Anda di halaman 1dari 23

MEDIA SOERJO Vol.

16 No 1 April 2015 176


ISSN 1978 – 6239

PENGARUH DOSIS PUPUK DAN PENYIANGAN TERHADAP


PRODUKSI KEDELAI (Glycine max L. Merrill)

Oleh:
Meiyana Hikmawati
Fakultas Pertanian
Universitas Soerjo Ngawi

A. ABSTRACT
The objectives of this research is the effect of fertilizer dosage and cleaning
on the yield of soyben (Glycine max L. Merrill).
The method of the research use factorial design based on the Randomized
Block Design with two factors of treatment. The first factor was fertilizer
dosage: non feltilizer, 250 kg and 500 kg and second factor was cleaning : non
cleaning, 21 day and kombination 21 and 45 day.
The result of the research : (1) There was interaction between fertilizer
dosage and cleaning. (2) The highest yield was treatment combination P1K2 for
all parameter.

B. PENDAHULUAN produksi kedelai pada periode


1. Latar Belakang 1978-2008 meningkat rata-rata
Kedelai merupakan salah satu sebesar 2,08 % per tahun.
jenis tanaman palawija yang cukup Peningkatan produksi kedelai
penting setelah jagung yang sangat disebabkan karena meningkatnya
dibutuhkan oleh penduduk produktivitas kedelai rata-rata
Indonesia dan mudah tumbuh sebesar 1,49 % per tahun, serta
diberbagai wilayah di Indonesia. meningkatnya luas areal panen
Sebagai bahan makanan, kedelai kedelai rata-rata sebesar 0,56 % per
mempunyai kandungan gizi yang tahun. Walaupun produksi kedelai
tinggi terutama protein (40%), di Indonesia meningkat, namun hal
lemak (20%), karbohidrat (35%) ini tidak dapat mengimbangi laju
dan air (8%) (Suprapto, 1997). konsumsi kedelai. Konsumsi
Di Indonesia, kedelai banyak kedelai perkapita meningkat dari
diolah untuk berbagai macam bahan 8,13 kg pada tahun 1998 menjadi
pangan, seperti: tauge, susu kedelai, 9,97 kg pada tahun 2004. Dari data
tahu, kembang tahu, kecap, oncom, tersebut dapat dilihat bahwa tingkat
tauco, tempe, es krim, minyak konsumsi kedelai di Indonesia
makan, dan tepung kedelai. Selain berkembang lebih cepat. Dengan
itu, juga banyak dimanfaatkan jumlah penduduk sebanyak 220 juta
sebagai bahan pakan ternak. orang dan rata-rata konsumsi per
Berdasarkan data Badan kapita kedelai sebesar 10 kg/tahun
Pusat Statistik (BPS) tahun 2008, maka diperlukan kacang kedelai

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap


Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)
MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 177
ISSN 1978 – 6239

untuk kebutuhan pangan minimal 2 diperhatikan faktor lingkungan yang


juta ton per tahun. Sekitar 1,2 juta ada di lahan atau tempat budidaya
ton digunakan untuk produksi tanaman kedelai serta teknik
tempe dan tahu, 650 ribu ton untuk bercocok tanam yang benar. Untuk
produksi kecap, dan selebihnya faktor lingkungan meliputi beberapa
untuk produksi pangan lainnya. faktor yaitu iklim, tanah dan tinggi
Sebanyak 1 juta ton untuk pakan tempat tanaman kedelai yang
ternak dan sekitar 50 ribu ton untuk diperlukan untuk tumbuh secara
benih. optimal, sedangkan untuk cara
Dalam memproduksi kedelai, bercocok tanam yang benar seperti
pemerintah juga terkendala dengan pemilihan varietas, pengolahan
menyempitnya lahan garap petani tanah, waktu tanam, persiapan
yang beralih fungsi menjadi lahan benih, pemupukan dan
pemukiman dan industri, sehingga pemeliharaan.
berdampak pada hasil produksi Peningkatan produktivitas per
kedelai nasional. Upaya pemerintah satuan lahan dapat dilakukan
untuk memenuhi permintaan dengan banyak cara, salah satu
kedelai merupakan awal munculnya usaha intensifikasinya adalah
kebijakan impor kedelai di dengan pemberian pupuk organik.
Indonesia. Pada tahun 1978, volume Pupuk organik yang digunakan
impor kedelai di Indonesia hanya yaitu pupuk phonska. Pupuk
mencapai 160.000 ton, namun pada phonska merupakan pupuk
tahun 2008 volume impor kedelai majemuk dengan kandungan lebih
telah menjadi 1.169.016 ton. dari satu macam unsur hara
Selama periode 1978-2008 volume tanaman (makro maupun mikro)
impor kedelai meningkat sebesar terutama Nitrogen (N), Phospor (P),
14,56 % per tahun. Impor kedelai dan Kalium (K) (Rosmarkam dan
cenderung meningkat. Kondisi ini Yuwono, 2002).
semakin memperlebar kesenjangan Kelebihan pupuk phonska
antara produksi dan konsumsi. yaitu dengan satu kali pemberian
Sehingga tidak heran jika Indonesia pupuk dapat mencakup beberapa
menjadi salah satu negara unsur sehingga lebih efisien dalam
pengimpor kedelai di dunia dengan penggunaan bila dibandingkan
permintaan yang cukup besar, selain dengan pupuk tunggal, menghemat
Belanda, Jepang, Korea Selatan dan waktu, tenaga kerja, dan biaya
Jerman. pengangkutan (Hardjowigeno,
Selain melakukan impor 2003).
kedelai, harus ada upaya Untuk setiap unsur hara
peningkatan produksi kedelai dalam memiliki fungsi dan dibutuhkan
negeri. Hal ini juga bertujuan untuk tanaman dalam jumlah tertentu. (1)
mengurangi ketergantungan Nitrogen (N) yang berfungsi untuk
terhadap kedelai impor. Untuk membuat tanaman lebih hijau segar,
peningkatan produksi tanaman mempercepat dan meningatkan
kedelai yang optimal perlu pertumbuhan tanaman (tinggi

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap


Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)
MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 178
ISSN 1978 – 6239

tanaman, jumlah cabang, dan unsur hara serta mencegah hama


jumlah anakan), meningkatkan atau penyakit.
kandungan protein hasil panen, (2) Kedelai merupakan tanaman
Fosfat (P2O5) yang berfungsi untuk tanah kering yang habitusnya
memacu pertumbuhan akar dan pendek, sehingga gulma merupakan
pembentukan perakaran yang baik, pesaing berat. Tanpa penyiangan,
mempercepat pembetukan bunga penurunan hasil dapat mencapai 10-
serta masaknya buah dan biji, 50%. Dengan jarak tanam rapat,
meningkatkan mutu benih dan bibit, seperti 20 cm x 20 cm,
(3) Kalium (K2O) yang berfungsi pertumbuhan gulma dapat ditekan
untuk membantu tanaman lebih apabila daun tanaman kedelai telah
tegak dan kokoh, meningkatkan menaungi tanah (Sumarno, 1987).
daya tahan tanaman terhadap Syahrudin (1987)
serangan hama atau penyakit, melakukan penelitian tentang
meningkatkan pembentukan gula periode kritis tanaman pada taraf
dan pati, (4) Sulfur (S) yang penyiangan gulma 2 minggu, 4
berfungsi untuk meningkatkan kelas minggu, dan 6 minggu setelah
mutu hasil panen (dengan tanam terhadap pertumbuhan dan
memperbaiki warna, aroma, dan hasil tanaman kedelai, terlihat
rasa), meningkatkan kandungan bahwa dengan adanya penyiangan
protein dan vitamin hasil panen, gulma tersebut dapat berpengaruh
meningkatkan ketahanan hasil terhadap tinggi tanaman, jumlah
panen selama penyimpanan. cabang primer, jumlah polong
Selain itu tidak hanya bernas, dan berat kering tanaman.
penggunaan pupuk phonska saja 2. Tujuan Penelitian
untuk mendapatkan pertumbuhan Tujuan dalam penelitian ini
dan produksi tanaman kedelai yang adalah untuk mengetahui pengaruh
baik, dengan cara penyiangan juga pupuk Phonska dan penyiangan
dapat berpengaruh terhadap terhadap pertumbuhan dan produksi
peningkatan produksi tanaman tanaman kedelai (Glycine max L.
kedelai. Penyiangan adalah Merrill).
penghilangan gulma (rumput atau 3. Hipotesa
tanaman liar) di sekitar tanaman Terdapat interaksi antara
yang sedang kita rawat. Gulma pupuk Phonska dan penyiangan
perlu dihilangkan karena terhadap pertumbuhan dan produksi
mengganggu tumbuhnya tanaman tanaman kedelai (Glycine max L.
yang sedang kita rawat, kompetisi Merrill).
penyerapan hara, ruang, cahaya, dan
CO2, penularan penyakit, C. TINJAUAN PUSTAKA
pemakanan atau perusak tanaman 1. Botani Tanaman Kedelai
kita oleh serangga. Tujuan Kedelai dikenal dengan
penyiangan adalah untuk mencegah beberapa nama botani, Glycine soja
persaingan dalam penyerapan air, dan Soja max. Namun pada tahun
1948 telah disepakati bahwa nama

