-1-
Daerah kediri merupakan salah satu daerah pengembangan jagung di Indonesia. Petani di daerah tersebut sudah melakukan penyiapan bahan tanam, penyiapan lahan, penanaman dan pemeiharaan seperti petani pada umumnya. Penanaman jagung dilakukan dengan jarak tanam75 x 25 cm, dengan 2 biji per lubang tanam. Meskipun demikian, petani merasa produktifitas lahannya masih kurang optimal. Terkait dengan penanaman dan sistem penanaman, bagaimana memberikan solusi terhadap masalah tersebut ? b. Analisis masalah 1. Penurunan produktifitas Dalam upaya peningkatan produksi jagung, menghadapi beberapa kendala. Kendala teknis yang secara umum sering kali terjadi adalah penerapan komponen teknologi produksi yang belum sesuai sesuai anjuran. Beberapa kasus yang sering terjadi di kalangan petani jagung di antaranya yaitu : (Adisarwanto dkk, 2000) Jarak tanam yang di terapkan umumnya lebih rapat di banding anjuran dan jumlah benih per lubang pun lebih banyak Pengaturan jarak tanam pada pola tanam tumpang sari belum tepat. Hal hal semacam itulah yang kemungkinan besar terjadi pada petani jagung di Kediri, sehingga mereka merasa produktifitas dari usaha tani mereka menurun c. Kesesuaian penanaman dan pola tanam terhadap iklim setempat Walaupun jagung berasal dari daerah-daerah tropis, tetapi karena banyak sekali tipe-tipe jagung dengan variasi sifat sifat yang di punyainya, maka jagung ini dapat menyebar luas di mana-mana dan dapat hidup baik di berbagai iklim. Dengan perkataan lain jagung mempunyai daya adaptasi lebih tingi di banding dengan tanaman serealia Lainya. Pertanaman jagung yang luas adalah pada daerah-daerah beriklim sedang dimana jagung di tanam pada waktu-waktu musim panas dan di daerah-daerah beriklim subtropis dan tropis yang basah, di mana sinar matahari dan air optimal untuk pertumbuhanya. Pada umumya jagung dapat di tanam di semua berlahan kecuali pada daerah-daerah yang terlalu dingin atu daerah-daerah yang musim pertumbuhannya terlalu singkat. Jagung merupakan tanaman yang menghendaki keadaan cuaca yang cukup panas bagi pertumbuhanya, dimana tanaman jagung memerlukan panas yang lembab dan waktu tanam sampai pada periode mengakhiri pertumbuhan . Sebagai
-2-
-3-
-4-
al. 1996 menunjukkan bahwa tanah yang diolah dalam, tanpa meninggalkan sisa
tanaman pada permukaan tanah bila setiap musim tidak diolah lagi akan menjadi padat. Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya pori aerasi, yaitu 11,8 persen. Sebaliknya dengan pengolahan tanah sekali saja dan diberi mulsa tanah tetap gembur. Hal ini disebabkan pori aerasi tanah pada perlakuan tersebut setelah 8 bulan tidak diolah masih cukup tinggi yaitu 15 - 17 persen, hampir sama dengan yang diolah setiap tanam. Hasil yang sama juga didapat pada penelitian Kurnia (1996), menunjukkan peran mulsa organik dapat mengurangi bobot isi tanah, meningkatkan pori aerasi dan stabilitas agregat tanah Mencegah Erosi Tanah Residu bahan organik pada permukaan tanah juga berfungsi mengurangi aliran air permukaan tanah sehingga dapat menekan erosi tanah. Hasil penelitian Janssen dan Hill (1994) semakin tinggi persentase sisa tanaman yang menutupi permukaan tanah akan mengurangi aliran air permukaan tanah sehingga dapat mencegah terjadi erosi tanah Mempertahankan Kelembaban dan Menekan Fluktuasi Suhu Tanah Budidaya jagung pada lahan kering dengan intensitas curah hujan rendah perlu menekan terjadinya evaporasi air tanah menjaga kelembaban tanah. Sistem penyiapan lahan konservasi dapat meningkatkan jumlah air yang disimpan dalam tanah. Hal ini disebabkan residu organik pada permukaan tanah berperan sebagai mulsa yang berfungsi mempertahankan kelembaban tanah, menurunkan evaporasi air tanah dan meningkatakan infiltrasi air kedalam tanah. Hasil penelitian Griffith et al.(1992) menunjukan evaporasi
-5-
-6-
-7-
Cara penanaman Penanaman jagung diakukan dengan cara penugalan.Kedalaman lubang tanam tergantung kelembaban tanah.Kedalaman lubang tanam pada tanah lembab dapat sedalam 2,5 cm ,sedangkan pada tanah cukup kering dapat sedalam 5 cm. Jumlah benih untuk setiap lubang tanam dapat sebanyak 2-3 biji untuk varietas non hibrida,sedangkan varietas hibrida dapat sebanyak 1 biji (kecuali benih hibrida varietas CPI-1,Pioneer,dan IPB-4 dapat sebanyak 2 biji/lubang tanam). 2. Penanaman di lahan sawah Pola Tanam Berdasarkan ketersediaan air, lahan sawah dibagi menjadi dua kategori,yaitu sawah irigasi dan sawah tadah hujan.Pada kedua kategori tersebut terdapat perbedaan pola tanam.Biasanya disawah irigasi menggunakan pola tanam padi padi - jagung dan tanaman lain(ubi kayu, kedelai atau kacang hijau). Padi jagung jagung. Padi padi - jagung;serta padi-tanaman lain (kedelai,cabai,kacang hijau)-jagung. Sementara di lahan sawah tadah hujan menggunakan pola tanamn padi-jagung-tanaman lain(kacang hijau,kedelai,kacang tunggak);padi-tanaman lain(kedelai,kacang hijau,kacang tunggak)-jagung;padi-j agung + tanaman lain (kacang hijau,kacang tunggak,lombok);padi-jagung-jagung;serta padi-jagung. Waktu dan Cara Tanam Waktu tanam jagung di lahan sawah disesuaikan dengan pola tanam dan tipe sawah.Penanaman jagung di lahan sawah irigasi sebaiknya dilakukan saat musim kemarau I (Maret/April).ketersediaan air pada musim kemarau I ini masih cukup untuk menunjang pertumbuhan optimal.Bila ditanam saat musim kemarau II (Juni/Juli),harus dipertimbangkan umur dan ketersediaan tambahan air irigasi.sementara untuk penanaman di lahan sawah tadah hujan umumnya dilakukan setelah panen padi,yaitu sekitar Maret/April. Penanaman jagung di lahan di lahan sawah di lakukan dengan sistem tugal. Penanaman pada jenis tanah ringan atau berat sebenarnya tidak ada perbedaanya sehingga pemakaian bedengan atau tanpa bedengan pun hasilnya tidak berbeda. Pada jenis tanah berat dan aerasi jelek, penanaman yang di lakukan dengan mengikuti alur bajak menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang baik dan hasilnya menurun.
-8-
-9-
- 10 -
- 11 -
- 12 -
- 13 -
DAFTAR PUSTAKA Syafruddin dan Saidah. 2006. Produktivitas jagungdengan pengaturan jarak tanam dan penjarangan tanaman pada lahan kering di Lembah Palu. Jurnal Penelitian Pertanian 25(2): 129134. http://pustaka.litbang.deptan.go.id/bppi/lengkap/bpp10251.pdf. tanggal akses 3 0ktober 2012 http://pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/p3301113.pdf. tanggal akses 3 0ktober 2012