Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Littri 17(2), Juni 2011 Hlm.

51 – 59
ISSN 0853-8212

DAHONO et al. : Kombinasi pupuk NPK dan pupuk kandang dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi asiatikosida tanaman pegagan

KOMBINASI PUPUK NPK DAN PUPUK KANDANG DALAM MENINGKATKAN


PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI ASIATIKOSIDA TANAMAN PEGAGAN

Dahono1), M. Ghulamahdi 2), S. A. Aziz2) dan Adiwirman2)

1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau


Jl. Kaharuddin, km 10 Pekanbaru
e-mail ddahono@yahoo.co.id
2) Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB
Jl. Meranti, Darmaga, Bogor
mgulamahdi@yahoo.com
sandraaziz@yahoo.com
adiwirman@yahoo.com

(Diterima Tgl. 28 – 10 – 2010 – Disetujui Tgl. 7 – 6 – 2011)

ABSTRAK recommendation dosage/ha and 30 t/ha cow manure significantly increased


growth and asiaticoside production (5.12 g/m2). This asiaticoside
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pupuk production was not different with 0.50 and 0.75 recommendation NPK
kandang dan NPK terhadap pertumbuhan dan produksi asiatikosida. dosage/ha without cow manure, and 0.50 NPK recommendation dosage/ha
Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Gunung Putri, Cipanas, + 30 t cow manure/ha, and have high asiaticoside content (>MMI standard
Kabupaten Cianjur mulai dari bulan Mei 2009 sampai dengan Januari = 0.90). NPK fertilizer (maximum at 0.50 recommen-dation NPK
2010. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dosage/ha) or cow manure increased growth and asiaticoside production,
dengan dua faktor dan diulang 3 kali. Faktor A tanpa , 0,25, 0,50, 0,75 dan but cow manure did not affect asiaticoside content. Interaction between
1,00 dosis rekomnedasi NPK (kg/ha). Faktor B tanpa, dan 30 t pupuk NPK and cow manure generally increased growth and yield of
kandang/ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi pupuk NPK asiaticoside. High profit 79.82 and 30.81% (B/C ratio 0,17 and 0,14) was
1,00 rekomendasi dan pupuk kandang sebanyak 30 t/ha meningkatkan found at combinations 1.00 and 0.75 NPK recommendation dosage/ha +
pertumbuhan dan produksi asiotikosida secara signifikan (5,12 g/m2). cow manure 30 t/ha.
Produksi asiatikosida tersebut tidak berbeda nyata dengan 0,5 dan 0,75
dosis rekomendasi NPK/ha tanpa menggunakan pupuk kandang dan 0,5 Key words : Asiaticoside, Indian Pennyworth, NPK fertilizer, cow
dosis rekomendasi NPK/ha + pupuk kandang 30 t/ha dan memiliki manure, and high altitude
kandungan asiatikosida (standar >MMI =0,90). Pemupukan maksimum 0,5
dosis rekomendasi NPK/ha atau pupuk kandang meningkatkan produksi
asiatikosida, akan tetapi pemberian pupuk kandang saja tidak mempe- PENDAHULUAN
ngaruhi kandungan asiatikosida. Interaksi antara pupuk NPK dan pupuk
kandang secara umum meningkatkan pertumbuhan dan hasil asiatikosida.
Keuntungan tertinggi 79,82 and 30,81% (B/C ratio 0,17 dan 0,14)
didapatkan dari kombinasi 1,00 dan 0,75 dosis rekomendasi NPK/ha + Tanaman pegagan (Centella asiatica L. Urb)
pupuk kandang sebanyak 30 t/ha. merupakan salah satu tanaman terna tahunan yang memiliki
daerah penyebaran sangat luas terutama di daerah tropis
Kata kunci : Asiatikosida, pegagan, pupuk NPK, pupuk kandang, dataran
tinggi dan sub tropis. Tanaman ini banyak dimanfaatkan sebagai
tanaman obat, sayuran segar, lalapan atau dibuat jus.
ABSTRACT Berbagai penelitian ilmiah tentang khasiat pegagan telah
dilaporkan diantaranya efek anti–neoplastik, efek pelindung
Combination NPK Fertilizer and Manure Application to tukak lambung, menurunkan tekanan dinding pembuluh,
increase growth and Asiaticoside Production of Indian mempercepat penyembuhan luka, analgesik, anti–inflamasi,
Pennyworth hepatoprotektor, peningkatan kecerdasan, antisporasis, anti
agregasi platelet, dan anti trombosis (BADAN POM, 2007),
The aim of the research was to identify the effect of combination of
cow manure and NPK fertilizer application on the growth and asiaticoside mengobati lepra, gangguan perut, dan rematik (WAHJOEDI
production of Indian Pennyworth (Centella asiatica L. Urban) of Boyolali dan PUDJIASTUTI, 2006).
CASI 016 accession. The research was conducted from May 2009 until Bagian tanaman pegagan yang berkhasiat obat ada-
January 2010, at The Institute of Plant Medicine and Aromatic Research lah daun, akar, dan batang. Tanaman pegagan biasanya
Station of Indonesian Medicinal and Aromatic Research Institute in
Gunung Putri, Cipanas, Cianjur Residence. The research used randomized
dimanfaatkan sebagai obat tradisional yang diproses dalam
complete block design with two factors. The A factor were without NPK, bentuk bahan segar, kering maupun yang sudah dalam
0.25, 0.50, 0.75 and 1.00 NPK recommendation dosage/ha. The NPK bentuk ramuan (jamu). Secara empiris pegagan mengan-
recommendation dosage is 135 kg N/ha, 60 kg P2O5/ha and 132 kg dung senyawa asiatikosida yang banyak digunakan sebagai
K2O/ha. The B factors were without cow manure and 30 t cow manure/ha, bahan simplisia obat. Asiatikosida termasuk dalam
with 3 replicates. Research result showed that combination of 1.00 NPK
golongan triterpenoid turunan alfa amyrin.

