Anda di halaman 1dari 15

PROBLEMATIKA REKAYASA BUDIDAYA TANAMAN PENANAMAN DAN SISTEM PENANAMAN

Di Susun Oleh : Agus Arianto : 20110210030

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2012

Save Our Generation


I. a. Komoditas Jagung Di indonesia, jagung merupakan bahan pangan penting sumber karbohidrat kedua setelah beras. Di samping itu, jagung juga di gunakan sebagai bahan pakan ternak dan bahan baku industri. Agak berbeda dengan kedelai, dari aspek produksi sebenarnya swasembada jagung telah terpenuhi, namun karena kontinuitas kebutuhan tidak terpenuhi maka terpaksa dilakukan impor walaupun pada saat tertentu dilakukan ekspor. Terjadinya ekspor impor pada tahun yang sama disebabkan antara lain musim panen yang tidak merata sepanjang tahun (Adisarwanto,dkk.2000) Kebutuhan jagung nasional untuk pangan, pakan dan industri terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2001 produksi jagung sekitar 9,2 juta ton, namun belum dapat memenuhi kebutuhan peternakan dan industri pakan yang tumbuh pesat. Akibatnya impor bersih jagung, meningkat sekitar 1,0-1,5% tiap tahunnya Di samping untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, produksi jagung nasional juga berpeluang memasok sebagian pangsa pasar dunia sekitar 80 juta ton/tahun, dengan perluasan lahan dan intensifikasi produksi jagung nasional sehingga akan memberikan dampak kepada peningkatan pendapatan petani dan perekonomian masyarakat (Swastika et al. 2004). b. Produktifitas jagung Perkembangan kebutuhan yang jauh di atas kemampuan produksi dalam negri maka upaya peningkatan produksi jagung tidak dapat di tawar lagi. Kontribusi jagung dalam perekonomian Indonesia meningkat pesat dalam kurun waktu 3 tahun (20002003), yakni meningkat dari 9,40 triliun pada tahun 2000 menjadi 18,20 triliun pada tahun 2003 atau meningkat 95,65% (Badan Litbang Pertanian 2005). Kontribusi jagung dalam perekonomian Indonesia pada tahun 2009 mencapai 42,60 triliun (BPS 2009), belum termasuk nilai brangkasan/biomassa apabila dikelola dengan baik. Kondisi ini menunjukkan besarnya peran jagung dalam memacu pertumbuhan subsektor tanaman pangan dan perekonomian nasional. Hal ini menjadikan jagung sebagai komoditas pangan yang berpotensi menjadi sumber lapangan kerja dan pendapatan petani setelah padi. PENDAHULUAN

-1-

Save Our Generation


II. a. Kasus yang dihadapi PERMASALAHAN

Daerah kediri merupakan salah satu daerah pengembangan jagung di Indonesia. Petani di daerah tersebut sudah melakukan penyiapan bahan tanam, penyiapan lahan, penanaman dan pemeiharaan seperti petani pada umumnya. Penanaman jagung dilakukan dengan jarak tanam75 x 25 cm, dengan 2 biji per lubang tanam. Meskipun demikian, petani merasa produktifitas lahannya masih kurang optimal. Terkait dengan penanaman dan sistem penanaman, bagaimana memberikan solusi terhadap masalah tersebut ? b. Analisis masalah 1. Penurunan produktifitas Dalam upaya peningkatan produksi jagung, menghadapi beberapa kendala. Kendala teknis yang secara umum sering kali terjadi adalah penerapan komponen teknologi produksi yang belum sesuai sesuai anjuran. Beberapa kasus yang sering terjadi di kalangan petani jagung di antaranya yaitu : (Adisarwanto dkk, 2000) Jarak tanam yang di terapkan umumnya lebih rapat di banding anjuran dan jumlah benih per lubang pun lebih banyak Pengaturan jarak tanam pada pola tanam tumpang sari belum tepat. Hal hal semacam itulah yang kemungkinan besar terjadi pada petani jagung di Kediri, sehingga mereka merasa produktifitas dari usaha tani mereka menurun c. Kesesuaian penanaman dan pola tanam terhadap iklim setempat Walaupun jagung berasal dari daerah-daerah tropis, tetapi karena banyak sekali tipe-tipe jagung dengan variasi sifat sifat yang di punyainya, maka jagung ini dapat menyebar luas di mana-mana dan dapat hidup baik di berbagai iklim. Dengan perkataan lain jagung mempunyai daya adaptasi lebih tingi di banding dengan tanaman serealia Lainya. Pertanaman jagung yang luas adalah pada daerah-daerah beriklim sedang dimana jagung di tanam pada waktu-waktu musim panas dan di daerah-daerah beriklim subtropis dan tropis yang basah, di mana sinar matahari dan air optimal untuk pertumbuhanya. Pada umumya jagung dapat di tanam di semua berlahan kecuali pada daerah-daerah yang terlalu dingin atu daerah-daerah yang musim pertumbuhannya terlalu singkat. Jagung merupakan tanaman yang menghendaki keadaan cuaca yang cukup panas bagi pertumbuhanya, dimana tanaman jagung memerlukan panas yang lembab dan waktu tanam sampai pada periode mengakhiri pertumbuhan . Sebagai

