TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH


( Arachis hypogaea L.)
Plant Growth Promoting Rhizobacteria atau disingkat dengan PGPR telah cukup
berhasil mengendalikan berbagai penyakit pada komoditas sayuran. PGPR
merupakan sekumpulan bakteri yang berasal dari rhizospere tanaman, khusus
untuk PGPR yang bersumber dari akar bambu dan akar rumput gajah
mengandung bakteri Pseudomonas flourenscens dan Bacilus polymixa dan dapat
dipindahkan dari habitat aslinya ke habitat lain (Samsudin, 2008; Widodo, 2006).
PGPR sebagai agen pengendalian hayati karena kemampuannya bersaing untuk
mendapatkan zat makanan, atau karena hasil-hasil metabolit seperti siderefor,
antibiotic, atau enzim ekstraselluer yang bersifat antagonis melawan pathogen
(Kloepper Schroth 1978).
Hasil percobaan menunjukan bahwa pemberian bakteri PGPR dengan konsentrasi
yang berbeda berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang per tanaman,
jumlah polong berisi per tanaman, bobot biji per tanaman, bobot 100 biji, dan
hasil per hektar dari tanaman kacang tanah.
Pemberian bakteri PGPR pada konsentrasi 25 cc/L memberikan pengaruh
terhadap tinggi tanaman dan jumlah cabang per tanaman, ini menunjukan bahwa
semakin tinggi jumlah pemberian bakteri PGPR maka akan semakin
meningkatkan pertumbuhan tanaman kacang tanah (Anonim, 2013).
Hasil per hektar tertinggi didapat pada pemberian bakteri PGPR pada konsentrasi
25 cc/L , percobaan ini menjunjukan bahwa pemberian bakteri PGPR pada
konsentrasi 25 cc/L mampu menekan patogen yang merugikan, memperbaiki
perakaran tanaman, dan meningkatkan ketersediaan unsur hara yang selanjutnya
berdampak positif terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah.
Bakteri Pseudomonas menghasilkan fitohormon atau faktor tumbuh (growth
regulator) yang menyebabkan tanaman menghasilkan akar rambut dalam jumlah
yang lebih besar sehingga meningkatkan permukaan absortif akar untuk menyerap
unsur hara. Fitohormon yang dihasilkan adalah asam indol asetat (Indole acetic
acid, IAA), sitokinin, giberelin (Anonim, 2012f).
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1991. Jambi Dalam Angka. Kantor Statistik Provinsi Jambi. Dalam
Proposal Skripsi Adi Warman 1994. Pengaruh Dosis Kapur Dan Mulsa Alang-
Alang Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis Hypogaea.
L) Ditanah Podsolik Merah Kuning. STIP-GK Muara Bulian. Batang Hari. .

----------, 2012f. Membuat dan mengembangkan PGPR. petani-


gunungkidul.blogspot.com/

----------, 2013 Skripsi Sumiyati 2013. Pengaruh dosis pemberian Trichoderma sp


terhadap pertumbuhan dan hasil kacang tanah (Arachis hypogaea L.) STIP-GK
Muara bulian. Batang hari

AAK, 1991. Kacang Tanah Kanisius. Yogyakarta.

Adi Sarwanto, 2001. Meningkatkan Produksi Kacang Tanah Dilahan Sawah Dan
Kering. Penebar Swadaya. Jakarta.

Danarti dan nijiyati. S, 1993. Palawija. Budidaya Dan Analisa Usaha Tani.
Penebar Swadaya. Jakarta.

Kloeper,J.w and M. N. Schroth. 1978. Rhizobakteri pemacu pertumbuhan


tanaman. www.pertaniansehat.or.id

Samsudin. 2008. pengendalian hama dengan insektisida botani. www.pertanian


sehat.or.id

Somatdja, 1993. Proses Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 1. Kacang-Kacangan.


Gramedia. Jakarta. Dalam Proposal Skripsi Adi Warman 1994. Pengaruh Dosis
Kapur Dan Mulsa Alang-Alang Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Kacang
Tanah (Arachis Hypogaea. L) Ditanah Podsolik Merah Kuning. STIP-GK Muara
Bulian. Batang Hari.

Sumarno, 1987. Teknik Budidaya Kacang Tanah. Penebar Swadaya. Jakarta.

Suprapto, 1993. Bertanam Kacang Tanah. Penebar Swadaya. Jakarta. Dalam

Skripsi Yesi Rosita 2003. Respon Kacang Tanah Terhadap Pemberian Dolomit.
STIP-GK Muara Bulian. Batang Hari.

Widodo. 2006. Peran mikroba bermanfaat dalam pengelolaan terpadu hama dan
penyakit tanaman.

Anda mungkin juga menyukai