Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL PENELITIAN

PROGRAM STUDI ILMU TANAH


FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU

Judul : Efek Perlakuan Pupuk NPK Organik dan


Excelzyme Terhadap Sifat – Sifat Kimia Tanah
dan Penampilan Agronomis padi di Tanah Gambut
Nama : Yessy Dwi Oktaviani
NPM : E1F019036
Dosen Pembimbing Utama : Prof. Ir. Priyono Prawito. M.Sc., Ph.D
Dosen Pembimbing Pendamping : Ir. Bambang Gonggo Murcitro, MS

I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Sebagai negara tropis Indonesia memiliki lahan gambut terbesar di Asia Tenggara
dengan luas mencapai 20,2 juta hektar (Wildayana et al., 2017). (Marfuah et al.,
2011;Marfuah et al., 2014 ; Masganti 2013) menyatakan bahwa produktivitas lahan gambut
menurun akibat degradasi kesuburan tanah, sifat fisika, kimia dan biologi tanah. Namun
karena variabilitas sangat tinggi, ketebalan, kematangan dan kesuburannya tidak semua lahan
gambut dapat di jadikan lahan budidaya pertanian dari 18,3 juta gambut di indonesia hanya
sekitar 6 juta yang dapat digunakan untuk budidaya pertanian (Agus, 2008).
Luas lahan gambut yang terdapat di Indonesia mencapai sekitar 14,9 juta hektar
tersebar di pulau Sumatra, Kalimantan dan Papua serta sebagian kecil di Sulawesi (Wahyunto
et al.,2013). Sebaran gambut di Sumatra meliputi Sumsel 1,484 juta ha, Riau 4,044 juta ha,
dan Sumatra Utara 0,325 dan Bengkulu 0,063 juta ha (Rahmawaty et al., 2014). Maraknya
alih fungsi lahan pertanian subur di pulau jawa yang selama ini memasok 60% kebutuhan
pangan Indonesia, menyadarkan pentingnya lahan gambut bagi pembangunan budidaya
pertanian (Haryono 2013). Gambut merupakan bahan organik yang tertimbun secara alami
dalam keadaan jenuh air, bersifat bersifat tidak mampat dan tidak atau hanya sebagian
mengalami perombakan (Noor, 2016)
Gambut sulit terdekomposisi karena bahan organik berasal dari tumbuhan yang
mengandung lignin yang tinggi. Lignin merupakan polimer organik alami yang tersebar luas,
tidak larut air dan komponen penyusunnya tumbuhan berpembuluh. Kandungan lignin
mempengaruhi komposisi substansi humat tanah. Dekomposisi lignin berlangsung sangat
lambat karena struktur kimianya yang sangat kompleks dan heterogen sehingga tidak larut
dalam air dan bersifat kaku secara ilmiah lignin sukar terdekomposisi dan hanya sedikit
mikroorganisme mendegradasinya (Suwando et al., 2011)
Excelzyme merupakan pendegradasi lignin yaitu enzim yang bekerja melalui mediator
bukan protein (Perez et al., 2002). Excelzyme perombak bahan organik merupakan aktivitas
biologis yang sengaja diberikan untuk mempercepat dekomposisi dan meningkatkan kualitas
gambut. Proses dekomposisi gambut di alam yang dilakukan oleh mikroorganisme berjalan
lambat, dengan bantuan Excelzyme proses dekomposisi dapat berlangsung cepat. Menurut
Page (2002) Excelzyme memiliki sifat-sifat katalik yang berfungsi sebagai selektivitas dan
spesifitas yang luar biasa tinggi terhadap reaktan yang dikerjakan dan jenis reaksi yang
dikatalisasikan. mampu meningkatan laju reaksi yang luar biasa di banding dengan mikroba
pada umumnya. Pemberian Excelzyme sebagai pendekomposer diharapkan mampu
mendekomposisi gambut yang selama ini berjalan lambat diakibatkan oleh persentase
kandungan lignin yang tinggi sehingga ratio C/N tinggi, dalam keadaan tergenang dan
kekurangan oksigen (Sutanto, 2002).
Tanaman padi merupakan tanaman penting di Asia terutama di Indonesia. Padi
menghasilkan beras menjadi makanan pokok 35-80% dari total kalori yang dibutuhkan
manusia (IRRI, 1997). Lebih dari dua milyar penduduk mengonsumsi beras, 90% beras
ditanam dan dikonsumsi di Asia. Diprediksi 1,4 milyar manusia bertambah sebagai
pengonsumsi beras sampai tahun 2025 (Damanik, 2002). Padi gogo tidak membutuhkan air
yang banyak dalam penanamannya (Priyastomo et al., 2006). Padi gogo dengan varietas situ
bagendit merupakan padi dengan tinggi 99-105 cm dengan umur tanam 110-120 hari setelah
senar (HSS) dilihat dari warna gabahnya yang berwarna kuning bersih, tekstur nasinya pulen
dengan kadar amilosa 22% dan protein tinggi. Varietas ini tahan terhadap hawar daun bakteri