-2-

Save Our Generation


konsekuensi dari letak geografis indonesia diantara garis lintang disekitar khatulistiwa, maka iklim di Indonesia adalah iklim tropis basah atau iklim musim (hujan dan kemarau).

-3-

Save Our Generation


III. a.Syarat Tumbuh Tanaman Jagung Syarat iklim * Tanaman jagung tumbuh di tanah tropic dan sub tropik * Tanaman jagung dapat beradaptasi luas terhadap lingkungan tumbuh * Ketinggian tempat antara 0-1300 m dpl * Suhu udara 13 -38 derajat celcius * Selama pertumbuhan, jagung membutuhkan suhu optimum 23-27 derajat celcius (suhu bukan masalah bagi perkembangan jagung) * Curah hujan optimum adalah 100 mm-125 mm per bulan * Untuk pertumbuhan dan produksi jagung memerlukan penyinaran matahari penuh Syarat tanah Tanaman jagung membutuhkan tanah yang bertekstur lempung, lempung berdebu, atau lempung berpasir dengan struktur tanah remah, aerasi dan drainase baik, serta endap air. Keadaan tanah ini dapat memacu pertumbuhan dan produksi jagung bila tanahnya subur, gembur dan kaya bahan organik. Tanah yang kekurangan air dapat menimbulkan penurunan produksi jagung hingga 15%. Tanaman jagung tahan terhadap pH tanah 5,5 sedangkan pH tanah yang paling baik adalah 6,8. Dari hasil penelitian bahwa reaksi tanah pH 6,8 dapat menimbulkan hasil yang tinggi. Pada tanah dengan pH 7,5 dan pH tanah di bawah 5,7 pada jagung cendrung menurun. Jenis tanah di Indonesia dengan jenis tanah podsolik merah kuning (PMK) yang mempunyai pH tanah rata-rata rendah (masam) untuk penanaman jagung perlu dilakukan pengapuran terlebih dahulu. b.Produktifitas lahan Produktifitas lahan di artikan sebagai kemampuan suatu lahan untuk memberikan hasil. Pada lahan produksi, yang secara terus menerus digunakan untuk menumbuhkan tanaman lambat laun akan semakin menurun produktifitasnya, hal ini karena unsur hara yang terkandung di dalam tanah berkurang, berkurangnya unsur hara dalam tanah ini di sebabkan oleh kebutuhan tanaman terhadap unsur hara, sementara unsur hara yang telah di gunakan oleh tanaman tidak pernah kembali lagi ke lahan tersebut. Itulah salah satu penyebab menurunnya produksi jagung dari tahun ke tahun cenderung stagnan dan bahkan menurun. Dalam hukum ekonomi ada hukum PEMBAHASAN

-4-

Save Our Generation


pertambahan yang hasilnya tidak lebih besar, bahkan menurun, dan ternyata hukum atau konsep itu berlaku juga kaitannya dengan produktifitas suatu komoditas pertanian tidak terkecuali jagung. Walaupun pupuk yang di berikan sudah di tambahkan dosis dan ukurannya, tenaga kerja juga di tambah, namun produksi jagung tetap tidak berbanding lurus terhadap penambahan itu. Hal itu karena produktifitas lahan yang semakin menurun, dimana unsur hara yang di butuhkan tanaman tidak tersedia.Adapun cara-cara mempertahankan produktivitas tanah meliputi: Memperbaiki dan Mempertahankan Kondisi Fisik Tanah Residu organik pada permukaan tanah berfungsi sebagai mulsa yang dapat melindungi tanah dari energi kinetik hujan, sehingga mencegah atau mengurangi pecahnya agregat, penyumbatan dan pemadatan tanah. Hasil penelitian Lopez-Belido et

