Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Ilmiah Rhizobia, Vol 1 No 2 , Agustus 2019

PENGARUH PEMBERIAN SOLID LIMBAH KELAPA SAWIT DAN


PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI
TANAMAN TERUNG HIJAU
(Solanum melongena L.)

RosmadelinaPurba1, Meriaty2, Furqon Harkesa Damanik3


1,2
Staf Pengajar Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian USI
3
Mahasiswa Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian USI

Ringkasan
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk solid dan pupuk
NPK serta interaksi solid dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman terung
hijau. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan dua faktor
perlakuan yaitu Faktor pertama: Pemberian Solid kelapa sawit terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu:
S0 = Tanpa solid limbah sawit, S1 = Pemberian solid limbah sawit 0,5 kg/m 2, S2 = Pemberian solid
limbah sawit 1 kg/m2 , S3 = Pemberian solid limbah sawit 1,5 kg/m2. Faktor kedua adalah
penambahan dosis pupuk NPK per tanaman (J) yang terdiri dari 3 taraf perlakuan yaitu: J 0 = 0 g
/tanaman, J1 = 5 g/tanaman, J2 = 10 g/tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan
solid berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 2, 4 dan 6 MST, umur berbunga, produksi
per tanaman dan produksi per plot. Perlakuan Solid S 3, menghasilkan tanaman tertinggi umur 2, 4
dan 6 MST masing-masing(21,78 cm), (53,45 cm), dan (77,78 cm), umur berbunga tercepat
yaitu (32,89 hari) produksi per tanaman tertinggi (1748,77 g) dan produksi per plot tertinggi
(21,89 kg). Perlakuan NPK berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 4 dan 6 MST, umur
berbunga, produksi per tanaman dan produksi per plot. Perlakuan dosis pupuk NPK J 2,
menghasilkan tanaman tertinggi umur 4 dan 6 MST masing-masing (47,83 cm), dan (75,84 cm),
umur berbunga tercepat yaitu (32,91 hari) produksi per tanaman tertinggi (1562,91 g) dan
produksi per plot tertinggi (19,86 kg). Perlakuan Interaksi pemberian solid dan pupuk NPK tidak
berpengauh nyata terhadap semua parameter. Kombinasi S 3J2 menghasilkan tanaman tertinggi
umur 2, dan 6 MST masing-masing(22,33 cm), dan (79,67 cm), umur berbunga tercepat yaitu
(32,33 hari) produksi per tanaman tertinggi (1816,67 g) dan produksi per plot tertinggi (22,49
kg).
Kata Kunci : Terung Hijau, Solid, Pupuk NPK

PENDAHULUAN ekonomis tinggi. Biasanya digunakan


Terung (Solanum melongena L.)
sebagai bahan makanan, bahan terapi,
merupakan salah satu produk tanaman
dan bahan kosmetik alami. Tanaman
hortikultura yang sudah banyak
terung banyak mengandung kalium
tersebar di Indonesia. Tanaman
dan vitamin A yang dapat berguna
terung berasal dari Sri Lanka dan
bagi tubuh. Komposisi kimia terung
India. Terungmerupakan komoditas
per 100 gram yaitu air 92,70 gram;
pertanian yang penting dibutuhkan di
abu (mineral) 0,60 gram; besi 0,60
Indonesia, hal ini disebabkan karena
mg; karbohidrat 5,70 gram; lemak
terung mempunyai kandungan gizi
0,20 gram; serat 0,80 gram; kalori
cukup lengkap dan mempunyai nilai

