Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Abstract
Papaya has potential to be exploited due to its economic value. An effort is necessary to support the plant growth
and production. Fertilization is a way to return the soil fertility so it can provide the plant’s need for optimum plant
development. The experiment was objected to study the effect of phosphate fertilizer level on growth and production of
papaya genotipe IPB-1. The fertilization treatment were using four level of phosphate fertilizer (60, 120, 180 and 240 g
SP-36/plant). Observation included vegetatif growth, production component and fruit quality. The result of experiment
showed that phosphate gave unsignificant effect on vegetatif growth of papaya genotipe IPB-1. In the other hand,
phosphate gave significant effect on plant production. The optimum of fertilizer level on flower and fruit production was
180 g SP-36/plant. There were no difference on chemical fruit quality. But on the physical quality, phosphate treatment
could decreased fruit hardness. Phosfor with 120 g SP-36/plant level had the lowest fruit hardness.
Pengamatan (MST)
(a)
karbohidrat dan penyusun asam amino yang
60
merupakan faktor internal yang mempengaruhi induksi
pembungaan. Kekurangan karbohidrat pada tanaman
50 dapat menghambat pembentukan bunga dan buah.
Jumlah Daun (buah)
40
30
20
10
0
7 10 13 16 19 22
Pengamatan (MST)
(b)
Kekerasan Buah
Kekerasan buah mencangkup kekerasan pada
kulit dan daging buah. Nilai kekerasan kulit buah
pepaya genotipe IPB-1 berkisar antara 22.79 sampai
31.32 mm/5 s (Gambar 6). Menurut PKBT (2008)
kekerasan kulit buah pepaya genotipe IPB-1 yakni
0.832 mm/s. Meningkatkannya nilai kekerasan buah
Gambar 5. Pertumbuhan Panjang dan Diameter Buah yang diperoleh dari hasil penelitian menunjukkan
Pepaya Genotipe IPB–1 pada Empat Dosis bahwa perlakuan pupuk P dapat menurunkan kekerasan
Pupuk Fosfor. kulit buah pada pepaya genotipe IPB-1. Sedangkan
Dari Gambar 5 dapat diketahui bahwa untuk kekerasan daging buah tidak terdapat pengaruh
pertumbuhan panjang dan diameter buah untuk pada hasil yang diperoleh untuk tiap-tiap perlakuannya
masing-masing perlakuan tidak berbeda jauh. (Tabel 2).
Perbedaan mulai tampak pada laju pertumbuhan Kekerasan buah cendrung menurun sejalan
panjang buah berumur 12 sampai 16 minggu. dengan proses pemasakan buah. Hal tersebut
Sedangkan pada laju pertumbuhan diameter buah, disebabkan karena terjadi perubahan pada struktur
perbedaan terlihat pada buah berumur 14 sampai 16 dinding sel buah. Santoso dan Purwoko (1993)
minggu. Terjadinya penurunan pada kurva menyatakan bahwa pemecahan polimer karbohidrat,
pertumbuhan panjang dan diameter buah diakibatkan khususnya senyawa pektin dan hemisellulosa
karena pada akhir-akhir penelitian buah yang melemahkan dinding sel dan gaya kohesif yang
berukuran besar telah dipanen terlebih dahulu dan mengikat sel bersama-sama. Hal ini sejalan dengan
banyaknya buah yang terserang oleh hama penyakit, Wang et al. (1996) yang menyatakan bahwa
sehingga buah yang tersisa untuk diamati adalah buah pembelahan sel untuk struktur kekerasan buah sebagai
yang berukuran lebih kecil. pengaruh proses stabilisasi matriks pektin dari dinding
sel berhubungan dengan proses pemasakan.
Kualitas Fisik dan Kimia Buah
Kualitas Fisik Buah
Ukuran Buah Panen
Pada penelitian ini, pepaya genotipe IPB-1
memiliki ukuran panjang dan diameter buah berkisar
antara 21 – 19 cm dan 9 – 10 cm. Bobot buah utuh 626
sampai 835 g/buah dengan bobot kulit 91 sampai 132
g/buah. Dari tabel 1 terlihat bahwa perlakuan dosis
pupuk P tidak berpengaruh nyata terhadap panjang
buah, diameter buah, rasio P/D, bobot buah utuh dan
bobot kulit buah. Hal ini sesuai dengan penelitian
Pramono (2004) yang menyatakan bahwa perlakuan
pupuk P tidak berpengaruh nyata terhadap panjang,
diameter dan bobot buah pepaya. Menurut Yon (1994)
kadar fosfor dalam tananaman harus dikurangi pada
tahap tanaman berbuah, karena kadar fosfor yang
tinggi dapat mengurangi ukuran buah.
Gambar 6. Kekerasan Kulit Buah Pepaya Genotipe
Tabel 1. Panjang Buah, Diameter Buah, Rasio P/D, IPB–1 pada Empat Dosis Pupuk Fosfor.
Bobot Buah dan Bobot Kulit Buah Pepaya
Genotipe IPB-1
Tabel 2. Kandungan TAT, Vitamin C dan PTT Buah
Dosis Diameter Panjang Rasio Bobot Bobot Pepaya Genotipe IPB-1
Pupuk P Buah Buah P/D Buah Kulit
Dosis Kekerasa Saran
Pupuk P TAT Vitamin C PTT n
Perlu diadakannya penelitian serupa dengan
(g SP- (mg/100g) (mg/100g) (0Brix) Buah
menggunakan tanaman tanpa perlakuan dosis pupuk
36 /tan) (mm/5 s)
sebagai kontrol untuk perbandingan.
