ABSTRAK
Penggunaan pupuk an-organik secara berlebihan dapat menyebabkan degradasi lahan. Hal ini membutukan
adanya upaya peningkatan kesuburan lahan untuk meningkatkan produksi tanaman padi. Salah satu cara yang
dapat dilakukan, yaitu dengan memanfaatkan mikroorganisme lokal (MOL) sehingga penggunaan pupuk an-
organik dapat dikurangi dan kesuburan tanah dapat ditingkatkan. Dengan demikian produktivitas tanaman
dapat meningkat. Kegiatan pengembangan masyarakat bertujuan untuk uji coba pemanfaatan MOL dalam
peningkatan produksi pada tanaman padi varietas Ciherang. Kegiatan pengembangan masyarakat dilaksanakan
pada 20 Januari‒20April 2020 di Gabungan kelompok tani (Gapoktan) Dadi Rukun, Desa Sukolilo, Kecamatan
Jiwan, Madiun, Jawa Timur. Metode yang digunakan yaitu dengan membuat demonstration plot (demplot)
produksi padi dengan menggunakan MOL di persawahan warga dengan luasan 3000 m2. Demplot diberikan tiga
macam perlakuan penanaman padi dengan menggunakan pupuk organik 200 kg ha-1 dengan penambahan MOL,
50% pupuk an-organik (75 kg ha-1 NPK dan 75 kg ha-1 urea) dengan penambahan MOL, dan 100% pupuk an-
organik (150 kg ha-1 NPK dan 150 kg ha-1 urea) tanpa penambahan MOL. Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga
kali. Selain menggunakan demplot, kegiatan pengembangan juga dilaksanakan dengan mengadakan pertemuan
antara petani dengan penyuluh lapang, praktisi dari akademisi serta mahasiswa yang melaksanakan praktik
kerja lapangan (PKL) di desa tersebut. Hasil percobaan menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
nyata pada peubah produksi padi pada ketiga perlakuan tersebut. MOL dapat digunakan sebagai alternatif
pupuk organik cair untuk mendukung produksi padi. Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan
sangat berpengaruh terhadap perubahan pengetahuan, sudut pandang, dan keterampilan petani dalam
membuat dan memanfaatkan MOL untuk mendukung produksi padi sehingga upaya pendampingan tersebut
harus terus ditingkatkan.
ABSTRACT
Excessive use of inorganic fertilizers has led to land degradation. There need efforts to increase land fertility
to increase rice production. One way that can be done is utilizing local microorganisms (MOL) to improve the
soil quality. Therefore, productivity can be increased. Community development activities were aimed to socialize
the use of MOL in increasing rice production. Community development activities were carried out on January
20-April 20, 2020, at the Dadi Rukun farmer group association (Gapoktan), Sukolilo Village, Jiwan District,
Madiun, East Java. The method used is to make a demonstration plot (demplot) of rice production using MOL in
the residents' rice fields about 3000 m2. The demplot was given with three kinds of treatment, they were organic
fertilizer 200 kg ha-1 with MOL application, 50% an-organic fertilizer (75 kg ha-1 NPK dan 75 kg ha-1 urea) with
MOL application, and 100% an-organic fertilizer (150 kg ha-1 NPK dan 150 kg ha-1 urea) without MOL
application. Each treatment was repeated 3 times. Apart from using the demplot, socialization activities were
also carried out by holding meetings between farmers and field extension workers, practitioners from academia
and students who carry out fieldwork practices (PKL) in the village. Feedback in the form of farmer responses
is given before and after the end of the activity as evaluation material for the success of the program. The
experimental results showed that there was no significant difference in the rice production variables in the three
treatments. MOL can be used as an alternative to liquid organic fertilizer to support rice production. Community
empowerment activities carried out greatly affect changes in knowledge, perspectives, and skills of farmers in
making and utilizing MOL to support rice production so that assistance efforts must continue to be improved.
1
Agrokreatif Vol 8 (1): 1–11
2
Vol 8 (1): 1–11 Agrokreatif
a b c
Gambar 1 Pembuatan mikroorganisme lokal bersama petani, a) Persiapan bahan; b) Pencampuran bahan baku
mikroorganisme lokal ke dalam drum; dan c) Mikroorganisme lokal yang siap difermentasi.
