Anda di halaman 1dari 6

Artikel Ilmiah Teknologi Kimia dan Industri

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php

Pengaruh kombinasi silika dan kitosan berbasis nanoteknologi sebagai


bahan dasar pembuatan pupuk nano slow release terhadap penyerapan
unsur hara oleh tanamandalam meningkatkan
hasil pertanian di indonesia

Keti Yuliani(1), Ngadiwiyana(2), Eko Siswoyo(3), Diah Appriliani Amaliah(4), Yoyon


Wahyono(5), Dita Widianingrum(6)
1. Kimia, Universitas Diponegoro, email: Ketiyuliani@gmail.com
2. Kimia, Universitas Diponegoro, email: Ngadiwiyana@gmail.com
3. Kimia, Universitas Diponegoro, email: siswoyo_chemistry@yahoo.com
4. Kimia, Universitas Diponegoro, email: Diahaprilianiamaliah@gmail.com
5. Fisika, Universitas Diponegoro, email: yoyonwahyono601@yahoo.co.id
6. Kimia, Universitas Diponegoro, email: Ditawidia@gmail.com

Abstrak

Indonesia merupakan Negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup di bidang
pertanian.Pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam progam ketahanan
pangan nasional. Persoalan terancamnya ketahahann pangan nasional merupakan masalah
yang harus di hadapi oleh pemerintah Indonesia.Pertanian yangmerupakan sebagai penopang
pangan utama di Indonesia dihadapkan pada permasalahan kristisnya lahan pertanian. Hal
tersebut merupakan faktor terbesar yang berpengaruh dalam mewujudkan ketahanan pangan
nasional.Penggunaan pupuk kimia semakin memperparah kritisnya kondisi lahan pertanian,
Sehingga untuk mengatasi permasalahan tersebut solusi untuk memperbaiki lahan pertanian di
Indonesia yaitu melalui inovasi kombinasi silika dan kitosan berbasis nanoteknologi sebagai
bahan pembubatan pupuk nano slow release demi meningkatkan hasil pertanian di indonesia.
Kombinasi silika dan kitosan menggunakan metode sol-gel. Hasil pengujian dengan SEM
yang didapat adalah silika dengan ukuran partikel 97nm dan kitosan dengan ukuran
85nm.Hasil kombinasi keduanya adalah gel bewarna putih.Adapun Silika dan kitosan dibuat
dalam ukuran nano dengan tujuan agar unsur-unsur yang terdapat pada pupuk nano ini seperti
N, Si, Fe, Al dan K akan dibutuhkan oleh tanaman dan dapat tepat diserap oleh sel target
dengan tepat karena unsur hara tersebut akan terlepas secara perlahan sertadalam ukuran
nanopartikel akan memiliki luas permukaan yang lebih besar terhadap perbandingan volume.
Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kombinasisilika dan kitosan berbasis
nanoteknolgi bahan pembuatan pupuk nano slow release dapat mengatasi kekurangan unsur
hara dalam tanaman dan meningkatkan hasil produksi pertanian Indonesi serta sebagai
pendukung progam ketahanan pangan nasional.

Kata Kunci: Nanosilika dan Nanokitosan, Slow release Fertilizer, Ketahanan pangan
nasional.
Artikel Ilmiah Teknologi Kimia dan Industri
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php

