Anda di halaman 1dari 15

USULAN PROPOSAL BUDIDAYA TANAMAN SEMUSIM KEDELAI (Glycine max)

Disusun oleh : Dina Setyani Noviana Siti Adi P P Irfan Muchsin P Yosafat Pradana Amiwaha Sofa Rozul Nurul Izzati Shifa Gol / Kelompok ASISTEN 10642 10655 10685 10800 10889 10928 : C5 / 5 : Ariyani

LABORATORIUM MANAJEMEN PRODUKSI TANAMAN JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2008

HALAMAN PENGESAHAN Proposal ini disusun guna melengkapi tugas praktikum dan mata kuliah Budidaya Tanaman Semusim di Laboratorium Manajemen dan Produksi Tanaman Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Disahkan Pada: Hari : Jumat Tanggal : 23 September 2008 Yogyakarta, 23 September 2008 Asisten Praktikan

(Ariani)

Dina Setyani Noviana Siti Adi Irfan M P Yosafat Pradana Sofa Rozul Nurul Izzati Shifa

10642 10655 10685 10800 10889 10928

I. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN

Sebagai sumber protein nabati, kedelai berperan penting dalam meningkatkan gizi masyarakat. Kebutuhan kedelai terus meningkat seiring dengan berkembangnya industri pangan. Produk pangan berupa tahu, tempe, dan kecap memerlukan kedelai dalam jumlah besar. Pada tahun 2002 saja kebutuhan kedelai untuk tahu dan tempe mencapai 1,78 juta ton atau 88% dari total kebutuhan nasional. Secara keseluruhan, kebutuhan kedelai pada tahun 2004 mencapai 2,02 juta ton, sedangkan produksinya baru 0,71 juta ton, sehihgga diperlukan impor 1,31 juta ton. Ditinjau dari ketersediaan sumber daya yang dimiliki, baik lahan, teknologi, sarana dan sarana pendukung, produksi kedelai nasional masih dapat ditingkatkan dan bahkan Indonesia berpeluang mnejadi Negara berswasembada kedelai. Pertumbuhan permintaan kedelai selama 15 tahun terakhir cukup tinggi, namun tidak mampu diimbangi oleh produksi dalam negeri, sehingga harus dilakukan impor dalam jumlah yang cukup besar. Harga kedelai impor yang murah (terutama dari Amerika Serikat) dan tidak adanya tarif impor menyebabkan tidak kondusifnya pengembangan kedelai di dalam negeri. Prospek pengembangan kedelai di dalam negeri untuk menekan impor cukup baik, mengingat ketersediaan sumber daya lahan yang cukup luas, iklim yang cocok, teknologi yang telah dihasilkan, serta sumber daya manusia yang cukup terampil dalam usahatani. Di samping itu, pasar komoditas kedelai masih terbuka lebar. Sebenarnya usahatani kedelai menguntungkan dari segi finansial dengan pendapatan bersih sekitar Rp 2,05 juta/ha. Meskipun demikian, areal panen kedelai terus menurun dari Rp 1,48 juta/ha pada tahun 1995 menjadi Rp 0,55 juta/ha pada tahun 2004 dengan laju penurunan 10% per tahun. Salah satu penyebabnya adalah turunnya harga riil kedelai di tingkat produsen. Di Indonesia, kedelai menjadi sumber gizi protein nabati utama, meskipun Indonesia harus mengimpor sebagian besar kebutuhan kedelai. Ini terjadi karena kebutuhan Indonesia yang tinggi akan kedelai putih. Kedelai putih bukan asli tanaman tropis sehingga hasilnya selalu lebih rendah daripada Jepang dan Tiongkok. Pemuliaan serta domestikasi belum berhasil sepenuhnya mengubah sifat fotosintetif kedelai putih. Di sisi lain, kedelai hitam yang tidak fotosintetif kurang mendapat perhatian dalam pemuliaan meskipun dari segi adaptasi lebih cocok bagi Indonesia. Untuk menekan laju impor diperlukan strategi peningkatan produktivitas, perluasan areal tanam, peningkatan efisiensi produksi, penguatan kelembagaan