51
JURNAL LITTRI VOL. 17 NO. 2, JUNI 2011 : 51 - 59

Famili Umbelliferaceae (Apiaceae) ini tumbuh sebanyak 30 t/ha sudah dapat menghasilkan kandungan
secara liar di tempat terbuka pada tanah yang agak lembap asiatikosida sebanyak 5,84% dan bobot kering daun
dan subur seperti di tegalan, padang rumput, tepi parit, dan sebanyak lebih dari 3 t/ha. Penelitian tentang budidaya
pekarangan, namun kualitas yang dihasilkan tidak terjamin pegagan dengan menggunakan beberapa takaran pupuk
dan sangat bervariasi. Untuk menjamin produksi yang NPK dan organik belum ada, sehingga penelitian ini perlu
berkualitas dan mengandung bahan kimia yang tinggi perlu dilakukan.
dilakukan budidaya secara menyeluruh mulai dari aspek Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
varietas, lingkungan, pemupukan, dan proses pasca panen. pemupukan N, P, K, dan pupuk kandang sapi terhadap
Beberapa hasil penelitian mengenai pegagan telah pertumbuhan, produksi tanaman dan asiatikosida dan
dilakukan diantaranya adalah tentang karakterisasi dan pengaruh interaksi antara pemupukan N, P, dan K serta
evaluasi plasma nutfah tanaman pegagan (BERMAWIE et al., pupuk kandang sapi terhadap produksi biomasa dan
2006), tanggap pertumbuhan dan produksi asiatikosida asiatikosida.
beberapa genotipe pegagan pada naungan yang berbeda di
dataran rendah dan tinggi (MARTONO et al., 2010),
penggunaan pupuk an organik N (NURMAYATI, 2009) P2O5 BAHAN DAN METODE
(AFRIDA et al., 2009) dan K2O (HIDAYATI, 2009) serta
beberapa hasil penelitian tentang manfaat dan kegunaan Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan, , Balai
tanaman pegagan (WAHJOEDI dan PUDJIASTUTI, 2006). Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (BALITTRO)
Menurut GHULAMAHDI et al. (2008), MARTONO et al. (2010) Gunung Putri, di Cipanas, Kabupaten Cianjur. Jenis tanah
tanaman pegagan yang ditanam pada ketinggian 1.200 m di Andosol yang berada pada ketinggian 1.500 m dml. Waktu
atas muka laut (dml) dengan jenis tanah andosol, intensitas pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Mei 2009
cahaya 55%, pemberian pupuk NPK dan pupuk organik sampai dengan Januari 2010. Selanjutnya pengamatan
menghasilkan kandungan asiatikosida tertinggi (1,8–1,93%) kandungan hara tanaman dan senyawa asiatikosida daun
bila dibandingkan dengan tanaman pegagan yang ditanam dilaksanakan di Laboratorium Balittro, Cimanggu, Bogor.
di dataran rendah. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan
Produksi asiatikosida merupakan hasil perkalian 2 faktor diulang 3 kali sehingga diperloleh satuan unit
antara produksi biomasa tanaman dan kandungan percobaan. Faktor A pupuk N, P2O5, K2O dengan 5 taraf :
asiatikosida dalam jaringan, sehingga peningkatan biomasa pupuk NPK 0,00; 0,25; 0,50; 0,75 dan 1,00 dosis
tanaman diharapkan akan meningkatkan produksi rekomendasi/ha (135 kg N, 60 kg P2O5, dan 132 kg K2O/ha)
asiatikosida. Untuk meningkatkan produksi biomasa dan faktor B pupuk kandang sebanyak 2 taraf (0,00 dan
tanaman pegagan di dataran tinggi membutuhkan hara 30,00 t pupuk kandang/ha).
yang cukup. Menurut GHULAMAHDI et al. (2008), bahwa Lahan diolah dengan cangkul sedalam 30 cm, dibuat
untuk mencapai produksi pegagan yang optimal membutuh- petakan dengan ukuran 3 m x 3,2 m dengan jarak antar
kan hara N, P dan K sebanyak 135, 60 dan 132 kg/ha
petakan 50 cm, dan jarak antar ulangan 100 cm. Tanaman
karena ketiga unsur tersebut merupakan unsur hara
pegagan aksesi CASI 016 yang berasal dari Boyolali
essensial utama bagi tanaman. Menurut SARNO (2009)
ditanam setelah dilakukan penyemaian dalam polibag
pemberian pupuk N, P dan K sangat diperlukan karena
selama satu bulan. Jarak Tanam 30 cm x 40 cm, populasi
dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi bobot
kering secara konsisten. Penyerapan salah satu unsur ke sebanyak 80 tanaman/petak, kemudian dilakukan pemu-
dalam tubuh tanaman dipengaruhi oleh adanya kecukupan pukan sesuai dengan perlakuan. Pupuk kandang sebanyak
unsur hara lain misalnya amonium yang berasal dari 30 t/ha diberikan seminggu sebelum tanam (LESTARI, 2010)
nitrogen dapat meningkatkan penyerapan fosfor (NOVIZAN, sesuai dengan perlakuan. Pemupukan N dilaksanakan 3 kali
2005), kalium yang tidak tersedia dalam jumlah cukup juga yaitu pada saat tanam, 40 dan 80 hari setelah tanam (HST).
mengakibatkan efisiensi nitrogen dan fosfor menjadi rendah Pemupukan P2O5 seluruhnya diberikan pada saat tanam,
(SUTEJO, 1999). sedangkan pupuk K2O diberikan 2 kali yaitu pada saat
Penggunaan pupuk anorganik (NPK) secara terus tanam dan umur 60 HST. Pemeliharaan tanaman pegagan
menerus menyebabkan pupuk terakumulasi dalam tanah, selama penelitian meliputi penyulaman, penyiraman,
sehingga tanah menjadi keras dan sulit diolah (NOVIZAN, penyiangan, dan pengendalian hama/penyakit. Panen
2005). Untuk mengatasi terakumulasinya pupuk ke dalam dilakukan setelah tanaman berumur 20 MST, dengan cara
tanah akibat penggunaan pupuk an organik (NPK) yang memotong daun pada luasan 1 m x 1 m, kemudian
terus menerus dapat dilakukan dengan pemupukan organik. ditimbang bobot biomasa basah dan kering. Penanganan
Pemberian bahan organik diharapkan dapat memperbaiki pasca panen diawali dengan pencucian herba hasil panen
sifat fisik, kimia, biologi tanah (YANG et al., 2004) dan sampai bersih kemudian dikeringkan dengan blower
terjadi efisiensi penggunaan pupuk (WIDOWATI, 2009). selama 7 hari, kadar air sekitar 4 %.
Menurut LESTARI et al. (2010) pemberian bahan organik

52
DAHONO et al. : Kombinasi pupuk NPK dan pupuk kandang dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi asiatikosida tanaman pegagan