I. PENDAHULUAN pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya


terdiri dari bahan organik yang berasal dari
Indonesia merupakan negara agraris tanaman atau hewan yang telah melalui
yang kaya akan hasil pertanian yang proses rekayasa. Namun kedua pupuk
melimpah.Kondisi alam tersebut memberikan tersebut mempunyai kelemahan yakni pupuk
peluang bagi sebagian besar masyarakat kimia jika digunakan terus-menerus akan
Indonesia untuk melakukan kegiatan usaha di menyebabkan ketergantungan terhadap jenis
bidang pertanian maupun yang berkaitan pupuk tersebut dan dalam jangka waktu yang
dengan pertanian. Pertanian merupakan salah lama akan menyebabkan tanah menjadi
satu kegiatan paling mendasar bagi manusia kering, sedangkan pupuk organik mempunyai
khusunya di Indonesia, karena hamper semua kandungan unsur hara yang sedikit dan
masyarakat Indonesia mempunyai pekerjaan dalam penggunaannya harus dalam jumlah
sebagai petani.Ketahanan pangan nasional yang sangat banyak.
merupakan impian dari setiap Negara didunia Silika merupakan salah satu unsur
ini dalam mensejahterakan masyarakatnya. hara yang diperlukan tanaman dan
Permasalahan tersebut adalah kritisnya lahan merupakan salah satu kandungan material
pertanian di Indonesia akibat kurangnya terbesar yang dibutuhkan oleh tanaman.
unsur hara dalam lahan pertanian di Manfaat Silika antara lain dapat
Indonesia. menstimulasi fotosintesis, Menyuburkan
Permasalahan kristisnya lahan tanah dan translokasi CO2. Unsur Si ini
pertanian merupakan faktor yang juga dapat mengatasi kekeringan air,
berpengaruh palin besar dalam mewujudkan menetralkan pH tanah yang cenderung
ketahanan pangan nasional. Lahan pertanian bersifat asam karena pemberian pupuk urea
di Nusantara sudah lebih dari 60 persen dan pestisida yang tidak ramah lingkungan
dalam kondisi kritis, dimana unsur hara tanah serta dapat memperkuat jaringan tanaman
sudah jauh di bawah kadar normal yang 4 – 5 sehingga lebih tahan terhadap serangan
persen. Banyak lahan lahan pertanian yang penyakit (Suwardi, 2007). Silika dalam
unsur haranya tinggal 2 persen, bahkan ada pemanfaatannya sebagai pupuk, agar tidak
yang tinggal 1 persen (Prima, 2009).Data mengalami degradasi atau terbawa hanyut
dari Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, oleh air tanah maka perlu dilapisi dengan
Badan Penelitian dan Pengembangan senyawa yang tidak dapat larut dalam air,
Pertanian (2005) menunjukkan bahwa luas yakni dengan penambahan kitosan.
areal lahan kritis di Indonesia mencapai 52,5 Kitosan merupakan polimer yang
juta hektar. Lahan kritis tersebut akan biodegradabel paling berlimpah. Beberapa
berakibat tidak mampunya lahan pertanian manfaat yang terdapat pada kitosan antara
untuk menyimpan air, lahan menjadi tidak lain memperlambat laju pelepasan nutrisi
produktif, dan akibat selanjutnya akan pupuk dengan menutupi sebahagian besar
mendegradasi produktivitas tanaman. pori-porinya sehingga air bisa tetap masuk
Di pasaran terdapat dua jenis pupuk untuk melarutkan melalui pori-pori yang
yaitu pupuk anorganik dan organik. Pupuk tidak tertutup. Oleh karena itu dipilih kitosan
anorganik adalah pupuk hasil proses rekayasa sebagai pelapis karena kitosan tidak dapat
secara kimia, fisik dan atau biologis dan larut air dan mampu melapisi pupuk juga
merupakan hasil industri atau pabrik pembuat memiliki sifat biodegradibel, biokompatibel,
pupuk. Sedangkan pupuk organik adalah
Artikel Ilmiah Teknologi Kimia dan Industri
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php