129
Jurnal Ilmiah Rhizobia, Vol 1 No 2 , Agustus 2019

24,00 kal; fosfor 27,00 mg; kalium Potensi pasar terung juga dapat
223,00 mg; kalsium 30,00 mg; dilihat dari segi harga yang
protein 1,10 gram; natrium 4,00 mg; terjangkau oleh seluruh lapisan
vitamin B3 0,60 mg; vitamin B2 0,05 masyarakat sehingga membuka
mg; vitamin B1 10,00 mg; vitamin A peluang yang lebih besar terhadap
130,00 SI; dan vitamin C 5,00 mg serapan pasar dan petani. Oleh karena
Direktorat Gizi (Budiman, 2008). itu, permintaan komoditas terung
Tanaman terung hijau merupakan akan terus meningkat seiring dengan
salah satu sayuran yang cukup pertambahan jumlah penduduk dan
popular dan digemari oleh seluruh semakin meningkatnya kesadaran
lapisan masyarakat. Buah terung yang masyarakat terhadap kesehatan.
masih muda selain enak untuk Buah terung mengandung zat aktif
dijadikan sayuran dan lalapan, juga yang berfungsi untuk kontrapersi.
mengandung gizi yang cukup tinggi Selain itu, buah terung dapat
dan komposisinya lengkap sehingga mencegah penyakit diabetes dan
komoditas terung hijau sangat meningkatkan gairah kerja. Namun,
potensial untuk dikembangkan secara bagi penderita penyakit radang usus /
intensif dalam skala agribisnis radang anus wanita penderita sakit
sekaligus menyumbang cukup besar pembesaran kandungan tidak
terhadap keanekaragaman pangan diperolehkan makan terung karena
bergizi bagi penduduk (Rukmana, dapat menimbulkan hal-hal kurang
2009) baik. Adapun jenis terung
solanumsanitwongsei buahnya baik
sekali untuk obat kencing manis
(Sunarjono, 2013).
Upaya meningkatkan produktivitas
tanaman terung dapat dilakukan
dengan banyak cara. Produksi
tanaman terung sangat dipengaruhi
oleh teknik budidaya, pengendalian
hama dan pemupukan yang dapat
dilakukan melalui akar dan daun.

130
Jurnal Ilmiah Rhizobia, Vol 1 No 2 , Agustus 2019

Pupuk merupakan kunci dari dibuat pabrik dengan cara


kesuburan tanah. Dengan memupuk mencampurkan dua atau lebih unsur
unsur hara yang terangkut saat panen hara. Pupuk NPK mengandung tiga
dapat dikembalikan. Memupuk berarti unsur yaitu N, P dan K. ( Lingga dan
menambah unsur hara kedalam tanah Marsono, 2013 ).
(pupuk akar) dan tanaman ( pupuk Berdasarkan uraian diatas, penulis
daun).Pemupukan bertujuan untuk tertarik untuk melakukan penelitian
menyediakan hara yang dibutuhkan mengenai pengaruh pemberian solid
tanaman bagi pertumbuhan tanaman limbah kelapa sawit dan pupuk NPK
dan produksi buah yang berkualitas. terhadap pertumbuhan dan produksi
Selain pupuk dasar yang diberikan tanaman terung hijau.
pada waktu pengolahan tanah. METODE PENELITIAN
Tanaman juga diberi pupuk susulan, Penelitian ini dilaksanakan bulan
dilakukan secara berkala untuk Januari sampai Maret 2019 di Desa
memberikan nutrisi yang cukup bagi Purwodadi, Kecamatan Pematang
tanaman agar produksi optimal. Bandar, Kabupaten Simalungun,
Pupuk susulan diberikan dalam ketinggian 200 meter diatas
bentuk larutan dan dituangkan pada permukaan laut
lubang tanam (Hadisuwito, 2007). Bahan yang digunakan: pupuk
Solid adalah limbah padat dari NPK, solid limbah kelapa sawit,
hasil samping proses pengolahan plastik mulsa, insektisida, fungsida,
tandan buah segar (TBS) di pabrik benih terung Varietas Royal F1, air.
kelapa sawit menjadi minyak mentah Alat yang digunakan:cangkul,
kelapa sawit atau CPO. Solid mentah gembor, meteran, gunting pangkas,
memiliki bentuk dan konsistensi timbangan, dan alat tulis lainnya.
seperti ampas tahu berwarna Penelitian ini menggunakan
kecoklatan, berbau asam manis, dan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 2
masih mengandung CPO sekitar 1,5% faktor. Faktor pertama perlakuan
(Ruswendi,2009). solid kelapa sawit (S) terdiri dari 4
Pupuk NPK disebut sebagai pupuk taraf perlakuan yaitu: S0 = Tanpa
majemuk lengkap, pupuk majemuk solid limbah sawit, S1 = Pemberian
adalah pupuk campuran yang sengaja solid limbah sawit 0,5 kg/m2 S2 =

