http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php
Abstrak
Indonesia merupakan Negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup di bidang
pertanian.Pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam progam ketahanan
pangan nasional. Persoalan terancamnya ketahahann pangan nasional merupakan masalah
yang harus di hadapi oleh pemerintah Indonesia.Pertanian yangmerupakan sebagai penopang
pangan utama di Indonesia dihadapkan pada permasalahan kristisnya lahan pertanian. Hal
tersebut merupakan faktor terbesar yang berpengaruh dalam mewujudkan ketahanan pangan
nasional.Penggunaan pupuk kimia semakin memperparah kritisnya kondisi lahan pertanian,
Sehingga untuk mengatasi permasalahan tersebut solusi untuk memperbaiki lahan pertanian di
Indonesia yaitu melalui inovasi kombinasi silika dan kitosan berbasis nanoteknologi sebagai
bahan pembubatan pupuk nano slow release demi meningkatkan hasil pertanian di indonesia.
Kombinasi silika dan kitosan menggunakan metode sol-gel. Hasil pengujian dengan SEM
yang didapat adalah silika dengan ukuran partikel 97nm dan kitosan dengan ukuran
85nm.Hasil kombinasi keduanya adalah gel bewarna putih.Adapun Silika dan kitosan dibuat
dalam ukuran nano dengan tujuan agar unsur-unsur yang terdapat pada pupuk nano ini seperti
N, Si, Fe, Al dan K akan dibutuhkan oleh tanaman dan dapat tepat diserap oleh sel target
dengan tepat karena unsur hara tersebut akan terlepas secara perlahan sertadalam ukuran
nanopartikel akan memiliki luas permukaan yang lebih besar terhadap perbandingan volume.
Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kombinasisilika dan kitosan berbasis
nanoteknolgi bahan pembuatan pupuk nano slow release dapat mengatasi kekurangan unsur
hara dalam tanaman dan meningkatkan hasil produksi pertanian Indonesi serta sebagai
pendukung progam ketahanan pangan nasional.
Kata Kunci: Nanosilika dan Nanokitosan, Slow release Fertilizer, Ketahanan pangan
nasional.
Artikel Ilmiah Teknologi Kimia dan Industri
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php
nontoksit dan ramah lingkungan (Mingzu, lingkungan serta dapat memperkuat jaringan
2007). tanaman sehingga lebih tahan terhadap
serangan penyakit serta sumber mineral
Tujuan dari penelitian ini adalah pendukung pada pupuk dan tanah, serta
menciptakan sebuah pupuk nano yang sebagai pengontrol yang efektif dalam
mampu melepaskan unsur hara secara slow pembebasan ion amonium, nitrogen, dan
release dari dari kombinasi silica dan kitosan. kalium pupuk (Suwardi, 2007).
Pupuk slow release dapat meningkatkan
efisiensi penyerapan pupuk oleh tanaman
menjadi 65-70% jika dibandingkan dengan 2.2Nanopartikel Kitosan
pupuk biasa hanya 40%. Manfaat dari
penelitian ini adalah menghasilkan pupuk Kitosan adalah senyawa turunan dari
nano yang dapat meningkatkan hasil kitin yang utama Secara umum kitosan terdiri
pertanian serta dapat mendukung progam dari unit N-glukosamin, kitosan terjadi
ketahanan pangan nasional. sebagai kopolimer N-asetilglukosamin dan
N-glukosamin.Kitin adalah polimer rantai
II.LANDASAN TEORI panjang N-acetylglucosamine terdapat dalam
sebaran luas di alam seperti kulit cangkang
2.1Kandungan unsur hara dalam kulit udang. Kitosan mudah mengalami degradasi
tebu secara biologis. Oleh karena itu dipilih
Program swasembada gula 2014 kitosan sebagai bahan pembuatan pupuk
memberikan dampak perluasan area karena kitosan dapat meningkatkan daya
pertanaman tebu.Pada tahun 2010 luas areal simpan produk pertanian setelah panen dan
tebu telah mencapai 418.259 ha dengan memiliki sifat biodegradibel, biokompatibel,
produksi tebu nasional 34.218.549 ton, nontoksit dan ramah lingkungan (
sehingga dihasilkanlimbah daun tebu dan Jiang,2013).