patotipe III dan IV dan hasil panen mencapai 3-5ton/ha GKG (Pikukuh et al., 2009;
Malik,2017)
Uji efektivitas terhadap rancangan penelitian ini efek perlakuan Excelzyme yang
diperkaya pupuk NPK Organik.. Penggunaan pupuk merupakan salah satu input yang penting
dalam meningkatkan produktivitas tanaman dengan adanya program sustainable agriculture
penurunan penggunaan bahan kimia, maka penelitian ini menggunakan pupuk NPK organik
dengan kelebihan mempercepat, memperkuat, memperbanyak dan memperpanjang akar
tanaman agar mudah menyerap unsur hara pada tanah, serta mencegah tanaman kerdil
(Yuniarti et al., 2020).
I.2. Rumusan Masalah
Gambut memiliki sebaran yang terbesar di Asia Tenggara dengan luas mencapai 20,2
juta hektar namun produktivitas lahan gambut menurun akibat degradasi, sifat fisika, kimia
dan biologi tanah. Variabilitasnya sangat tinggi, ketebalan, kematangan dan kesuburannya
maka tidak semua lahan gambut dapat dijadikan sebagai lahan budidaya pertanian. Sebagai
gambaran di Indonesia hanya sekitar 6 juta yang dapat digunakan untuk budidaya pertanian.
Masyarakat memanfaatkan lahan gambut sebagai lahan pertanian karenaterbatasnya lahan
yang subur, disisi lain kebutuhan padi di Indonesia semakin meningkat. Lebih dari dua milyar
penduduk mengonsumsi beras, 90% beras ditanam dan dikonsumsi di Asia. Diprediksi 1,4
milyar manusia bertambah sebagai pengonsumsi beras sampai tahun 2025. Sementara lahan
budidaya pertanian semakin sempit maka diperlukan inovasi baru untuk memanfaatkan lahan
gambut. Oleh karena itu pemberian Excelzyme dapat mempercepat proses dekomposisi
gambut melalui penurunan kadar lignin, selulosa dan hemiselulosa. Pupuk NPK merupakan
faktor penting dan harus tersedia bagi tanaman, karena berfungsi sebagai proses metabolisme
dan biokimia sel tanaman. Fosfor sebagai pembangunan asam nukleat, fosfolipid, bioenzim,
protein, senyawa metabolik dan merupakan bagian dari ATP yang penting dalam transfer
energi. Kalium mengatur keseimbangan ion-ion dan sel, yang berfungsi dalam pengaturan
berbagai mekanisme metabolik seperti fotosintesis, metabolisme karbohidrat dan
translokasinya, sintetik protein berperan dalam proses respirasi dan meningkatkan ketahanan
tanaman terhadap serangan hama dan penyakit. Dengan demikian, Penggunaan Excelzyme
dan pupuk NPK organik tentu bahan tersebut berinteraksi di dalam tanah dan belum diketahui
efeknya. Belum adanya penelitian yang membahas mengenai Efek perlakuan NPK organik
dan Excelzyme yang ditambahkan pada tanaman padi sehingga menimbulkan pertanyaan
berapa dosis optimum pupuk NPK organik dan Excelzyme dan apa interaksi kedua dosis
terhadap sifat-sifat kimia tanah dan hasil padi gogo di tanah gambut Bengkulu.
I.3. Tujuan Penelitian
(1). Menentukan efek perlakuan NPK organik dan Excelzyme yang optimum terhadap sifat
kimia tanah dan hasil padi gogo di tanah gambut Bengkulu.
(2). Interaksi kedua dosis tersebut terhadap sifat kimia tanah dan hasil padi gogo di tanah
gambut Bengkulu.
(3). Korelasi antara sifat kimia tanah dan hasil padi gogo di tanah gambut Bengkulu
II. METODE PENELITIAN
2.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September – Desember 2022 di Rumah Kawat
Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Analisis contoh tanah akan dilakukan di
Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian.
2.2 Bahan dan Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu cangkul, meteran, pisau lapangan,
waring, gembor, timbangan ATK dan Alat- alat laboratorium. Bahan yang digunakan tanah
gambut, benih padi gogo varietas situ bagendit, Pupuk NPK organik, Polybag, Excelzyme.
2.3 Rancangan Percobaan
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan polybag.
Penelitian di rancang dengan rancangan acak lengkap (RAL) / Faktorial. Terdiri atas 2 faktor.
Faktor I berupa dosis NPK Organik yang terdiri atas 3 taraf/level :
P1 = 80 g/polybag
P2 = 100 g/polybag
P3 = 120 g/polybag
Faktor II berupa dosis Excelzyme yang terdiri atas 3 level yaitu :
E1 = 0% (0 mL/polybag)
E2 = 5% (250 mL/polybag)
E3 = 10% (500 mL/polybag)
Semua perlakuan diulang 3 kali sehingga di dapat 27 satuan percobaan, dan tiap
ulangan terdiri atas 2 polybag, sehingga secara keseluruhan terdapat 54 polybag.