petani, peningkatan kualitas produk, peningkatan nilai tambah, perbaikan akses pasar, perbaikan sistem pemodalan, pengembangan infrastruktur, serta pengaturan tataniaga dan insentif usaha. Untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri, dengan sasaran peningkatan produksi 15% per tahun, sasaran produksi 60% dicapai pada tahun 2009 dan swasembada baru tercapai pada tahum 2015. Untuk mendukung upaya khusus peningkatan produksi kedelai tersebut diperlukan investasi sebesar Rp 5,09 trilyun (2005-2009) dan Rp 16,19 trilyun (2010-2015). Dalam periode yang sama, investasi swasta diperkirakan masing-masing sebesar Rp 0,68 trilyun dan Rp 2,45 trilyun. B. Tinjauan Pustaka Kedelai termasuk ke dalam famili Leguminoseae dan ordo Polypetales. Morfologi tanaman kedelai meliputi (Hidajat et al., 1991): 1. Akar Kedelai berakar tunggang. Pada akar terdapat bintil akar yang berisi bakteri Rhizobium japonikum. Bakteri ini dapat mengikat nitrogen dari udara yang dapat digunakan oleh tanaman kedelai. 2. Batang Tinggi batang sekitar 30-100 cm. Setiap batang dapat membentuk 3-6 cabang. Tipe pertumbuhan tanaman kedelai dibedakan atas tipe pertumbuhan determinat, indeterminat dan semideterminat. 3. Bunga Termasuk bunga sempurna. Bunga terletak pada ruas-ruas batang dan berwarna ungu atau putih. Penyerbukan terjadi ketika bunga masih menutup. Sekitar 60 % bunga luruh sebelum membentuk polong. 4. Buah Buah berbentuk polong. Setiap buah berisi 1-4 biji. Kulit polong berbulu. Polong muda berwarna hijau dan polong tua berwarna kehitaman, keputihan atau kecoklatan. Jumlah polong tergantung dari varietas yang ditanam. 5. Biji Kulit biji ada yang berwarna kuning, hitam, hijau atau coklat. Bentuk biji bulat lonjong, bundar atau bulat pipih. Pengembangan kedelai oleh petani di lahan sawah dalam suatu usaha tani padi-padipalawija masih sangat terbatas dan belum rata. Kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak lahan sawah yang tidak digarap setelah panen gadu, padahal lahan tersebut sangat potensial