nontoksit dan ramah lingkungan (Mingzu, lingkungan serta dapat memperkuat jaringan
2007). tanaman sehingga lebih tahan terhadap
serangan penyakit serta sumber mineral
Tujuan dari penelitian ini adalah pendukung pada pupuk dan tanah, serta
menciptakan sebuah pupuk nano yang sebagai pengontrol yang efektif dalam
mampu melepaskan unsur hara secara slow pembebasan ion amonium, nitrogen, dan
release dari dari kombinasi silica dan kitosan. kalium pupuk (Suwardi, 2007).
Pupuk slow release dapat meningkatkan
efisiensi penyerapan pupuk oleh tanaman
menjadi 65-70% jika dibandingkan dengan 2.2Nanopartikel Kitosan
pupuk biasa hanya 40%. Manfaat dari
penelitian ini adalah menghasilkan pupuk Kitosan adalah senyawa turunan dari
nano yang dapat meningkatkan hasil kitin yang utama Secara umum kitosan terdiri
pertanian serta dapat mendukung progam dari unit N-glukosamin, kitosan terjadi
ketahanan pangan nasional. sebagai kopolimer N-asetilglukosamin dan
N-glukosamin.Kitin adalah polimer rantai
II.LANDASAN TEORI panjang N-acetylglucosamine terdapat dalam
sebaran luas di alam seperti kulit cangkang
2.1Kandungan unsur hara dalam kulit udang. Kitosan mudah mengalami degradasi
tebu secara biologis. Oleh karena itu dipilih
Program swasembada gula 2014 kitosan sebagai bahan pembuatan pupuk
memberikan dampak perluasan area karena kitosan dapat meningkatkan daya
pertanaman tebu.Pada tahun 2010 luas areal simpan produk pertanian setelah panen dan
tebu telah mencapai 418.259 ha dengan memiliki sifat biodegradibel, biokompatibel,
produksi tebu nasional 34.218.549 ton, nontoksit dan ramah lingkungan (
sehingga dihasilkanlimbah daun tebu dan Jiang,2013).
bagas sebanyak 16,7 juta tonAmpas tebu 2.3 Slow release fertilizers
(bagasse) merupakan hasil sisa pengolahan
gula tebu (Wibowo, 1998). Ampas tebu Pupuk lepas lambat (Slow Release
merupakan sumber daya alam yang Fertilizer/SRF) merupakan pupuk dengan
melimpah yang mengandung banyak unsur mekanisme pelepasan unsur hara secara
hara seperti Si, Fe, Al dan K. Unsur hara berkala mengikuti pola penyerapan unsur
tersebut dapat di peroleh dengan cara furnace hara oleh tanaman.Beberapa mekanisme
limbah kulit tebu dan di sintesis untuk yang dapat diterapkan dalam produksi SRF
karakterisasi material (Fernandes, 2012). yaitu mekanisme pelapisan pupuk secara
perlahan .Prinsip utama mekanisme tersebut
Manfaat unsur hara sendiri antara lain adalah dengan membuat suatu hambatan
dapat menstimulasi fotosintesis, berupa interaksi molekuler sehingga zat hara
Menyuburkan tanah dan translokasi CO2. dalam butiran pupuk tidak mudah lepas ke
Unsur Si yang jumlahnya paling banyak lingkungan. Pupuk slow release dapat
dalam limbah tebu tersebut, juga dapat meningkatkan efisiensi penyerapan pupuk
mengatasi kekeringan air, meningkatkan oleh tanaman menjadi 65-70% jika
aerasi tanah, menetralkan pH tanah yang dibandingkan dengan pupuk biasa hanya
cenderung bersifat asam karena pemberian 40%, maka pupuk ini lebih efisien di
pupuk urea dan pestisida yang tidak ramah
Artikel Ilmiah Teknologi Kimia dan Industri
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php

gunakan jika dibandingkan dengan pupuk III.PEMBAHASAN


biasa pada umumnya. Aplikasi pemupukan
Slow Release Fertilizer hanya satu kali 3.1 Analisis morfologi Silika
dilakukan dalam satu musim Tujuan dilakukan analisa SEM (Scanning
tanam.Dibandingkan dengan pupuk kimia Electron Microscopy) adalah untuk
urea yang diberikan 2-3 kali (Akelah, 2006). menganalisa permukaan dan tekstur partikel
silika yang akan terserap ke tanah dan
2.4.Metode Sol-gel
menganalisa morfologi dan ukuran silika
Sol adalah suspensi koloid yang fasa yang terlapis pada nano kitosan.
terdispersinya berbentuk solid (padat) dan Dalam analisis ini di dapatkan 2
fasa pendispersinya berbentuk liquid perbesaran dalam nanopartikel silika sebagai
(cairan). Suspensi dari partikel padat berikut;
ataumolekul-molekul koloid dalam larutan,
dibuat dengan metal alkoksi dan dihidrolisis
dengan air, menghasilkan partikel padatan
metal hidroksida dalam larutan. Reaksinya
adalah reaksi hidrolisis.
Gel (gelation) adalah jaringan
partikel atau molekul, baik padatan dan
cairan, dimana polimer yang terjadi di Gambar 1. Perbesaran SEM 5000x
dalam larutan digunakan sebagai tempat Gambar 2. Perbesaran SEM 8000x
pertumbuhanzat anorganik. Pertumbuhan
anorganik terjadi di gel point, dimana energi
ikat lebih rendah.Reaksinya adalah reaksi 3.2 Analisis komposisi Material pada silika
12000
ZnLa ZnLb