Pengamatan dilakukan terhadap komponen per- Tabel 1. Hasil analisis awal pada tanah Andisol dari Gunung Putri,
Cipanas, 2009
tumbuhan (jumlah daun, lebar daun, panjang daun, tebal Table 1. Preliminary analysis results on the Andisol soil of Gunung
daun, panjang tangkai daun, diameter tangkai daun, jumlah Putri, Cipanas 2009
sulur primer, sekunder, panjang sulur, dan jumlah buku), Sifat tanah Nilai uji tanah Metode ekstrak Satuan
produksi daun kering, kandungan asiatikosida (Metode Soil Value Extraction method Unit
Properties
HARBORNE, (1987), kandungan hara NPK, produksi pH H2O 5,27 (M) pH meter
asiatikosida (kandungan asiatikosida komposit x bobot pH KCl 4,82 (SM) pH meter
daun/ha), serapan hara NPK (kandungan N, P dan K C org 4,33 (T) Kurmies %
N-Total 0,25 (R) Kjeldahl %
komposit x bobot daun/ha). Pengamatan pertumbuhan C/N ratio 17,32 (T) -
dilakukan pada 6 tanaman induk yang dianggap seragam P tersedia 0,51 (R) Bray-1 ppm
dari tiap petak perlakuan, produksi daun kering dilakukan Ca 6,86 (R) I N NH4OH Ac pH 7,0 me/100 g
Mg 0,54 (R) I N NH4OH Ac pH 7,0 me/100 g
dengan menimbang daun setelah dikeringkan pada setiap K 0,18 (R) I N NH4OH Ac pH 7,0 me/100 g
petak ubinan. Analisis usaha budidaya tanaman pegagan Na 0,36 (R) I N NH4OH Ac pH 7,0 me/100 g
diamati berdasarkan data input dan output, serta data Total 7,94 (T)
Al 0,08 (R) 1 N KCl me/100 g
asumsi yang berlaku dilokasi penelitian. Data pertumbuhan KTK 20,19 (T) 1 N NHA4OAc pH 7,0 me/100 g
dan komponen produksi serta produksi asiatikosida yang KB 39,33 (T) %
diperoleh dianalisis menggunakan sidik ragam (uji F) pada Fe 5,144(ST) %
Mn 197,98 (T) %
taraf 5% dilanjutkan dengan uji jarak berganda duncan Cu 34,98 (S) %
(Duncan’s Multiple Range Test) dengan program SAS versi Zn 55,39 (S) %
6.12. Untuk mengetahui keuntungan dari masing-masing Tekstur
Pasir 43,83 Pipet %
perlakuan dilakukan analisis finansial sederhana kebu- Debu 31,24 Pipet %
tuhan, bahan, curahan tenaga kerja, serta keuntungan dari Liat 24,93 Pipet %
masing-masing perlakuan yang diterapkan. Keterangan : SM = Sangat masam very acid), M = (Masam acid),
Note : R = Rendah low), S = (Sedang medium), T = (Tinggi high)

HASIL DAN PEMBAHASAN


Sifat kimia tanah yang menjadi faktor pembatas di
lokasi penelitian ini adalah pH tanah yang masam
Kondisi Umum menyebabkan terikatnya unsur hara P dan K, dan tanaman
tidak dapat menyerap unsur hara yang berada dalam tanah.
Unsur Fe, Mn, Cu, dan Zn merupakan unsur mikro yang
Hasil analisis sifat fisik dan kimia tanah di lokasi dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit. Untuk itu dibutuh-
penelitian menunjukkan bahwa tanah di KP Gunung Putri, kan pupuk kandang dengan kandungan bahan organik yang
Kabupaten Cianjur memiliki jenis tanah andosol berbahan tinggi, sehingga dapat mendukung tanaman yang diusaha-
induk terbentuk dari vulkan yang telah mengalami perkem- kan.
bangan. Struktur tanah lapisan atas pada umumnya remah, Kondisi lokasi pertanaman pegagan secara umum
berukuran sangat halus sampai kasar dengan tingkat selama pelaksanaan penelitian relatif cukup baik. Namun
perkembangan sedang, pH tanah masam dengan kandungan berdasarkan data klimatologi dari KP. Gunung Putri,
C organik tinggi, KTK tinggi (Tabel 1). Kabupaten Cianjur, curah hujan saat penelitian berlangsung
Kandungan N–total, P tersedia, Ca, Mg, K, Na adalah 5.657,60 mm/th, rata-rata curah hujan 565,76 mm/
tergolong rendah dan status hara makro rendah (N, P bulan dengan jumlah hari hujan berkisar antara 2-17 hari.
tersedia dan K), akan tetapi unsur hara mikro tinggi sampai Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember yaitu
sangat tinggi. Analisis sifat fisik jenis tanah andosol 1.208,00 mm dan terendah bulan September 66,50 mm
memiliki kandungan liat (24,93%), debu (31,24%), pasir (Gambar 1). Curah hujan selama penelitian ini termasuk ke
(43,83%) dan tergolong kelas tekstur lempung. Sifat tekstur
dalam golongan bulan basah menurut Oldeman yang
tanah ini sangat mendukung pertumbuhan tanaman pegagan
memiliki curah hujan lebih dari 200 mm/bulan.
sementara beberapa sifat kimia tanah yang menyebabkan
Suhu udara maksimum antara 23,10–24,50oC. Suhu
faktor pembatas seperti kandungan Fe yang sangat tinggi
(5.144 ppm/100 g) dan kandungan Mn yang tinggi (197,98 maksimum terjadi pada bulan Agustus dan maksimum
ppm/100 g) (Tabel 1). Tanah-tanah masam pada umumnya terendah pada bulan Desember. Suhu minimum antara
mengandung ion- ion Al+3, Fe +3 dan Mn+2 terlarut dan 16,10-16,58oC. Suhu minimum tertinggi pada bulan Mei
tertukarkan dalam jumlah yang cukup nyata, ketiga unsur dan suhu minimum terendah pada bulan November dan
tersebut dapat mengikat P sehingga menjadi tidak tersedia Desember (Gambar 2). Secara visual tidak terjadi gangguan
bagi tanaman, dan apabila ion-ion terserap oleh tanaman pertumbuhan tanaman pegagan akibat perbedaan suhu dan
dalam jumlah yang banyak akan dapat meracuni. curah hujan tersebut.

