Anda di halaman 1dari 9

Prosiding Seminar Nasional Pengabdian KKN-MAS

Volume 1, 2022 | Halaman 78-86


E-ISSN: 2963-2323

Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari Limbah Dapur di Desa


Malewang, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar
Dhea Pratiwi Eponjud1*, Eline Rozaliya Winarto2, Ima Sitirahmah3
1,2,3)
Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Muhammdiyah Cirebon
*
e-mail: eline.rozalia@umc.ac.id

Abstrak
Pengabdian masyarakat ini bertujun untuk memanfaatkan hasil dari limbah dapur untuk dijadikan
pupuk organik cair serta membuat pupuk organik cair ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh
masyarakat terutama kelompok tani di desa Malewang agar meminimalisir penggunaan pupuk bahan
kimia. Kegiatan pengabdian masyarakat ini memanfaatkan limbah dapur menggunakan metode
fermentasi limbah dapur. Prosesnya dilakukan dengan dua tahap kepada masyarakat yaitu tahap
pertama dengan melakukan sosialisasi terkait pembuatan limbah dapur untuk dijadikan pupuk organik
cair, lalu tahap kedua yaitu praktek pembuatan Pupuk Organik Cair dari limbah dapur. Sosialisasi dan
praktek tersebut dilakukan dalam 1 hari bersama masyarakat di Desa Malewang terutama kelompok
taninya. Hasil dari evaluasi sosialisasi dan praktek tersebut yaitu masyarakat mampu mengetahui dan
memahami serta juga dapat menguasai prinsip pemanfaatan limbah rumah tangga dan peserta mampu
membuat pupuk organik cair secara mandiri di rumahnya. Dengan adanya pupuk organik cair ini
diharapkan dapat mengurangi penggunaan pupuk bahan kimia dalam pertanian karena akan
berdampak buruk jika terus menggunakan bahan kimia pada tanah dan tanaman.
Kata kunci: pupuk organik cair, limbah dapur, desa Malewang

PENDAHULUAN
Pupuk organik cair (POC) yaitu bentuk cairan atau larutan yang mengandung unsur hara
tertentu yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. Bahan baku pupuk cair dapat berasal dari
berbagai macam bahan organik yang disesuaikan dengan kondisi setempat. Pupuk organik cair
yang terbuat dari bahan organik yang difermentasi dalam kondisi anaerobik dengan bantuan
organisme hidup. Bahan bakunya adalah bahan organik yang belum dikomposkan. Nutrisi
yang terkandung dalam larutan pupuk cair jenis ini sebenarnya berbentuk cair. Oleh karena
itu, sifat dan karakteristiknya berbeda dengan pupuk cair yang dibuat dari pupuk padat yang
dilarutkan dalam air. Pupuk cair jenis ini lebih efektif dan efisien bila diaplikasikan pada
daun, bunga dan batang dibandingkan pada media tanam (kecuali metode hidroponik). Pupuk
organik cair dapat berfungsi sebagai stimulan pertumbuhan, terutama ketika tanaman mulai
bertunas atau ketika mereka berubah dari fase vegetatif ke generatif untuk merangsang
pertumbuhan buah dan biji. Daun dan batang dapat langsung menyerap pupuk yang diberikan
melalui stomata atau pori-pori di permukaan.
Pemberian pupuk organik cair melalui daun harus hati-hati. Penggunaan secara
overdosis dapat membunuh tanaman. Pemberian pupuk daun yang terlalu banyak juga akan
mengundang hama dan penyakit pada tanaman. Jadi, ketepatan dosis harus benar-benar
diperhatikan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Penggunaan pupuk cair dapat
disiramkan atau disemprotkan pada bagian tanaman. Secara kualitatif, kandungan unsur hara

Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari Limbah Dapur di Desa Malewang, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar 78
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian KKN-MAS
Volume 1, 2022 | Halaman 78-86
E-ISSN: 2963-2323

yang ada dalam pupuk organik tidak dapat lebih tinggi dari pada pupuk anorganik atau pupuk
kimia. Namun beberapa penelitian menunjukan bahwa pemberian POC pada tanaman mampu
meningkatkan produksi tanaman melalui aktivasi mikroorganisme yang terkandung
didalamnya maupun yang ada di lingkungan. Penggunaan pupuk organik alam yang dapat
dipergunakan untuk membantu mengatasi kendala produksi pertanian yaitu Pupuk Organik
Cair. Pupuk organik cair dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, membantu
meningkatkan produksi tanaman, meningkatkan kualitas produk tanaman, mengurangi
penggunaan pupuk anorganik dan sebagai alternatif pengganti pupuk kandang (Salawati et al,
2021).
Kebersihan lingkungan termasuk sesuatu yang fundamental dalam ilmu kesehatan dan
pecegahan yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan bermasyarakat. Setiap individu
menjaga kebersihan lingkungan agar menciptakan kesehatan yang bebas dari berbagai
penyakit yang akan menganggu aktivitas sehari-hari. Pada saat ini pertanian organik perlu
digencarkan kepada petani sebagai pelaku usaha pertanian, seluruh petani dapat menerapkan
pertanian organik, bahkan terdapat peluang yang cukup besar bagi petani konvensional
untuk menerapkan pertanian organik (Emiria dan Purwandari, 2014). Pupuk organik juga
memiliki keunggulan terhadap lahan pertanian yaitu residu dari pupuk organik yang
digunakan dapat dimanfaatkan bagi pertanaman selanjutnya (Aziz et al, 2016) dalam
(Ramadhani and Mahmudah, 2020).
Limbah dapur adalah limbah yang merupakan sampah dari sisa bahan makanan yang
diolah. Pengelolaan limbah dapur dengan baik dan benar merupakan salah satu kegiatan yang
bisa dilakukan untuk membuat sesuatu yang bisa bermanfaat. Limbah dapur itu ada dua
macam yaitu limbah organik dan anorganik untuk limbah organik merupakan limbah dari
sayuran dan buah buahan, untuk limbah anorganik yaitu seperti plastic dan botol kaca
(Solomon et al, 2011). Pupuk organik cair (POC) adalah larutan dari hasil pembusukkan
bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang
kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. Kelebihan dari pupuk organik cair dapat
secara cepat mengatasi defesiensi hara, tidak bermasalah dalam pencucian hara, dan mampu
menyediakan hara secara cepat. Dibandingkan dengan pupuk cair dari bahan anorganik, pupuk
organik cair umumnya tidak merusak tanah dan tanaman walaupun digunakan sesering
mungkin (Nur, Noor, and Elma, 2018) dalam (Merawati and Frismayudha, 2018).
Hadisuwito (2012) menyatakan bahwa Pupuk Organik Cair merupakan larutan dari
pembusukan bahan organik yang memiliki lebih dari satu unsur hara. Kelebihan pupuk
organik cair dapat memenuhi kebutuhan hara tanaman. Bentuknya yang cair dapat disesuakan
kepekatannya sesuai kebutuhan tanaman dan dapat diberikan kepada tanamanan secara
merata. Manfaat dari adanya Pupuk organik Cair (POC) adalah membiasakan masyarakat
memanfaatkan limbah yang ada di rumah seperti limbah dapur organik untuk dimanfaatkan
sebagai bahan pembuatan Pupuk Organik Cair yang nanti bisa digunakan untuk pupuk
tanaman masyarakat terutama kelompok tani di Desa Malewang. Kelebihan dari pupuk
organik cair juga adalah dapat secara cepat mengatasi defesiensi hara,tidak bermasalah dalam
pencucian hara dan mampu menyediakan cepat. Dibandingkan dengan pupuk anorganik, pupuk
organik cair umumnya tidak merusak tanah dan tanaman walaupun digunakan sesering

Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari Limbah Dapur di Desa Malewang, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar 79
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian KKN-MAS
Volume 1, 2022 | Halaman 78-86
E-ISSN: 2963-2323

mungkin (Nugroho, 2012) dalam (Fakhriyyah, Sholihatun, and Afifah 2021).


