Anda di halaman 1dari 8

Project Proposal Pupuk Organik Cair Marolis

PROPOSAL PROSPEK DESA INDUSTRI MANDIRI

Pupuk Organik Cair MAROLIS

CV CAHYA SEJATI Jl Branjangan 10 Jiwan Madiun

2011

Project Proposal Pupuk Organik Cair Marolis

Latar Belakang Semenjak dimulainya revolusi hijau (1970-an), kondisi lahan pertanian khususnya lahan pertanian intensif di Indonesia semakin kritis. Hasil penelitian Balai Penelitian Tanah (Balitan) 2005 menunjukkan bahwa sebagian besar lahan pertanian di Indonesia, baik lahan kering maupun lahan sawah, mempunyai kandungan bahan organik (BO) sangat rendah yaitu kurang dari dua persen (<2%). Padahal BO sangat berperan sebagai faktor pengendali (regulating factor) dalam proses-proses penyediaan hara bagi tanaman dan mempertahankan struktur tanah. Rendahnya kandungan hara menyebabkan kebutuhan lahan terhadap pupuk anorganik sebagai asupan hara semakin meningkat. Akan tetapi, peningkatan kebutuhan tersebut tidak diikuti dengan peningkatan ketersediaan pupuk urea sehingga mengakibatkan kelangkaan pupuk dan kenaikan harga urea di pasar. Kenaikan harga pupuk urea menyebabkan peningkatan biaya usaha tani dan penurunan pendapatan usaha tani. Kenaikan harga urea juga meningkatkan beban pemerintah karena anggaran subsidi ikut meningkat. Pada tahun 2009, anggaran subsidi urea mencapai Rp 7 Triliun untuk 5,5 ton urea dan pada tahun 2010 mencapai Rp 11 Triliun untuk 6 ton urea1. Salah satu alternatif dalam penyelesaian masalah penurunan produktifitas lahan dan kelangkaan pupuk adalah sistem pemupukan terpadu dimana penggunaan pupuk anorganik dikurangi dengan penambahan pupuk organik dalam komposisi pemupukan. Hasil penelitian pengembangan sistem integrasi tanaman-ternak (Crops Livestock System, CLS) pada lahan percobaan di Jawa Tengah dan Jawa Timur, pemanfaatan limbah kotoran ternak sebagai pupuk organik dapat mengurangi pemakaian pupuk anorganik 25-35 persen dan meningkatkan produktivitas 2029 persen. Mengacu pada hasil penelitian tersebut, pengurangan pemakaian pupuk anorganik dapat meningkatkan pendapatan usaha tani sebesar 20-29 persen dan menghemat anggaran subsidi pemerintah sekitar 30 persen atau sekitar Rp 3,3 Triliun pada tahun 2010. Pemulihan lahan pertanian dengan pemberian pupuk organik diharapkan dapat meningkatkan kandungan bahan organik tanah menjadi di atas 2%. Peranan bahan organik menjadi sangat penting karena bahan organik merupakan jantung bagi berbagai proses sika, kimia dan biologi tanah yang sangat berperan dalam mendukung pertumbuhan tanaman. Di sisi lain, industri pupuk di Indonesia pada umumnya terdiri dari usaha kecil menengah dan bersifat parsial. Hal ini mengakibatkan kebutuhan pupuk organik di Indonesia masih belum terpenuhi karena ketersediaan pupuk organik masih relatif kecil dan akses untuk memperolehnya relatif sulit. Menurut data dari Deptan pada tahun 2008 bahwa kebutuhan pupuk organik baru dapat dipenuhi sebesar 2 persen dari total kebutuhan sebesar 17.000.000 ton. Hal tersebut menunjukkan bahwa potensi pasar industri pupuk organik di Indonesia sangat besar.
CV CAHYA SEJATI Jl Branjangan 10 Jiwan Madiun