2.4 Tahapan Penelitian
2.4.1 Pengambilan Media Tanam
Penelitian ini akan menggunakan tanah gambut yang diambil di Zona Penelitian
Terpadu, Fakultas Pertanian UNIB, Desa Kandang Limun, Kecamatan Muara
Bangkahulu, Provinsi Bengkulu. Tanah gambut diambil pada kedalaman 0-20 cm,
untuk memenuhi kebutuan pengisian sebanyak 54 polybag.
2.4.2 Persiapan Media Tanam
Tanah gambut sebanyak 10 kg (dalam kondisi lembab) dimasukan ke dalam
polybag kemudian ditambahkan pupuk NPK organik dan Excelzyme disesuai dengan
dosis yang telah ditetapkan yaitu NPK organik : 80 g/polybag, 100 g/polybag dan 120
g/polybag. Dosis Excelzyme yaitu : 0 mL/Polybag, 250 mL/Polybag dan 500
mL/Polybag.
2.4.3 Pemeliharaan Tanaman
a. Pengairan
Penyiraman dilakukan secara rutin setiap hari selama pertumbuhan tanaman yaitu
pada waktu sore hari menggunakan gembor.
b. Penyiangan
Penyiangan dilakukan secara manual, apabila tumbuh gulma di polybag.
Penyiangan dilakukan satu minggu sekali atau apabila diperlukan.
c. Penyulaman
Penyulaman dilakukan seminggu setelah tanam untuk menggantikan tanaman
yang tidak normal atau mati.
d. Pengendalian hama dan penyakit tanaman
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara manual yaitu apabila terdapat
hama di sekitar padi gogo maka hama akan disingkirkan, Pengendalian hama
dilakukan setiap hari.
e. Panen
Panen dilakukan pada saat padi telah siap panen yaitu gabah telah menguning
95% , Daun bendera telah mengering, malai padi telah merunduk dan bulir gabah
terasa keras jika ditekan menggunakan tangan.
2.5 Variabel yang Diamati
a. Variabel Tanah Gambut :
1. Kandungan Lignin
Analisis kandungan lignin akan diukur menggunakan metode Chesson (Datta, 1981).
2. Selulosa
Analisis kandungan selulosa akan diukur menggunakan metode Chesson (Datta,
1981).
3. Hemiselulosa
Analisis kandungan hemiselulosa akan diukur menggunakan metode Chesson (Datta,
1981).
4. N total
N total diukur dengan menggunakan metode Kjeldahl (Balai Penelitian Tanah, 2009)
5. P tersedia
P tersedia diukur menggunakan metode Bray-Kurtz (Balai Penelitian Tanah, 2009)
6. K
Kandungan K diukur dengan menggunakan metode Gravimetri (Balai Penelitian
Tanah, 2009)
7. KTK
Analisis KTK diukur dengan menggunakan metode Destilasi (Balai Penelitian Tanah,
2009)
8. pH
Analisis pH dilakukan pada sampel tanah menggunakan metode elektrometri (Balai
Penelitian Tanah, 2005)
b. Variabel Tanaman Padi :
1. Jumlah Anakan Total per Rumpun
Jumlah anakan menghitung seluruh anakan per tanaman sampel, diamati saat panen.
2. Tinggi Tanaman (cm)
Tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah sampai ujung daun tertinggi,diamati saat
tanaman berumur 30,45, 60, 75 dan 90 hari,diukur dengan menggunakan meteran.
3. Jumlah Malai per Rumpun
Jumlah malai menghitung seluruh malai per tanaman sampel, diamati saat panen.
4. Bobot Gabah per Rumpun
Bobot gabah didapat dengan menimbang seluruh gabah dari setiap tanaman sampel.
5. Panjang Malai
Panjang malai dilakukan dengan cara mengukur dari pangkal malai sampai ke ujung
malai, dilakukan saat panen.
6. Jumlah Gabah Per Malai
Jumlah gabah per malai dihitung dengan cara menghitung bobot gabah secara manual,
dilakukan saat panen.
7. Bobot 100 Bulir
Bobot 100 bulir diamati dengan mengambil biji padi sebanyak 100 bulir kemudian
ditimbang bobotnya, dilakukan saat panen
8. Berat Gabah Hampa Per Malai
Berat gabah hampa dihitung dengan menimbang gabah hampa pada tanaman sampel.
9. Berat Gabah Bernas Per Malai
Berat gabah bernas dihitung dengan menimbang gabah bernas pada tanaman sampel
10. Bobot Berangkas Basah
Berangkas basah ditimbang dengan timbangan digital setelah tanaman di panen
11. Bobot Berangkas Kering
Berangkas basah dikering anginkan selama 1 minggu kemudian ditimbang
menggunakan timbangan digital.
2.6 Analisis Data
Data akan dianalisis dengan analisis keragaman pada tingkat kepercayaan 95% dan
apabila ditemukan pengaruh nyata, akan dilanjutkan dengan metode Polinomial Ortogonal
untuk mendapatkan dosis optimal NPK organik dan Excelzyme untuk menentukan korelasi
antara sifat-sifat kimia tanah dan hasil padi gogo di jurnal analisis korelasi.
DAFTAR PUSTAKA