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap


Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)
MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 179
ISSN 1978 – 6239

botani yang dapat diterima dalam Tanaman kedelai mempunyai


istilah ilmiah, yaitu Glycine max (L.) akar tunggang yang membentuk
Merrill. Menurut Soemarno (1987) akar-akar cabang yang tumbuh
klasifikasi tanaman kedelai yaitu menyamping (horizontal) tidak jauh
sebagai berikut : Divisi: dari permukaan tanah. Jika
Spermatophyta, Sub divisi: kelembapan tanah turun, akar akan
Angiospermae, Kelas: Dikotiledon, berkembang lebih ke dalam agar
Ordo: Polypetales, Famili: dapat menyerap unsur hara dan air.
Leguminosae, Sub family: Pertumbuhan ke samping dapat
Papilionoideae, Genus: Glycine, mencapai jarak 40 cm, dengan
Spesies: Glycine max (L.) Merrill. kedalaman hingga 120 cm. Selain
Kedelai merupakan tanaman berfungsi sebagai tempat
semusim berupa semak yang rendah bertumpunya tanaman dan alat
dengan ketinggian tanamannya pengangkut air maupun unsur hara,
antara 30-50 cm, dan dapat akar tanaman kedelai juga
bercabang sedikit atau bercabang merupakan tempat terbentuknya
banyak, bergantung pada varietas bintil-bintil akar (Suprapto, 1997).
dan lingkungan hidupnya (Hidayat, Umumnya, bentuk daun
1985). kedelai ada dua, yaitu bulat (oval)
Kedelai adalah salah satu dan lancip (lanceolate). Kedua
tanaman polong-polongan yang bentuk daun tersebut dipengaruhi
menjadi bahan dasar banyak oleh faktor genetik. Bentuk daun
makanan dari Asia Timur seperti diperkirakan mempunyai korelasi
kecap, tahu dan tempe. Kedelai yang sangat erat dengan potensi
merupakan tumbuhan yang peka produksi biji. Umumnya, daerah
terhadap pencahayaan. Dalam yang mempunyai tingkat kesuburan
pencahayaan sedikit rendah tanah tinggi sangat cocok untuk
batangnya akan mengalami varietas kedelai yang mempunyai
pertumbuhan memanjang sehingga bentuk daun lebar. Daun
berwujud seperti tanaman mempunyai stomata, berjumlah
merambat. antara 190-320 buah/m2 (Danarti
Susunan akar kedelai pada dkk, 1995 dan Irwan, 2006).
umumnya sangat baik. Tanaman kedelai sebagian
Pertumbuhan akar tunggang lurus besar tumbuh di daerah yang
masuk kedalam tanah dan beriklim tropis dan subtropis.
mempunyai banyak akar cabang. Sebagai barometer iklim yang
Pada akar-akar cabang banyak cocok bagi kedelai adalah bila
terdapat bintil-bintil akar berisi cocok bagi tanaman jagung. Bahkan
bakteri Rhizobium japonicum, yang daya tahan kedelai lebih baik
mempunyai kemampuan mengikat daripada jagung. Iklim kering lebih
zat lemas bebas (N2) dari udara disukai tanaman kedelai
yang kemudian dipergunakan untuk dibandingkan iklim lembab
menyuburkan tanah (Andrianto, (Sumarno, 1987).
2004).

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap


Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)
MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 180
ISSN 1978 – 6239

Menurut (Suprapto, 1997) Kedelai juga membutuhkan


tanaman kedelai dapat tumbuh baik tanah yang kaya akan humus atau
di daerah yang memiliki curah bahan organik. Bahan organik yang
hujan sekitar 100-400 mm/bulan. cukup dalam tanah akan
Sedangkan untuk mendapatkan memperbaiki daya olah dan juga
hasil optimal, tanaman kedelai merupakan sumber makanan bagi
membutuhkan curah hujan antara jasad renik, yang akhirnya akan
100-200 mm/bulan. membebaskan unsur hara untuk
Suhu yang dikehendaki pertumbuhan tanaman
tanaman kedelai antara 21-34 0C, (Adisarwanto, 2005).
akan tetapi suhu optimum bagi Toleransi keasaman tanah
pertumbuhan tanaman kedelai 23- sebagai syarat tumbuh bagi kedelai
27 0C. Pada proses perkecambahan adalah pH= 5,8-7,0 tetapi pada pH
benih kedelai memerlukan suhu 4,5 pun kedelai dapat tumbuh. Pada
yang cocok sekitar 30 0C. Saat pH kurang dari 5,5 pertumbuhannya
panen kedelai yang jatuh pada sangat terlambat karena keracunan
musim kemarau akan lebih baik dari aluminium. Pertumbuhan bakteri
pada musim hujan, karena bintil dan proses nitrifikasi (proses
berpengaruh terhadap waktu oksidasi amoniak menjadi nitrit atau
pemasakan biji dan pengeringan proses pembusukan) akan berjalan
hasil (Irwan, 2006). kurang baik (Sumarno, 1987).
Kedelai tidak menuntut 2. Pupuk Phonska
struktur tanah yang khusus sebagai
suatu persyaratan tumbuh. Bahkan Pupuk phonska atau dikenal
pada kondisi lahan yang kurang dengan pupuk majemuk NPK
subur dan agak asam pun kedelai adalah pupuk yang terdiri atas lebih
dapat tumbuh dengan baik, asal dari satu unsur hara tersebut bisa
tidak tergenang air yang akan NP, NK, dan NPK. Kekayaan
menyebabkan busuknya akar. kandungan zat dalam pupuk ini
Kedelai dapat tumbuh baik pada memungkinkan pemupukan terpadu
berbagai jenis tanah, asal drainase atas tanaman. Tanaman tidak perlu
dan aerasi tanah cukup baik dipupuk dengan berbagai jenis
(Danarti, 1995). pupuk, hanya perlu satu saja. Pupuk
Tanah-tanah yang cocok phonska mempermudah petani
yaitu: alluvial, regosol, grumosol, dalam teknis pemupukan tanaman.
latosol dan andosol. Pada tanah- Pupuk phonska sebagaimana
tanah podsolik merah kuning dan yang disebutkan sebelumnya
tanah yang mengandung banyak merupakan pupuk majemuk yang
pasir kwarsa, pertumbuhan kedelai terdiri atas berbagai zat penambah
kurang baik, kecuali bila diberi unsur hara alami. Komposisi pupuk
tambahan pupuk organik atau phonska yang mendasar terdiri atas
kompos dalam jumlah cukup (1) Nitrogen (N): 15% yang
(Arsyad dan Syam 1998). berfungsi untuk membuat tanaman
lebih hijau segar, mempercepat dan