3
Agrokreatif Vol 8 (1): 1–11
sehingga bahan-bahan organik sudah membusuk padi tersebut bunting (pada masa memasuki fase
tersebut dapat tercampur merata. Proses yang generatif).
terakhir barulah tanah diratakan sehingga tanah Hama yang ditemukan ialah ulat penggerek
benar-benar siap untuk dilakukan proses batang (Scirpophaga innotata) yang menyerang
penanaman. tanaman padi pada saat padi berumur 35‒40 hari
Padi yang digunakan adalah varietas Ciherang. setelah tanam (HST). Akan tetapi, tingkat
Benih padi disemaikan terlebih dahulu. Sebelum kerusakan yang dialami tanaman padi tidak
benih ditebar di lahan, benih padi direndam terlalu besar. Hal tersebut dapat dilihat dari
selama satu malam sebelum disemaikan. Proses kondisi tanaman yang masih baik partumbuhan-
perendaman tersebut bertujuan mematahkan nya warna daun juga masih hijau. Ulat penggerek
masa dormansi pada benih padi atau mem- batang (Scirpophaga innotata) batang ditemui
percepat masa perkecambahannya. Pada saat pada batang bagian bawah. Hama lain yang
proses perendaman petani dapat mengetahui ditemukan adalah wereng (Nilaparvata lugens)
benih yang digunakan memiliki daya ber- yang menyerang pada saat padi berusia 60 HST.
kecambah yang tinggi atau tidak. Benih padi yang Intensitas serangan hama wereng juga tidak
ditebar adalah benih padi yang sudah terlalu besar hanya ditemukan kurang lebih 1‒2
berkecambah. Benih padi ditebar pada lahan hama wereng pada setiap petak yang berukuran
yang sudah disiapkan dengan ukuran 40 m × 10 1 m × 1 m. Pada musim tanam tersebut daerah
m atau satu petak sawah untuk persediaan benih Kecamatan Jiwan banyak sekali sawah yang
1 ha. Padi yang sudah disemai tersebut dapat terserang hama wereng tersebut hingga menye-
dipindah tanamkan pada usia 12‒14 hari setelah babkan tanaman padi mengering. Pengendalian
semai. Bibit padi kemudian dicabut dan diikat hama dilakukan dengan penyemporatan MOL
menjadi beberapa ikatan untuk dilakukan pindah dan pestisida nabati dengan konsentrasi 2%. Padi
tanam ke lahan yang baru. Bibit padi dipindahkan dipanen ketika hampir 80% tanaman sudah
ke lahan yang sudah disiapkan beberapa pekan berwarna kuning dan malainya juga sudah
sebelumnya. Bibit padi ditanam dengan jarak 20 berwarna kuning. Pemanenan dilakukan dengan
cm × 20 cm. Jarak tanam diatur dengan meng- menggunakan mesin combine harvester.
gunakan tali. Pada satu lubang tanam padi
terdapat 2‒4 bibit padi. Metode Pengumpulan Data
Pemeliharaan tanaman padi meliputi Data yang diamati terbagi menjadi dua, yaitu
pengairan, penyulaman tanaman yang mati, data yang berkaitan dengan pertumbuhan serta
menyiangi gulma yang ada, dan mengambil hama data umpan balik (tanggapan) petani yang
keong yang ada di lahan serta melakukan berkaitan dengan evaluasi program. Peubah
pemupukan. Pada awal penanaman tanaman pengamatan yang diamati terkait dengan
padi digenangi, kemudian dilakukan pengairan pertumbuhan dan produksi padi adalah tinggi
secara berselang. Proses pengairan biasanya tanaman, jumlah daun, panjang malai, dan bobot
dilakukan minimal sepekan sekali tergantung gabah saat panen. Untuk tinggi tanaman, diamati
dengan kondisi cuaca. Pemupukan dilakukan pada saat tanaman padi berada pada fase
sesuai dengan perlakukan yang diberikan. Pupuk vegetatif. Untuk pengamatan pertumbuhan,
organik diaplikasikan sebanyak 200 kg ha -1 sampel tanaman diambil dengan menetapkan 10
bersamaan dengan pengolahan lahan. Tanaman titik secara acak pada setiap perlakuan. Untuk
padi yang mendapat perlakuan MOL, setiap pengamatan produksi, petak ubinan seluas 1 m x
pekan dilakukan penyemprotan MOL dengan 1 m ditentukan juga secara acak untuk
konsentrasi 2%. Penyemprotan MOL tersebut mengetahui produksi padi dari masing-masing
dilakukan sejak awal tanam hingga padi mulai perlakuan. Pengambilan sampel panen dilakukan
membentuk malai (memasuki fase generatif). secara manual dengan menggunakan sabit.