al. 1996 menunjukkan bahwa tanah yang diolah dalam, tanpa meninggalkan sisa
tanaman pada permukaan tanah bila setiap musim tidak diolah lagi akan menjadi padat. Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya pori aerasi, yaitu 11,8 persen. Sebaliknya dengan pengolahan tanah sekali saja dan diberi mulsa tanah tetap gembur. Hal ini disebabkan pori aerasi tanah pada perlakuan tersebut setelah 8 bulan tidak diolah masih cukup tinggi yaitu 15 - 17 persen, hampir sama dengan yang diolah setiap tanam. Hasil yang sama juga didapat pada penelitian Kurnia (1996), menunjukkan peran mulsa organik dapat mengurangi bobot isi tanah, meningkatkan pori aerasi dan stabilitas agregat tanah Mencegah Erosi Tanah Residu bahan organik pada permukaan tanah juga berfungsi mengurangi aliran air permukaan tanah sehingga dapat menekan erosi tanah. Hasil penelitian Janssen dan Hill (1994) semakin tinggi persentase sisa tanaman yang menutupi permukaan tanah akan mengurangi aliran air permukaan tanah sehingga dapat mencegah terjadi erosi tanah Mempertahankan Kelembaban dan Menekan Fluktuasi Suhu Tanah Budidaya jagung pada lahan kering dengan intensitas curah hujan rendah perlu menekan terjadinya evaporasi air tanah menjaga kelembaban tanah. Sistem penyiapan lahan konservasi dapat meningkatkan jumlah air yang disimpan dalam tanah. Hal ini disebabkan residu organik pada permukaan tanah berperan sebagai mulsa yang berfungsi mempertahankan kelembaban tanah, menurunkan evaporasi air tanah dan meningkatakan infiltrasi air kedalam tanah. Hasil penelitian Griffith et al.(1992) menunjukan evaporasi

-5-

Save Our Generation


Menjaga Kelangsungan Hidup Organisme dan Ketersediaan C Dalam Tanah Cara penyiapan lahan sangat mempengaruhi jumlah dan biodiversifikasi organisme dalam tanah (Karg and Ryszkowski 1996; Ryszkowski et al. 2002). Pada umummya pengolahan tanah intesif mengancam keragaman organisme tanah. Hal ini disebabkan pengolahan lahan dengan dibajak akan merusak lubang-lubang cacing dan juga memungkinkan membunuh cacing selama proses pengolahan. Sedang akan pada pengolahan lahan konservasi justru menciptakan kondisi yang mendukung keberlangsungan kehidupan organisme tanah (Brookfield 2001). Beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa penempatan sisa-sisa tanaman memperkuat pengaruh awal pada komposisi dari komunitas perombak bahan organik dan jumlah cacing lebih besar dijumpai pada ekosistem lahan tanpa olah tanah dibanding pada agroekosistem lahan dengan pengolahan tanah sempurna (Beare et al. 1997; Guggenberger et al. 1999; Hubbard et al. 1999). Selama 5 bulan pada lahan yang disiapkan secara konservasi lebih kecil yaitu 41 mm dibanding penyiapan lahan konvensional sebesar 187 mm a. Pola tanam Anjuran pola tanam jagung di dasarkan pada kondisi ikim lokasi penanaman. Pola tanam jagung dapat berupa sistem tanam tunggal, ganda atau tumpang sari. Untuk lahan kering beriklim basah di anjurkan menggunakan pola tanam tumpang sari dengan padi gogo genjah dan ubi kayu. Sementara untuk lahan kering beriklim kering dapat di terapkan pola tanam jagung tumpang sari dengan kacang tanah atau kacang hijau. Budi daya jagung umumnya dilakukan pada lahan kering dan lahan sawah. Tipe lahan dibedakan menjadi lahan kering beriklim kering, lahan kering beriklim basah, lahan tadah hujan, dan lahan sawah irigasi. Masing-masing tipe lahan tersebut menggambarkan pola tanam jagung sesuai denganketersediaan air yang mencirikan tipe lahannya. Berdasarkan peluang kejadian hujan, pola tanam jagung umumnya adalah: Lahan kering beriklim kering : jagung bera bera jagung jagung bera Lahan kering beriklim basah : jagung jagung jagung jagung jagung bera Lahan tadah hujan : padi bera bera padi jagung bera Lahan sawah irigasi : padi padi jagung