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap


Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)
MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 181
ISSN 1978 – 6239

meningatkan pertumbuhan tanaman menambah daya tahan tanaman


(tinggi tanaman, jumlah cabang, terhadap gangguan hama, penyakit
dan jumlah anakan), meningkatkan dan kekeringan, menjadikan
kandungan protein hasil panen, (2) tanaman lebih hijau dan segar
Fosfat (P2O5): 15% yang berfungsi karena banyak mengandung butir
untuk memacu pertumbuhan akar hijau daun, memacu pertumbuhan
dan pembentukan perakan yang akar dan sistem perakaran yang
baik, mempercepat pembetukan baik, memacu pembentukan bunga,
bunga serta masaknya buah dan biji, mempercepat panen dan menambah
meningkatkan mutu benih dan bibit, kandungan protein, menjadikan
(3) Kalium (K2O): 15% yang batang lebih tegak, kuat dan dapat
berfungsi untuk membantu tanaman mengurangi risiko rebah.
lebih tegak dan kokoh, 3. Penyiangan
meningkatkan daya tahan tanaman
terhadap serangan hama atau Penyiangan merupakan suatu
penyakit, meningkatkan kegiatan mencabut gulma yang
pembentukan gula dan pati, (4) berada di antara sela-sela tanaman
Sulfur (S): 10% yang berfungsi pertanian yang bertujuan untuk
untuk meningkatkan kelas mutu membersihkan tanaman yang sakit,
hasil panen (dengan memperbaiki mengurangi persaingan penyerapan
warna, aroma, dan rasa), hara, mengurangi hambatan
meningkatkan kandungan protein produksi anakan dan mengurangi
dan vitamin hasil persaingan penetrasi sinar matahari.
panen,meningkatkan ketahanan Kedelai merupakan tanaman
hasil panen selama penyimpanan, tanah kering yang habitusnya
(5) Kadar air maksimal: 2%. pendek, sehingga gulma dapat
Bentuk pupuk phonska menjadi pesaing berat sehingga
berupa butiran dan berwarna merah tanpa penyiangan maka penurunan
muda. Oleh perusahaan produsen, hasil dapat mencapai 10-50%
pupuk ini dikemas dalam karung (Sumarno, 1987).
20-50 kg. sifat pupuk phonska Gulma atau tanaman liar
diantaranya higrokopis. Sifat adalah tanaman yang tumbuh secara
tersebut membuatnya mudah larut spontan tanpa ditanam dimana
dalam air dan diserap oleh tanaman. sebenarnya tidak dikehedaki oleh
Sifat dan keunggulan dari petani, tanaman liar bisa berupa
pupuk phonska antara lain adalah tumbuhan dari tanaman piaraan
higroskopis, mudah larut dalam air, yang berkembang secara luar biasa
mengandung unsur hara N, P, K dan merajalela. Mendasar pada
dan S sekaligus, kandungan unsur pertimbangan tersebut maka waktu
hara setiap butir pupuk merata, larut dan intensitas penyiangan harus
dalam air sehingga mudah diserap diperhatikan juga dalam budidaya
tanaman, sesuai untuk berbagai kedelai. Penyiangan pertama ketika
jenis tanaman, meningkatkan tanaman umur 2-4 minggu, gulma
produksi dan kualitas panen, perlu dihilangkan bersih.

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap


Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)
MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 182
ISSN 1978 – 6239

Penyiangan kedua dilakukan setelah statistik serta untuk membedakan


tanaman selesai berbunga yaitu antar perlakuan digunakan uji jarak
pada umur sekitar 45 hari atau 60 berganda Duncan (DMRT) pada
hari. Kadang –kadang diperlukan jenjang nyata 5%. Faktor penelitian
penyiangan ketiga bila gulma dimaksud :
tumbuh amat banyak. 1. Pupuk Phonska (P) terdiri
Penyiangan kedelai dapat dari 3 taraf, yaitu :
dilakukan dengan menggunakan - Tanpa pupuk
alat-alat sederhana misalnya sabit, (P0)
wangkil, cangkul kecil. Pada saat - Penggunaan pupuk
tanaman kekeringan jangan 250 kg/ha (P1)
dilakukan penyiangan karena akan - Penggunaan pupuk
menambah kekeringan sehingga 500 kg/ha (P2)
dapat mengakibatkan tanaman 2. Penyiangan (K) terdiri
menjadi layu dan mati. dari 3 perlakuan yaitu:
- Tanpa penyiangan
D. METODE PENELITIAN
1. Tempat dan Waktu (K0)
Penelitian - Penyiangan satu kali
Penelitian ini dilaksanakan di pada umur 21 hari
Lahan persawahan Dusun Paron, (K1)
Desa Paron, Kecamatan Paron, - Penyiangan dua kali
Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa pada umur 21 dan umur 45
Timur. Waktu penelitian pada bulan hari (K2)
April sampai Juni 2014. Sehingga diperoleh kombinasi
2. Bahan dan Alat Penelitian sebagai berikut :
Bahan yang akan digunakan
antara lain benih kedelai varietas P0K0 P1K0 P2K0
Wilis, pupuk kandang, pupuk
phonska, pupuk urea, SP-36, KCl, P0K1 P1K1 P2K1
insektisida, sedangkan alat yang P0K2 P1K2 P2K2
digunakan yaitu alat olah tanah
seperti cangkul dan tugal, alat ukur 4. Pelaksanaan Penelitian
seperti roll meter, gelas ukur, Persiapan Lahan
timbangan dan hand sprayer. Pengolahan tanah dengan
3. Metode Penelitian mencangkul tanah sedalam 15-20
Penelitian ini akan cm, setelah itu dibuat petak-petak
menggunakan metode faktorial dengan ukuran 2 m x 2,5 m, jarak
dengan Rancangan Acak Kelompok antar petak dalam satu ulangan 20
(RAK) yang terdiri dari dua faktor cm, sedangkan jarak antar petak 20
dan 9 kombinasi yang diulang cm. Saluran keliling untuk drainase
sebanyak 3 kali. Selanjutnya data dengan kedalaman 15-20 cm.
yang diperoleh dari hasil Penanaman
pengamatan dan analisa secara

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap


Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)
MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 183
ISSN 1978 – 6239

Penanaman benih dengan Untuk menghindari adanya


cara ditugal sedalam 2-4 cm dan hama dalam tanah digunakan
satu lubang diisi 4-5 biji, kemudian Furadan 3G dengan dosis 25 kg/ha,
setelah itu lubang ditutup dengan yang diberikan pada saat
tanah yang gembur. Jarak tanam pengolahan tanah dengan cara
yang dipakai adalah 20 cm x 30 cm. disebar. Sedangkan untuk
Pemupukan menghidari serangan hama cabuk
Pemupukan pupuk phonska menyerang digunakan asprint
dilakukan dua kali yaitu sebagai dengan konsentrasi 2 cc/liter air
pupuk dasar dengan dosis 125 kg/ha yang diaplikasikan pada saat
diberikan satu hari sebelum tanam tanaman berumur 20 hari dengan
dengan cara disebar merata. intensitas 7 hari sebanyak 2 kali.
Sedangkan pemupukan pupuk Pemungutan Hasil
phonska kedua dengan dosis 125 Pemanenan dilakukan pada
kg/ha dilakukan setelah tanaman saat tanaman berumur 90 hari,
berumur 20 hari. dengan ciri-ciri kedelai masak
Penyulaman dan adalah sebagai berikut : daun
Penjarangan menguning dan rontok, batang
Penyulaman dilaksanakan mongering dan polong berwana
pada tanaman berumur 7 hari pada coklat tua. Pemanenan
saat tanaman sudah menampakkan menggunakan sabit. Untuk menjaga
dua daun pertama. Penjarangan agar tidak terlalu mengalami
dilaksanakan saat tanaman berumur banyak kehilangan berat produksi.
15 HST, tiap lubang disisakan satu 5. Parameter Pengamatan
atau dua tanaman yang paling baik, Pertumbuhan Vegetativ
penjarangan dilaksanakan dengan a) Tinggi Tanaman (cm)
cara memotong pangkal tanaman Pengamatan dilakukan dengan
menggunakan gunting. mengukur tinggi tanaman yang
Pengairan dimulai dari permukaan tanah
Pengairan dilakukan sampai ujung titik tumbuh dan
sebanyak empat kali, yaitu pertama dilakukan mulai berumur 20
0 hari, kedua saat fase pembungaan HST dengan interval waktu 3
(15 hari), ketiga saat fase minggu, setiap perlakuan
pembentukan polong dan keempat diambil 5 tanaman sampel.
pada 60 hari. b) Jumlah Cabang
Penyiangan Pengamatan jumlah cabang
Penyiangan dilakukan pada dilakukan dengan menghitung
saat tanaman berumur 21 hari dan jumlah cabang yang telah
umur 45 hari, penyiangan dilakukan tumbuh, dilakukan mulai
dengan mencabuti dengan tangan, berumur 20 HST dengan
menggunakan sabit atau cangkul interval waktu 3 minggu, setiap
kecil. perlakuan diambil 5 tanaman
Pemberantasan Hama sampel.
dan Penyakit Pertumbuhan Generativ