Tanaman padi yang mendapat perlakuan 50% Tanaman padi yang sudah dipanen kemudian
pupuk anorganik, diberikan pupuk dengan dosis ditimbang untuk mendapatkan bobot total
75 kg urea/ha dan 75 kg NPK/ha. Tanaman padi (bobot gabah basah + bobot brangkasan). Bobot
yang mendapat perlakuan 100% pupuk gabah basah didapatkan dengan cara
anorganik diberikan pupuk dengan dosis 150 kg mengurangkan bobot total dengan bobot
NPK/ha dan 150 kg urea/ha. Pemupukan dengan brangkasan.
pupuk an-organik dilakukan sebanyak 2 kali pada Umpan balik (tanggapan) disampaikan
saat seminggu setelah tanam dan juga pada saat kepada petani dalam bentuk kuesioner mengenai
materi yang disampaikan sebelum dan sesudah
4
Vol 8 (1): 1–11 Agrokreatif
adanya kegiatan dengan mengevaluasi beberapa Kramer juga pada taraf nyata 5%. Data diolah
aspek, yaitu aspek pengetahun, aspek sudut dengan menggunakan perangkat lunak Statview
pandangan, dan aspek keterampilan. Perubahan 5.0. Evaluasi terhadap dampak kegiatan
terhadap aspek pengetahuan diketahui dengan dianalisis secara deskriptif.
memberikan soal pre-test dan post-test kepada
responden (Tabel 1). Aspek sudut pandangan
dinilai sebelum dan sesudah dilakukan kegiatan HASIL DAN PEMBAHASAN
pengembangan diketahui dengan menggunakan
rumus: Pelaksanaan Kegiatan
Persentase tingkat sudut pandang sebelum Kegiatan pemanfaatan MOL pada produksi
atau setelah pelaksanaan sosialisasi padi diawali dengan penyusunan rencana
(a × b) + (c × d) + (e × f) + (g × h) kegiatan bersama dengan penyuluh lapang
= × 100% setempat. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi
nilai tertinggi
Keterangan: pembuatan MOL, aplikasi MOL di lahan sawah,
a : jumlah jawaban memilih SS (sangat setuju) serta pertemuan lapangan berupa sarasehan
b : nilai jawaban memilih SS (sangat setuju) antara petani dan penyuluh lapangan, akademisi,
c : jumlah jawaban memilih S (sangat setuju) dan mahasiswa yang melaksanakan PKL di lokasi
d : nilai jawaban memilih S (setuju) tersebut.
e : jumlah jawaban memilih KS (kurang setuju)
f : nilai jabawan memilih KS (kurang setuju) Hasil Percobaan
g : jumlah jawaban memilih TS (tidak setuju) Perlakuan pemupukan memengaruhi per-
h : nilai jawaban memilih TS (tidak setuju) tumbuhan tanaman padi. Hal tersebut dapat
Perubahan terhadap aspek keterampilan dilihat pada peubah tinggi tanaman dan jumlah
diukur dengan menggunakan rumus: anakan. Pemupukan an-organik 100% tanpa
Persentase tingkat keterampilan sebelum penambahan MOL memberikan hasil tinggi
atau setelah pelaksanaan sosialisasi tanaman paling tinggi dibandingkan dengan
(a × b) + (c × d) + (e × f) + (g × h) perlakuan lainnya, tetapi pemberian pupuk an-
= × 100% organik sebanyak 50% dari dosis awal dengan
nilai tertinggi
Keterangan: penambahan MOL tidak memberikan hasil yang
a : jumlah jawaban memilih ST (sangat terampil) berbeda nyata dengan perlakuan pupuk organik
b : nilai jawaban memilih ST (sangat terampil) dengan penambahan MOL (Gambar 2). Perlakuan
c : jumlah jawaban memilih T (terampil) pemupukan juga memberikan pengaruh yang
d : nilai jawaban memilih T (terampil) nyata pada pertumbuhan jumlah anakan padi
e : jumlah jawaban memilih TT (tidak terampil) (Gambar 3). Pemberian pupuk an-organik 100%
f : nilai jabawan memilih TT (tidak terampil) tanpa penambahan MOL juga memberikan
pertumbuhan jumlah anakan yang paling tinggi
Metode Pengolahan dan Analisis Data dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
Data pertumbuhan dan produksi padi diuji Perlakuan pupuk organik dengan penambahan
dengan menggunakan analisis ragam (Anova) MOL mampu menyamai pertumbuhan jumlah
pada taraf nyata 5% dengan uji lanjut Tukey- anakan tanaman padi yang diberikan pupuk an-
5
Agrokreatif Vol 8 (1): 1–11
100
a
b
a
b
a
Tinggi tanaman (cm)
a a
80 b
b
a
b
a
b b
60 b
a
ab
a
40
1 2 3 4 5 6
Waktu pengamatan ke-
100% pupuk an-organik tanpa penambahan MOL
Pupuk organik dengan penambahan MOL
50% pupuk an-organik dengan penambahan MOL
Gambar 2 Tinggi tanaman padi pada berbagai perlakuan pemupukan, nilai yang diikuti oleh huruf yang sama
pada hari pengamatan yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji Tukey-Kramer pada taraf
nyata 5%.