60 19.24 136.94 11.52 73.12
120 22.38 143.65 11.82 90.28 DAFTAR PUSTAKA
180 22.48 135.02 11.23 69.82
240 22.87 143.74 11.58 64.02 BPS. Biro Pusat Statistik. 2005. Data Statistik Produksi
Buah Indonesia Per Propinsi.
http://bps.go.id (3 Maret 2007).
Kualitas Kimia Buah
Umumnya kandungan asam organik menurun Epstein, E. 1972. Mineral Nutrition of Plants:
selama proses pemasakan buah karena direspirasikan Principles and Perspectives. John Wiley and
atau diubah menjadi gula. Asam-asam dapat dianggap Sons, Inc. New York. 412 p.
sebagai sumber cadangan energi pada buah. Asam
dominan yang terdapat dalam buah adalah asam sitrat Leiwakabessy, F. M. dan A. Sutandi. 2004. Pupuk dan
dan asam malat (Santoso dan Purwoko, 1993). Pemupukan. Diktat Kuliah. Departemen
Berdasarkan hasil yang diperoleh, Perlakuan Tanah. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. 208
pemupukan P tidak memberikan pengaruh yang nyata hal.
terhadap kandungan TAT buah pepaya genotipe IPB-1.
Kandungan TAT buah untuk masing-masing perlakuan Nagar, J. P. 2002. Soil phosphorus, its transformation
berkisar antara 19.24 - 22.87 mg/100 g bahan (Tabel and their relevance to crop productivity,
2). p.109-135. In: K. R. Krishna (Ed.). Soil
Vitamin C (asam askorbat) hanya komponen Fertility and Crop Production. Science
minor dari buah tetapi sangat penting dalam nutrisi Publishers, Inc. USA.
manusia. Kebutuhan vitamin C untuk diet manusia
hampir 90% berasal dari buah dan sayuran (Santoso Naturland. 2000. Organik Farming In The Tropics and
dan Purwoko, 1993). Buah pepaya memiliki Subtropics, Exemplary Description of 20
kandungan vitamin C yang cukup tinggi. Pada Crops: Papaya. Naturland e. V. 1st (Ed.).
penelitian ini, kandungan vitamin C pada buah pepaya Germany. 35 p.
genotipe IPB-1 berkisar antara 135.02 – 143.74
mg/100g bahan. Data yang disajikan pada Tabel 5 PKBT. Pusat Kajian Buah-buahan Tropika. 2008.
menunjukkan bahwa kandungan vitamin C pada Genotipe Unggul Pepaya IPB.
perlakuan dosis pupuk P tidak memberikan hasil yang http://www.rusnasbuah.or.id/template.phpl=
berbeda nyata. var_menu.php&m=variety/var_home.php.
Perlakuan dosis pemupukan P secara umum (8 Mei 2008).
memberikan hasil yang sama untuk masing-masing
perlakuannya. Kandungan PTT buah yang diperoleh
pada penelitian yakni antara 11.23 – 11.82 0Brix. Poerwanto, R. 2003. Budidaya Buah-buahan: Proses
Menurut Santoso dan Purwoko (1993) PTT dapat Pembungaan dan Pembuahan. Bahan
digunakan sebagai indikator tingkat kemanisan, karena Kuliah. Fakultas Pertanian, IPB. Bogor. 44
gula merupakan komponen utama bahan padat yang hal.
terlarut.
Poerwanto, R. 2003. Budidaya Buah-buahan:
Pengelolaan Tanah dan Pemupukan Kebun
KESIMPULAN DAN SARAN Buah-buahan. Bahan Kuliah. Fakultas
Pertanian, IPB. Bogor. 42 hal.
Kesimpulan
Pemupukan fosfor mampu meningkatkan jumlah Pramono, A. 2004. Pengaruh Pupuk Fosfor dan Kalium
buah tanaman pepaya genotipe IPB-1 dengan dosis Terhadap Pertumbuhan dan Produksi
optimum 180 g SP-36/tanaman. Sedangkan pada Pepaya (Carica papaya L.). Skripsi.
pertumbuhan tanaman tidak terdapat perbedaan. Pada Fakultas Pertanian, IPB. Bogor.
ukuran buah panen dan kriteria mutu buah perlakuan
yang diberikan tidak berpengaruh, kecuali pada Santoso, B. B. dan B. S. Purwoko. 1993. Fisiologi dan
kekerasan kulit buah. Pemupukan fosfor dapat Teknologi Pasca Panen Tanaman
menurunkan kekerasan kulit buah. Buah dengan dosis Hortikultura. Indonesia Australia Eastern
pupuk 120 g SP-36/tanaman memiliki nilai kekerasan Universities Project. Jakarta. 187 hal.
tertinggi dibandingkan ketiga perlakuan lainnya.
Wang, Y., S. G. Wyllie, and D. N. Leach. 1996. Prihatman, K. 2000. Sistem Informasi Manajemen
Chemical changes during the development Pembangunan di Pedesaan: Pepaya (Carica
and ripening of the fruit of Cucumis melo papaya L.). BAPENAS. Jakarta. 12 hal.
(CV. Makdimon). J. Agric. Food Chem.
44:210-216. Yon, R. Md. 1994. Introduction. p. 1-4. In. : R. Md.
Yon (Ed). Papaya Fruit Development,
Postharvest, Physiology, Handling and
Market in ASEAN.