-6-

Save Our Generation


padi jagung jagung Pada lahan kering beriklim kering dataran rendah, pola tanam jagungjagungbera dapat diterapkan apabila terdapat jaminan tambahan air irigasi melalui air tanah dangkal. Drainase lahan diperlukan untuk mempercepat waktu tanam jagung setelah panen padi. Untuk pola tanam padi-jagung jagungpada lahan sawah tadah hujan, selain drainase juga diperlukan tambahan irigasi dari sumber air tanah dangkal atau airpermukaan (Prabowo et al. 1996). 1. Penanaman pada lahan kering Dalam penanaman, ada beberapa hal yang perlu di perhatikan, di antaranya yaitu: (Yustina.2000) Waktu tanam Budidaya jagung di lahan kering maksimum 2 kali setahun berkaitan dengan ketersediaan air. Waktu paling tepat untuk penanaman adalah awal musim hujan SeptemberNovember dan awal kemarau FebruariApril.Jarak tanam tergantung varietas.Varietas berumur dalam ditanam dengan jarak 100 x 40 cm sehingga populasi mencapai 50.000 tanaman per ha. Yang berumur sedang cukup berjarak tanam 75 x 40 cm (66.000/ ha); genjah, 50 x 20 cm (100.000).Kondisi iklim mempengaruhi pola tanam. Lahan penanaman kering beriklim basah, tumpang sari pilihan terbaik. Yang harus dicermati dalam tumpang sari adalah pengaturan waktu tanam, jarak tanam, dan jenis tanaman yang akan ditumpangsarikan.Maksudnya, meminimalkan terjadi-nya persaingan hara dan intensitas matahari. Komoditas yang dapat dipilih untuk tumpang sari antara lain kacang tanah, kedelai, kacang hijau, atau ubi kayu.Di lahan kering jagung dan padi gogo kerap ditumpangsarikan. Merekaditanam bersamaan. Jarak tanam jagung 200 x 50 cm, padi gogo;40 x 10 cm. Ketika jagung berumursebulan, sisipkan ubi kayu. Umumnya usaha budi daya jagung di lahan kering maksimum hanya di lakukan dua kali penanaman. Hal ini berkaitan terutama dengan kebutuhan air pada awal pertumbuhan tanaman. Waktu tanam yang umumnya dilakukan adalah awal musim hujan (labuhan) yaitu antara September Novemberdan awal musim kemarau (marengan) antara Februari April. Jarak tanam dan populasi tanaman Jarak tanam di terapkan dengan melihat varietas yang di gunakan. Varietas yang berumur sedang jarak tanamnya akan berbeda dengan varietas yang berumur dalam, begitu juga dengan varietas yang berumur genjah jarak tanam dan populasinya pun akan berbeda.

-7-

Save Our Generation


Varietas Berumur dalam Berumur Sedang Berumur genjah Jarak tanam (cm x cm) 100 x 40-50 75 x 40-50 50 x 20-25 Populasi Tanaman (pohon/ha 40.000-50.000 53.000-66.000 80.000-100.000