20 a
b
a
c
b
Jumlah anakan
a b
15
b
a b
b
a
b
a
10 a
b
a
b
5
1 2 3 4 5 6
Waktu pengamatan ke-
Gambar 3 Jumlah anakan dalam satu rumpun, nilai yang diikuti oleh huruf yang sama pada hari pengamatan
yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji Tukey-Kramer pada taraf nyata 5%.
organik sebanyak 50% dengan penambahan MOL yang produktif dalam satu rumpun adalah 14‒17
pada waktu pengamatan ke 3, 4, dan 5. Jumlah batang (Suprihatno et al. 2010).
anakan produktif dan panjang malai juga tidak Hasil yang sama juga ditemukan pada peubah
berbeda nyata pada berbagai macam perlakuan bobot panen gabah basah. Hasil panen tidak
pemupukan (Gambar 4 dan 5). Hal tersebut berbeda nyata di antara perlakuan pemupukan
mengindikasikan bahwa penambahan MOL pada (Tabel 2). Namun demikian, perlakuan pupuk
perlakuan pupuk organik dan an-organik mampu organik dengan penambahan MOL memiliki
memberikan perbaikan pada pertumbuhan kecenderungan hasil yang tinggi, yaitu mencapai
vegetatif dan generatif tanaman padi. Pada 1,53 kg/m2 atau setara dengan 15,3 ton/ha gabah
varietas padi Ciherang jumlah rata-rata anakan basah.
6
Vol 8 (1): 1–11 Agrokreatif
30
25 a
a a
20
15 a
a
10 a
5
0
Pupuk organik dengan penambahan 100% pupuk an-organik tanpa 50% pupuk an-organik dengan
MOL penambahan MOL penambahan MOL
Gambar 4 Panjang malai dan jumlah anakan produktif pada berbagai perlakuan pemupukan, nilai yang diikuti
oleh huruf yang sama pada berbagai perlakuan pemupukan pada masing-masing peubah tidak
berbeda nyata berdasarkan uji Tukey-Kramer pada taraf nyata 5%.
a b c
Gambar 5 Perbandingan panjang malai padi pada berbagai perlakuan pemupukan; a) Perlakuan 100% pupuk
an-organik tanpa penambahan MOL; b) Perlakuan 50% pupuk an-organik dengan penambahan MOL;
dan c) Perlakuan pupuk organik dengan penambahan mikroorganisme lokal.
Unsur hara yang paling dibutuhkan dalam didukung dengan pertumbuhan yang sama pada
masa pertumbuhan vegetatif adalah nitrogen. tinggi tanaman dan jumlah anakan padi pada
Menurut Fageria (2014) fungsi pupuk nitrogen perlakuan 50% pupuk an-organik dengan
adalah memperbaiki pertumbuhan organ penambahan MOL dan tanpa pupuk an-organik,
vegetatif tanaman seperti pertumbuhan batang, tapi diberikan MOL. MOL buah maja yang
anakan, dan daun bendera. Hal tersebut meng- diaplikasikan mengandung nitrogen yang tinggi.
hasilkan pertumbuhan vegetatif tanaman padi Menurut Zain (2016) unsur hara yang ter-
pada perlakuan pemupukan an-organik tanpa kandung dalam MOL maja adalah unsur nitrogen
penambahan MOL lebih baik dibandingkan sebesar 2,82%, fosfor sebesar 1,62%, kalium
dengan perlakuan yang lainnya. Apabila peng- sebesar 1,22%, serta karbon sebesar 40,62%.