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap


Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)
MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 184
ISSN 1978 – 6239

a) Jumlah polong isi per tanaman mencapai berat konstan dengan


Jumlah polong isi per tanaman kadar air 14%.
dihitung pada waktu panen e) Berat 100 biji kering (gram)
yaitu polong yang berisi Berat 100 butir biji kering
(padat/penuh) dari setiap dilakukan dengan cara
tanaman sampel. menimbang 100 butir biji
b) Jumlah polong hampa per kering dari tanaman sampel
tanaman dalam satuan gram,
Perhitungan jumlah polong dikeringkan dengan sinar
hampa dilakukan pada waktu matahari (kering angin) sampai
panen, polong yang hampa mencapai berat konstan
(tidak berisi biji) diambil dari
tanaman sampel. E. HASIL DAN
c) Berat biji kering per tanaman PEMBAHASAN
(gram) 1. Tinggi Tanaman (cm)
Diukur dengan menimbang Berdasarkan hasil analisis
seluruh biji per tanaman setelah statistik menunjukkan bahwa tinggi
dipanen dan dikeringkan tanaman kedelai sangat dipengaruhi
dengan sinar matahari (kering oleh perlakuan dosis pupuk phonska
angin) sampai mencapai berat dan penyiangan pada umur 40 hst
konstan dengan kadar air 14%. dan 60 hst. Hubungan antara
d) Berat biji kering per petak perlakuan dosis pupuk phonska dan
(gram) penyiangan tidak menunjukkan
Diukur dengan menimbang adanya interaksi. Hasil pengamatan
seluruh biji per petak tanaman pengaruh dosis pupuk phonska dan
setelah dipanen dan penyiangan terhadap tinggi tanaman
dikeringkan dengan sinar kedelai ditunjukkan pada tabel di
matahari (kering angin) sampai bawah ini.
Tabel 1. Pengaruh Perlakuan Dosis Pupuk Phonska Dan Penyiangan Terhadap
Tinggi Tanaman Kedelai (cm)

Rata-rata Tinggi Tanaman (cm)


Umu
Perlakuan Umur
Umur r
40
20 Hst 60
Hst
Hst
Pupuk Phonska
(P)
29.76 47.5
P0 15.13 a
b 3c
31.38 48.8
P1 14.96 a
a 7a
30.00 48.3
P2 14.82 a
b 1b

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap


Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)
MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 185
ISSN 1978 – 6239

Penyiangan
(K)
29.76 47.7
K0 14.98 a
b 8b
30.31 48.2
K1 14.98 a
ab 4 ab
31.07 48.6
K2 14.96 a
a 9a
0,17
S.e. 0,316 0,323
0
Keterangan : Angka yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak
beda nyata pada kolom yang sama (Duncant Test (5%)
Hasil pengamatan yang memberikan perbedaan nyata.
disajikan pada tabel 1 menunjukkan Perlakuan dosis pupuk phonska
bahwa pada umur 20 hst perlakuan yang memberikan pertumbuhan
dosis pupuk phonska dan paling baik terhadap tinggi tanaman
penyiangan tidak menyebabkan kedelai adalah perlakuan P1 (dosis
perbedaan nyata terhadap tinggi pupuk phonska 250 kg/ha) dengan
tanaman kedelai. Perlakuan dosis rata-rata tinggi tanaman 31,38 cm
pupuk phonska yang memberikan yang berbeda nyata dengan
pertumbuhan paling baik terhadap perlakuan lainnya. Sedangkan
tinggi tanaman kedelai adalah tinggi terendah pada perlakuan P0
perlakuan P0 (tanpa dosis pupuk (tanpa dosis pupuk phonska)
phonska) dengan rata-rata tinggi dengan rata-rata tinggi tanaman
tanaman 15,13 cm. Sedangkan 29,76 cm yang berbeda nyata
tinggi terendah pada perlakuan P2 dengan perlakuan P1 tetapi tidak
(dosis pupuk phonska 500 kg/ha) berbeda nyata dengan P2.
dengan rata-rata tinggi tanaman Sedangkan perlakuan penyiangan
14,82 cm. Perlakuan penyiangan yang memberikan pertumbuhan
yang memberikan pertumbuhan paling baik terhadap tinggi tanaman
paling baik terhadap tinggi tanaman kedelai adalah perlakuan K2
kedelai adalah perlakuan K0 (tanpa (intensitas penyiangan sebanyak 2
penyiangan) dan K1 (intensitas kali) dengan tinggi rata-rata 31,07
penyiangan sebanyak 1 kali) dengan cm yang berbeda nyata dengan
tinggi rata-rata 14,98 cm. perlakuan K0 tetapi tidak berbeda
sedangkan tinggi terendah pada nyata dengan K1. Sedangkan tinggi
perlakuan K2 (intensitas penyiangan terendah pada perlakuan K0 (tanpa
sebanyak 2 kali) dengan tinggi rata- penyiangan) dengan tinggi rata-rata
rata 14,96 cm. 29,76 cm.
Pada umur 40 hst perlakuan Pada umur 60 hst perlakuan
dosis pupuk phonska menyebabkan dosis pupuk phonska menyebabkan
perbedaan nyata terhadap tinggi perbedaan nyata terhadap tinggi
tanaman kedelai sedangkan tanaman kedelai sedangkan
perlakuan penyiangan juga perlakuan penyiangan juga

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap


Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)
MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 186
ISSN 1978 – 6239