Cara penanaman Penanaman jagung diakukan dengan cara penugalan.Kedalaman lubang tanam tergantung kelembaban tanah.Kedalaman lubang tanam pada tanah lembab dapat sedalam 2,5 cm ,sedangkan pada tanah cukup kering dapat sedalam 5 cm. Jumlah benih untuk setiap lubang tanam dapat sebanyak 2-3 biji untuk varietas non hibrida,sedangkan varietas hibrida dapat sebanyak 1 biji (kecuali benih hibrida varietas CPI-1,Pioneer,dan IPB-4 dapat sebanyak 2 biji/lubang tanam). 2. Penanaman di lahan sawah Pola Tanam Berdasarkan ketersediaan air, lahan sawah dibagi menjadi dua kategori,yaitu sawah irigasi dan sawah tadah hujan.Pada kedua kategori tersebut terdapat perbedaan pola tanam.Biasanya disawah irigasi menggunakan pola tanam padi padi - jagung dan tanaman lain(ubi kayu, kedelai atau kacang hijau). Padi jagung jagung. Padi padi - jagung;serta padi-tanaman lain (kedelai,cabai,kacang hijau)-jagung. Sementara di lahan sawah tadah hujan menggunakan pola tanamn padi-jagung-tanaman lain(kacang hijau,kedelai,kacang tunggak);padi-tanaman lain(kedelai,kacang hijau,kacang tunggak)-jagung;padi-j agung + tanaman lain (kacang hijau,kacang tunggak,lombok);padi-jagung-jagung;serta padi-jagung. Waktu dan Cara Tanam Waktu tanam jagung di lahan sawah disesuaikan dengan pola tanam dan tipe sawah.Penanaman jagung di lahan sawah irigasi sebaiknya dilakukan saat musim kemarau I (Maret/April).ketersediaan air pada musim kemarau I ini masih cukup untuk menunjang pertumbuhan optimal.Bila ditanam saat musim kemarau II (Juni/Juli),harus dipertimbangkan umur dan ketersediaan tambahan air irigasi.sementara untuk penanaman di lahan sawah tadah hujan umumnya dilakukan setelah panen padi,yaitu sekitar Maret/April. Penanaman jagung di lahan di lahan sawah di lakukan dengan sistem tugal. Penanaman pada jenis tanah ringan atau berat sebenarnya tidak ada perbedaanya sehingga pemakaian bedengan atau tanpa bedengan pun hasilnya tidak berbeda. Pada jenis tanah berat dan aerasi jelek, penanaman yang di lakukan dengan mengikuti alur bajak menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang baik dan hasilnya menurun.

-8-

Save Our Generation


Selain sistem tugal, penanaman jagung pun dapat dengan sistem persemain. Sistem ini hanya dapat di lakukan pada kondisi tanah berdrainase jelek, yaitu setelah penanaman padi di Sawah tadah hujan atau untuk menghindari masa kekeringan saat tanaman berbunga. Selain itu, cara ini dapat mempercepat masa panen tanaman. Bibit boleh di cabut bila sudah berumur sekitar 10-15 hari atau daunya sudah berjumlah 3-4 helai dan kepadatan tanaman untuk persemaian mencapai 400 tanaman/m2. Untuk satu hektar di perlukan luas pembibitan sekitar 125 m2. Sistem persemaian ini belum populer di tingkat petani. Selain itu, pengembanagan sistem ini masih banyak hambatan sehingga masih belum berkembang di indonesia.

-9-

Save Our Generation


IV. a. Produktifitas lahan Lahan (dalam hal ini tanah) merupakan tempat tumbuhnya tanaman dan sebagai penyedia unsur hara bagi tanaman. Namun meskipun demikian, tanah juga dapat mengalami kejenuhan yang akibatnya akan berkurang dalam menghasilkan hasil dari usaha tani. Kebiasaan petani yang memperlakukan tanah layaknya mesin produksi sudah menjadi hal yang umum di kalangan petani, oleh sebab itu perlu adanya sistem penanaman yang bergilir. Pada kasus produksi jagung yang produktifitasnya kurang maksimal, bisa dilakukan dengan pergantian penanaman. Hal ini bertujuan untuk menghindari kekurangan unsur hara dalam tanah. Karena logikanya bila setiap musim di tanami jagung secara terus menerus maka unsur yang di butuhkan jagung tersebut yang hanya akan di gunakan, dalam waktu yang lama unsur unsur itu akan semakin berkurang, apalagi unsur hara dan kanddungan bahan organik yang berpindah ke tanaman jagung tidak dikembaikan lagi ke lahan, dan akhirnya tidak mencukupi untuk pertumbuhan jagung sehingga praktis produksi akan menurun dari musim ke musim. Hingga saat ini, petani umumnya menanam jagung dengan tujuan utama memproduksi biji. Padahal, diversifikasi produk dengan menghasilkan biji dan brangkasan secara bersamaan terbukti dapat mengefisienkan pemanfaatan lahan dan meningkatkan pendapatan petani. Brangkasan jagung belum dimanfaatkan secara optimal untuk pakan ternak ruminansia, padahal bahan pakan ini memiliki nilai gizi yang tinggi bila diolah dengan tepat sehingga dapat menopang program pengembangan peternakan menuju swasembada daging. b. Pengaturan penanaman dan pola tanam 1. Opsi pola tanam Guna meningkatkan produktifitas komoditas usaha tani jagung ada beberapa pilihan untuk pola penanaman, di antaranya yaitu Tumpang sari ( intercropping ), melakukan penanaman lebih dari 1 tanaman (umur sama atau berbeda). Contoh: tumpang sari sama umur seperti jagung dan kedelai; tumpang sari beda umur seperti jagung, ketela pohon, padi gogo. Tumpang gilir ( Multiple Cropping ), SOLUSI