Project Proposal Pupuk Organik Cair Marolis

Dasar Pemikiran Hasil penelitian Lembaga Penelitian Tanah (LPT) menunjukkan bahwa 79 persen tanah sawah di Indonesia memiliki bahan organik (BO) yang sangat rendah. Kondisi ini berarti bahwa sawah di Indonesia sudah sangat miskin hara bahkan dapat dikatakan sakit sehingga tidak hanya membutuhkan makanan (pupuk kimia), namun juga memerlukan penyembuhan. Cara penyembuhannya adalah dengan menambahkan BO yang telah diolah menjadi pupuk organik sehingga tanah dapat menjadi lebih sehat. Untuk meningkatkan kandungan bahan organik (BO), dibutuhkan tambahan bahan-bahan organik (pupuk organik) berkisar 5-10 ton/ha. Faktor penting dari pengembangan pertanian organik adalah ketersediaan input-input yang menunjang sistem pertanian organik, dimana salah satunya adalah ketersediaan pupuk organik. Kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi karena jumlah industri pupuk organik yang berkembang di Indonesia sangat lambat. Pupuk organik hanya diproduksi secara parsial dengan skala industri rumah tangga (home industry) sehingga jumlah produksi yang dihasilkan relatif kecil dan tidak kontinyu. Oleh karena itu, industri pupuk organik di Indonesia sangat penting dan prospektif untuk dikembangkan. Kebutuhan pupuk organik yang tinggi sedangkan ketersediaannya tidak mencukupi menunjukkan suatu peluang bisnis yang prospektif. Gap yang besar antara kebutuhan dan ketersediaan pupuk organik menunjukkan bahwa ada rantai yang terputus antara kebutuhan petani akan pupuk organik dengan sistem distribusi dan ketersediaan produk. Gap yang besar ini juga berarti tersedianya potensi pasar pupuk organik yang cukup besar. Potensi pasar yang besar tersebut menjadi peluang pasar bagi para produsen untuk mengembangkan usaha pupuk organik. Tujuan Mempertimbangkan bahwa kebutuhan pemulihan unsur hara pada lahan pertanian di Indonesia, kurangnya pasokan pupuk organik, masih rendahnya produksi pupuk organik, tingginya harga pupuk organik akibat panjangnya jalur distribusi, dan minimnya edukasi dan sosialisasi pentingnya penggunaan pupuk organik ini, maka CV Cahya Sejati, yang beralamatkan di jl Branjangan no 10

CV CAHYA SEJATI Jl Branjangan 10 Jiwan Madiun

Project Proposal Pupuk Organik Cair Marolis

selaku produsen pupuk organik MAROLIS, mengajak kepada semua pihak untuk bekerjasama menuju program GO ORGANIC. Adapun ide kerjasama yang akan ditawarkan adalah penerapan sistem pemberdayaan masyarakat petani. Pemberdayaan ini bertumpu pada 3 faktor utama yaitu : Rumah Produksi Pupuk Organik Cair (RPPOC), Koperasi Petani, dan petani. Dalam sistem pemberdayaan ini, akan didirikan 1 unit Rumah Produksi Pupuk Organic (RPPO) MAROLIS di setiap kota/kabupaten. Dengan hadirnya RPPOC secara merata maka jalur distribusi pupuk organik MAROLIS ini akan semakin efisien. Pemerataan pendirian RPPO MAROLIS ini juga bertujuan agar terjadi interaksi komunikasi dengan pihak petani, sehingga proses edukasi akan semakin merata dan tepat sasaran. Tujuan Pendirian RPPOC di tingkat Kabupaten
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Tujuan Efisiensi Usaha Efisiensi Jalur Distribusi Harga semakin Ekonomis Tercapai supply pupuk organik yang memadai Terciptanya pemberdayaan ekonomi kerakyatan Penyerapan lapangan kerja di pedesaan Alternatif sumber penghasilan tambahan bagi petani Diversifikasi pupuk organik pada petani Meningkatkan nilai tambah limbah ternak dengan mengolah menjadi pupuk organik Meningkatkan ketrampilan Industri Kecil pupuk organik Meningkatkan pendapatan petani, peternak dan industri kecil pupuk organik Menyempurnakan teknologi proses produksi Industri Kecil pupuk organik kualitas dan kapasitas produksi pupuk organik lebih terjamin Mengurangi subsidi pemerintah dalam pengadaan pupuk anorganik dan mengatasi kelangkaan maupun harga pupuk organik yang tinggi pengentasan kemiskinan