53
JURNAL LITTRI VOL. 17 NO. 2, JUNI 2011 : 51 - 59

Pengaruh Pupuk NPK dan Pupuk Kandang Tabel 2. Pengaruh interaksi pupuk kandang dan pupuk NPK terhadap
produksi asiatikosida
Table 2. The interaction effects of manure and NPK fertilizer on
production of asiaticoside
Produksi Asiatikosida
Perlakuan NPK/ha Produksi asiatikosida Asiaticoside production
NPK treatment/ha (g/m2)
Pupuk kandang Pupuk kandang
Produksi asiatikosida dipengaruhi oleh perlakuan Manure Manure
kombinasi pupuk NPK dan pupuk kandang. Perlakuan 0,00 t/ha 30,00 t/ha
0,00 1,98 c 3,55 b
kombinasi 1,00 dosis rekomendasi NPK/ha + 30 t pupuk 0,25 2,96 bc 3,22 bc
kandang/ha merupakan perlakuan yang menghasilkan 0,50 4,47 ab 3,93 ab
produksi asiatikosida tertinggi (5,12 g /m2) umur 20 MST, 0,75 4,14 ab 3,11 bc
1,00 3,20 bc 5,12 a
dan terendah pada perlakuan tanpa pemupukan (1,98 g /m2)
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama
pada umur yang sama. Produksi asiatikosida ini tidak tidak berbeda nyata pada uji DMRT 5%
berbeda dengan perlakuan 0,50 dosis rekomendasi NPK + Note : The numbers followed by the same letter in same column are
30 t pupuk kandang/ha atau tanpa menggunakan pupuk not significantly different at 5% DMRT
kandang, dan dengan pemupukan 0,75 dosis rekomendasi
NPK/ha tanpa menggunakan pupuk kandang (Tabel 2). Tabel 3. Bobot kering daun dan kandungan asiatikosida tanaman pegagan
Tingginya produksi asiatikosida pada perlakuan di KP Gunung Putri, Cipanas
kombinasi 1,00 dosis pupuk NPK + 30 t pupuk kandang Table 3. Dry weight of leaves and content asiaticosida on Centella asiatica
plant in KP. Gunung Putri
sapi/ha dan 0,75 dosis rekomendasi NPK/ha disebabkan
oleh tingginya bobot kering daun (Tabel 3) dimana bobot Perlakuan Bobot kering Kandungan
Treatment daun* Asiatikosida**
kering daun berkorelasi nyata positif dengan produksi Dry weight of Asiaticoside
asiatikosida dan nyata negatif dengan tebal daun dan indeks leaf content
luas daun (Tabel 8). Sedangkan tidak adanya perbedaan (g/m2) (%)
NPK (dosis rekomendasi/ha)
produksi asiatikosida dengan pemupukan 0,5 dosis 0,00 96,88 b 2,83
rekomendasi pupuk NPK/ha + 30 t pupuk kandang disebab- 0,25 110,05 b 2,87
kan oleh tingginya kandungan asiatikosida (Tabel 3). 0,50 127,19 ab 3,35
0,75 146,93 a 2,54
1400 1,00 152,04 a 2,72
Jumlah curah hujan

1200 Pupuk Kandang (/ha)


0,00 106,62 b 3,12
(mm/bulan)

1000

800 30,00 146,61 a 2,60


600

400
Keterangan : * Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang
200
sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT 5%
0
** Sampel komposit, menunjukkan kandungan asiatikosida
di atas standar Materia Medika Indonesia (MMI = 0,90%)
il

ni

li

t
ei
et

pt

ov

es
kt

Note : * The numbers followed by the same letter in same column


us
pr

Ju
M

Ju
ar

O
Se

D
N
ag
A
M

not significantly different at 5% DMRT


Bulan ** Composite sample, indicates that asiaticoside content id
greater than Indonesian Material Medical standard
(IMM = 0.90%)
Gambar 1. Rata-rata jumlah curah hujan selama penelitian berlangsung
KP. Gunung Putri, Cipanas, Kabupaten Cianjur 2009
Figure 1. The average of rainfall during the study KP. Gunung Putri,
Cipanas, Cianjur regency 2009 Menurut GHULAMAHDI et al. (2008) di samping kandungan
asiatikosida, bobot biomassa kering daun juga dapat
meningkatkan produksi asiatikosida.
30
Suhu udara (oC)

25
20
15 Bobot Kering Daun dan Kandungan Asiatikosida
10
5
0
Perlakuan pupuk NPK secara tunggal mempenga-
ruhi, bobot kering daun/m2. Perlakuan pupuk 1,00 dosis
il

ni

li
ei

t
pt

ov

es
kt
et

us
Ju
pr

Ju
M
ar

O
Se

D
N
ag
A
M

Bulan NPK/ha menghasilkan bobot kering tertinggi namun tidak


Minimum Maksimum berbeda dengan pemupukan 0,75 dosis NPK/ha dan 0,50
dosis NPK/ha. Tingginya semua peubah pada perlakuan
Gambar 2. Rata suhu udara bulanan selama penelitian berlangsung di tersebut diduga berkaitan dengan tinggi serapan hara N, P
KP. Gunung Putri, Cipanas, Kabupaten Cianjur, 2009 dan K (Tabel 7). Artinya semakin tinggi serapan N, P dan K
Figure 2. Monthly avarage air temperature during the study in semakin tinggi peubah-peubah yang diamati.
KP. Gunung Putri, Cipanas, Cianjur regency, 2009

54
DAHONO et al. : Kombinasi pupuk NPK dan pupuk kandang dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi asiatikosida tanaman pegagan