untuk dimanfaatkan. Dengan penanaman kedelai pada lahan bera akan diperoleh beberapa keuntungan sebagai berikut (Hidajat et al.,1991): 1) Pendapatan petani meningkat 2) Kesempatan kerja bagi buruh tani di desa meningkat 3) Tanah untuk tanaman musim berikutnya akan subur. 4) Perkembangan hama-hama padi berikutnya seperti tikus, penggerek batang, ganjur dan wereng coklat dapat dihambat. Tanaman kedelai (Glycine max L) merupakan tanaman budidaya yang mampu tumbuh pada daerah iklim tropis. Iklim kering lebih disukai pertumbuhan kedelai dibandingkan iklim sangat lembab. Daerah dengan ketinggian tempat antara 0,5-300 mdpl cocok ditanami varietas kedelai berbiji kecil sedang varietas kedelai berbiji besar cocok ditanam pada lahan dengan ketinggian 300-500 mdpl. Guna mendukung pertumbuhan kedelai yang baik diperlukan jumlah curah hujan sekitar 100-400 mm/bulan atau guna mendapatkan hasil optimal memerlukan curah hujan antara 100-200 mm/bulan. Tanaman kedelai merupakan tanaman hari panjang yang membutuhkan banyak sinar matahari terutama guna merangsang pertumbuhan, pembungaan maupun memacu kemasakan buah. Suhu optimum untuk pertumbuhan kedelai antara 23-27 oC (Anonim, 2007). Teknik budidaya kedelai yang dilakukan sebagian besar petani umumnya masih sangat sederhana, baik dalam hal pengolahan tanah, pemupukan dan pemberantasan hama/penyakitnya, sehingga produksinya masih relatif rendah. Sebagian besar petani tidak melakukan pengolahan tanah (TOT = tanpa olah tanah), terutama tanah bekas padi atau tebu. Tanah hanya dibersihkan dari jerami padi dan daun tebu, yang selanjutnya bibit kedelai ditebar atau ditugal terlebih dahulu untuk lubang untuk penanaman biji kedelai. Selain itu kualitas bibitnya kurang baik, sehingga produksinya relatif rendah. Dalam hal pemupukan, sebagian besar petani belum melakukannya secara intensif atau semi intensif. Tidak menggunakan pupuk sama sekali atau minim sekali jumlahnya. Demikian juga dalam hal pemberantasan hama penyakit dapat dikatakan kurang sekali, sehingga banyak kerugian atau rendahnya produksi akibat serangan hama penyakit (Anonim, 2004). Jarak tanam pada penanaman dengan membuat tugalan berkisar antara 20-40 cm. Jarak tanam yang biasa dipakai adalah 30cmX20cm 25cmX25cm dan 20cmX20cm jarak tanaman hendaknya teratur,agar tanaman memperoleh ruang tumbuh yang seragam dan mudah disiangi (Aak, 1991) Jarak tanam mempengaruhi populasi tanaman dan koefisien penggunaan cahaya, juga mempengaruhi kompetisi antara tanaman dalam menggunakan air dan zat hara, dengan

demikian akan mempengaruhi hasil. Dengan pemupukan berat, rupanya populasi yang lebih besar akan mendatangkan koefisien penggunaan pupuk, karena tercapainya koefisien penggunaan cahaya (Harjadi, 1993). Tanah adalah tempat tumbuh bagi tanaman. Di bidang pertanian tanah adalah alat produksi untuk menghasilkan tanaman. Selain itu masih diperlukan kombinasi dari faktor lain dalam keadaan yang seimbang agar produksi dapat mencapai tingkat yang maksimal, misalnya tanaman itu sendiri, air, cahaya dan sebagainya (Buckman dan Brady, 1982). Dan kelembaban 50-89%. Jenis tanah yang cocok ditanami kedelai adalah alluvial, regosol, grumusol, latosol dan andosol sedang untuk podsolik merah kuning dan tanah yang mengandung banyak pasir kwarsa diperlukan penambahan pupuk organik atau kompos dalam jumlah cukup. Derajat kemasaman tanah (pH tanah) optimum untuk pertumbuhan antara 66,8 (Anonim, 2004). Pupuk merupakan salah satu faktor produksi pertanian yang menentukan usaha peningkatan produksi. Untuk meningkatkan efisiensi pemupukan serta mencapai hasil yang tinggi pemupukan harus tepat. Sebagai salah satu unsur hara esensial adalah P dan peran P ini sangat menonjol. P yang diserap tanaman berperan dalam metabolik energi karena merupakan penyusun ATP dan ADP serta dijumpai sebagai fosfolipid berbagai nukleotida dan koenzim. Hanya sebagian kecil dari cadangan P dalam tanah tersedia bagi tanaman. Kebutuhan P yang diserap tanaman jagung lebih kecil daripada unsur N dan K, tetapi karena pupuk P lambat tersedianya dan banyak faktor yang mempengaruhi tersediaannya maka penggunaannya lebih besar (Anonim, 1990). Pupuk kandang merupakan salah satu pupuk organik yang diperlukan tanaman untuk pertumbuhannya. Pupuk organik dipergunakan sebagai sumber hara tanaman guna meningkatkan produksi dan kesuburan tanah, keadaan tersebut karena adanya bahan tambahan unsur mikro dari pupuk organik (Roach, 1976). Penggunaan pupuk kimia, anorganik secara terus menerus tanpa dimbanngi bahan organik, menyebabkan degradasi bahan organik tanah, penurunan potensi jasad renik, pencipta hara dan pada gilirannya akan menurunkan produktivitas lahan dan lingkungan hidup (Santoso, 1993 cit Hardjasudjana, 1993). Manfaat pupuk organik telah terbukti berpengaruh positif terhadap tanaman. Bahan organik tanah dapat memperbaiki fisik tanah. Humus sebagai bahan organik tanah sangat berperan dalam peningkatan unsur nitrogen, meningkatkan kapasitas nilai tukar kation, sebagai sumber hormon dan berfungsi sebagai promotor metabolisme pupuk organik (Anonim, 2001).