memberikan perbedaan nyata. keracunan bagi tanaman sehingga


Perlakuan dosis pupuk phonska tanaman tumbuh tidak normal.
yang memberikan pertumbuhan Perbedaan tinggi tanaman
paling baik terhadap tinggi tanaman kedelai juga dikarenakan perbedaan
kedelai adalah perlakuan P1 (dosis efisiensi penggunaan unsur hara, air
pupuk phonska 250 kg/ha) dengan dan sinar matahari serta keadaan
rata-rata tinggi tanaman 48,87 cm lingkungan sekitar tanaman.
yang berbeda nyata dengan Semakin banyak tanaman
perlakuan lainnya. Sedangkan penganggu yang tumbuh disekitar
tinggi terendah pada perlakuan P0 maka menyebabkan persaingan
(tanpa dosis pupuk phonska) akan semakin ketat dalam
dengan rata-rata tinggi tanaman penggunaan unsur hara dan cahaya
47.53 cm. Perlakuan penyiangan yang direspon oleh tanaman.
yang memberikan pertumbuhan Dikarenakan berkurangnya unsur
paling baik terhadap tinggi tanaman hara yang diserap tanaman akan
kedelai adalah perlakuan K2 berpengaruh terhadap pertumbuhan
(intensitas penyiangan sebanyak 2 tanaman.
kali) dengan tinggi rata-rata 48.69 2. Jumlah Cabang
cm yang berbeda nyata dengan Hasil analisis statistik
perlakuan K0 (tanpa penyiangan), menunjukkan bahwa jumlah cabang
tetapi tidak berbeda nyata dengan pada batang utama per tanaman
perlakuan K1 (intensitas penyiangan kedelai sangat dipengaruhi oleh
sebanyak 1 kali). Sedangkan tinggi perlakuan dosis pupuk phonska dan
terendah pada perlakuan K0 (tanpa penyiangan pada umur 40 hst dan
penyiangan) dengan tinggi rata-rata 60 hst. Hubungan antara perlakuan
47.78 cm. antara dosis pupuk phonska dan
Pupuk Phonska mengandung penyiangan menunjukkan tidak
unsur Nitrogen (N) yang berfungsi adanya interaksi. Hasil pengamatan
untuk membuat tanaman lebih hijau pengaruh dosis pupuk phonska dan
segar, mempercepat dan penyiangan terhadap jumlah cabang
meningatkan pertumbuhan tanaman pada pertanaman kedelai
(tinggi tanaman, jumlah cabang, ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
dan jumlah anakan). Adanya
penyesuaian peningkatan dosis
pupuk phonska pada setiap taraf
perlakuan menunjukkan pengaruh
terhadap tinggi tanaman kedelai.
Banyaknya pupuk yang dibutuhkan
per satuan luas tergantung pada
jumlah hara yang dibutuhkan
tanaman. Apabila pemupukan
dilakukan dengan dosis yang lebih
tinggi akan menyebabkan terjadinya

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap


Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)
MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 187
ISSN 1978 – 6239

Tabel 2. Pengaruh Perlakuan Dosis Pupuk Phonska dan Penyiangan Terhadap


Jumlah Cabang Tanaman Kedelai

Rata-rata Jumlah Cabang


Perlakuan Umur Umur
Umur
40 60
20 Hst
Hst Hst
Pupuk Phonska (P)
10.16
P0 3.07 a 7.00 c
c
10.62 12.22
P1 3.24 a
a a
11.42
P2 3.11 a 9.49 b
b
Penyiangan (K)
10.89
K0 3.02 a 8.56 b
b
11.27
K1 3.27 a 9.02 b
ab
11.64
K2 3.13 a 9.53 a
a
S.e. 0,088 0,162 0,163
Keterangan : Angka yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak
beda nyata pada kolom yang sama (Duncant Test (5%)

Hasil pengamatan yang cabang tanaman sebesar 3,07.


disajikan pada tabel 2 menunjukkan Perlakuan penyiangan yang
bahwa pada umur 20 hst perlakuan memberikan pertumbuhan paling
dosis pupuk phonska dan baik terhadap jumlah cabang
penyiangan tidak menyebabkan tanaman kedelai adalah perlakuan
perbedaan nyata terhadap jumlah K1 (intensitas penyiangan sebanyak
cabang tanaman kedelai. Perlakuan 1 kali) dengan rata-rata jumlah
dosis pupuk phonska yang cabang sebesar 3,27. Sedangkan
memberikan pertumbuhan paling jumlah cabang terendah pada
baik terhadap jumlah cabang perlakuan K0 (tanpa intensitas
tanaman kedelai adalah perlakuan penyiangan) dengan rata-rata
P1 (dosis pupuk phonska 250 kg/ha) jumlah cabang sebesar 3,02.
dengan rata-rata jumlah cabang Pada umur 40 hst perlakuan
tanaman sebesar 3,24. Sedangkan dosis pupuk phonska menyebabkan
jumlah cabang terendah pada perbedaan nyata terhadap jumlah
perlakuan P0 (tanpa dosis pupuk cabang tanaman kedelai sedangkan
phonska) dengan rata-rata jumlah perlakuan penyiangan juga

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap


Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)
MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 188
ISSN 1978 – 6239

memberikan perbedaan nyata. pada perlakuan P0 (tanpa dosis


Perlakuan dosis pupuk phonska pupuk phonska) dengan rata-rata
yang memberikan pertumbuhan jumlah cabang tanaman 10,16.
paling baik terhadap jumlah cabang Perlakuan penyiangan yang
tanaman kedelai adalah perlakuan memberikan pertumbuhan paling
P1 (dosis pupuk phonska 250 kg/ha) baik terhadap jumlah cabang
dengan rata-rata jumlah cabang tanaman kedelai adalah perlakuan
tanaman 10,62 yang berbeda nyata K2 (intensitas penyiangan sebanyak
dengan perlakuan lainnya. 2 kali) dengan rata-rata jumlah
Sedangkan jumlah cabang terendah cabang sebesar 11,64 yang berbeda
pada perlakuan P0 (tanpa dosis nyata dengan perlakuan K0, tetapi
pupuk phonska) dengan rata-rata tidak berbeda nyata dengan
jumlah cabang tanaman 7,00 yang perlakuan K1. Sedangkan jumlah
berbeda nyata dengan perlakuan cabang terendah pada perlakuan K0
lainnya. Sedangkan perlakuan (tanpa penyiangan) dengan jumlah
penyiangan yang memberikan cabang sebesar 10,89 yang berbeda
pertumbuhan paling baik terhadap nyata dengan perlakuan K2 tetapi
jumlah cabang tanaman kedelai tidak berbeda nyata dengan K1.
adalah perlakuan K2 (intensitas Pupuk phonska sebagaimana
penyiangan sebanyak 2 kali) dengan yang disebutkan sebelumnya
rata-rata jumlah cabang sebesar merupakan pupuk majemuk yang
9,53 yang berbeda nyata dengan terdiri atas berbagai zat penambah
perlakuan lainnya. Sedangkan unsur hara alami. Komposisi pupuk
jumlah cabang terendah pada phonska yang mengandung unsur
perlakuan K0 (tanpa penyiangan) nitrogen (N) berfungsi untuk
dengan rata-rata jumlah cabang membuat tanaman lebih hijau segar,
sebesar 8,56 yang berbeda nyata mempercepat dan meningatkan
dengan perlakuan K2 tetapi tidak pertumbuhan tanaman (tinggi
berbeda nyata dengan K1. tanaman, jumlah cabang, dan
Pada umur 60 hst perlakuan jumlah anakan). Apabila
dosis pupuk phonska menyebabkan penggunaan dengan dosis dan
perbedaan nyata terhadap jumlah waktu yang tepat akan memberikan
cabang tanaman kedelai sedangkan pengaruh yang sangat nyata
perlakuan penyiangan juga terhadap pertumbuhan tanaman
memberikan perbedaan nyata. kedelai.
Perlakuan dosis pupuk phonska Penyiangan merupakan suatu
yang memberikan pertumbuhan kegiatan mencabut gulma yang
paling baik terhadap jumlah cabang berada di antara sela-sela tanaman
tanaman kedelai adalah perlakuan pertanian yang bertujuan untuk
P1 (dosis pupuk phonska 250 kg/ha) membersihkan tanaman yang sakit,
dengan rata-rata jumlah cabang mengurangi persaingan penyerapan
tanaman 12,22 yang berbeda nyata hara, mengurangi hambatan
dengan perlakuan lainnya. produksi anakan dan mengurangi
Sedangkan jumlah cabang terendah persaingan penetrasi sinar matahari.

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap


Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)
MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 189
ISSN 1978 – 6239

Semakin banyak gulma yang isi per tanaman kedelai sangat


tumbuh, maka sifat-sifat tanaman dipengaruhi oleh perlakuan dosis
secara individu akan menurun pupuk phonska dan penyiangan.
karena adanya persaingan antar Hubungan antara perlakuan dosis
tanaman lain yang lebih intensif. pupuk phonska dan penyiangan
Dalam hal ini tanaman kedelai akan terhadap rata-rata jumlah polong isi
memberikan respon dengan cara per tanaman kedelai menunjukkan
mengurangi bagian-bagian tanaman adanya interaksi. Hasil pengamatan
seperti cabang dan daun. pengaruh dosis pupuk phonska dan
3. Jumlah Polong Isi per penyiangan terhadap rata-rata
Tanaman jumlah polong isi per tanaman
Hasil analisis statistik kedelai ditunjukkan pada tabel
menunjukkan bahwa jumlah polong dibawah ini.