131
Jurnal Ilmiah Rhizobia, Vol 1 No 2 , Agustus 2019

Pemberian solid limbah sawit 1 kg/ Jika tanaman perplot sudah


m2,S3 = Pemberian solid limbah sawit berbunga 75 % maka dicatat sebagai
1,5 kg/m2. Faktor kedua adalah waktu berbunga.
penambahan dosis pupuk NPK per c. Bobot Buah Per Tanaman (g)
tanaman (J) yang terdiri dari 3 taraf Menimbang semua bobot
perlakuan : J0 = 0 g /tanaman,J1 = 5 buah yang dipanen dari panen ke 1
g/tanaman.J2 = 10 g/tanaman sampai ke 7
d. Bobot Buah Perplot (Kg)
Bobot buah perplot dengan
Parameter yang diamati menimbang buah perplot mulai panen
a. Tinggi Tanaman (cm) 1 sampai dengan panen ke 7.
Tinggi tanaman diukur dari HASIL DAN PEMBAHASAN
pangkal batang sampai ujung 1. Tinggi Tanaman (cm)
tanaman, pengukuran dilakukan pada Hasil Uji Beda Rata –rata
saat tanaman berumur 2, 4 dan 6 tinggi tanaman umur 2, 4 dan 6 MST
MST. dapat dilihat pada tabel 1 .
b. Kecepatan berbunga (Hari)
Tabel 1. Hasil Uji Beda Rata-rata Tinggi Tanaman dengan Perlakuan Solid dan Pupuk
NPK Umur 2,4,6 MST
Tinggi Tanaman (cm) Umur Ber Bunga
Perlakuan 2 MST 4 MST 6 MST
S0 17,89 c 37,78 d 69,45 b 34,33 c
S1 19,89 b 45,45 c 70,89 b 33,22 b
S2 21,56 a 50,22 b 72,11 b 32,89 a
S3 21,78 a 53,45 a 77,78 a 32,89 a
J0 20,08 44,64 b 69,17 b 33.83 b
J1 20,50 47,50 a 72,67 ab 33,25 ab
J2 20,25 47,83 a 75,84 a 32,91 a
S0J0 17,33 37,67 67,67 34,67
S0J1 18,33 37,67 68,00 34,33
S0J2 18,00 38,00 72,67 34,00
S1J0 19,67 42,67 67,00 33,33
S1J1 20,00 46,67 70,67 33,33
S1J2 20,00 47,00 75,00 33,00
S2J0 22,00 46,33 66,00 33,67
S2J1 22,00 51,00 74,33 32,67
S2J2 20,67 53,33 76,00 32,33
S3J0 21,33 52,67 76,00 33,67
S3J1 21,67 54,67 77,67 32,67

132
Jurnal Ilmiah Rhizobia, Vol 1 No 2 , Agustus 2019

S3J2 22,33 53,00 79,67 32,33


Keterangan : Angka yang diikuti oleh notasi yang tidak sama pada kolom yang sama menyatakan berbeda
nyata pada taraf 5%.

Dari tabel 1 dapat dilihat umur2, 4 dan 6 MST masing-masing


bahwa perlakuan pemberian solid S3 (20,50 cm), (47,83 cm) dan ( 75,84
menunjukkan tanaman tertinggi pada cm ) yang berbeda nyata dengan
umur 2, 4 dan 6 MST yaitu masng- perlakuan J0, tetapi tidak berbeda
masing (21,78 cm), (53,45 cm ) dan nyata dengan J1 sedangkan pada
(77,78cm ) yang berbeda nyata umur 2 MST tidak berbeda nyata
dengan perlakuan S2,S1dan S0, tetapi dengan perlakuan lainnya..
pada umur 2 MST tidak berbeda Hal ini disebabkan karena
nyata dengan S2 . semakin tinggi dosis pupuk yang
Hal ini disebabkan karena pada diberikan semakin meningkatkan
perlakuan S3 dapat memperbaiki sifat pertumbuhan tanaman. Menurut
fisik tanah, disamping itu dosis yang Purwa (2007), Kandungan Nitrogen
diberikan lebih mencukupi untuk yang terdapat pada NPK merupakan
pertumbuhan tanaman dibandingkan penyusun dari semua protein dan
dengan dosis yang lebih rendah. asam nukleat, tanaman yang cukup
Thabrani (2011) menyatakan bahwa mendapat suplai N akan membentuk
bahan organik yang terdapat pada helai daun yang luas dengan
solid akan meningkatkan aktifitas kandungan klorofil yang tinggi
biologi tanah dalam membantu sehingga tanaman dapat
proses dekomposisi. Proses menghasilkan asimilat dalam jumlah
dekomposisi yang baik akan yang cukup untuk menopang
meningkatkan ketersediaan hara bagi pertumbuhan vegetatifnya. Sutedjo
tanaman, sehingga aktifitas ( 2000), menyatakan penambahan
metabolisme terutama proses unsur hara yang cukup pada
fotosintesis menjadi meningkat dan tanaman akan mempercepat laju
fotosintat yang dihasilkan akan pembelahan dan pemanjangan akar,
ditranslokasikan untuk pertumbuhan batang dan daun.
tanaman. Interaksi pemberian solid dan
Perlakuan pemberian NPK J2 pupuk NPK S3J2 menunjukkan tinggi
menunjukkan tanaman tertinggi pada tanaman tertinggi umur 2,6 MST