C. Tujuan 1. Mempraktikan teori budidaya tanaman semusim secara langsung di lapangan. 2. Meningkatkan pengalaman lapangan bagi praktikan sehingga lebih peka terhadap masalah-masalah yang mungkin timbul dalam usaha budidaya tanaman semusim. 3. Mempraktikan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan praktikum BTS: dasar agronomi, pertumbuhan dan perkembangan tanaman, ilmu perlindungan tanaman, ilmu gulma, fisiologi tanaman, ekologi tanaman, klimatologi pertanian, kesuburan tanah, dasar manajemen, analisis usaha tani, dan lain-lain. II. METODOLOGI A. Waktu dan Lokasi Kegiatan Praktikum Budidaya Tanaman Semusim dimulai pada tanggal 10 Oktober 2008 sampai 19 Desember 2008. dilaksanakan di Kebun Percobaaan Banguntapan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Praktikum ini dilakukan pada sawah tegalan dengan jenis tanah regosol pada ketinggian tempat 113 mdpl. B. Bahan dan Alat No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 8.. 9. 10. 11. Alat dan Bahan Benih kedelai lokal (Glycine max) Pupuk kandang sapi Pupuk urea Pupuk SP36 Pupuk KCL Cangkul Ember Garu Tugalan Sprayer Jumlah yang dibutuhkan 250 g 40 kg 320 g 240 g 240 g 1 buah 1 buah 1 buah 4 buah 1 buah

C. Cara Bercocok Tanam Pada praktikum ini, ukuran lahan yang akan dikelola yaitu 8 m X 5 m (40 m 2), Tanaman dalam lahan tersebut menjadi satu populasi tanaman yang dapat dipilah menjadi tanaman tepi (border row), areal pengambilan tanaman contoh (sampling area) dan petak

ubinan (harvest area). Adapun cara bercocok tanam yaitu: 1. Persiapan Tanam Di Kebun Percobaaan Banguntapan merupakan tanah tegalan, jadi persiapan tanam pada tanah tegalan masih memerlukan pengolahan khusus, terutama tentang pengadaan air selama pertumbuhan: dari awal tanam sampai masa berproduksi. Pengolahan tanah dilakukan dengan dua kali pencangkulan. Setelah siap ditanami benih, sebaiknya tanah diairi terlebih dahulu secara merata. Pada areal yang sempit cukup 12 -24 jam. Setelah itu lahan dapat ditanami benih. Penanaman hendaknya dilakukan secara serentak. 2. Pengolahan Tanah Pengolahan tanah dilakukan dengan dibolak-balik agar menjadi subur dan dapat membinasakan tumbuhan pengganggu atau gulma (weed). Setelah selesai, kemudian tanah diratakan. 3. Penyuburan Tanah Untuk menambah kesuburan tanah, maka ditambahkan 40 kg pupuk kandang sapi dalam area tanam tersebut. 4. Penyediaan Benih Jumlah benih yang dibutuhkan berdasarkan kebutuhan benih dengan bobot 100 butir adalah 200 gram.