Tabel 3. Pengaruh Perlakuan Dosis Pupuk Phonska dan Penyiangan Terhadap


Jumlah Polong Isi Tanaman Kedelai

Kombinasi Rata-rata Jumlah Polong Isi per


Perlakuan Tanaman
P0K0 10.87 g
P0K1 10.93 g
P0K2 11.33 fg
P1K0 13.27 cd
P1K1 14.20 b
P1K2 16.20 a
P2K0 12.13 ef
P2K1 12.80 de
P2K2 14.00 bc
Keterangan : Angka yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak
beda nyata pada kolom yang sama (Duncant Test (5%)

Dari tabel di atas tertinggi dicapai pada kombinasi


memperlihatkan bahwa kombinasi perlakuan P1K2 yaitu penggunaan
perlakuan dosis pupuk phonska dan dosis pupuk phonska 250 kg/ha
penyiangan yang makin meningkat dengan rata-rata jumlah polong isi
menyebabkan perbedaan terhadap per tanaman sebesar 16,20 yang
rata-rata jumlah polong isi per berbeda nyata dengan perlakuan
tanaman kedelai. Pengaruh yang lain, sedangkan rata-rata
kombinasi dosis pupuk phonska dan jumlah polong isi pertanaman
penyiangan terhadap rata-rata terendah dicapai pada kombinasi
jumlah polong isi per tanaman P0K0 yaitu kombinasi perlakuan

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap


Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)
MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 190
ISSN 1978 – 6239

tanpa pupuk phonska dan tanpa Hal ini karena terjadinya persaingan
penyiangan sebesar 10,87. antar masing-masing tanaman yang
Pupuk Phonska semakin besar, terutama kebutuhan
mengandung unsur fosfat (P2O5) unsur hara dan cahaya matahari
yang berfungsi untuk memacu yang mengakibatkan hasil
pertumbuhan akar dan pembentukan fotosintesis menurun sehingga
peranakan yang baik, mempercepat berpengaruh terhadap jumlah
pembetukan bunga serta masaknya polong tanaman.
buah dan biji, meningkatkan mutu 4. Jumlah Polong Hampa per
benih dan bibit. Dengan Tanaman
penggunaan dosis pupuk dan waktu Hasil analisa statistik
yang tepat akan memberikan unsur menunjukkan bahwa jumlah polong
hara tambahan bagi tanaman hampa per tanaman kedelai sangat
kedelai yang nantinya akan dipengaruhi oleh perlakuan dosis
disimpan dalam polong-polong pupuk phonska dan penyiangan.
tanaman yang digunakan sebagai Hubungan antara perlakuan dosis
tempat penimbun. pupuk phonska dan penyiangan
Pada fase generatif dari terhadap rata-rata jumlah polong
perkembangan tanaman, sebagian hampa per tanaman kedelai
besar karbohidrat ditimbun dalam menunjukkan adanya interaksi.
organ tanaman. Penyimpanan itu Hasil pengamatan pengaruh
diantaranya polong tanaman. Pada dosis pupuk phonska dan
tanaman yang sekitarnya ditumbuhi penyiangan terhadap rata-rata
banyak gulma jumlah polong isi per jumlah polong hampa per tanaman
tanamannya akan semakin rendah. ditunjukkan tabel di bawah ini.
Tabel 4. Pengaruh Perlakuan Dosis Pupuk Phonska dan Penyiangan Terhadap
Jumlah Polong Hampa Tanaman Kedelai

Kombinasi Rata-rata Jumlah Polong Hampa per


Perlakuan Tanaman
P0K0 8.73 a
P0K1 7.00 b
P0K2 6.00 bc
P1K0 4.33 ef
P1K1 3.93 f
P1K2 3.87 f
P2K0 6.20 cd
P2K1 5.80 cd
P2K2 5.13 de
Keterangan : Angka yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak
beda nyata pada kolom yang sama (Duncant Test (5%)

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap


Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)
MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 191
ISSN 1978 – 6239

Dari hasil tabel diatas dengan dosis yang lebih tinggi akan
memperlihatkan bahwa kombinasi menyebabkan terjadinya keracunan
perlakuan dosis pupuk phonska dan bagi tanaman sehingga tanaman
penyiangan yang makin meningkat tumbuh tidak normal.
menyebabkan perbedaan terhadap Sedangkan penyiangan
terhadap rata-rata jumlah polong hubungannya dengan jumlah polong
hampa per tanaman kedelai. hampa diduga adanya persaingan
Pengaruh kombinasi perlakuan antar individu tanaman dalam
dosis pupuk phonska dan memanfaatkan unsur hara, air dan
penyiangan terhadap rata-rata cahaya sangat besar. Pada periode
jumlah polong hampa per tanaman pengisian polong sangat
tertinggi dicapai pada kombinasi menentukan produksi kedelai, pada
perlakuan P0K0 yaitu tanpa adanya fase ini unsur hara dan air
pemupukan dan tanpa penyiangan dibutuhkan untuk fotosintesis
dengan jumlah polong hampa per dengan bantuan cahaya matahari
tanaman sebesar 8,73 yang berbeda yang nantinya akan disimpan dalam
nyata dengan kombinasi perlakuan biji-biji kedelai. Semakin sedikit
lainnya, sedangkan rata-rata jumlah hasil fotosintesis maka jumlah
polong hampa per tanaman terendah polong hampa akan meningkat.
dicapai pada kombinasi perlakuan 5. Berat Biji Kering per Tanaman
P1K2 yaitu penggunaan dosis pupuk (gram)
phonska 250 kg/ha dan intensitas Hasil analisa statistik
penyiangan 2 kali dengan jumlah menunjukkan bahwa berat biji
polong hampa per tanaman sebesar kering per tanaman kedelai sangat
3,87. dipengaruhi oleh perlakuan dosis
Pupuk Phonska pupuk phonska dan penyiangan.
mengandung unsur fosfat (P2O5) Hubungan antara perlakuan dosis
yang berfungsi untuk memacu pupuk phonska dan penyiangan
pertumbuhan akar dan pembentukan terhadap rata-rata berat biji kering
peranakan yang baik, mempercepat per tanaman kedelai menunjukkan
pembetukan bunga serta masaknya ada interaksi.
buah dan biji, meningkatkan mutu Hasil pengamatan pengaruh
benih dan bibit. Tetapi banyaknya dosis pupuk phonska dan
pupuk yang dibutuhkan per satuan penyiangan terhadap rata-rata berat
luas tergantung pada jumlah hara biji kering per tanaman kedelai
yang dibutuhkan oleh tanaman. ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
Apabila pemupukan dilakukan

Tabel 5. Pengaruh Perlakuan Dosis Pupuk Phonska dan Penyiangan Terhadap


Rata-rata Berat Biji Kering per Tanaman Kedelai

Kombinasi Rata-rata Berat Biji Kering per

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap


Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)
MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 192
ISSN 1978 – 6239

Perlakuan Tanaman (gram)


P0K0 4.93 e
P0K1 5.00 de
P0K2 5.27 d
P1K0 6.20 c
P1K1 6.47 b
P1K2 7.27 a
P2K0 6.00 c
P2K1 6.07 c
P2K2 6.27 bc
Keterangan : Angka yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak
beda nyata pada kolom yang sama (Duncant Test (5%)