133
Jurnal Ilmiah Rhizobia, Vol 1 No 2 , Agustus 2019

masing –masing (22,33cm), (79,67

Tinggi Tanaman (cm)


80
60
cm) tetapi umur 4 MST terdapat pada 40 2 MST
20
S3J1 (54,67 cm) tidak menunjukkan 0 4 MST
J0 J1 J2
6 MST
perbedaan yang nyata dengan NPK
perlauan lainnya.
Hal ini disebabkan karena Gambar 2. Histogram Pengaruh Pupuk NPK
Terhadap Tinggi Tanaman.
solid merupakan salah satu bahan
organik yang berfungsi memperbaiki Dari gambar 2 dapat dilihat
sifat fisik tanah, sehingga solid dan bahwa perlakuan J2 menunjukkan
pupuk NPK belum saling bersinergi tinggi tanaman tertinggi diikuti oleh
satu sama lain untuk mempengaruhi perlakuan J1 dan J0.
pertumbuhan tanaman.
Untuk lebih jelasnya pengaruh 2. Umur Berbunga (hari)
pemberian Solid dan pupuk NPK Data rata-rata umur
serta interaksinya terhadap tinggi berbungatanaman pada tabel 2
tanaman terung hijau dapat dilihat menunjukkan bahwa perlakuan S2
pada Gambar 1,2. dan S3 menunjukkan umur berbunga
tercepat (32,89 hari) yang
berbedanyata dengan S0 dan S1.
Perlakuan pupuk NPK J2 (32,92
100
Tinggi tanaman (cm)

80 2 hari) yang tidak berbeda nyata


60 MST
dengan J1 tetapi berbeda nyata
40 4
MST dengan Jo.
20
0 6
MST Hal ini disebabkan karena
S0 S1 S2 S3
Solid pemberian solid dengan dosis yang
tepat mampu memberikan
Gambar 1. Histogram Pengaruh Pemberian
Solid Terhadap Tinggi ketersediaan unsur hara bagi tanaman
Tanaman. serta bermanfaat untuk
Dari gambar 1 dapat dilihat bahwa
meningkatkan produktivitas dan
perlakuan S3menunjukkan tinggi
mempercepat panen. Sesuai pendapat
tanaman tertinggi diikuti oleh
Karterine (2015), pertumbuhan
perlakuan S2, S1 dan S0.
tanaman sangat ditentukan oleh

134
Jurnal Ilmiah Rhizobia, Vol 1 No 2 , Agustus 2019

unsur hara yang tersedia dalam pupuk NPK dan pupuk solid belum
keadaan optimum dan seimbang. bersinergi sehingga belum
Perlakuan pupuk NPK J2 memberikan dampak yang nyata bagi
menunjukkan waktu berbunga pembungaan. Untuk lebih jelasnya
tercepat yaitu (32,91 hari) yang pengaruh pemberian Solid dan pupuk
berbeda tidak nyata dengan NPK terhadap waktu berbunga dapat
perlakuan J1 tetapi berbeda nyata dilihat pada Gambar 3, 4.
dengan perlakuan J0.
Hal ini disebabkan karena
perlakuan J2 lebih mencukupi untuk

Waktu Berbunga (hari)