Keunggulan Pupuk Organik Cair POC memiliki banyak kelebihan untuk digunakan
oleh Sahabat Tani , seperti menjadikan sumber bahan makanan bagi mikroorganisme tanah,
seperti bakteri, fungi yang menguntungkan, POC lebih ramah lingkungan, terutama yang
terbuat dari sampah ataupun sisa-sisa tanaman, pembuatan pupuk ini dianggap mampu
mengurangi sampah yang ada di lingkungan, sehingga lingkungan juga akan lebih terbebas
dari tumpukan sampah yang menggangu, meningkatkan ketersediaan unsur hara & pengikatan
antar partikel, tanaman dengan hasil panen yang berkualitas dapat memberi pengaruh yang
baik terhadap harganya di pasaran. Biasanya semakin bagus kualitasnya, semakin tinggi juga
harganya. POC mampu menghasilkan panen berupa sayur dan buah yang lebih segar juga
enak, pengaplikasian sangat mudah dan tidak membutuhkan biaya yang cukup mahal. Karena
memanfaatkan sampah lingkungan, tidak heran jika biaya yang harus dikeluarkan untuk
pembuatan pupuk ini lebih hemat dari segi biaya, Pupuk cair dapat langsung bisa diserap oleh
daun untuk fotosintesis, biasanya dapat digunakan sebagai pupuk dasar tanaman, yang bersifat
release dan memiliki kandungan unsur hara lengkap, dapat membantu meningkatkan
kapasitas tukat katian (KTK) dan dapat membantu dalam proses pelapukan bahan mineral,
dapat membantu merevitalisasi daya olah tanah dan mengemburkan media tanah dengan
optimal. Selain kelebihan, pupuk organik cair juga memiliki kekurangan seperti seringkali
menghasilkan gas dan bau tidak sedap (busuk), Nutrisi yang terkandung sangat rendah,
umumnya nutrisi yang ada berupa tambahan seperti Urea dan NPK, memiliki tingkat
kontaminasi sangat tinggi, POC tidak tahan lama (kurang dari setahun) serta hasil yang
digunakan dalam pembuatan tidak langsung diproduksi secara massal.
Meskipun memilki kekurangan, pupuk organik cair dirasa perlu untuk diproduksi di
desa Malewang karena mayoritas penduduk memilik mata pencaharian sebagai petani.
Kebutuhan akan pupuk menjadi komoditi utama di desa Malewang, sedangkan penggunaan
pupuk kimia secara terus menerus akan menyebabkan masalah baru. Melihat kondisi tersebut,
maka kegiatan pengabdian masyarakat ini berusaha menghadirkan solusi untuk masyarakat
desa Malewang dengan mengenalkan pupuk organik cair dan cara pembuatannya sehingga
masyarakat etani dapat mulai beralih menggunakan pupuk organik cair dan mulai
meninggalkan penggunaan pupuk kimia yang berdampak buruk bagi lingkungan. Kegiatan
pengabdian ini memiliki perumusan masalah dan tujuan kegiatan sebagai berikut:

METODE PELAKSANAAN
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 1 September 2022 di Balai kelurahan Malewang
Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar. Target pengabdian ini adalah para
kelompok tani yang berada di kelurahan Malewang. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk
mengedukasi masyarakat cara memanfaatkan sampah organik menjadi pupuk organik cair
POC dengan metode fermentasi limbah dapur.
Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama yaitu kegiatan
sosialisasi terkait manfaat POC (Pupuk Organik Cair) dan cara pembuatannya, serta
pengaplikasinnya pada tanaman. Tahap kedua adalah praktik pembuatan POC (Pupuk Organik
Cair) dengan alat dan bahan yang telah disiapkan. Alat dan bahan yang dipersiapkan dalam

Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari Limbah Dapur di Desa Malewang, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar 80
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian KKN-MAS
Volume 1, 2022 | Halaman 78-86
E-ISSN: 2963-2323

pembuatan POC (Pupuk Organik Cair) yaitu: satu buah ember cat bekas berukuran 25 liter
beserta tutupnya, 1 buah botol minum kecil,selang penyerap udara, bor listrik, pisau, limbah
dapur (buah-buahan dan sayuran), dan M-4 Peternakan.
Berikut adalah tahapan-tahapan pembuatan pupuk organik cair (POC) yang
disosialisasikan :
1. Ember yang telah disiapkan kemudian dilubangi bagian bawahnyamenggunakan bor
listrik, untuk memasukkan selang penyerap udara
2. Pasang selang ke botol minum bekas yang telah disiapkan
3. Tuangkan M-4 peternakan ke dalam ember
4. Cacah halus limbah dapur kemudian masukkan ke dalam ember, lalu tutup
ember.
5. Kelima, bahan-bahan ini didiamkan agar terjadi proses fermentasi.

Cara kerja proses ini adalah:


1. Sampah organik sisa sampah rumah tangga dimasukkan secara berkala ke dalam ember,
apa adanya, tidak perlu dipotong-potong atau dicuci. Ember ditutup kembali hingga
rapat. Udara panas dan lembab di dalam ember membuat mikrobia bawaan dari sampah
rumah tangga akan cepat berkembang.
2. Lindi yang dihasilkan dibiarkan saja di dalam ember bawah selama kurang lebih satu
bulan. Setelah itu, proses pematangan dapat dilanjutkan menjadi Pupuk Organik Cair
(POC). Proses pematangan dilakukan dengan cara membuka kran, kemudian lindi
dimasukkan ke dalam botol transparan, setengahnya saja, dan tutupnya dilonggarkan,
kemudian dijemur di bawah sinar matahari sampai berwarna coklat tua dan beraroma
lembut di hidung.
3. POC yang sudah jadi dapat dipakai dengan cara diencerkan menjadi 5%, sekitar tiga
sendok makan POC ditambahkan dalam 1 liter air. POC dapat pula disimpan dalam
drum untuk digunakan pada musim berikutnya.
4. Kompos dapat dipanen secara berkala. Kompos yang dihasilkan dapat ditiriskan dan
diayak untuk digunakan langsung. Kompos juga dapat digunakan sebagai sumber
mikroba agen perombak menjadi kompos bahan lain seperti pupuk kandang atau
dedaunan.

HASIL DAN KETERCAPAIAN SASARAN


Program kerja penyuluhan dan pelatihan pembuatan POC dilaksanakan dalam 1 hari.
Kegiatan ini dihadiri oleh 20 orang. Pada tanggal 1 September 2022 Program ini dimulai
dengan mengumpulkan limbah rumah tangga serta beberapa barang bekas dari peralatan
rumah tangga yang digunakan dalam proses fermentasi. Selanjutnya dilaksanakan kegiatan
sosialisasi dan pelatihan pembuatan POC bersama para tim tani kelurahan Malewang dengan
mendatangkan ibu kepala tani kelurahuan Malewang, Bapak lurah dan kepala imam kelurahan
Malewang serta teman sejawat KKN MAs sebagai pemateri sosialisasi dan pelatihan
pembuatan pupuk organik cair (POC). Gambar 1 adalah dokumentasi kegiatan sosialasi dan
pelatihan pembuatan pupuk organik cair (POC)

Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari Limbah Dapur di Desa Malewang, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar 81
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian KKN-MAS
Volume 1, 2022 | Halaman 78-86
E-ISSN: 2963-2323

Gambar 1. Sosialisasi dan pelatihan pembuatan POC

Kelompok tani cukup antusias mengikuti penyampaian materi tentang pembuatan POC
ini. Jumlah anggota kelompok tani yang hadir cukup banyak seperti terlihat dari foto pada
Gambar 2. Para peserta ini secara seksama mengikuti seluruh rangkaian acara. Topik yang
disampaikan oleh narasumber adalah produksi POC dengan menggunakan metode fermentasi.