Dari hasil data di atas membutuhkan banyak cahaya dan


memperlihatkan bahwa kombinasi unsur hara untuk diolah sebagai
perlakuan saat dosis pupuk bahan proses fotosintesis. Tanaman
phonska dan intensitas penyiangan akan menyimpan hasilnya dalam
yang makin meningkat biji yang ada pada polong-polong
menyebabkan perbedaan terhadap tanaman, dengan demikian semakin
rata-rata berat biji kering per banyak asimilat yang dihasilkan
tanaman kedelai. Pengaruh akan semakin banyak pula biji yang
kombinasi perlakuan dosis pupuk dihasilkan. Keunggulan dari pupuk
phonska dan penyiangan terhadap phonska antara lain adalah
berat biji kering per tanaman higroskopis, mudah larut dalam air,
tertinggi dicapai pada kombinasi mengandung unsur hara N, P, K
perlakuan P1K2 yaitu kombinasi dan S sekaligus, larut dalam air
antara penggunaan dosis pupuk sehingga mudah diserap tanaman,
phonska 250 kg/ha dan intensitas meningkatkan produksi dan kualitas
penyiangan sebanyak 2 kali sebesar panen, memacu pembentukan
7,27 gram yang berbeda nyata bunga, mempercepat panen dan
dengan kombinasi perlakuan menambah kandungan protein.
lainnya. Sedangkan jumlah berat Dengan unsur-unsur yang terkadung
biji kering per tanaman terendah dalam pupuk phonska dan
sebesar 4,93 gram yang dicapai pengaplikasian secara tepat akan
pada perlakuan P0K0 yaitu memberikan hasil maksimal pada
kombinasi perlakuan tanpa adanya tanaman kedelai.
pemupukan dan tanpa penyiangan. Penyiangan hubungannya
Tanaman pada fase generatif dengan berat kering per tanaman
akan membentuk organ bunga, kedelai diduga dengan tingkat
polong dan biji. Tanaman lebih kepadatan tanaman yang tinggi

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap


Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)
MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 193
ISSN 1978 – 6239

akan menimbulkan persaingan yang sangat dipengaruhi oleh perlakuan


berat diantara tanaman kedelai dosis pupuk phonska dan
dengan gulma, akibatnya penyiangan. Hubungan antara
mempengaruhi berat biji kering per perlakuan dosis pupuk phonska dan
tanaman kedelai. Hasil maksimum penyiangan terhadap rata-rata berat
akan dicapai apabila penyiangan biji kering per petak tanaman
dilakukan secara tepat, kesuburan kedelai menunjukkan adanya
tanah, iklim, sifat tanaman serta interaksi.
tindakan manusia yang Hasil pengamatan pengaruh
membudidayakannya dosis pupuk phonska dan
6. Berat Biji Kering per Petak penyiangan terhadap rata-rata berat
(gram) kering per petak tanaman kedelai
Berdasarkan hasil analisis dapat dilihat pada tabel di bawah
menunjukkan bahwa berat biji ini.
kering per petak tanaman kedelai

Tabel 6. Pengaruh Perlakuan Dosis Pupuk Phonska dan Penyiangan Terhadap


Rata-rata Berat Biji Kering per Petak Tanaman Kedelai

Kombinasi Rata-rata Berat Biji Kering per


Perlakuan Petak (gram)
P0K0 138.13 e
P0K1 140.00 de
P0K2 147.47 d
P1K0 173.60 bc
P1K1 181.07 b
P1K2 203.47 a
P2K0 168.00 c
P2K1 169.87 c
P2K2 175.47 bc
Keterangan : Angka yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak
beda nyata pada kolom yang sama (Duncant Test (5%)

Dari hasil data tabel di atas kombinasi perlakuan dosis pupuk


memperlihatkan bahwa kombinasi phonska dan penyiangan terhadap
perlakuan dosis pupuk phonska dan berat biji kering per petak tertinggi
penyiangan yang makin meningkat dicapai pada kombinasi perlakuan
menyebabkan perbedaan terhadap P1K2 yaitu kombinasi antara
rata-rata berat biji kering per petak penggunaan dosis pupuk phonska
tanaman kedelai. Pengaruh 250 kg/ha dan intensitas penyiangan

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap


Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)
MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 194
ISSN 1978 – 6239

sebanyak 2 kali sebesar 203,47 Kepadatan tanaman


gram yang berbeda nyata dengan mempunyai kerugian yakni polong
kombinasi perlakuan lainnya. pertanaman sangat berkurang dan
Sedangkan jumlah berat biji kering akhirnya hasil per satuan luasnya
per petak terendah sebesar 138,13 rendah, hal ini lebih disebabkan
gram dicapai pada kombinasi P0K0 persaingan antar tanaman
yaitu kombinasi perlakuan tanpa (Anonymous, 1985). Pada
adanya pemupukan dan tanpa penyiangan yang dilakukan secara
penyiangan. tepat, hasil per tanamannya menjadi
Tanaman pada fase lebih tinggi karena tanaman
generatif akan membentuk organ mempunyai kesempatan yang lebih
bunga, polong dan biji. Dalam fase baik untuk mendapatkan cahaya,
ini dibutuhkan banyak cahaya dan unsur hara dan air yang cukup.
unsur hara untuk diolah melalui 7. Berat 100 Biji Kering (gram)
proses fotosintesis. Tanaman akan Hasil analisis statistik
menyimpan hasilnya dalam biji menunjukkan bahwa berat 100 biji
yang ada pada polong-polong kering tanaman kedelai sangat
tanaman, dengan demikian semakin dipengaruhi oleh perlakuan dosis
banyak asimilat yang dihasilkan pupuk phonska dan penyiangan.
akan semakin banyak pula produksi Hubungan antara perlakuan dosis
tanaman. Diduga dengan pemberian pupuk phonska dan penyiangan
dosis pupuk phonska 250 kg/ha terhadap berat 100 biji kering
merupakan konsentrasi yang tanaman kedelai tidak menunjukkan
optimal sesuai dengan keadaan ada interaksi.
lingkungan tanaman. Pupuk Hasil pengamatan pengaruh
phonska diserap oleh tanaman akan dosis pupuk phonska dan
memperbanyak unsur hara penyiangan terhadap berat 100 biji
tambahan yang nantinya tanaman kering tanaman kedelai ditunjukkan
tumbuh lebih baik yang akhirnya pada tabel 7a dan 7b.
produksi optimal akan tercapai.

Tabel 7a. Pengaruh Perlakuan Dosis Pupuk Phonska Terhadap Berat 100 Biji
Kering Tanaman Kedelai

Rata-rata Berat 100 Biji Kering


Perlakuan
(gram)
Pupuk Phonska (P)
P0 17.16 b
P1 19.71 a
P2 18.78 b

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap


Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)
MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 195
ISSN 1978 – 6239

S.e. 0,192
Keterangan : Angka yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak
beda nyata pada kolom yang sama (Duncant Test (5%)

Dari tabel diatas Keunggulan pupuk phonska


menunjukkan bahwa perlakuan antara lain adalah higroskopis,
antara P1 berbeda nyata dengan P0, mudah larut dalam air, mengandung
perlakuan antara P1 dengan P2 unsur hara N, P, K dan S sekaligus,
menunjukkan beda nyata, larut dalam air sehingga mudah
sedangkan perlakuan antar P0 diserap tanaman, meningkatkan
dengan P2 menunjukkan tidak beda produksi dan kualitas panen,
nyata . Pengaruh perlakuan dosis memacu pembentukan bunga,
pupuk Phonska dengan rata-rata mempercepat panen dan menambah
berat 100 biji kering tanaman kandungan protein. Dengan zat-zat
kedelai tertinggi dicapai pada yang terkandung pada pupuk
perlakuan P1 yaitu penggunaan phonska akan mampu menambah
pupuk Phonska 250 kg /ha sebesar unsur hara bagi tanaman yang
19.71 gram. Sedangkan rata-rata dimana nantinya dapat
berat 100 biji kering tanaman meningkatkan aktifitas
kedelai yang paling terendah pembentukan persenyawaan di
sebesar 17.16 gram dicapai pada dalam sel tanaman, akibatnya
perlakuan P0 yaitu perlakuan tanpa tanaman tumbuh lebih baik dan
pupuk Phonska. produksi optimal akan dapat
tercapai