Agus, F. 2008. Lahan Gambut Potensi Untuk Pertanian Dan Aspek Lingkungan. Balai
Penelitian Tanah dan World Agroforestry Center (ICRAF). Indonesia, Bogor.
Amin, M. 2004. Evaluation Of Kjedahl Digestion Method. Journal of Research (Science).
Bahauddin Zakariya University, Pakistan.
Balai Penelitian Tanah (BPT). 2005. Indonesia Dalam Angka. Badan Penelitian dan
Pengembangan Tanah. Departemen Pertanian, Bogor.
Balai Penelitian Tanah. 2009. Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air dan Pupuk. Balai
Penelitian Tanah. Departemen Pertanian. Bogor
Damanik, S. 2002. Beras di Asia, Kisah Kehidupan Tujuh Petani. USU Press, Medan
Datta, R. 1981.Acidogenic Fermentation Of Lignocellulose-Acidyield And Conversion Of
Components. Biotechnology and Bioengineering, 23(9):2167-2170.
Haryono. 2013. Strategi dan kebijakan kementrian pertanian dalam optimasi lahan sub
optimal mendukung ketahanan pangan nasional. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, Jakarta.
Irri. 1997. Rice Almanac Second Edition Irri. Los Banos. Philiphines.
Masganti, 2013. Teknologi inovatif pengelolaan lahan suboptimal gambut dan sulfat masam
untuk peningkatan produksi tanaman pangan pengembangan inovasi pertanian
6(4):187-197
Matfuah, E., Maas, A.Syukur, dan B. H. Purwanto. 2011. Potensi Bahan Amelioran Insitu
Dalam Meningkatka Ketersediaan Hara. In Ariyanto et al. (Eds). Prosiding Kongres
Nasional HTI X: Tanah Untuk Kehidupan Yang Berkualitas. Buku 1. Hal: 330-340
Matfuah, E., M. Noor, W. Hartatik, dan D. Nursyamsi. 2014. Pengelolaan dan produktifitas
lahan gambut untuk berbagai komoditas tanaman. 38 halaman
Page, S.E., F. Siegert, J.O. Rieley, H-D.V. Boehm, A. Jaya, S.H. Limin. 2002. The amount of
carbon released from peat and forest fires in indonesia during 1997. Nature, 420, 61-
65.
Perez J., Dorado. J., and Martinez. J. 2002. Biodegradation and biological treatments of
cellulosa, hemicellulosa and lignin. An Overview. Int Microbiol, 5: 53-63.
Pikukuh, B., D. Setyorini, Handoko, M. Purwoko. 2009. Inovasi Teknologi Varietas Padi.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur. Departemen Pertanian, Surabaya.
Priyastomo, V. 2006. Peningkatan produksi padi gogo melalui pendekatan model pengelolaan
tanaman dan sumberdaya terpadu. Universitas Muhammadiyah, Malang.
Rahmawati, 2014. Sebaran Lahan Gambut Sebagai Lahan Padi di Pantai Timur Sumatra
Utara. Wetlands Internasional, Medan.
Sutanto, R. 2002. Pertanian Organik : Menuju Pertaian Alternatif dan Berkelanjutan.
Kanisius, Yogyakarta.
Suwondo, Sabiham, S., Sumardjo, dan Pramudya, B., 2011. Efek pembukaan lahan terhadap
karakteristik biofisik gambut di perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Bengkalis.
Jurnal Natur Indonesia, 14(2):143-149.
Wahyunto. Dan Ai Dariah, 2013. Pengelolaan Lahan Gambut Terdegradasi Dan Terlantar
Untuk Mendukung Ketahanan Pangan. In Haryono et al. (Eds.). Politik Perkembangan
Pertanian Menghadapi Perubahan Iklim. Badan Penelitian Dan Pengembangan
Pertanian. Kementrian Pertanian, Jakarta.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Denah Penelitian