Potensi Ketersediaan Pupuk Organik Kebutuhan pupuk tanaman pangan pada tahun 2010 sampai 2025 untuk semua jenis pupuk (Urea, Superphos, NPK, Organik) dari tahun ke tahun terus meningkat. Menurut data Kementerian Pertanian, luas lahan sawah di Indonesia ada sekitar 100,7 juta hektar, terdiri dari lahan sawah basah 24,5 juta hektar, lahan sawah kering 76,7 juta hektar. Sayangnya pupuk organik yang beredar di masyarakat dalam upaya peningkatan kandungan bahan organik tanah sangat beragam. Hal ini disebabkan oleh beragamnya kandungan bahan baku organik dan beragamnya tingkat keahlian dan ketrampilan produsen pembuat pupuk organik. Sementara kapasitas produksi pupuk organik dari pengusaha pupuk organik yang tergabung dalam APPOHI masih sekitar 3,6 juta ton/tahun. Sedangkan kebutuhan pupuk organik

CV CAHYA SEJATI Jl Branjangan 10 Jiwan Madiun

Project Proposal Pupuk Organik Cair Marolis

pada tahun ini saja mencapai 8,8 juta ton dan tahun 2012 diperkirakan kebutuhan pupuk organik mencapai 9,2 juta ton. Potensi Penyebaran di Pulau Jawa & Bali Pulau Jawa & Bali memiliki total luas lahan panen yang cukup besar yaitu sekitar 6.104.406 Ha dengan produksi sebesar 35.196.498 ton padi pada tahun 2010. Potensi besar ini seharusnya mendapat perhatian termasuk kondisi ketersediaan unsur hara dalam tanah. Luas lahan panen ini tersebar di 91 kabupaten dan 30 kota se Jawa & Bali. Di sisi lain ketersediaan pupuk organik masih sangat rendah di Jawa & Bali. Apabila segala permasalahan distribusi dan produksi pupuk organik bisa diatasi dengan cara pendirian RPPO Marolis, maka dibutuhkan produksi pupuk organik MAROLIS sebanyak 174.411 liter. Untuk mencapai target produksi tersebut, maka dibutuhkan sebanyak 35 RPPO MAROLIS yang tersebar di seluruh Jawa & Bali. Pulau Jawa & Bali memiliki total 7 propinsi sehingga ditargetkan RPPO MAROLIS ini bisa tersebar di 5 wilayah di masing-masing propinsi. Setiap RPPO MAROLIS ini diperkirakan mampu memproduksi maksimal 5000 L/bulan.

Potensi Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan Rumah Produksi Pupuk Organik MAROLIS yang direncanakan ini, mampu menyerap minimal 5 tenaga kerja di unit produksi, dan puluhan tenaga pemasaran. Apabila RPPO MAROLIS ini didirikan di 35 titik produksi berarti sudah puluhan tenaga kerja di unit produksi dan ratusan tenaga pemasaran.

Alur Sistem Pemberdayaan Setiap pupuk yang diproduksi oleh RPPOC MAROLIS Kabupaten harus disalurkan melalui Koperasi petani yang dibentuk secara gotong royong dan sukarela oleh para petani pengguna POC Marolis. Koperasi petani inilah yang akan menjual produk Pupuk Organik Cair Marolis kepada petani.

CV CAHYA SEJATI Jl Branjangan 10 Jiwan Madiun

Project Proposal Pupuk Organik Cair Marolis

Struktur Pembiayaan Usaha No


1*

Uraian
Biaya Kemitraan Notaris, Demplot, Pendampingan Investasi Aset Tanah Bangunan Instalasi Listrik Komputer+Printer Meja Kursi Admin Instalasi Pipa Pralon Timbangan Duduk Timbangan 2 Kg Mesin Exhaust Kendaraan Roda 3 Mesin Pemeras Mesin Gnezet Mesin N Drum Plastik Saringan Toples Selang plastik Sarung Tangan Terpal Masker Cangkul Sekop Ayakan Garu Sepatu Boot Ember+Gayung Jumlah Produksi Bahan Baku BBM Roda 3 BBM Genzet Kemasan Jumlah Upah Kerja Penyelia (Supervisi) Administrasi & Keuangan Tenaga Produksi Jumlah

Unit

Harga Satuan

Anggaran
50.000.000

2**

1.000 m2 200 m2 1 1 1 150 m 1 1 2 1 1 1 1 100 10 100 100 m 5 1 rol 5 3 3 1 2 5 2

60.000 5.000.000 8.000.000 2.500.000 1.500.000 60.000 2.500.000 20.000.000 5.000.000 5.000.000 40.000.000 200.000.000 6.500 8.000 10.000 15.000 500.000 10.000 40.000 45.000 15.000 17.500 60.000 45.000

