Abstract
Demand for rice as a source of food continues to rise, while the capacity to produce a
rice paddy more limited. One effort is to develop upland rice tolerance to drought and high
production potential. The study was conducted at the Experimental Faculty of Agriculture
Unhalu. Character judgments production were observed between (1) the number of tillers at
harvest, (2) the number of productive tillers, (3) panicle length (cm), (4) the number of filled
grain / panicle and seed weight of 100 grains. The results showed that there are two
varieties that are very resistant to drought conditions, namely Bali and Wangkariri Sala.
While five local upland rice varieties are very sensitive to drought are varieties Paebiu
Sitoro, Wagamba, Paebiu Angata, Apolo, Wakawondu.
Keywords: drought resistance, drought stress, upland rice.
1PENDAHULUAN
Korespondensi:
Email: gusti5@yahoo.com
J. AGROTEKNOS
perluasan areal 26,3%, dan 17,6% interaksi
antara keduanya. Sementara itu dalam
teknologi, peran varietas bersama pupuk dan
air terhadap peningkatan produktivitas padi
memberi kontribusi 75% dari total produksi.
Tingkat penggunaan varietas unggul padi
gogo yang ada sekarang masih sangat rendah,
karena kurangnya ketersediaan benih dan
kurangnya minat penangkar produksi benih.
Lahan pertanaman umumnya bereaksi masam
dengan kejenuhan Al tinggi, selain itu sering
terjadi kekeringan dan kahat hara. Sifat-sifat
padi gogo yang diinginkan untuk kondisi
genjah hingga sedang, anakan sedang, batang
agak tegak, tahan blast dan toleran Al,
kekeringan, dan naungan .Varietas unggul padi
gogo yang toleran kekeringan diperlukan
untuk mengatasi cekaman kekeringan dan
peningkatan produktivitas padi gogo.
Tabel 1. Daya hasil beberapa kultivar padi lokal asal Sulawesi Tenggara yang tercekam kekeringan
No.
Daerah
Asal
Nama Kultivar
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Angata
Motaha
Puao
Benua
Angata
Aopa
Pewutaa
Mataiwoi
Kosebo
Angata
Angata
Kulisusu
Barat
Kulisusu
Barat
Kulisusu
Barat
Kulisusu
Barat
Kulisusu
Barat
Kulisusu
Kulisusu
Kulisusu
Ereke
Guali
Poleang
Timur
Bungi
Lapodidi
PaebiuKolopua
PaebiuSitoro
PaebiuSitoro
PaebiuSitoro
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
Tinggi
Tanaman
(cm)
Jumlah
Anakan
Produktif
Panjang
Malai
Jumlah
Gabah Isi
(butir)
126
125
115
122
PaebiuTamalaki 117
PaebiuKolopua 124
PaebiuTamalaki 123
PaebiuTamalaki 119
PaebiuKolopua 112
PaebiuSitoro
116
PaebiuAngata 114
7
5
8
9
5
9
6
7
5
8
7
27
26
30
29
26
31
25
28
26
29
30
262
258
297
295
260
301
233
313
225
293
298
Berat
100
butir
(g)
2,14
2,70
2,70
2,86
2,80
3,01
2,50
2,83
2,40
3,28
2,58
Hasil
Gabah/
rumpun (g)
Bulo-Bulo
135
39
323
3,70
11,95
Apolo
130
15
38
319
4,01
12,79
Wagamba
130
35
315
2,96
9,32
Sala Bali
140
34
315
3,02
9,51
Wangkoito
137
14
33
314
2,98
9,36
Wakawondu
WaMengkale
Wangkariri
Ereke-1
X-Guali
125
124
108
126
132
8
12
7
8
9
29
29
26
28
29
295
245
258
203
209
2,75
2,45
2,75
2,45
2,79
8,11
6,00
7,10
4,97
5,83
Celerang
108
25
23
195
2,44
4,76
Y-Bungi
Z-Lapodidi
130
127
7
4
30
26
296
228
2,89
2,90
8,55
6,61
5,61
6,97
8,02
8,44
7,28
9,06
5,83
8,86
5,40
9,61
7,69
J. AGROTEKNOS
1
2
9
18
7
24
3
11
8
10
13
4
6
17
19
12
14
5
15
23
16
20
21
22
0.99
0.99
0.99
1.00
1.00
Coefficient
Gambar 1.