P1E1(3) P1E1(3) P1E3(2) P1E3(2) P3E2(2) P3E2(2)


P2E1(1) P2E1(1) P3E3(2) P3E3(2) P2E3(1) P2E3(1)
P3E1(2) P3E1(2) P2E3(3) P2E3(3) P1E1(2) P1E1(2)
P1E2(1) P1E2(1) P1E2(3) P1E2(3) P3E1(3) P3E1(3)
P2E2(2) P2E2(2) P3E1(1) P3E1(1) P1E2(2) P1E2(2)
P3E2(1) P3E2(1) P1E1(1) P1E1(1) P2E2(3) P2E2(3)
P1E3(3) P1E3(3) P2E1(3) P2E1(3) P3E3(1) P3E3(1)
P2E3(2) P2E3(2) P3E2(3) P3E2(3) P2E1(2) P2E1(2)
P3E3(3) P3E3(3) P2E2(1) P2E2(1) P1E1(1) P1E1(1)
Keterangan :

Pupuk NPK Organik :


P1 = Pupuk NPK Organik 80 g
P2 = Pupuk NPK Organik 100 g
P3 = Pupuk NPK Organik 120 g

Enzim Excelzyme :
E1 = 0% (0 mL/Polybag)
E2 = 5% (250 mL/Polybag)
E3 =10% (500 mL/Polybag)
Ulangan :
Ulangan 1 : (1)
Ulangan 2 : (2)
Ulangan 3 : (3)
Lampiran 2. Perhitungan Dosis Pupuk NPK Organik dan Enzim Excelzyme
Luas Permukaan Polybag = 13 x 13 cm2 x 3,14 = 530,66 cm2
Kedalaman = 40 cm
Volume = 40 cm x 530,66 cm2 = 21.226,4 cm3
BV gambut = 0,2 g/ cm3
Berat tanah perpolybag= BV x Vol
= 0,2 g/ cm3 x 21.226,4 cm3
= 4.245,28 g atau 4,24 kg/Polybag

Aplikasi Enzim Excelzyme


0% = 0 mL x 4,24 kg/Polybag = 0
5% = 5/100 x 4,24 kg/Polybag = 0,212 kg/polybag atau 212 g/polybag
10% = 10/100 x 4,24 kg/Polybag = 0,424 kg/polybag atau 424 g/polybag
Lampiran 3. Rincian Jadwal Kegiatan

2022-2023
Kegiatan November Januari februari maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penulisan
Proposal
Seminar
Proposal
Pengambilan
Tanah
Pengeringan
media tanam
Pemberian
Pupuk NPK
dan
Excelzyme
Sesuai Dosis

Penanaman

Pengukuran
Lapangan
Analisis
Sampel di
Lab. Ilmu
Tanah

Analisis Data

Anda mungkin juga menyukai