5. Penanaman a. Cara Menanam Ada dua macam cara yang bisa dipraktekkan dalam menanam kedelai, yaitu dengan menabur dan membuat tugalan. Kedua cara ini mempengaruhi pertumbuhan dan hasil panen. Setelah dibuat lubang dengan tugalan sedalam 3 4 cm, benih dimasukkan dalam lubang.

b. Jarak Tanam dan Jumlah Biji Jarak tanam pada penanaman dengan membuat tugalan berkisar antara 20 40 cm. Jarak tanam yang biasa dipakai adalah 30 cm X 20 cm, 25 cm X 25 cm, atau 20 cm X 20 cm. Tetapi dalam praktikum ini, kita memakai jarak tanam 30 cm X 20 cm. Setiap lubang diisi 3 biji. Setelah benih ditanam, tugalan tadi ditutup dengan tanah gembur dan tanpa dipadatkan. 6. Pemeliharaan Usaha pemeliharaan sebaiknya dilakukan sejak awal, dimulai dengan pemeliharaan tanah sebelum biji kedelai ditanam. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan tanaman kedelai antara lain : a. Penyiangan Penyiangan pertama dilakukan sebelum biji ditanam agar pada saat biji mulai tumbuh mereka tidak mendapat gangguan akar-akar rumput. Penyiangan berikutnya dilakukan setiap minggu. b. Pengairan/Penyiraman Pengaturan kelembaban tanah sangat penting, maka perlu dilakukan penyiraman setiap harinya. Namun diusahakan agar tanah tidak sampai tergenang. c. Pemupukan Pemupukan pertama dilakukan 2 minggu setelah tanam dengan kebutuhan urea 50kg/Ha,SP-36 40 kg/Ha,dan KCL 20 kg/Ha. Sedangkan pemupukan kedua dilakukan 4 minggu setelah tanam dengan kebutuhan urea 30kg/Ha,SP-36 20 kg/Ha,dan KCL 40 kg/Ha. d. Penyulaman Penyulaman dilakukan 2 minggu setelah tanam 7. Panen Panen yang dilakukan meliputi: a. Panen tanaman korban I Panen ini dilakukan dalam masa vegetatif atau pada minggu ke-4 setelah tanam. Adapun parameter yang diamati adalah berat basah, berat kering, dan

luas daun. b. Panen tanaman korban II Panen ini dilakukan dalam masa generatif atau pada minggu ke-7 setelah tanam. Adapun parameter yang diamati adalah berat basah, berat kering, dan luas daun. c. Panen tanaman petak ubinan Panen dilakukan setelah tanaman berumur 70 hari atau minggu ke-11 hari setelah tanam. Dengan kenampakan yang muncul adalah daun menguning dan 90% polong mengering. Panenan dilakukan terhadap polong dan dilakukan pengamatan terhadap berat basah dan berat keringnya.

JADWAL KEGIATAN MINGGUAN Minggu Tanggal kegiatan Kegiatan

ke 1

10 Oktober 2008

2 3 4 5 6 7

17 Oktober 2008 24 Oktober 2008 31 Oktober 2008 7 November 2008 14 November 2008 21 November 2008

Pengolahan lahan Pembuatan bedengan Pembuatan jarak tanam Persiapan benih Penanaman Penyiraman Pemupukan awal Penyulaman Pengamatan I, pemeliharaan, dan pemupukan I Pengamatan II, pengambilan tanaman korban 1, dan pemeliharaan. Pengamatan III ,pemupukan II, dan pemeliharaan Pengamatan IV, serta pemeliharaan Pengamatan V, pemeliharaan, dan pengambilan tanaman korban 2 Pengamatan VI, serta pemeliharaan Pengamatan VII, serta pemeliharaan Pengamatan VIII, serta pemeliharaan Pemanenan