gunaan pupuk an-organik dikurangi sebesar Potensi hasil padi ditentukan oleh komponen
50%, penambahan MOL dapat membantu hasil, yaitu jumlah anakan produktif, jumlah
pertumbuhan tanaman padi. Hal tersebut gabah per malai, persentase gabah isi, dan bobot
7
Agrokreatif Vol 8 (1): 1–11
gabah bernas (Abdullah et al. 2008). Berdasarkan dengan nilai pre-test, artinya petani mendapat-
jumlah anakan produktif dan hasil panen gabah kan pengetahuan baru sehingga dapat menjawab
basah, tidak ditemukan perbedaan yang nyata di pertanyaan dengan lebih baik (Gambar 6). Hasil
antara perlakuan pemupukan. Hal tersebut evaluasi aspek pengetahuan tersebut me-
mengindikasikan bahwa penambahan MOL nunjukkan bahwa kegiatan penyuluhan kepada
mampu meningkatkan hasil produksi padi. petani dapat meningkatkan pengetahuan petani.
Batara et al (2016) menyatakan bahwa Kerja sama petani dan penyuluh sangat penting
pengayaan mikrob berguna (84 x 106 spk mL-1 untuk mewujudkan cita-cita kelompok tani.
Azotobacter sp., 2.0 x 103 spk mL-1, Azospirillum Peran penyuluh sangat besar, yaitu sebagai
sp., 28 x 103 spk mL-1 Trichoderma harzianum jembatan antara masyarakat dengan dinas dan
dan 13 x 103 spk mL-1) ke dalam MOL mampu sebagai agens pembaharu untuk kemajuan
meningkatkan kualitas MOL dan pertumbuhan usahatani kelompok tani.
serta produksi tanaman padi. Pertumbuhan
vegetatif pada MOL yang diperkaya mikrob Aspek sudut pandangan
berguna lebih tinggi bila dibandingkan dengan Aspek pandangan sebagai petunjuk melihat
tanpa pemberian MOL dan MOL tanpa diperkaya respons sudut pandang responen terhadap
mikrob berguna. MOL yang diproduksi kelompok materi penyuluhan yang diberikan. Aspek sudut
tani juga sudah mendapat tambahan mikro- padangan juga dapat menunjukkan petani yang
organisme berguna yang berasal dari EM4 telah mengikuti program penyuluhan tersebut
sehingga lebih efektif dalam mendukung menjadi termotivasi atau tidak. Penilaian aspek
pertumbuhan tanaman padi. sudut pandang tersebut dilakukan dengan cara
mengisi kuesioner yang tersedia terkait dengan
Dampak Pengembangan sudut pandang petani sebelum dilakukan
Kegiatan sosialisasi penggunaan MOL sebagai penyuluhan dan sesudah dilakukan penyuluhan
pupuk organik untuk produksi padi memberikan pada. Hasil penilaian aspek sudut pandang
pengaruh atau dampak terhadap pengetahuan, sebelum dilakukan penyuluhan dan sesudah
sudut pandang, dan keterampilan petani. dilakukan penyuluhan akan berbeda menjadi
lebih tinggi apabila materi penyuluhan dapat
Aspek pengetahuan mengubah sikap dan memunculkan motivasi
Perubahan terhadap aspek pengetahuan terhadap petani. Berikut adalah akumulasi
diketahui dengan memberikan soal pre-test dan penilaian aspek sudut pandang sebelum
post-test kepada responden (Tabel 1). Evaluasi dilakukan penyuluhan terdapat pada Tabel 3.
tersebut dilakukan untuk mengetahui sejauh Secara keseluruhan, telah terjadi perubahan
mana pemahaman responen sebelum dan sudut pandang petani sebesar 15% terhadap
sesudah dilakukan penyuluhan. Nilai post-test pemanfaatan MOL untuk menunjang produksi
responden lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman padi.
120
100
80
Nilai
60
40 Sebelum
20 Sesudah
Nama Responden
Gambar 6 Hasil evaluasi aspek pengetahuan responden sebelum dan sesudah dilaksanakan kegiatan.
8
Vol 8 (1): 1–11 Agrokreatif
Tabel 3 Akumulasi penilaian aspek sudut pandang peserta sebelum dan sesudah dilakukan sosialisasi
pemanfaatan MOL
Penilaian sebelum Penilaian setelah
Jumlah
Pertanyaan sosialisasi sosialisasi
responden
SS S KS TS SS S KS TS
Apakah bahan pembuatan MOL sangat mudah diperoleh di
2 3 2 8 6 9 0 0 15
sekitar kita?
Apakah bahan pembuatan MOL biayanya terjangkau
3 1 4 7 6 5 4 0 15
(murah)
Apakah bahan pembuatan MOL merupakan produk ramah
7 7 1 0 7 8 0 0 15
lingkunagan?