bagas sebanyak 16,7 juta tonAmpas tebu 2.3 Slow release fertilizers
(bagasse) merupakan hasil sisa pengolahan
gula tebu (Wibowo, 1998). Ampas tebu Pupuk lepas lambat (Slow Release
merupakan sumber daya alam yang Fertilizer/SRF) merupakan pupuk dengan
melimpah yang mengandung banyak unsur mekanisme pelepasan unsur hara secara
hara seperti Si, Fe, Al dan K. Unsur hara berkala mengikuti pola penyerapan unsur
tersebut dapat di peroleh dengan cara furnace hara oleh tanaman.Beberapa mekanisme
limbah kulit tebu dan di sintesis untuk yang dapat diterapkan dalam produksi SRF
karakterisasi material (Fernandes, 2012). yaitu mekanisme pelapisan pupuk secara
perlahan .Prinsip utama mekanisme tersebut
Manfaat unsur hara sendiri antara lain adalah dengan membuat suatu hambatan
dapat menstimulasi fotosintesis, berupa interaksi molekuler sehingga zat hara
Menyuburkan tanah dan translokasi CO2. dalam butiran pupuk tidak mudah lepas ke
Unsur Si yang jumlahnya paling banyak lingkungan. Pupuk slow release dapat
dalam limbah tebu tersebut, juga dapat meningkatkan efisiensi penyerapan pupuk
mengatasi kekeringan air, meningkatkan oleh tanaman menjadi 65-70% jika
aerasi tanah, menetralkan pH tanah yang dibandingkan dengan pupuk biasa hanya
cenderung bersifat asam karena pemberian 40%, maka pupuk ini lebih efisien di
pupuk urea dan pestisida yang tidak ramah
Artikel Ilmiah Teknologi Kimia dan Industri
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php
10500
kondensasi, baik alkohol atau air, yang Tujuan dari analisis dengan
SiKa
9000
4500
AlKa
dalam sampel.
FeKesc
CaKa
3000
MgKa
CaKb
CuKb
SKa
CuKa
ZnKb
FeKb
FeKa
CKa
IV.KESIMPULAN
hasil pertanian yang lebih besar. Diantaranya Ibrahim, I. A. M., Zikry, A. A. F., Sharaf, M.
dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan A., Preparation of Sperical silica
biologi tanah, selain juga membantu Nanoparticles: Ströber Silica, Journal
meningkatkan produksi tanaman dan of American Science, vol.6,
meningkatkan kualitas produk No.11,2010, pp.985-989
tanaman.Pembuatan pupuk dalam bentuk cair Jiang, Tiao. Dkk. 2013. Micro- and
bertujuan untuk mempercepat proses nanofabrication of chitosan structures
penyerapan unsur hara dalam tanaman.Pupuk forRegenerative engineering Materials
slow release dapat meningkatkan efisiensi andBiomolecular
penyerapan pupuk oleh tanaman menjadi 65- Engineering,University of Connecticut,
70% jika dibandingkan dengan pupuk biasa Storrs, Acta Biomaterialia USA.10,
hanya 40%, aplikasi pemupukan Slow 1632-1645
Release Fertilizer hanya satu kali dilakukan Mingzhu, Liu.2007. Preparation and
dalam satu musim tanam. Dibandingkan Properties of Chitosan-coated NPK
dengan pupuk kimia urea yang diberikan 2-3 Compound fertilizer with controlled
kali. released and water-retention. College
of Chemical Engineering, Northwest
V. REFERENSI Minorities University, Lanzho; Chiina,
Polymer 55 (2014) 1964-1976
Abdullah, Mikrajuddin. 2009. ”Karakterisasi
Muzzarelli,R.A.A.,(1977),Chitin. Perngamon
Nanomaterial”, jurnal Nanosainsdan
Press, Oxford, NewYork.
Nanoteknologi. Institut Teknologi
Prima. 2009. Permasalahan pupuk dan
Bandung. Vol.2 No.1
langkah-langkah Penanggulangannyadi
Beganskiene, A., Sirutkaitis, V.,
Indonesia. Kementrian sekertariat
Kurtinaitiene, M., Juskenas, R.,
Negara indoneisa; Jakarta
Kareiva, A., FT IR, TEM and NMR
Szeto Yau-shan and Zhigang Hu., (2007),
Investigations of Ströber Silica
Article Exploring Nanochitosan., ATA-
Nanoparticles, ISSN 1392-1320
Jounal for Asia on Textile & Apparel,
Material Science (Medziagotyra), vol.
China.
10, no. 4, 2004, pp.287-290
Darsono, 2011.Ketahanan Pangan Berbasis
Tolaimate, A., Desbrieres, J., Rhazi, M. and
Produksi dan Kesejahteraan
Alagui, A., 2003, Contribution to The
Petani,Fakultas Pertanian UGM dan
Preparation of Chitins and Chitosan
MMA-UGM, Yogyakarta.
with Controlled Physico-
Fernandes, Benny Rio. 2012. Sintesis
chemicalProperties, Polymer, 44, 7939-
nanopartikel SiO2 menggunakan
7952.
metodasol-gel dan aplikasinya terhadap
Weska, R. F., dan Moura, J. M., 2006,
aktifitas sitotoksik sel. Jurusan kimia
Optimazion of Deasetylation in
universitas andalas; Padang.
theProduction of Chitosan from Shrimp
Gufron,.2013. Silika(Si); Unsur hara penting
Waste, Journal Food Enginering, 865
bagi tanaman padi.
Dalamhttp://diponnanotech.blogspot.
com (25 Agustus 2014).
.