Perlakuan pupuk kandang secara tunggal mempe- 0,50 dosis NPK/ha + pupuk kandang sebanyak 30 t/ha
ngaruhi bobot kering daun/m2. Perlakuan pupuk kandang (Tabel 4). Takaran pupuk tersebut menghasilkan ILD 4,18
sapi sebanyak 30 t/ha meningkatkan bobot kering daun -143,12%. ILD terendah pada pemupukan 0,25 dosis NPK
nyata tertinggi sebesar 37,51%. Meningkatnya bobot kering tanpa pupuk kandang dan tidak berbeda nyata dengan
daun/m2 pada perlakuan pupuk kandang sapi sebanyak 30 t/ perlakuan tanpa pupuk NPK + 30 t pupuk kandang /ha,
ha disebabkan oleh tingginya serapan hara N, P, dan K serta 1 dosis NPK/ha + 30 t pupuk kandang/ha. Pening-
(Tabel 7). Menurut INDRIYATI, (2006) yang paling berperan katan ILD dipengaruhi oleh peningkatan jumlah daun atau
dalam meningkatkan serapan N adalah pupuk urea dan panjang dan lebar daun, dimana semakin banyak jumlah
bahan organik. daun atau panjang dan lebar daun semakin tinggi indeks
Selain produksi biomasa kandungan asiatikosida luas daun. Menurut MUSYAROFAH, (2006) ILD merupakan
juga merupakan faktor yang mendukung peningkatan salah satu parameter pertumbuhan tanaman, hasil dari
produksi asiatikosida. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas pembelahan dan pemanjangan sel yang dipenga-
pemupukan 0,50 dosis rekomendasi NPK/ha menghasilkan ruhi oleh ketersediaan unsur hara N, P dan K serta naungan.
kandungan asiatikosida komposit tanaman pegagan Pada penelitian ini, ILD antara tanpa pupuk NPK + 30 t
tertinggi pada saat panen (umur 20 MST) sebesar 3,35% pupuk kandang /ha dan 1,00 dosis rekomendasi NPK + 30 t
(Tabel 3). Kandungan tersebut di atas standar Materia pupuk kandang /ha menghasilkan nilai yang sama. Hal ini
Medika Indonesia (MMI=0,90%). Tingginya kandungan diduga bahwa untuk meningkatkan ILD membutuhkan
asiatikosida pada perlakuan 0,50 dosis rekomendasi diduga unsur hara sampai batas tertentu (0,5 dosis rekomendasi
karena pupuk yang diberikan telah menyediakan unsur hara NPK + 30 t pupuk kandang/ha). Apa bila dilakukan
pada batas optimum sehingga bila dilakukan penambahan penambahan pupuk (0,75 dosis rekomendasi + 30 t pupuk
takaran pupuk NPK cenderung mengakibatkan penurunan kandang/ha), maka nilai ILD akan mengalami penurunan.
kandungan. Hasil penelitian SUTARDI, (2008), menunjukkan
bahwa peningkatan pupuk fosfor akan meningkatkan
kandungan asiatikosida, dan untuk meningkatkan kan- Jumlah, Lebar, Panjang, dan Tebal Daun, serta
dungan asiatikosida sebanyak 1,50% dibutuhkan pupuk P Panjang dan Diameter Tangkai Daun
sebanyak 108 kg/ha. Menurut LESTARI et al. (2010) untuk
meningkatkan kandungan asiatikosida sebanyak 88% Pengaruh tunggal pupuk NPK nyata terhadap jumlah
dibutuhkan pupuk N, P2 O5, K2O sebanyak 135, 72, dan daun tanaman induk dan panjang daun umur 20 MST
360 kg/ha. (Tabel 5). Pemupukan 0,75 NPK/ha meningkatkan jumlah
Perlakuan pupuk kandang sapi sebanyak 30 t/ha daun sebanyak 23,28 - 70,43% dan panjang daun 2,00-
menurunkan kandungan asiatikosida komposit pada umur 14,40% bila dibandingkan dengan perlakuan lain. Tinggi-
20 MST. Rendahnya kandungan asiatikosida pada per- nya semua peubah pada perlakuan tersebut diduga berkaitan
lakuan tersebut berkaitan dengan tingginya serapan N pada dengan tinggi serapan hara N, P, dan K (Tabel 7). Artinya
daun (Tabel 7) dan meningkatnya komponen pertumbuhan semakin tinggi serapan N, P, dan K semakin tinggi nilai
diantaranya: jumlah daun total, jumlah sulur primer, peubah-peubah yang diamati.
diameter tangkai daun, panjang daun, jumlah bunga, jumlah
buku, panjang sulur, ILD dan panjang tangkai daun. Tabel 4. Pengaruh Interaksi pupuk kandang dan pupuk NPK terhadap
Artinya semakin meningkat beberapa peubah pertumbuhan indeks luas daun
Table 4. Interaction effect of manure and NPK fertilizer on leaf area index
semakin rendah kandungan asiatikosidanya. Hal ini dapat
dibuktikan dengan adanya korelasi yang sangat nyata Perlakuan NPK/ha ILD LAI(mm2)
NPK treatment/ha
negatif dengan tebal daun, ILD, dan hubungan negatif Pupuk kandang Pupuk kandang
dengan jumlah daun, jumlah sulur primer, diameter tangkai Manure Manure
0,00 t/ha) 30,00 t/ha
daun, panjang daun, jumlah bunga jumlah buku dan 0,00 959,20 ab 763,20 b
panjang sulur sekunder (Tabel 8). 0,25 652,10 b 1521,80 a
0,50 1010,60 ab 1585,40 a
0,75 1119,90 ab 1039,60 ab
1,00 1179,80 ab 763,20 b
Indeks Luas Daun (ILD)
Keterangan : Angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada kolom dan
baris yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT 5%
Note : The numbers followed by the same letter in same column are
Selain produksi asiatikosida, perlakuan kombinasi not significantly different at 5% DMRT
pupuk NPK dan pupuk kandang mempengaruhi Indeks luas
daun (ILD). ILD tertinggi pada takaran kombinasi pupuk

55
JURNAL LITTRI VOL. 17 NO. 2, JUNI 2011 : 51 - 59

Tabel 5. Panjang, dan lebar daun, panjang tangkai daun, dan panjang sulur
Table 5. The length and width of leaf, the length of petiole and tendrils
Perlakuan Jumlah daun Lebar daun Panjang Tebal daun Panjang tangkai daun Diameter tangkai daun
Treatment (lembar) Leaf width daun Leaf thickness Length of petiole Diameter of leaf
Number of leaf (cm) Leaf length (mm) (cm) (mm)
(piece) (cm)
NPK (dosis rekomendasi/ha)
0,00 34,72 b 6,62 3,89 c 0,59 9,95 2,01
0,25 37,83 b 6,44 4,05 bc 0,54 10,80 2,06
0,50 41,83 ab 7,15 4,32 b 0,57 12,07 1,95
0,75 50,28 a 7,30 4,45 a 0,58 14,14 2,06
1,00 45,11 a 7,10 4,36 ab 0,57 12,65 2,19
Pupuk Kandang (t/ha )
0,00 35,33 b 6,60 b 4,00 b 0,55 10,53 b 1,99 b
30,00 48,58 a 7,24 a 4,42 a 0,58 13,30 a 2,11 a
KK CV (%) 19,77 8,13 6,59 8,84 20,69 6,48
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT 5%
Note : The numbers followed by the same letter in same column are not significantly different at 5% DMRT