10500
kondensasi, baik alkohol atau air, yang Tujuan dari analisis dengan
SiKa

9000

menghasilkan oxygen bridge untuk


CuLl CuLa ZnLl

menggunakan EDS adalah untuk mengetahui


7500
Counts

mendapatkan metal oksida. Metode sintesis 6000


kandungan unsur atau senyawa yang terdapat
FeLl FeLa OKa

4500
AlKa

menggunakan sol-gel untuk material


ZnKa
SKb

dalam sampel.
FeKesc
CaKa

3000
MgKa

CaKb

CuKb
SKa

CuKa

ZnKb
FeKb
FeKa
CKa

berbasis oksida berbedabeda bergantung 1500

prekursor dan bentuk produk akhir, baik itu 0


0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00

powder, film, aerogel, atau serat. Seperti keV

Gambar5.Hasil Uji EDS Silika


gambar dibawah ini:
Dalam analisis uji Energy Dispersy
Spectroscopy ini di dapatkan hasil,
kandungan yang terdapat pada abu kulit tebu
tersebut antara lain; silika, Fe, Al, dan K.
Unsur tersebut merupakan unsur hara mikro
dan makro yang sangat penting bagi proses
pertumbuhan serta produktifitas dari sebuah
tanaman, dan silika merupakan unsur hara
Gb 1. Tahapan Metode Sol-gel yang paling banyak kandungannya dalam
limbah kulit tebu tersebut.
Artikel Ilmiah Teknologi Kimia dan Industri
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php

3.3 Analisis Struktur Kristal dari ukuran macropartikel. Penelitian ini


Nanosilika pada Ampas Kulit Tebu menunjukkan kelayakan persiapan kitosan
mikropartikel dalam lingkungan di dalam
kondisi yang berbeda. Kitosan dengan
enkapsulasi pada silika tidak akn merubah
morfologi atau ukuran partikel kitosan yakni
memiliki rata-rata diameter 3.1 – 3.5 µm.
Ketika digabungkan kitosan dan nanosilika,
ukuran partikel meningkat menjadi
4.3 µm dan distribusi ukuran partikel sedikit
Pola XRD dari sintesis HA
melebar. Faktor Penting lain yang
memunculkan peak puncak tertinggi yang
mempengaruhi sifat dari partikel yang
tajam yaitu pada 2θ : 25.4951 ; 22.5761;
terbentuk adalah parameter pengeringan.
21.8378 dan cocok dengan struktur HA pada
Kondisi untuk ukuran partikel dipengaruhi
standar Joint Commite on Powder Diffraction
pengeringan dan distribusi pengolahan.
Standard (JCPDS) No. 89-3607 dengan
kenaikan yang tidak begitu tinggi dan tajam 3.5 Hasil uji kandungan unsur hara yang
sehingga dapat disimpulkan bahwa struktur terdapat pada pupuk hasil kombinasi
silika yang didapat merupakan amorf. Struktur nanosilika dan kitosan
silika yang dibutuhkan memang dalam
bentuk amorf bukan dalam bentuk kristal Untuk mengukur kandungan unsur
agar dapat bereaksi dengan tanaman target hara makro dan mikro, metode uji yang
yang akan dipupuk. digunakan adalah metode Kjeldahl untuk
kandungan Nitrogen, sedangkan untuk K, Fe,
3.4 Analisis Morfologi Kitosan
Si, Al dan Fe digunakan metode Atomic
Tujuan dilakukan analisa SEM (Scanning absortion spectrophometric (AAS), dan
Electron Microscopy) pada kitosan adalah Kandungan C – organik diuji dengan metode
untuk menganalisa permukaan dan tekstur Spectrophotometric. Berikut adalah hasil
kitosan serta menganalisa morfologi dan pengujian kandungan unsur hara dalam
ukuran dari kitosan yang terlapis pada pupuk SRF dalam %.
nanosilika
No C N Fe Al Si K Ot
org he
anik r
1. 15.1 8. 11.3 7.7 41. 2.2 7.1
3 3 78 7 8
Gambar 5. Hasil uji kandungan unsur hara

