Abstrak
105
M.F. Latif, Elfarisna dan Sudirman
Abstract
One of the limiting factors of edamame soybean production is the state of land
that is beginning to be critical. Biological fertilizers as an effort to rehabilitate the
land by utilizing several active microorganisms that can symbiosis with legume
crops both in terms of helping the process of reshuffling as well as supplying
nutrients in the soil. This study aims to determine the effectiveness of NPK
fertilizer reduction by Provibio biological fertilizer on edamame soybean
cultivation. This research was conducted in April until June 2016 in Experimental
Garden of Faculty of Agriculture, University of Muhammadiyah Jakarta, using
Random Complete Block Design (RCBD) with four treatment, ie P0 (100% NPK);
P1 (Provibio concentration 5 ml.l-1 + 50% NPK); P2 (Provibio concentration
10 ml.l-1 + 50% NPK); and P3 (Provibio concentration 15 ml.l-1 + 50% NPK).
Each treatment was repeated six times and conducted on 2 m x 1 m land plot with
20 cm x 30 cm spacing per plant. Six plants per plot was used as experimental
plant. The results showed that 100% NPK treatment have rapidest values for
flowering age; highest values for the number of root nodules and number of pods;
and heaviest values for weight of pods per plant, weight of pods per plot and
conversion per hectare. Treatment of Provibio concentrations of 5 ml.l-1 + 50%
NPK have highest values for plant height and largest values for the number of
branches. While Provibio concentration 15 ml.l-1 + 50% NPK have highest
value for percentage of edamame soybean pods.
50% dosis NPK yang diberikan. Serratia sp., Cyanobacteria dan bakteri
tidak berbeda nyata dengan perlakuan berperan aktif pada saat fase vegetatif.
Jumlah bintil akar perlakuan NPK dan Yuwono (2002), dimana jumlah
100% lebih banyak namun bintil akar yang ditambat oleh Rhizobium sangat
terlihat lebih kecil dari pada perlakuan bervariasi, tergantung pada tanaman
lainnya yang menggunakan pupuk inang dan lingkungannya termasuk
hayati Provibio. Padahal jumlah NPK ketersediaan unsur hara yang diper-
banyak dan tersedia, hal ini bertolak lukan. Penambatan oleh Rhizobium
belakang dengan pendapat Rosmarkam maksimum bila ketersediaan hara
jumlah polong pada tanaman sampel unsur hara yang dibutuhkan oleh
saat panen (68 HST). Perlakuan tanaman agar produksi dan mutu hasil
(Subowo et al., 2010). Pada perlakuan sampel saat panen (68 HST). Perlakuan
Provibio konsentrasi 5 ml.l dan NPK -1
pemberian pupuk hayati Provibio
50% hampir mampu menyamai tidak memberikan pengaruh yang nyata
perlakuan kontrol hal ini diduga karena terhadap persentase polong bernas
ketersediaan hara tersedia saat kedelai edamame. Persentase polong
terbentuknya polong. bernas terbanyak ditunjukkan oleh
perlakuan Provibio konsentrasi
Persentase Polong Bernas
15 ml.l-1 + NPK 50% (86.28%) tidak
Pegamatan jumlah polong bernas berbeda nyata dengan perlakuan
dilakukan dengan cara menghitung lainnya (Tabel 6).
persentase polong bernas pada tanaman
Polong terisi dengan baik mencapai kering akar, umur berbunga, bobot 100
rata-rata 86.28% ini diduga karena biji dan hasil yang lebih baik untuk
kebutuhan hara dan waktu panen yang tanaman kedelai (Soverda dan
tepat. Pada beberapa penelitian, Hermawati, 2009).
pemberian pupuk hayati Golden
Berat Polong per Tanaman, Berat
Harvest pada taraf 2.5 ml memberikan
Polong per Petak dan Konversi per
pengaruh terbaik pada variable tinggi
Hektar
tanaman, bobot kering pupus tanaman,
bobot 100 biji akan tetapi tidak pada Pegamatan berat polong dilakukan
variable hasil. Sedangkan pada dengan cara menghitung jumlah polong
konsentrasi 7.5 ml memberikan rata- pada tanaman sampel saat panen
rata pertumbuhan tinggi tanaman, (68 HST). Pemberian pupuk hayati
bobot kering pupus tanaman, bobot Provibio tidak memberikan pengaruh
yang nyata terhadap berat polong 100% (kontrol) (40.73 polong) tidak
kedelai edamame. Berat polong yang berbeda nyata dengan perlakuan
berat ditunjukkan oleh perlakuan NPK Provibio lainnya (Tabel 7).
Salisbury dan C. W. Ross. 1992. Tania, N., Astina dan S. Budi. 2012.
Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Cit. Pengaruh Pemberian Pupuk Hayati
Ekowati, D., dan M. Nasir. 2011. terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea Jagung Semi pada Tanah Podsolik
mays L.) Varietas Bisi-2 pada Pasir Merah Kuning. Jurnal Sains
Reject dan Pasir Asli di Pantai Mahasiswa Pertanian, Vol. 1 (1): 10
Trisik Kulonprogo. Jurnal Manusia – 15.
dan Lingkungan, Vol. 18 (3): 220 –
231. Torres-Rubio, M. G., S. A. Valencia-
Plata, J. Bernal-Castillo, dan P.
Sennang, N.R., E. Syam’un dan A. Martínez-Nieto. 2000. Isolation of
Dachlan. 2012. Pertumbuhan dan Enterobacteria, Azotobacter sp. and
Produksi Padi yang Diaplikasi Pseudomonas sp., Producers of
Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Indole-3-Acetic Acid and
Jurnal Agrovigor, Vol. 11 (2): 161 – Siderophores, from Colombian Rice
170. Rhizosphere. Cit. Antonius, S.,
Agustyani, D., Imamuddin, H,
Simanungkalit, R. D. M. 2001. Dewi, T.K., dan Laili, N. 2014.
Aplikasi Pupuk Hayati dan Pupuk Kajian Bakteri Penghasil Hormon
Kimia: Suatu Pendekatan Terpadu. Tumbuh IAA sebagai Pupuk
Balai Penelitian Bioteknologi Organik Hayati dan Kandungan
Tanaman Pangan. Bogor. IAA Selama Penyimpanan.
Prosiding Seminar Nasional
Soverda, N., dan Hermawati, T. 2009. Pertanian Organik. Puslit Biologi –
Respon Tanaman Kedelai (Glycine LIPI. Bogor, 18 – 19 Juni 2014. Hal:
max (L.) Merill) terhadap Pemberian 279 – 285.