60.000.000 20.000.000 5.000.000 8.000.000 2.500.000 5.344.000 1.500.000 60.000 5.000.000 20.000.000 5.000.000 5.000.000 40.000.000 20.000.000 65.000 800.000 1.000.000 75.000 500.000 50.000 120.000 135.000 15.000 35.000 300.000 90.000 170.589.000

3**

100

650.000

5000

3.500

65.000.000 625.000 500.000 17.500.000 83.625.000

4**

1 1 5

900.000 800.000 725.000

900.000 800.000 3.625.000 5.325.000

TOTAL

339.539.000

* : Biaya ini yang disetorkan ke pusat sebelum MOU **: Biaya ini dikelola oleh RPPOC sesuai tahapan dan kebutuhan produksi

CV CAHYA SEJATI Jl Branjangan 10 Jiwan Madiun

Project Proposal Pupuk Organik Cair Marolis

Proporsi Pembagian Dari setiap liter Pupuk Organik Cair MAROLIS yang terjual maka komposisi biaya yang berhak diterima oleh masing-masing elemen adalah : RPPOC MAROLIS : 50% KOPERASI : 30% Tim Pelaksana : 10% Pabrik Pusat : 10% TARGET PENCAPAIAN Apabila dempolt petani di setiap kabupaten ada 5 Ha yang menggunakan pupuk Marolis 50% maka jumlah kebutuhan pupuk MAROLIS adalah 87,5 liter. Dari pengalaman demplot di kab Ngawi, kab Ponorogo, dan lain-lain, ternyata terdapat percepatan luas lahan yang menyerap MAROLIS, yaitu maksimal 10 kali lipat. Sebagai ilustrasi peningkatan luas lahan sebanyak 5 klai lipat, dari tahap 1 demplot 5 Ha, maka MT 2 Marolis akan diserap sebanyak 25 Ha. Total kebutuhannya adalah 25 Ha x 17,5 L x Rp 35.000

ANALISA PENINGKATAN LUAS TANAM 5X LIPAT TAHUN I MUSIM TANAM 1 LUAS TANAM KEBUTUHAN MAROLIS PENJUALAN Pabrik Koperasi Pelaksana CV Cahya Sejati Ha Liter Rp 50% 30% 10% 10% 5 88 3,062,500 1,531,250 918,750 306,250 306,250 2 25 438 15,312,500 7,656,250 4,593,750 1,531,250 1,531,250 3 125 2,188 76,562,500 38,281,250 22,968,750 7,656,250 7,656,250 1 625 10,938 382,812,500 191,406,250 114,843,750 38,281,250 38,281,250 TAHUN II MUSIM TANAM 2 3,125 54,688 1,914,062,500 957,031,250 574,218,750 191,406,250 191,406,250 3 15,625 273,438 9,570,312,500 4,785,156,250 2,871,093,750 957,031,250 957,031,250

Kesimpulan Dalam rangka mensukseskan gerakan Go Organic 2010 yang telah dicanangkan oleh pemerintah, serta mengembalikan kondisi kesehatan unsur hara dalam tanah, maka perlu didukung upaya-upaya yang mengarah kepada peningkatan ketersediaan pupuk organik. Upaya ini mmencakup efisiensi usaha pupuk organik, dimana pendirian RPPO MAROLIS ditetapkan langsung di jantung sentra-sentra produsen padi, sehingga lebih mendekatkan produk dengan petani. Pendirian RPPO MAROLIS ini pun berdampak sangat positif karena ikut serta dalam program pemberdayaan ekonomi kerakyatan, karena didirikan di tengahtengah para petani. Para petani akan memiliki nilai tambah penghasilan, selain
CV CAHYA SEJATI Jl Branjangan 10 Jiwan Madiun

Project Proposal Pupuk Organik Cair Marolis

dari penjualan hasil panennya. RPPO MAROLIS ini pun berdampak pada penyerapan tenaga kerja di pedesaan sehingga mengurangi angka pengangguran. Secara umum, pendirian RPPO MAROLIS yang tersebar se Jawa & Bali, akan sangat membantu ketersediaan pupuk organik, dan mengurangi beban subsidi pemerintah. Dan yang paling utama, pendirian RPPO MAROLIS ini adalah berbasis ekonomi pedesaan, bukan dikuasai atau dimiliki oleh pengusaha dengan kekuatan modalnya.

CV CAHYA SEJATI Jl Branjangan 10 Jiwan Madiun

Anda mungkin juga menyukai