Tabel 7b. Pengaruh Perlakuan Penyiangan Terhadap Berat 100 Biji Kering
Tanaman Kedelai
Rata-rata Berat 100 Biji Kering
Perlakuan
(gram)
Penyiangan (K)
K0 18.27 b
K1 18.47 b
K2 18.91 a
S.e. 0,192
Keterangan : Angka yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak
beda nyata pada kolom yang sama (Duncant Test (5%)

Dari tabel diatas perlakuan antara K1 dengan K2


menunjukkan bahwa perlakuan menunjukkan beda nyata,
antara K2 berbeda nyata dengan K0, sedangkan perlakuan antar K0

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap


Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)
MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 196
ISSN 1978 – 6239

dengan K1 menunjukkan tidak beda pupuk phonska dan intensitas


nyata. Pengaruh perlakuan penyiangan (P1K2) menunjukkan
intensitas penyiangan dengan rata- rata-rata produksi per tanaman
rata berat 100 biji kering tanaman tertinggi.
kedelai tertinggi dicapai pada
perlakuan K2 yaitu intensitas 2. Perlakuan penggunaan dosis
penyiangan sebanyak 2 kali sebesar pupuk phonska pada parameter
18.91 gram. Sedangkan rata-rata tinggi tanaman untuk umur 20
berat 100 biji kering tanaman hst tertinggi P0 (15,13 cm) dan
kedelai yang paling terendah terendah P2 (14,82 cm), untuk
dicapai perlakuan K0 yaitu tanpa umur 40 hst tertinggi P1 (31,38
penyiangan sebesar 18.27 gram. cm) dan terendah P0 (29,76 cm),
Perbedaan berat 100 biji untuk umur 60 hst tertinggi P1
pada tanaman kedelai lebih (48,87 cm) dan terendah P0
disebabkan perbedaan ukuran biji. (47.53 cm). Pada parameter
Pada tanaman yang dilakukan jumlah cabang tanaman untuk
penyiangan persaingan dapat umur 20 hst tertinggi P0 (3,24)
ditekan atau duperkecil, tanaman dan terendah dicapai P2 (3,07),
akan mendapatkan unsur hara, untuk umur 40 hst tertinggi P1
cahaya dan air secara maksimal (10,62) dan terendah P0 (7,00),
yang akhirnya pembentukan untuk umur 60 hst tertinggi P1
karbohidrat lebih banyak digunakan (12,22) dan terendah P0 (10,16).
dalam pembentukan dan pengisian Pada parameter berat 100 biji
polong. Pada tanaman tanpa kering tertinggi P1 (19,71 gram)
penyiangan ukuran biji cenderung dan terendah P0 (17,16 gram).
lebih kecil dikarenakan banyak Perlakuan penyiangan pada
persaingan antar tanaman kedelai parameter tinggi tanaman untuk
dan tanaman pengganggu. umur 20 hst tertinggi K0 dan K1
(14,98 cm) dan terendah K2
F. KESIMPULAN DAN SARAN (14,96 cm), untuk umur 40 hst
tertinggi K2 (31,07 cm) dan
Kesimpulan terendah K0 (29,76 cm), untuk
1. Terdapat interaksi antara umur 60 hst tertinggi K2 (48.69
perlakuan penggunaan dosis cm) dan terendah K0 (47.78 cm).
pupuk phonska dan intensitas Pada parameter jumlah cabang
penyiangan terhadap parameter tanaman untuk umur 20 hst
jumlah polong isi, jumlah polong tertinggi K1 (3,27) dan terendah
hampa, berat biji kering per K0 (3,02), untuk umur 40 hst
tanaman dan berat biji kering per tertinggi K2 (9,53) dan terendah
petak, sedangkan pada parameter K0 (8,56), untuk umur 60 hst
tinggi tanaman, jumlah cabang, tertinggi K2 (11,64) dan terendah
dan berat 100 biji kering tidak K0 (10,89). Pada parameter berat
terdapat interaksi. Kombinasi 100 biji kering tertinggi K2
perlakuan penggunaan dosis

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap


Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)
MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 197
ISSN 1978 – 6239

(18,91 gram) dan terendah K0 Andrianto, I. 2004. Teknologi


(18,27 gram). Budidaya Intensif Tanaman
Kedelai di Lahan Sawah.
3. Kombinasi perlakuan pada Jurnal Proyek Penelitian
parameter jumlah polong isi dan Pengembangan
tanaman tertinggi dicapai P1K2 Pertanian Rawa Terpadu
(16,20) dan terendah P0K0 17(1): 1−8
(10,87). Pada parameter jumlah Anonymous. 1985. Menanam
polong hampa tanaman tertinggi Kedelai Harapan di
dicapai P0K0 (8,73) dan terendah Nganjuk. Departemen
P1K2 (3,87). Pada parameter Pertanian, Balai Informasi
berat biji kering per tanaman Pertanian. Jawa Timur. 25
tertinggi dicapai P1K2 (7,27 Hal
gram) dan terendah P0K0 (4,93 Arsyad, D. M. dan M. Syam, 1998.
gram). Pada parameter berat biji Kedelai. Sumber
kering per petak tertinggi dicapai Pertumbuhan produksi dan
P1K2 (203,47 gram) dan terendah Teknik Budidaya. Edisi
P0K0 (138,13 gram). Revisi. Puslitbangtan. 30
hlm
Saran Bertham, Y. H. 2002. Respon
Dari hasil penelitian yang Tanaman Kedelai (Glycine
dilakukan, perlu kiranya dilakukan max (L.) merill) Terhadap
penelitian lanjutan dengan Pemupukan Fosfor dan
menerapkan beberapa dosis pupuk Kompos Jerami Pada
phonska dan intensitas penyiangan Tanah Ultisol”. Jurnal
yang berbeda, serta dilakukan pada Ilmu-ilmu Pertanian
lahan dan musim yang berbeda, Indonesia Vol.4 No.2 Hal:
sehingga dapat diperoleh informasi 78-83
yang lebih akurat tentang dosis Danarti dan Najati. 1995. Palawija,
pupuk phonska dan penyiangan Budidaya dan Analisis
terhadap pertumbuhan dan produksi Usaha Tani. Penebar
tanaman kedelai (Glycine max L. Swadaya Jakarta
Merrill). Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu
Tanah. Akademika
Pressindo, Jakarta
Hasnan. 1973. Kedelai. Bathara.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta. 89 hal
Hidayat, O. 1985. Morfologi
Adisarwanto, R. 2005. Tanaman Kedelai pada
Meningkatkan Hasil Panen Lahan Kering. Badan
Kedelai di Lahan Sawah Penelitian dan
Kering Pasang Surut. Perkembangan Pertanian.
Penerbit Swadaya Pusat Penelitian dan

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap


Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)
MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 198
ISSN 1978 – 6239

Perkembangan Tanaman Soemaatmadja. 1985. Kedelai.


Pangan. Bogor. Ballitan, Bogor. 10 hal
Hidayat. 1995. Morfologi Sumarno. 1987. Kedelai dan Cara
Kedelai. Puslitbang Budidaya. Yasaguna Bogor
Tanaman Pangan. Suprapto. 1997. Bertanam Kedelai.
Sukabumi. 74 p Penebar Swadaya
Irwan, W. A., 2006. Budidaya Suryana. 2005. Penelitian Dan
Tanaman Kedelai (Glycine Pengembangan Tanaman
max (L.) Merill). Pangan. Bogor. Hal 22-24
Universitas Padjajaran: Syahrudin. 1987. Gulma dan Teknik
Jatinangor Pengendaliannya. PT Raja
Rosmarkam, A. dan Yuwono, N. Grafindo Persada. Jakarta
W. 2002. Ilmu Kesuburan Syarief, S. 1985. Kesuburan dan
Tanah . Kanisius, Pemupukan Tanah
Yogyakarta Pertanian. Pustaka Buana,
Bandung. 182 hal

Meiyana Hikamawati, Pengaruh Dosis Pupuk Dan Penyiangan Terhadap


Produksi Kedelai (Glycine max L. Merrill)

Anda mungkin juga menyukai