Gambar 2. Penyampaian materi POC

Tahap kedua kegiatan ini adalah praktik pembuatan POC. Pada tahapan ini, kelompopk

Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari Limbah Dapur di Desa Malewang, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar 82
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian KKN-MAS
Volume 1, 2022 | Halaman 78-86
E-ISSN: 2963-2323

tani didampingi oleh pemateri dan mahasiswa KKN. Semua perangkat fermentasi yang telah
dipersiapkan sebelumnya bersama bahan baku POC ditunjukkan ke peserta. Selanjutnya
dipraktikkan proses instalasi fermentasi dan teknis proses pengolahan limbah bahan organik
menjadi POC. Setelah kegiatan praktik selesai, dilakukan foto bersama sambil menunjukkan
produk POC di dalam botol seperti ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Dokumentasi Bersama kelompok tani

Seluruh rangkaian kegiatan diakhiri pada satu hari itu dengan pengimplementasian
Pupuk Organik Cair (POC) tersebut untuk tanaman di sekitar balai kelurahan Malewang.
Dampak penggunaan POC terhadap tanaman belum dapat dilihat karena proses pemberian
POC belum berlangsung lama sedangkan mahasiswa KKN akan segera pulang. Namun hasil
evaluasi awal, evaluasi proses dan evaluasi akhir seberapa efektif kegiatan yang dilaksanakan
dan bagaimana manfaatnya bagi masyarakat kelurahan malewang telah dilakukukan. Hasil
evaluasi ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Table 1. keadaan sebelum dan sesudah yang diharapkan Mahasiswa KKN Mas
No Keadaan sebelum Perlakuan Keadaan sesudah
Masyarakat khususnya kelompok Pemberian Peserta penyuluhan
tani yang ikut dalam penyuluhan materi dapat
belum mengetahui dan memahami mengenai mengetahui dan
mengenai Pupuk Organik Cair prospek, memahami, serta juga
1.
(POC) dari pemanfaatan limbah potensi dan dapat menguasai teori dan
rumah tangga manfaat dari prinsip pemanfaatan daur
limbah ulang
rumah tangga limbah rumah tangga

Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari Limbah Dapur di Desa Malewang, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar 83
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian KKN-MAS
Volume 1, 2022 | Halaman 78-86
E-ISSN: 2963-2323

Praktik
Masyarakat khususnya kelompomtani Peserta penyuluhan
pembuatan
yang ikut dalampenyuluhan belum mampu
Pupuk
menguasai praktik pembuatan dari membuat Pupuk
2. Organik Cair
Pupuk Organik Cair (POC) Organik Cair (POC)
(POC) dari
limbah rumah tangga dari limbah rumah
limbah
tangga secara mandiri
rumah tangga

