Anda di halaman 1dari 15

PENGELOLAAN SUMBERDAYA LAHAN BASAH

PENDAHULUAN

Dr. Ir. Sumardi, M.P.


Dr. Ir. Yulian, M.Sc.
Dr. Ir. Prasetyo, MS.

PROGRAM MAGISTER AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
❑ Data BPS (2013) menyebutkan luas daratan
Indonesia + 191,09 juta ha yang meliputi
17.000 pulau besar dan kecil.
❑ Daratan ini dapat berupa lahan kering,
lahan rawa, dan lahan basah non-rawa
yang penggunaannya saat ini dapat
berupa hutan, lahan pertanian,
semak/belukar, permukiman, dan lainnya.
❑ Sejalan dengan makin bertambahnya
jumlah penduduk dan akibat konversi lahan
ke penggunaan lain, maka terus luas lahan
pertanian menciut.
❑ Untuk memenuhi kebutuhan sumber daya
lahan perlu melihat potensi lainnya.
❑ Potensi sumber daya lahan ditentukan oleh
beberapa faktor, seperti karakteristik tanah
dan bahan induk, topografi dan iklim.
❑ Karakateristik tanah di Indonesia cukup
beragam sebagai hasil dari keragaman
bahan induk, iklim dan topografi.
❑ Demikian pula dengan kondisi topografi yang
bervariasi mulai dari dataran rendah di
daerah pantai sampai dataran tinggi di
pegunungan.
❑ Sedangkan kondisi iklim ditentukan oleh
beberapa faktor, antara lain posisi geografis,
topografi, sebaran laut dan daratan dan
berbagai faktor lokal lainnya.
Secara garis bersar sumberdaya lahan
dikelompopkkan menjadi 3 kelompok besar
yakni:
1. Lahan kering
2. Lahan rawa
3. Lahan basah non rawa

Lahan Kering
Lahan kering (LK) adalah hamparan lahan
yang tidak pernah tergenang atau digenangi
air pada sebagian besar waktu dalam
setahun atau sepanjang waktu.
Lahan Rawa
Menurut PP nomor 73 Tahun 2013 disebutkan
bahwa rawa adalah wadah air beserta air dan
daya air yang terkandung didalamnya,
tergenang secara terus menerus atau musiman,
terbentuk secara alami di lahan yang relatif
datar atau cekungan dengan endapan mineral
atau gambut, dan ditumbuhi vegetasi yang
merupakan suatu ekosistem.
Secara garis besar Lahan Rawa di
kelompopkkan ke dalam 2 tipologi rawa,
yakni;
1. Rawa pasang surut
2. Rawa lebak.
Masing-masing tipologi rawa tersebut
dapat terdiri atas tanah mineral dan
tanah gambut
Kode Keterangan Pasang Lebak
Landform Surut
A Grup Aluvial √
A1122 Rawa belakang (Backswamp) √
A1123 Danau tapal kuda/danau sungai lama √
(Oxbow lake)
A1126 Meander scarp √
A1127 Bekas sungai lama (Old river channel) √
A1128 Jalur meander (Meander belt) √
A32 Depresi aluvial √
Kode Keterangan Pasang Lebak
Landform Surut
B Grup Fluvio Marin √
B11 Delta estuarin √
B12 Delta arkuit √
B13 Delta kaki burung √
B2 Dataran estuarin sepanjang sungai √ √
Kode Keterangan Pasang Lebak
Landform Surut
G Grup Gambut
G1 Gambut topogen √ √
G11 Gambut air tawar √
G12 Pengaruh salin √
G2 Gambut ombrogen √ √
G21 Pengaruh air tawar √
Kode Keterangan Pasang Lebak
Landform Surut
M Grup marine
M1 Pesisir √
M11 Cekungan pesisir √
M12 Pesisir pasir √
M13 Pesisir lumpur √
M17 Bekas laguna √
M3 Dataran pasang surut √
Lahan rawa dibedakan, antara lain
berdasarkan:
1. Iklim
2. Ketinggian tempat dari permukaan laut (m
dpl)
3. Kemasaman tanah.
Kriteria penentuan lahan rawa (elevasi, iklim dan kemasaman
tanah)

Parameter Klasifikasi Simbol Kriteria


Dataran rendah DR Elevasi < 700 m dpl
Elevasi
Dataran Tinggi DT Elevasi >700 m dpl
Iklim basah IB Curah hujan >2000
mm/tahun; rejim
kelembaban tanah udik
(lembab), akuik
Iklim/kecukupan air (basah)
Iklim kring IK Curah hujan <2000
mm/tahun; rejim
kelembaban tanah ustik
(kering)
Masam MA pH tanah < 5,5
Kemasaman Tanah
Tidak masam TM pH tanah > 5,5
Kriteria penentuan potensi lahan rawa untuk komoditas pertanian

Simbol Potensi untuk Parameter


komoditas
PS Tanaman Kecukupan air
Pangan Lahan Pirit < 2%, non pasir kuarsa
Basah/ Rawa
Khusus untuk gambut, ketebalan < 100 cm, non
pasir kuarsa
TH Tanaman Kecukupan air
Hortikultura(sayu Pirit < 2%, non pasir kuarsa
r dan buah)
Khusus untuk gambut, ketebalan 100-200 cm, non
pasir kuarsa
TT Tanaman Kecukupan air
Tahunan Pirit < 2%, non pasir kuarsa
termasuk buah-
buahan Khusus untuk gambut, ketebalan < 300 cm, non
pasir kuarsa
NP Tidak Potensi Gambut > 300cm, pirit > 2%.
Lahan Basah Non Rawa

Lahan basah non rawa adalah berdasarkan


landform dan sifat tanah dan tidak mengalami
genangan dalam waktu yang relatif agak
lama.
Landform yang termasuk dalam lahan
basah non rawa adalah selain:
1. Landform untuk lahan kering,
2. Landform rawa pasang surut,
3. Landform rawa lebak
4. Landform gambut.
5. Posisinya hampir sama dengan landform
rawa, namun tidak mengalami banjir atau
genangan secara permanen.
6. Lahan basah non rawa umumnya terdapat
di dataran rendah dengan relief datar
sampai agak datar dekat pantai atau
sungai.

Anda mungkin juga menyukai