IV.KESIMPULAN

Silika dan kitosan sebagai bahan


Gambar 4. SEM kitosan Perbesaran 8000x dasar pembuatan pupuk organik berbasis
nanoteknologi yang ramah lingkungan akan
Berdasarkan hasil SEM (Scanning dapat memberikan sebuah terobosan inovasi
Electron Microscopy) diatas dapat terbaru. Penggunaan nanoteknologi pada
disimpulkan bahwa kitosan masih dalam pembuatan pupuk akan memberikan dampak
Artikel Ilmiah Teknologi Kimia dan Industri
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php

hasil pertanian yang lebih besar. Diantaranya Ibrahim, I. A. M., Zikry, A. A. F., Sharaf, M.
dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan A., Preparation of Sperical silica
biologi tanah, selain juga membantu Nanoparticles: Ströber Silica, Journal
meningkatkan produksi tanaman dan of American Science, vol.6,
meningkatkan kualitas produk No.11,2010, pp.985-989
tanaman.Pembuatan pupuk dalam bentuk cair Jiang, Tiao. Dkk. 2013. Micro- and
bertujuan untuk mempercepat proses nanofabrication of chitosan structures
penyerapan unsur hara dalam tanaman.Pupuk forRegenerative engineering Materials
slow release dapat meningkatkan efisiensi andBiomolecular
penyerapan pupuk oleh tanaman menjadi 65- Engineering,University of Connecticut,
70% jika dibandingkan dengan pupuk biasa Storrs, Acta Biomaterialia USA.10,
hanya 40%, aplikasi pemupukan Slow 1632-1645
Release Fertilizer hanya satu kali dilakukan Mingzhu, Liu.2007. Preparation and
dalam satu musim tanam. Dibandingkan Properties of Chitosan-coated NPK
dengan pupuk kimia urea yang diberikan 2-3 Compound fertilizer with controlled
kali. released and water-retention. College
of Chemical Engineering, Northwest
V. REFERENSI Minorities University, Lanzho; Chiina,
Polymer 55 (2014) 1964-1976
Abdullah, Mikrajuddin. 2009. ”Karakterisasi
Muzzarelli,R.A.A.,(1977),Chitin. Perngamon
Nanomaterial”, jurnal Nanosainsdan
Press, Oxford, NewYork.
Nanoteknologi. Institut Teknologi
Prima. 2009. Permasalahan pupuk dan
Bandung. Vol.2 No.1
langkah-langkah Penanggulangannyadi
Beganskiene, A., Sirutkaitis, V.,
Indonesia. Kementrian sekertariat
Kurtinaitiene, M., Juskenas, R.,
Negara indoneisa; Jakarta
Kareiva, A., FT IR, TEM and NMR
Szeto Yau-shan and Zhigang Hu., (2007),
Investigations of Ströber Silica
Article Exploring Nanochitosan., ATA-
Nanoparticles, ISSN 1392-1320
Jounal for Asia on Textile & Apparel,
Material Science (Medziagotyra), vol.
China.
10, no. 4, 2004, pp.287-290
Darsono, 2011.Ketahanan Pangan Berbasis
Tolaimate, A., Desbrieres, J., Rhazi, M. and
Produksi dan Kesejahteraan
Alagui, A., 2003, Contribution to The
Petani,Fakultas Pertanian UGM dan
Preparation of Chitins and Chitosan
MMA-UGM, Yogyakarta.
with Controlled Physico-
Fernandes, Benny Rio. 2012. Sintesis
chemicalProperties, Polymer, 44, 7939-
nanopartikel SiO2 menggunakan
7952.
metodasol-gel dan aplikasinya terhadap
Weska, R. F., dan Moura, J. M., 2006,
aktifitas sitotoksik sel. Jurusan kimia
Optimazion of Deasetylation in
universitas andalas; Padang.
theProduction of Chitosan from Shrimp
Gufron,.2013. Silika(Si); Unsur hara penting
Waste, Journal Food Enginering, 865
bagi tanaman padi.
Dalamhttp://diponnanotech.blogspot.
com (25 Agustus 2014).
.

Anda mungkin juga menyukai