- 10 -

Save Our Generation


dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktorfaktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum. Contoh: jagung muda, padi gogo, kedelai, kacang tanah, dll. - Tanaman Bersisipan ( Relay Cropping ): pola tanam dengan menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok (dalam waktu tanam yang bersamaan atau waktu yang berbeda). Contoh: jagung disisipkan kacang tanah, waktu jagung menjelang panen disisipkan kacang panjang. Tanaman Campuran ( Mixed Cropping ) : penanaman terdiri beberapa tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya, semua tercampur jadi satu. Lahan efisien, tetapi riskan terhadap ancaman hama dan penyakit. Contoh: tanaman campuran seperti jagung, kedelai, ubi kayu. 2. Modifikasi sistem tanam Penelitian usaha tani jagung dengan memodifikasi sistem tanam, yakni menghasilkan biji dan brangkasan secara bersamaan belum banyak dilakukan. Di lain pihak, usaha tani jagung dengan tujuan produksi ganda prospektif dikembangkan karena dapat menambah penghasilan petani dan menyediakan pakan secara kontinu, terutama pada musim kemarau. Hal ini didukung hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pengembangan jagung dengan tujuan menghasilkan biji dan brangkasan tidak menurunkan hasil jagung secara nyata, malahan memberikan produk lain yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ternak. Tingkat efisiensi usaha tani dengan memodifikasi pertanaman lebih tinggi dibanding sistem konvensional yang hanya bertujuan menghasilkan satu jenis produk (Indrianto 2004). Hal ini menunjukkan bahwa modifikasi pertanaman jagung dengan mengatur jarak tanam dan waktu panen brangkasan berpeluang untuk dikembangkan di masa yang akan datang untuk meningkatkan produktivitas lahan dan pendapatan serta mengembangkan diversitas produk pada usaha tani jagung. c. Teknis budidaya jagung dengan tumpang sari Pada pola tumpangsari jagung dan kacang tanah, diatur dimana jagung sebagai tanaman pokok dan kacang tanah sebagai tanaman sela. Lubang tanam dibuat dengan tugal sedalam 2-3 cm, dengan jarak antar barisan tanaman 200 cm, sedangkan jarak dalam barisan adalah 40 cm. Kebutuhan benih jagung setiap hektar lahan dengan pola umpangsari adalah 15 kg (2 benih tiap lubang tanam), sehingga populasi tanaman jagung dalam 1 ha lahan adalah 25.000 batang. Sedangkan untuk kacang tanah yang

- 11 -

Save Our Generation


akan ditanam adalah kacang tanah varietas Jerapah, varietas ini mempunyai biji 2 dalam setiap polong. Jarak tanaman kacang tanah adalah 25 x 25 cm, sehingga dalam setiap guludan terdapat 1 baris tanaman jagung dan 5 baris tanaman kacang tanah. Populasi tanaman kacang tanah dalam 1 ha kurang lebih 100.000 tanaman atau sekitar 70% dibanding pola monokultur. Kebutuhan benih kacang tanah untuk setiap 1 ha lahan dengan pola tumpangsari dengan jagung adalah 50 kg biji kering (1 benih tiap lubang tanam).

- 12 -

Save Our Generation


V. KESIMPULAN 1. Produktifitas lahan dapat ditingkatkan dengan berbagai cara di antara lain dengan mengistirahatkan lahan, merotasikan tanaman, dan menerapakn pola tumpang sari. 2. Pola tanam jaggung di dasarkan iklim tempat lokasi penanaman. 3. Pola tanam tumpang sari dan pengaturan jarak tanam merupakan salah satu cara untuk menigkatkan produktifitas komoditas jaggung.

- 13 -

DAFTAR PUSTAKA Syafruddin dan Saidah. 2006. Produktivitas jagungdengan pengaturan jarak tanam dan penjarangan tanaman pada lahan kering di Lembah Palu. Jurnal Penelitian Pertanian 25(2): 129134. http://pustaka.litbang.deptan.go.id/bppi/lengkap/bpp10251.pdf. tanggal akses 3 0ktober 2012 http://pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/p3301113.pdf. tanggal akses 3 0ktober 2012

Anda mungkin juga menyukai