Perlakuan pupuk kandang sebanyak 30 t/ha secara Serapan N, P, dan K


tunggal nyata meningkatkan jumlah daun induk, lebar daun,
panjang daun, tangkai daun, dan diameter tangkai daun
umur 20 MST. Peningkatan tersebut disebabkan oleh Perlakuan pupuk kandang sapi sebanyak 30 t/ha
meningkatnya serapan N akibat pemberian pupuk kandang. meningkatkan serapan hara tertinggi dibanding tanpa
Menurut NURMAYATI (2009) unsur N merupakan unsur penggunaan pupuk kandang sapi. Peningkatan tersebut
yang berperan dalam pertumbuhan vegetatif tanaman. mencapai 50,59% untuk N, 30,86% untuk P, dan 76,30%
Menurut INDRIYATI (2006) yang paling berperan dalam untuk K (Tabel 7). Tingginya serapan ketiga unsur tersebut
meningkatkan serapan N adalah pupuk urea dan bahan diduga karena pupuk kandang sangat berperan dalam
organik. memperbaiki sifat fisik, biologi, kimia tanah, dan menyum-
bangkan unsur hara seperti N, P, dan K (SARNO, 2009).
Jumlah Sulur Primer dan Sekunder, Panjang Sulur,
dan Jumlah Buku
Analisis Usahatani

Perlakuan pupuk NPK dan pupuk kandang baik


secara kombinasi maupun secara tunggal tidak berpengaruh Keuntungan tertinggi pada perlakuan pupuk NPK
nyata terhadap jumlah sulur primer, dan sekunder, panjang secara tunggal diperoleh pada perlakuan 1,00 dosis
sulur dan jumlah buku (Tabel 6). rekomendasi NPK/ha (Rp. 1.345.482) dengan B/C rasio
0,17 dan pada perlakuan 0,75 dosis rekomendasi NPK/ha
Tabel 6. Jumlah sulur primer, sekunder, panjang sulur, dan jumlah buku (Rp.1.091.112) dengan B/C rasio 0,14 (Tabel 11).
tanaman pegagan
Table 6. Number of primary and secondary shoots, length of tendrils
and number of internodes of Centella asiatica plant
Tabel 7. Pengaruh antara pupuk NPK dan pupuk kandang terhadap
Perlakuan Jumlah Jumlah Panjang Jumlah serapan hara jaringan tanaman
Treatment sulur sulur sulur buku Table 7. The effect of NPK fertilizer and manure on the nutrient
primer sekunder (cm) (buah)
(buah) (buah) Length Number of absorption of plant tissue
Number Number of internodes Perlakuan
of of tendrils Serapan Absorption (g/m2)
Treatment
primary secondary N P K
tendrils tendrils NPK (dosis rekomendasi/ha)
NPK (dosis 0,00 165,53 b 12,50 257,53
rekomendasi/ha) 0,25 201,99 ab 13,13 296,35
0,00 15,67 11,88 84,20 13,45 0,50 240,27 ab 15,32 333,42
0,25 17,83 11,17 86,78 14,61 0,75 276,05 ab 16,78 336,03
0,50 21,28 13,56 94,89 14,78 1,00 293,48 a 19,14 381,37
0,75 20,94 14,28 87,94 14,17 Pupuk kandang (t/ha)
1,00 15,61 13,17 95,22 15,22 0,00 187,93 b 13,32 b 231,95 b
Pupuk kandang (t/ha) 30,00 283,00 a 17,43 a 409,93 a
0,00 16,99 12,91 86,72 14,27
Interaksi perlakuan tn tn tn
30,00 19,53 12,71 92,89 14,62
KK CV (%) 12,61 19,22 10,35 9,67 Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama
Keterangan : Angka pada kolom dan baris yang sama tidak berbeda nyata tidak berbeda nyata pada uji DMRT 5%
pada uji F 5% Note : The numbers followed by the same letter in same column not
Note : The numbers on the same columns and rows same are not significantly different at 5% DMRT
significantly different at 5% F

56
DAHONO et al. : Kombinasi pupuk NPK dan pupuk kandang dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi asiatikosida tanaman pegagan