8 9 10 11

28 November 2008 5 Desember 2008 12 Desember 2008 19 Desember 2008

MATRIKS KERJA No. KEGIATAN II OKTOBER III IV V BULAN I NOVEMBER II III IV DES I II

Pengolahan lahan Pembuatan bedengan Pembuatan jarak tanam

Persiapan benih Penanaman benih Penyiraman 2 4 5 6 7 8 9 10 Pemupukan awal Pengambilan tanaman korban Pengukuran dan pengamatan TT, JD, BK, dan BS Pemupukan susulan Penyiraman intensif Penyiangan Pengendalian OPT Penyulaman Panen

Menyesuaikan apabila ada serangan hama dan penyakit

DAFTAR PUSTAKA AAK. 1991. Kedelai. Kanisius. Yogyakarta Anonim. 1990. Risalah Hasil Penelitian Tanaman Pangan. Departemen Pertanian. Balai Penelitian Tanaman Pangan. Malang Anonim. 2001. Pembuatan Pupuk Organik dan Penggunaannya Pada Tumpang Sari Bawang Merah dan Cabai Merah. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP).Yogyakarta. Anonim. 2004. Teknologi Budidaya Padi, Palawija. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Kendal. 75p Anonim.2007.https://www.extension.iastate.edu/store. Diakses tanggal 15 september 2007 Buckman, H. O. dan N. C. Brady. 1982. Ilmu Tanah. Bharata Karya Akasara. Jakarta.. Hidajad, J.R., S. A. S. Wityanara., K. Pirngadi., S. Kartaatmadja., A. M. Fagi. 1991. Teknik Budidaya Kedelai Di Lahan Sawah Irigasi. Balai Penelitian Tanaman Pangan Sukamandi. 63p. Hardjasudjana, D.S. Pengaruh pemberian pupuk organik (organik soil treatment, OST) terhadap produksi tanaman tebu di daerah Medan Estate PT. Perkebunan IX (Persero). Buletin Perkebunan. VII (2): 43-56p. Harjadi, S.S. 1993. Pengantar Agronomi. Gramedia. Jakarta.

Roach, B. T. 1976. Observation On The Effect Of Row Spacing On SugarancaneYield Proc. Con Old Soe.

LAMPIRAN Lampiran 1. Penentuan kebutuhan benih Dengan bobot 100 butir L S 100 x xnx d1 . d 2 100 GB

B= B=

40 10 100 x x3x 0,3.0,2 100 80 B = 250 gram

Keterangan: B = kebutuhan benih (gram) L = luas areal = 40 m2 d1= jarak tanam dalam baris = 0,3 m d2= jarak tanam antar baris = 0,2 m S = bobot 100 butir benih = 10 gram (antara 7 14 gr)

n = jumlah biji per lubang tanam = 3 GB = gaya berkecambah = 80 % Lampiran 2. Penentuan kebutuhan pupuk Pupuk anjuran untuk tanaman kedelai adalah Urea, SP-36, dan KCl. Anjuran dosis untuk kedelai menurut PT Natural Nusantara Waktu 2 minggu setelah tanam 4 minggu setelah tanam Kebutuhan total Urea (kg) 50 30 80 Dosis pupuk per Ha SP-36 (kg) 40 20 40 60 KCl (kg) 20 60

Maka untuk lahan seluas 40 m2, diperlukan: Urea = 40m 2 x 80000 gram = 320 gr / m 2 2 10000m 40m 2 SP 36 = x 60000 gram = 240 gr / m 2 10000m 2 40m 2 KCl = x 60000 gram = 240 gr / m 2 2 10000m

Keterangan: Kadar N urea = 46 % = 46 % x 80 kg Kadar P2O5 SP-36 Kadar K2O KCl = 36 % = 36 % x 60 kg = 60% = 60 % x 60 kg = 36 kg/ha = 21,6 kg/ha = 36,8 kg/ha

Sehingga perbandingan dosis pupuk yang diberikan adalah N : P2O5 : KCl = 36,8 : 21,6 : 36 Lampiran 3. Lay out penanaman 8m

5m

Keterangan: O X = Tanaman sampel = Tanaman korban 1 = Tanaman korban 2 = Petak ubinan = Tanaman border

Anda mungkin juga menyukai