34.5
pertumbuhan tanaman. Sesuai 34
33.5
dengan pendapat Lingga dan 33
32.5
Marsono (2013), menyatakan 32
S0 S1 S2 S3
pertumbuhan tanaman dengan hasil
Solid
yang memuaskan diperoleh bila
media tanam mempunyai suplai Gambar 3. Histogram Pengaruh Pemberian
Solid Terhadap Waktu
unsur hara yang cukup yang Berbunga.

mencakup jumlah, frekwensi dan Dari gambar 3 dapat dilihat


berada dalam perimbangan yang bahwa perlakuan S3menunjukkan
sesuai dengan kebutuhan tanaman, waktu berbunga tercepat kemudian
namun bila jumlahnya kurang diikuti oleh perlakuan S2, S1 dan S0.
mencukupi atau berlebih maka 34
Waktu berbunga (hari)

menyebabkan pertumbuhan dan 33.5

produksi tanaman terganggu 33


32.5
termasuk pembungaan.
32
Interaksi pemberian solid dan J0 J1 J2
pupuk NPK S3 J2 menunjukkan NPK

umur berbunga tercepat yang tidak Gambar 4. Histogram Pengaruh Pupuk NPK
berbeda nyata dengan perlakuan Terhadap Waktu Berbunga

lainnya..
Dari gambar 4 dapat dilihat bahwa
Hal ini disebabkan karena
perlakuan J2 menunjukkan waktu
kandungan hara yang sama pada

135
Jurnal Ilmiah Rhizobia, Vol 1 No 2 , Agustus 2019

berbunga tercepat diikuti oleh Hasil Uji Beda Rata –rata jumlah
perlakuan J1 dan J0. produksi per tanaman dapat dilihat
pada tabel.2
3.Jumlah Produksi Per Tanaman
(g)
Tabel 2. Hasil Uji Beda Rata-rata Produksi Per Tanaman Terung hijau Akibat Pengaruh
Pemberian Solid dan Pupuk NPK

Perlakuan Produksi Per Tanaman (g) Produksi Per Plot (kg)


S0 1067,00 c 15,01 c
S1 1368,88 b 18,15 b
S2 1600,89 a 19,79 ab
S3 1748,77 a 21,89 a
J0 1338,58 b 17,29 b
J1 1428,66 b 18,98 ab
J2 1562,91 a 19,86 a
S0J0 974,33 13,14
S0J1 1045,67 15,88
S0J2 1187,00 16,02
S1J0 1253,33 16,82
S1J1 1331,00 17,93
S1J2 1486,33 19,70
S2J0 1422,33 18,29
S2J1 1612,67 19,85
S2J2 1767,67 21,24
S3J0 1704,33 20,92
S3J1 1725,33 22,26
S3J2 1816,67 22,49
Keterangan : Angka yang diikuti oleh notasi yang tidak sama pada kolom yang sama menyatakan
berbeda nyata pada taraf 5%.

Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa dan produksi tanaman


perlakuan solidS3 menunjukkan sehingga sel-sel jaringan
produksi per tanaman terbanyak yaitu penyimpanan akan terbentuk
(1748,77 g) yang berbeda nyata lebih banyak dan lebih besar.
dengan perlakuan S1dan S0, Sesuai dengan pendapat
kemudian perlakuan S2 berbeda tidak Lingga dan Marsono (2013),
nyata dengan perlakuan S3. pemberian pupuk dengan
Hal ini disebabkan takaran dan rotasi yang tepat
pemberian solid akan akan menghasilkan yang
meningkatkan pertumbuhan

136
Jurnal Ilmiah Rhizobia, Vol 1 No 2 , Agustus 2019

terbaik terhadap pertumbuhan nyata bagi produksi per


dan produksi tanaman. tanaman.
Perlakuan pupuk NPK J2 Untuk lebih jelasnya
menunjukkan produksi pengaruh pemberian solid,
pertanaman tertinggi yaitu pupuk NPK dan interaksi
yaitu (1562,91 g) yang pemberian solid dan pupuk
berbeda nyatadengan NPK terhadap produksi per
perlakuan J1 dan J0. tanaman dapat dilihat pada
Hal ini disebabkan karena Gambar 7, 8 dan 9.
semakin tinggi dosis pupuk 2000

jumlah Produksi Per Tanaman (g)