Tabel 8. Nilai korelasi terhadap produksi asiatikosida tanaman pegagan Tabel 10. Analisis usaha tani budidaya tanaman pegagan pada
Table 8. Correlation value to the asiaticoside production of Centella perlakuan pupuk kandang secara tunggal (1000 m2)
asiatica Table 10. Farm analysis of Centella asiatica cultivation on manure
treatment in a single cage (1000 m2)
Variabel Nilai korelasi terhadap produksi asiatikosida
Variables Correlation value to the asiaticoside Uraian Perlakuan pupuk kandang (t/ha)
Korelasi positif Korelasi negatif Details Manure treatment
Positive correlation Negative correlation 0,00 30,00
Jumlah daun - -0,081 Hasil (kg/1000 m2) 1.066.200 1.466.100
Jumlah sulur primer - -0,060 Penerimaan (Rp.) 6.397.200 8.796.600
Diameter tangkai - -0,020 Biaya (Rp.)
daun Sewa lahan 600.000 600.000
Panjang daun - -0,005 Pengolahan tanah 1.250.000 1.250.000
Jumlah bunga - -0,321 Pembibitan 850.000 850.000
Jumlah buku - -0,077 Pengapuran 50.000 50.000
Panjang sulur Pemupukan organik - 250.000
sekunder - -0,310 penyiangan 1.200.000 1.200.000
Bobot kering daun 0,809** - Penyiraman 900.000 900.000
Tebal daun - 0,860** Biaya pupuk kandang - 600.000
Indeks luas daun - 0,860** Biaya kapur dolomit 100.000 100.000
Keterangan : * = nyata pada taraf 5%, ** = nyata pada taraf 1% Panen, memetik dan mengangkut 1.500.000 1.500.000
Note : * = significant at 5 % ** = significant at 1 % Pengeringan 180.000 180.000
Jumlah (Rp.) 6.630.000 7.480.000
Lain-lain 10% dari biaya 663.000 748.000
Penggunaan pupuk kandang sebanyak 30 t/ha seluruhnya
Total Biaya 7.293.000 8.228.000
memberikan keuntungan sebesar Rp. 568.600 dengan B/C Keuntungan -895.800 568.600
0,07 (Tabel 9), sementara pada perlakuan tanpa mengguna- B/C ratio -0,12 0.07
kan pupuk kandang dan NPK mengalami kerugian sebesar Keterangan.: Harga jual daun kering Rp.60.000/kg, upah Rp.25.000/
Rp.895.800. HOK), sewa lahan Rp.600/m2/tahun, harga pupuk kandang
Perlakuan pupuk 1,00 dan 0,75 dosis rekomendasi Rp150/kg), harga kapur dolomit Rp500/ kg,
NPK/ha + 30 t pupuk kandang /ha memberikan keuntungan Note : The selling price of dried leaf Rp.60.000/kg, wages
sebesar 79,82 dan 30,81% bila dibandingkan dengan Rp.25.000/HOK), land rent Rp.600/m2/ year, the price of
manure Rp. 150/kg), the price of dolomite lime Rp. 500/kg
perlakuan 1,00 dan 0,75 dosis rekomendasi pupuk NPK/ha
tanpa menggunakan pupuk kandang (Tabel 10). Besarnya
perolehan keuntungan pada perlakuan tersebut disebabkan
oleh tingginya bobot kering daun yang diperoleh pada
perlakuan tersebut.
Tabel 9. Analisis usaha tani budidaya tanaman pegagan pada perlakuan pupuk NPK secara tunggal (1000 m2)
Table 9. Farm analysis of the Centella asiatica cultivation in the NPK fertilizer single treatment (1000 m2)
Uraian Perlakuan NPK/ha NPK Treatment/ha
0,00 0,25 0,50 0,75 1,00
Hasil (kg 1000/m2) 96,880 1.100,50 1.271,90 1.469,30 1.520,40
Penerimaan (Rp.) 5.812.800 6.603.000 7.631.400 8.815.800 9.122.400
Biaya (Rp.)
Sewa lahan 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000
Pengolahan tanah 1.250.000 1.250.000 1.250.000 1.250.000 1.250.000
Pembibitan 850.000 850.000 850.000 850.000 850.000
pengapuran 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000
Pemupukan anorganik, organik - 250.000 250.000 250.000 250.000
Penyiangan 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000
Penyiraman 900.000 900.000 900.000 900.000 900.000
Kapur dolomit 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000
Pupuk urea - 11.250 22.500 33.750 45.000
Pupuk SP18 - 20.831 41.663 62.494 83.325
Pupuk KCl - 15.400 30.800 46.200 61.600
Panen, memetik
dan mengangkut 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000
Pengeringan 180.000 180.000 180.000 180.000 180.000
Jumlah (Rp) 6.630.000 6.927.481 6.974.963 7.022.444 7.069.925
Lain-lain 10 % dari Jumlah (Rp.) 663.000 692.748 697.496 702.244 706.993
Total Biaya (Rp.) 7.293.000 7.620.229 7.672.459 7.724.688 7.776.918
Keuntungan (Rp.) -1.480.200 -1.017.229 -41.059 1.091.112 1.345.482
B/C ratio (%) -0,20 -0,13 -0,08 0,14 0,17
2
Keterangan : Harga jual produksi daun kering Rp. 60.000/kg, upah Rp. 25.000/HOK), sewa lahan Rp. 600/m /tahun, harga kapur dolomit Rp 500/kg, harga
pupuk urea Rp.1.500/kg, SP 18 Rp.2.500/kg, KCl Rp.2.800/kg
Note : The selling price of dried leaf production Rp.60,000/kg, wage Rp.25,000/HOK ), land rent Rp.600/m/ year, the price of dolomite lime Rp.
500/kg, urea prices Rp. 1,500/kg, SP 18 Rp.2,500/kg and KCl price Rp. 2,800/kg

57
JURNAL LITTRI VOL. 17 NO. 2, JUNI 2011 : 51 - 59

Tabel 11. Analisis usaha tani tanaman pegagan dengan pemupukan NPK+ 30 t pupuk kandang/ha
Table 11. Form analysis of Centella asiatica cultivation with fertilizer NPK + 30 t manure/ha
Uraian Perlakuan NPK (Dosis rekomendasi/ha) NPK treatment (recommended dosage/ha)
0,00 0,25 0,50 0,75 1,00
2
Hasil (kg/1000 /m ) 122,2532 128,4094 137,93 163,5334 180,9384
Penerimaan (Rp.) 7.335.180 7.704.600 8.275.800 9.811.980 10.856.304
Biaya (Rp.)
Sewa lahan 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000
Pengolahan tanah 1.250.000 1.250.000 1.250.000 1.250.000 1.250.000
Pembibitan 850.000 850.000 850.000 850.000 850.000
Pengapuran 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000
Pemupukan an organik, organik 250.000 250.000 250.000 250.000 250.000
Penyiangan 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000
Penyiraman 900.000 900.000 900.000 900.000 900.000
Pupuk kandang 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000
Kapur dolomit 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000
Pupuk urea - 11.250 22.500 33.750 45.000
Pupuk SP18 - 20.831 41.663 62.494 83.325
Pupuk KCl - 15.400 30.800 46.200 61.600
Panen, memetik dan mengangkut 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000
Pengeringan 180.000 180.000 180.000 180.000 180.000
Jumlah (Rp) 7.480.000 7.527.481 7.574.963 7.622.444 7.669.925
Lain-lain 10 % dari Jumlah (Rp.) 648.000 752.748 757.496 762.244 766.993
Total Biaya (Rp.) 8.228.000 8.280.229 8.332.459 8.384.688 8.436.918
Keuntungan (Rp.) -892.820 -575.629 -56.659 1.427.292 2.419.386
B/C ratio (%) -0,11 -0.07 -0,007 0,17 0,29
Keterangan.: Harga jual produksi daun kering Rp.60.000/kg, upah Rp.25.000/HOK), sewa lahan Rp.600/m2/tahun, harga pupuk kandang Rp150/kg), harga
kapur dolomit Rp500/kg, harga pupuk urea Rp. 1.500/kg, SP 18 Rp.2.500/kg, KCl Rp.2.800/kg
Note : The selling price of dried leaf production Rp.60.000/kg, wage Rp.25.000/HOK), land rent Rp.600/m2/ year, the price of dolomite lime
Rp.500/kg, urea prices Rp.1.500/kg, SP 18 Rp.2500/kg and KCl price Rp.2800/kg

