BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.3.Pupuk Guano
Pupuk guano merupakan kotoran kelelawar yang sering disebut
Guano, ternyata menyimpan potensi besar sebagai pupuk organik. Sekitar
1.000 gua di Indonesia diprediksi berpotensi menjadi salah satu solusi atas
masalah kekurangan pasokan pupuk di negara kita saat ini (Data PT.
Petrokimia Gresik, 2007). Salah satu penelitian yang mampu membuktikan
kegunaan Guano sebagai bahan dasar pupuk organik adalah penelitian
Universitas Cornell di New York-Amerika Serikat (Delik, 2010).
Hasil penelitian yang dilansir dalam situs http://www.css.Cornell
menyatakan bahwa Guano memiliki tingkat Nitrogen terbesar setelah
kotoran merpati. Namun, menduduki urutan pertama dalam bagian kadar
unsur Fosfat dan menduduki urutan ketiga terbesar bersama kotoran sapi
perah dalam kadar Kalium (Delik, 2010).
4
BAB III
MATERI DAN METODE PENELITIAN
Cara pembuatan
1. Pupuk kandang yang suda dihaluskan, sebuk gergaji, daun
gamal, dedak padi dicampur menjadi satu.
2. Gula pasir dan EM4 dilarutkan kedalam air. Kemudian percikan larutan
tersebut ke campuran sebelumnya dan aduk hingga tercampur merata.
3. Fermentasikan campuran tersebut dengan mengunakan terpal sebagai
wadah untuk membungkus selama 14 hari.
4. Selama proses fermentasi dilakukan pembalikan 3 hari sekalih.
3. Pemberian Pupuk
Setelah pembuatan bedeng dilanjutkan dengan pembuatan lubang
tanam dan pemberian pupuk. Kedua jenis pupuk tersebut ditempatkan pada
lubang tanam yang telah dibuat, selanjutnya di biarkan selama 3 hari agar
mengurang dampak dari kandungan amonia yang terkandung dalam
pupuk. Pemberian pupuk pada tiap bedeng sesuai dengan perlauan dari
hasil pengecatan yang telah dilakukan
4. Penanaman Bibit
Penanaman pols atau rumput benggala pada tiap lubang diisi 2
buah pols rumput benggala selanjutnya dipadatkan dengan tanah. Tiap pols
rumput benggala dipotong dengan ukuran 15 cm untuk mencimptakan
kesegaraman. Penanaman bibit dilakukan dengan jarak tanam 60 x 60 cm
5. Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, pemberantasan hama
dan gulma. Penyiraman dilakukan setiap 2 hari sekali dan dilakukan pada
pagi hari, sedangkan untuk pembersihan gulma dilakukan setiap 1 minggu
sekali dan penggemburan dilakukan apabila tanah pada bedeng terlihat
padat.
6. Pemotongan
Pemotongan atau panen dilakukan saat rumput benggala (Panicum
maximum ) berumur 7 minggu (45 hari).
7
a. Tinggi Tanaman
Tinggi tanaman diukur dari titik tumbuh hingga ujung
daun yang paling tertinggi dengan menggunakan meter. Tinggi
tanaman diukur satu minggu setelah trimming/pemangkasan
kemudian dilakukan perhitungan rataan tinggi tanaman.
b. Lebar Daun
Lebar daun adalah bagian tumbuhan yang penting dalam
fotosintesis dan pada umumnya tiap daun mempunyai jumlah
yang berukuran besar dan kecil. Lebar daun diukur melintang dari
sisi kiri ke sisi kanan daun rumput Benggala menggunakan mistar
kemudian dilakukan perhitungan rataan lebar daun.
c. Diameter Batang
Diameter batang dapat diukur dengan menggunakan
jangka sorong dengan meletakan jangka sorong pada bagian
batang rumput Benggala kemudian dilakukan perhitungan rataan
diameter batang.
d. Jumlah Anakan
Jumlah anakan diukur dengan cara menghitung setiap
anakan yang tumbuh setiap minggunya kemudian dilakukan
perhitungan rataan jumlah anakan.
BST − BKT
KAD = × 100%
BST
Keterangan :
KAD : Kadar Air Daun (%)
BST : Berat Segar Tajuk (kg)
BKT : Berat Kering Tajuk (kg)
8
Keterangan:
Yij : Nilai pengamatan
µ : Nilai rataan umum
k : Nilai rataan pengamatan kelompok
Ti : Pengaruhperlakuan
Eij : Galat percobaan