Hasil pupuk organik cair dari limbah rumah tangga merupakan terobosan alternatif
pangadaan pupuk organik skala rumah tangga sekaligus menjaga kebersihan lingkungan, dari
bayaknya sampah yang dihasilkan, 47% merupakan sampah rumah tangga (Riswan, Sunoko,
& Hadiyarto, 2011). Banyak metode yang dapat digunakan untuk mengolah sampah rumah
tangga menjadi pupuk organik cair, salah satunya adalah Metode fermentasi. Dengan
demikian, kelangkaan pupuk dan harga pupuk kimia yang tinggi dapat digantikan dengan
pupuk organik cair, yang mudah didapatkan, ramah lingkungan, dan harga terjangkau. Metode
pembuatan pupuk organik cair metode fermentasi tidak membutuhkan biaya besar, bisa
menggunakan/memanfaatkan ember bekas cat, cara pembuatannya tidak rumit, serta tidak
membutuhkan ruang yang besar. Fermentasi adalah komposter sederhana yang dibuat dengan
mengendapkan limbah, komposter ini sangat cocok digunakan untuk mengolah limbah
organik/sampah dapur rumah tangga, metode ini dapat dibuat dengan bahan-bahan yang
mudah diperoleh dan peralatan sederhana, komposter ini sangat mudah digunakan oleh
siapapun di rumah, metode ini mampu mengelolah limbah dapur orgnik yang ramah
lingkungan. Dengan metode ini setiap orang dapat membuat pupuk organik yang murah dan
membantu memperbaiki tanah yang mulai kehilangan kesuburannya.
Kegiatan pengabdian ini bertekad untuk mensosialisasikan kepada masyarakat tentang
pemanfaatan sampah rumah tangga dengan pemanfaatan sampah organik menjadi POC
dengan metode fermentasi. Peranan Pupuk Organik berbahan dasar sampah rumah tangga
antara lain:
1. Sampah rumah tangga bila di olah lebih lanjut dapat menjadi sumber nutrisi bagi
tanaman (Salawati & Ende, 2019)
2. Penyedia unsur hara, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, memperbaiki
struktur tanah dan memperbaiki kehidupan mikro organisme tanah (Solomon, Saddiq, &
Usman, 2014).
3. Menahan hara agar tidak mudah tercuci, menguap, atau infiltrasi. Serta, meningkatkan
daya sanggah tanah.
4. Meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman (Salawati & Ende, 2019).
5. Menambah ketersediaan unsur hara bagi tanaman yang bersifat Slow Release Nutrient
(SRN).
6. Meningkatkan kualitas hasil panen (Salawati, Ende, Basir, Kadekoh, & Thaha, 2021).

Kompos cair memiliki banyak keunggulan dibandingkan kompos padat. Kompos


cair lebih cepat meresap ke dalam tanah, juga lebih cepat diseraptanaman, serta lebih

Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari Limbah Dapur di Desa Malewang, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar 84
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian KKN-MAS
Volume 1, 2022 | Halaman 78-86
E-ISSN: 2963-2323

praktis digunakan (Handayani, Yunus, & Susilowati, 2015). Fermentasi adalah media
pengomposan yang dapat memperoleh kompos berkualitas tinggi dalam waktu singkat
dengan dipercepat dari proses oleh perlakuan manusia dengan menambahkan
mikroorganisme pengurai.
Dengan menerapkan pertanian organik secara berkelanjutan, petani dapat
meminimalkan penggunaan pupuk anorganik/kimia untuk tanaman budidaya mereka.
Penggunaan pupuk kimia secara terus-menerus, jika dibiarkan dalam waktu yang lama, maka
akan berdampak buruk terhadap tanah dan tanaman. Hal tersebut juga dapat berdampak
pada hasil produksi tanaman petani. Selain itu, petani kelurahan Malewang dapat
meminimalisir pengeluaran dalam kegiatan bercocok tanam.

KESIMPULAN

Pupuk Organik Cair ini terbuat dari limbah dapur yang diambil dari sampah organik lalu
dibuat dengan metode fermentasi. Pupuk organik cair ini bisa digunakan sebagai pupuk
tanaman oleh para kelompok tani di Desa Malewang dan bisa meminimalisir penggunaan
pupuk bahan kimia karena dapat merusak tanah dan tanaman jika terus menerus mengunakan
pupuk bahan kimia. Penggunaan pupuk organik secara rutin akan perlahan mengubah kondisi
lingkungan menjadi lebih baik.