KESIMPULAN DAN SARAN UCAPAN TERIMAKASIH

Interaksi pupuk NPK dan pupuk kandang mening- Ucapan terimakasih dan penghargaan disampaikan
katkan produksi asiatikosida. Produksi asiatikosida tertinggi kepada Badan Litbang Pertanian yang telah membiayai
(5,12 g/m2) umur 20 MST terdapat pada kombinasi 1,00 Penelitian melalui Proyek KKP3T (Kerjasama Kemitraan
dosis rekomendasi NPK/ha + pupuk kandang sebanyak 30 Penelitian Pertanian dengan Perguruan Tinggi), ucapan
t/ha. Produksi asiatikosida ini tidak berbeda dengan yang sama diucapkan kepada karyawan dan Staf Kebun
perlakuan 0,5 dan 0,75 dosis rekomendasi pupuk NPK/ha Percobaan Gunung Putri atas bantuannya dalam penelitian
tanpa menggunakan pupuk kandang serta 0,5 dosis ini.
rekomendasi pupuk NPK/ha + 30 t pupuk kandang/ha.
Kandungan asiatikosida pada semua perlakuan
pemupukan telah memenuhi standar Materia Medika DAFTAR PUSTAKA
Indonesia (>standar MMI=0,90 %).
Bobot kering daun tertinggi pada perlakuan AFRIDA A, M GHULAMAHDI dan S. A. AZIZ. 2009. Indian
kombinasi 1,00 dan 0,75 dosis rekomendasi NPK + 30 t Penny wort (Centella asiatica L. urban) growth and
pupuk kandang/ha masing-masing adalah 152,04 dan production to phosphorus fertilization on high
146,93 g/m2 altitude. Kumpulan Makalah Seminar Ilmiah.
Keuntungan tertinggi sebesar 79,82 dan 30,81% Perhimpunan Hortikultura Indonesia. p.305-314.
(B/C ratio 0,17 dan 0,14) terdapat pada perlakuan BADAN POM. 2007. Pegagan. Badan Pengawasan Obat dan
kombinasi 1,00 dan 0,75 dosis rekomendasi NPK + 30 t Makanan, Deputi Bidang Pengawasan Obat
pupuk kandang/ha bila dibandingkan dengan perlakuan Tradisionil, Kosmetik, dan Produk Komplemen.
tanpa mengunakan pupuk kandang. Direktorat Obat Asli Indonesia. 19p.
Secara ekonomi keuntungan yang diperoleh dari BERMAWIE N, S PURWIYANTI, dan MARDIANA. 2006.
penggunaan kombinasi pupuk NPK dan pupuk kandang Keragaan sifat morfologi, hasil dan mutu plasma
lebih tinggi dibandingkan dari penggunaan pupuk NPK nutfah pegagan (Centella asiatica L. urban).
tanpa pupuk kandang, sehingga dapat dijadikan bahan Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. XIX(1): 1-
pertimbangan dalam budidaya tanaman pegagan. 17.

58
DAHONO et al. : Kombinasi pupuk NPK dan pupuk kandang dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi asiatikosida tanaman pegagan

GHULAMAHDI M, S A AZIZ, N BERMAWIE, dan O NURMAYATI, I. 2009. Pengaruh Pemupukan Nitrogen


TRISILAWATI. 2008. Study Penyiapan Standar terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Operasional Prosedur Budidaya untuk Produksi Pegagan (Centella asiatica L. Urban) di Dataran
Bioaktif mendukung Standarisasi Mutu Pegagan. Tinggi. (Skripsi). Fakultas Pertanian, Institut
Laporan Hasil Penelitian. IPB kerjasama dengan Pertanian Bogor 58p.
Badan Litbang Pertanian. 70p. SARNO. 2009. Pengaruh kombinasi NPK dan pupuk
HARBORNE JB. 1987. Metode Fitokima. Bandung : Institut kandang terhadap sifat tanah dan pertumbuhan
Teknologi Bandung. 345p. serta produksi tanaman caisim. J. Tanah Tropika.
HIDAYATI, F. 2009. Pengaruh Pemupukan Kalium terhadap 14(3): 211-219.
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Pegagan SUTARDI. 2008. Kajian Waktu Panen dan Pemupukan
(Centella asiatica L. urban) di Dataran Tinggi Fosfor terhadap Pertumbuhan dan Produksi
(Skripsi). Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Asiatikosida Tanaman Pegagan (Centella asiatica L.
Bogor. 60p. Urban) di Dataran Tinggi. (Tesis). Program Pasca
LESTARI, IP, M. GHULAMAHDI dan S. A. AZIZ. 2010. Studi Sarjana, Institut Pertanian Bogor. 82p.
Kecukupan hara NPK Organik terhadap SUTEJO, M. M. 1999. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta:
Pertumbuhan Asiatikosida Pegagan (Centella PT Rineka Cipta. 177p.
asiatica L. urban) di Dataran Tinggi. Makalah WAHJOEDI dan PUDJIASTUTI. 2006. Review hasil penelitian
Seminar Sekolah Pasca sarjana IPB. Tanggal 10 Juni Pegagan (Centella asiatica L. urban). Prosiding
2010. 10p. Seminar Nasional dan Pameran Tumbuhan Obat
MARTONO B, M GHULAMAHDI, L K DARUSMAN, S A AZIZ dan
Indonesia XXVIII. Bogor. 15-16 September 2006.
N. BERMAWIE. 2010. Tanggap Pertumbuhan dan
WIDOWATI, L R. 2009. Peranan pupuk organik terhadap
Produksi Asiatikosida Beberapa Genotipe Pegagan
efisiensi pemupukan dan tingkat kebutuhannya
(Centella asiatica L. urban) Pada Naungan yang
untuk tanaman sayuran pada tanah inseptisols
Berbeda di Dataran Tinggi. Makalah Seminar
Sekolah Pasca sarjana IPB. 10p. Ciherang, Bogor. J. Tanah Trop. 2009. 14(3): 221-
MUSYAROFAH N, S. SUSANTO, S.A. AZIZ dan S. KARTO-
228.
SOEWARNO. 2007. Respon tanaman pegagan YANG, S.M., F.M. LI, S.S. MALHI, P. WANG, D.R. SUO, and J.G.
(Centella asiatica L. Urban) terhadap pemberian WANG. 2004. Long-term fertilization effects on crop
pupuk alami di bawah naungan. Bul. Agron. 35(3): yield and nitrate-N accumulation of organic
217 - 224. manure and fertilizers on crop yield and nitrate-N
NOVIZAN. 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Cet 1. accumulation in soil in Northwestern China. J
Jakarta: Agro Media Pustaka. Jakarta. 229p. Agron. 96: 1039-1049.

59
JURNAL LITTRI VOL. 17 NO. 2, JUNI 2011 : 51 - 59

60
DAHONO et al. : Kombinasi pupuk NPK dan pupuk kandang dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi asiatikosida tanaman pegagan

61

Anda mungkin juga menyukai