yang diberikan semakin 1500

meningkatkan produksi 1000

tanaman .Sesuai pendapat 500


Karterine (2015), kandungan 0
S0 S1 S2 S3
pupuk NPK yang lengkap
SOlid
dapat memenuhi kebutuhan
produksi tanaman sehingga
Gambar 5. Histogram Pengaruh Pemberian
menjamin produksi tanaman Solid Terhadap Produksi Per
Tanaman
secara optimal dan
menghasilkan produksi Dari gambar 5 dapat dilihat

dengan mutu yang memenuhi bahwa perlakuan

standart. S3menunjukkan produksi per

Pemberian solid dan pupuk tanaman tertinggi kemudian

NPK tidak menunjukan diikuti oleh perlakuan S2, S1

perbedaan yang nyata bagi dan S0.


Produksi Per Tanaman (kg)

1600
produksi pertanaman. Hal ini
1500
disebabkan karena kandungan 1400
hara yang sama pada pupuk 1300
1200
NPK dan solid belum J0 J1 J2
bersinergi sehingga belum NPK

memberikan dampak yang

137
Jurnal Ilmiah Rhizobia, Vol 1 No 2 , Agustus 2019

Gambar 6. Histogram Pengaruh Pemberian yang lebih baik dengan meningkatkan


NPK Terhadap Produksi Per
Tanaman ketersediaan hara untuk mendukung
pertumbuhan dan produksi tanaman.
Dari gambar 6 dapat dilihat
Perlakuan pupuk
bahwa perlakuan J2
PKJ2menunjukkan produksi
menunjukkan produksi per
per plot tertinggi yaitu (19,86
tanaman tertinggi kemudian
kg) yang berbedatidak
diikuti oleh perlakuan J1, dan
nyatadengan perlakuan J1
J0.
tetapi berbeda nyata dengan
4. Produksi Per Plot (kg)
perlakuan J0.
Hasil Uji Beda rata – rata
Hal ini disebabkan
produksi per plot dapat dilihat
karena kandungan hara yang
pada tabel 2.
lengkap pada pupuk NPK
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa
meningkatkan dapat
perlakuan pemberian Solid S3
memenuhi kebutuhan tanaman
menunjukkan produksi per plot
untuk menghasilkan produksi
tertinggi yaitu (21,89 kg) yang tidak
yang optimal. Sesuai pendapat
berbeda nyata dengan perlakuan S2
Karterine (2015), kandungan
tetapi berbeda nyata dengan
pupuk NPK yang lengkap
perlakuan S1dan S0
dapat memenuhi kebutuhan
Hal ini disebabkan Solid dapat
produksi tanaman sehingga
memperbaiki sifat biologi tanah
menjamin Perlakuan
antara lain mikroba tanah menjadi
pemberian solid dan pupuk
aktif sehingga kesuburan tanah lebih
NPK tidak menunjukan
baik sehingga unsur hara yang
perbedaan yang nyata bagi
dibutuhkan tanaman dapat tersedia,
produksi per plot. Hal ini
Sesuai dengan pendapat Murbandono
disebabkan karena kandungan
(2005), menyatakan bahan organik
hara yang sama pada pupuk
dapat berperan sebagai sumber hara
NPK dan solid belum
tanaman setelah mengalami proses
bersinergi sehingga belum
mineralisasi dan secara tidak
memberikan dampak yang
langsung dapat menciptakan kondisi
lingkungan pertumbuhan tanaman

138
Jurnal Ilmiah Rhizobia, Vol 1 No 2 , Agustus 2019

nyata bagi produksi per terhadap Produksi per


tanaman. tanaman dapat dilihat pada
Untuk lebih jelasnya Gambar 5 dan 6.
pengaruh pemberian Solid dan
pupuk NPK serta interaksinya

KESIMPULAN
Produksi Per Plot (kg)

25
20 a. Perlakuan pemberian solid
15
berpengaruh nyata terhadap
10
5 tinggi tanaman umur 2, 4 dan 6
0
S0 S1 S2 S3 MST, umur berbunga, produksi per
Solid tanaman dan produksi per plot.
Perlakuan pemberian Solid 1,5 kg/
Gambar 5.Histogram Pengaruh Pemberian m2, menghasilkan tanaman
Solid Terhadap Produksi Per Plot
tertinggi umur 2, 4 dan 6 MST
Dari gambar 5 dapat dilihat bahwa
masing-masing masing(21,78 cm),
perlakuan S3 menunjukkan produksi
(53,45 cm), dan (77,78 cm), umur
per plot tertinggi kemudian diikuti
berbunga tercepat yaitu (32,89
oleh perlakuan S2, S1 dan S0.
hari) produksi per tanaman
21
tertinggi (1748,77 g) dan produksi
Produksi Per Plot (kg)