Apakah bahan pembuatan MOL tidak menimbulkan dampak
4 7 4 0 8 7 0 0 15
negatif pada petani yang menggunakan MOL?
Apakah anda bersedia untuk membuat MOL sendiri di
2 8 0 5 2 9 0 4 15
rumah?
Apakah anda bersedia untuk mengaplikasikan MOL
3 6 2 4 3 9 0 3 15
terhadap tanaman yang anda garap?
Jumlah 21 32 13 24 32 47 4 7 90
Presentase (%) 23, 35, 14 26, 35, 52, 4, 7,
33 56 ,44 67 56 22 44 78
Keterangan: SS = sangat setuju (4); S = setuju (3); KS = kurang setuju (2); TS = tidak setuju (1)
Tabel 4 Hasil evaluasi aspek keterampilan sebelum dan sesudah dilakukan sosialisasi pemanfaatan
mikroorganisme lokal
Penilaian sebelum Penilaian setelah
Jumlah
Pertanyaan sosialisasi sosialisasi
responden
ST T TT ST T TT
Apakah anda dapat memisahkan daging buah maja dan
6 1 8 13 1 1 15
kulit buah maja dengan bersih ?
Apakah anda dapat melarutkan EM4 dengan merata ? 2 2 11 6 9 0 15
Apakah anda dapat mengukur banyaknya jumlah bahan
2 2 11 5 10 0 15
untuk pembuatan MOL ?
Apakah anda dapat mencampurkan semua bahan secara
3 3 9 11 3 1 15
merata ?
Apakah anda dapat membedakan MOL yang belum siap
1 7 7 9 4 2 15
pakai dengan MOL yang sudah siap pakai ?
Apakah anda mengetahui cara mengaplikasikan MOL ? 1 5 9 10 1 4 15
Jumlah 15 20 55 54 28 8 90
Persentase (%) 16,67 22,22 61,11 60,00 31,11 8,89
9
Agrokreatif Vol 8 (1): 1–11
83,7
UCAPAN TERIMA KASIH
90
80
Terima kasih disampaikan kepada Sekolah
70 Vokasi IPB dan Balai Penyuluhan Pertanian dan
Presentase (%)
10
Vol 8 (1): 1–11 Agrokreatif
Purwasasmita M, Kunia K. 2009. Mikroorganisme Sodiq AH, Setiawati MR, Santosa DA, Widayat D.
lokal sebagai pemicu siklus kehidupan dalam 2019. The potency of bio-organic fertilizer
bioreaktor tanaman. Dalam: Prosiding containing local microorganism of Cibodas
Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia- village, Lembang-West Java. IOP Conference
SNTKI 2009. Bandung (ID): 19‒20 Oktober Series: Earth and Environmental Science. 383:
2009. 012001. https://doi.org/10.1088/1755-
1315/383/1/012001
Rafiuddin, Mollah A, Pratiwi E. 2020. Application
of various types of local microorganisms to the Suprihatno B, Daradjat AA, Satoto, Baehaki SE,
growth and production of two rice varieties. Suprihanto, Setyono A, Indrasari SD, Wardana
IOP Conference Series: Earth and IP, Sembiring H. 2010. Deskripsi Varietas Padi.
Environmental Science. 575: 012148. Subang (ID): Balai Besar Penelitian Tanaman
https://doi.org/10.1088/1755-1315/575/1/ Padi.
012148
Walida H, Surahman E, Harahap FS, Mahardika
Roeswitawati D, Ningsih YU, Muhidin. 2018. The WA. 2019. Respons pemberian larutan MOL
Effect of Local Microorganism (MOL) rebung bambu terhadap pertumbuhan dan
Concentration of Banana Hump and Fruit produksi cabai merah (Capsicum annum L)
Waste on the Growth and Yield of Broccoli jenggo F1. Jurnal Pertanian Tropik. 6(3): 424‒
Plants (Brassica oleracea). In: Proceedings of 429. https://doi.org/10.32734/jpt.v6i3.3189
the International Conference on Food,
Zain L. 2016. Pengaruh Penambahan
Agriculture and Natural Resources (FANRes
Mikroorganisme Lokal Hasil Fermentasi Buah
2018). Series: Advances in Engineering
Maja Terhadap Kualitas Pupuk Kompos dari
Research. 172: 310‒314. https://doi.org/10.
Feses Sapi Potong. [Skripsi]. Yogyakarta (ID):
2991/fanres-18.2018.62
Universitas Gadjah Mada.
11