UCAPAN TERIMA KASIH

Tim penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah berkontribusi
dalam kegiatan pengabdian ini yaitu : 1) Kemendikbud atas Hibah PKKM kepada Prodi
Pendidikan Bahasa Inggris Universits Muhammadiyah Cirebon, 2) Dosen Pendidikan Bahasa
Inggris yang telah membantu dalam penelitian ini dan 3) Teman – teman yang telah
memberikan kontribusi dan dukungan dalam penyusunan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Aziz,S.A., Melati,M. & Ramadhani,E. (2016). The Study of Organic Fertilizers Application
on Two Soybean Varieties in Organic Saturated Soil Culture. Journal of Tropical Cop
Science, 3(1), 19-27. https://doi.org/10.29244/jtcs.3.1.19-27
Emiria, F. & Purwandari, H. (2015). Pengembangan Pertanian Organik di Kelompok Tani
Madya, Desa Kebonagung, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal
Penyuluhan, 10(2) https://doi.org/10.25015/penyuluhan.v10i2.9919
Fakhriyyah, Dewi Diah, Sholihatun Sholihatun, and Zulfa Afifah. (2021). “Sosialisasi
Pembuatan Pupuk Organik Cair Dan Penerapan Pemasaran Produk UMKM Melalui
Media Sosial Di Era Covid-19.” Jurnal Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat
(JP2M) 2(4): 337.
Handayani, S. H., Yunus, A., & Susilowati, A. (2015). Uji Kualitas Pupuk Organik Cair dari
Berbagai Macam Mikroorganisme Lokal (MOL). Jurnal El-Vivo, 3(1), 54-60.
Retrieved from https://onesearch.id/Record/IOS2602.article-2812/TOC

Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari Limbah Dapur di Desa Malewang, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar 85
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian KKN-MAS
Volume 1, 2022 | Halaman 78-86
E-ISSN: 2963-2323

Merawati, Fitri, and Evril Frismayudha. (2018). “Penyuluhan Kesehatan Guna Membangun
Kesadaran Akan Pentingnya Kesehatan Bagi Masyarakat.” 2(2): 365–68.
Nugroho, Panji. (2012). Panduan Membuat Pupuk Kompos Cair. Pustaka Baru Press.
Yogyakarta
Nur, Thoyib, Ahmad Rizali Noor, and Muthia Elma. (2018). “Pembuatan Pupuk Organik Cair
dari Sampah Organik Rumah Tangga dengan Bioaktivator Em4 (Effective
Microorganisms).” Konversi 5(2): 5.
Ramadhani, Elrisa, and Mahmudah. (2020). “Aplikasi Pupuk Organik Cair Dari Limbah
Pertanian Dan Perumahan Terhadap Produktivitas Kedelai.” Jurnal Triton 11(1): 58–
64
Riswan, Sunoko, H. R., & Hadiyarto, A. (2011). Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Di
Kecamatan Daha Selatan,. Jurnal Ilmu Lingkungan, 9(1), 31-38. Retrieved from
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/2085
Salawati, & Ende, S. (2019). The Use of Rice Husk Biochar and Flooding System on Rice
Production in Central of Sulawesi Indonesia. IJSBAR, 48(5), 185-195. Retrieved from
https://www.gssrr.org/index.php/JournalOfBasicAndApplied/article/view/10394
Salawati, Ende, S., Basir, M., Kadekoh, I., & Thaha, A. R. (2021). Peningkatan Kadar Zn
Beras Pecah Kulit pada Sistem Penggenangan Berselang Melalui Aplikasi Pupuk
Kandang Diperkaya Zn Heptahidrat. Jurnal Ilmu Pertanian, 26(4), 630-638.
Retrieved from https://journal.ipb.ac.id/index.php/JIPI/article/view/34116
Solomon, I. R., Saddiq, A. M., & Usman, B. H. (2014). Effects of Some Organic Manures on
N, P, K, Zn and Fe Uptake in Straw and Grains of Rice in the Soils of Lake Geriyo,
Adamawa State, Nigeria. American-Eurasian J. Agric. & Environ. Sci., 14(7), 674-680.
Retrieved from
https://www.researchgate.net/publication/301748836_Effects_of_Some_Organic_Man
ures_on_N_P_K_Zn_and_Fe_Uptake_in_Straw_and_Grains_of_Rice_in_the_Soils_of
_Lake_Geriyo_Adamawa_State_Nigeria

Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari Limbah Dapur di Desa Malewang, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar 86

Anda mungkin juga menyukai