20
19 per plot tertinggi (21,89 kg).
18 b. Perlakuan pupuk NPK
17
berpengaruh nyata terhadap
16
J0 J1 J2 tinggi tanamanumur 2, 4 dan 6
NPK
MST, umur berbunga, dan
produksi per plot. Perlakuan dosis
Gambar 6.Histogram Pengaruh Pupuk NPK
Terhadap Produksi Per Plot. pupuk NPK 10 g/tanaman,
menghasilkan tanaman tertinggi
Dari gambar 6 dapat dilihat bahwa umur 4 dan 6 MST masing-
perlakuan J2 menunjukkan produksi masingmasing (47,83 cm), dan
per tanaman tertinggi kemudian (75,84 cm), umur berbunga
diikuti oleh perlakuan J1, dan J0. tercepat yaitu (32,91 hari)

139
Jurnal Ilmiah Rhizobia, Vol 1 No 2 , Agustus 2019

produksi per tanaman tertinggi Karterine, D. 2015. Pemberian Pupuk


(1562,91 g) dan produksi per plot Majemuk Dan selang Waktu
tertinggi (19,86 kg). pemupukan Terhadap
c. Perlakuan Interaksi pemberian Pertumbuhan Bibit Kakao. STIP.
solid dan pupuk NPK tidak Sriwigan. Palembang.
berpengaruh nyata terhadap semua Lingga, P dan Marsono. 2013.
perlakuan. Interaksi Solid 1,5 kg/ Petunjuk Penggunaan Pupuk.
m2 dan pupuk NPK 10 g/tanaman Cetakan I. Penebar Swadaya.
menghasilkan tanaman tertinggi Jakarta.
umur 2, dan 6 MST masing- Murbandono,L. 2005. Pupuk
masing masing(22,33 cm), dan Organik. Agro Media Pustaka.
(79,67cm), umur berbunga tercepat Jakarta.
yaitu (32,33hari) produksi per Prahasta. 2009. Agribisnis Terung.
tanaman tertinggi (1816,67 g) dan CV. Pustaka Grafika. Bandung.
produksi per plot tertinggi (22,49 Purwa, D. R. 2007. Petunjuk Pemupukan.
kg) Agro Media Pustaka. Jakarta.
Rukmana, R. 2009. Bertani Terung.

DAFTAR PUSTAKA Kanisius. Yogyakarta

Bambang. C. 2003. Teknik dan Ruswendi, 2008. Limbah Padat

Strategi Budidaya Terung. Pengolahan Minyak Sawit. Balai

Yogyakarta: Yayasan Pustaka Pengkajian Teknologi Pertanian

Nusatama. Medan.

Budiman, Eriyandi. 2008. Cara dan Samadi, 2003. Budidaya Terung

Upaya Budidaya Terung. Hibrida. Kanisius. Yogyakarta.

Bandung : CV. Wahan Iptek. Sunarjono, H. 2008. 21 Jenis

Firmanto, B. 2011. Sukses Tanaman Buah. Cetakan 7 Penebar

bertanaman terung secara Swadaya. Jakarta.

organik. Angkasa. Bandung. Sutedjo, M. 2010. Pupuk dan Cara

Hadisuwito, S, 2007. Membuat Pupuk Pemupukan. Cetakan 8. Rineka

Kompos Cair. Agro Media Cipta. Jakarta

Pustaka. Jakarta Thabarani, I.2011. Bahan Organik


Untuk Stabilitas Produksi

140
Jurnal Ilmiah Rhizobia, Vol 1 No 2 , Agustus 2019

Tanaman Pangan Pada Lahan


Kering Podsolik.Penelitian
Pertanian Bogor.
Utomo, B dan E. Widjaja. 2005.
Limbah Padat Pengolahan Minyak
Sawit Sebagai Sumber Nutrisi
Ternak Ruminansia. Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian
Kalimantan Tengah. Palangkaraya

141

Anda mungkin juga menyukai