Pengelompokan Kultivar Padi Gogo Lokal Asal Sulawesi Tenggara Berdasarkan Komponen
Produksi Pada Saat Panen
Tabel 2. Tingkat Ketahanan Padi Gogo Lokal Asal Sulawesi Tenggara Terhadap Cekaman Kekeringan
Berdasarkan Variabel Panjang Akar dan Nisbah Akar/Pupus
No.
1.
2.
Tingkat Ketahanan
Sangat Tahan
Tahan
Nomor Kultivar
15, 19
1, 8, 16, 18
Nama Kultivar
Sala Bali, Wangkariri
Paebiu Kolopua, Paebiu Tamalaki,
Wangkoito, Wa Mengkale
3.
Sedang
2, 3, 6, 21, 22, 4, 9, Paebiu Sitoro, Paebiu Sitoro, Paebiu
12, 23, 7
Kolopua, X-Guali, Celerang, Paebiu Sitoro,
Paebiu Kolopua, Y-Bungi, Paebiu
Tamalaki
4.
Peka
20, 5, 24
Ereke-1, Paebiu Tamalaki, Z-Lapodidi
5.
Sangat Peka
10, 14, 11, 13, 17
Paebiu Sitoro, Wagamba, Paebiu Angata,
Apolo, Wakawondu
Tabel 2 menunjukkan bahwa kultivar yang yang dapat diserap, makin panjang dan dalam
sangat tahan adalah kultivar nomor 15 dan 19, akar menembus tanah makin banyak pula air
sedangkan yang termasuk dalam kelompok yang dapat diserap dibandingkan dengan
tahan adalah kultivar nomor 1, 8, 16, dan 18. perakaran yang pendek dan dangkal dalam
Kultivar padi gogo lokal yang akarnya panjang waktu yang sama. Selanjutnya Sitompul dan
dan banyak (panjang akar dan nisbah Guritno (1995) mengemukakan bahwa
akar/pupus tinggi) seperti yang diindikasikan pembentukan biomassa tanaman harus
oleh kultivar nomor 15 (Sala Bali) dan nomor diimbangi dengan aktivitas akar menyerap air
19 (Wangkariri) memiliki kapasitas yang lebih dan unsur hara dimana kondisi ini ditentukan
tinggi dalam menyerap air dan unsur hara dari oleh kualitas dan efisiensi akar dalam
dalam tanah, sehingga memperlihatkan menyerap bahan-bahan tersebut.
rendahnya derajat penggulungan daun dan
indeks kering pucuk serta kemampuan
SIMPULAN
penyembuhan yang tinggi dari kultivar
Berdasarkan
penelitian
yang
telah
tersebut. Menurut Jumin (1992), kedalaman
dilakukan disimplkan bahwa meskipun
perakaran sangat berpengaruh pada porsi air
tanaman padi gogo merupakan tanaman yang
DAFTAR PUSTAKA
Bohnert, H.J. and R.G. Jensen. 1996. Strategies for
engineering water stress tolerance in plants.
TIBTECH 14 : 89-97
De Costa. W.A.J.M. 1998. Prediction of The Effects
of soil Water Stress on Grain Yield and
Radiotion Use Eficiency of Rice (Oryza sativa L)
Using a Simulation Model. J. Natn. Sci. Coun. Sri
Lanka 1998 26 (2) : 101-123
Hanum, T., Swasti, E dan Sutoyo, 2010. Uji
Toleransi Beberapa Genotipe Padi Beras Merah
Lokal (Oryza Sativa L) Terhadap Kekeringan
Selama Fase Semai. Jurnal Jerami Universitas
Andalas Padang Volume 3 No. 3. Edisi
September 2010.
Islami, T. Utomo dan W. Hadi., 1995. Hubungan
Tanah, Air dan Tanaman. IKIP Semarang Press
Semarang.
Jumin,
H. B., 1989. Ekologi Tanaman Suatu
Pendekatan Fisiologi. Rajawali Press. Jakarta.
Kadir, A. 2011. Respons Genotipe Padi Mutan Hasil
Iradiasi Sinar Gamma Terhadap Cekaman
Kekeringan J. Agrivigor 10(3): 235-246, Mei
Agustus 2011
Kasno, A. Dan M. Jusuf. 1994. Evaluasi plasma
nutfah kedelai untuk daya adaptasi terhadap
kekeringan. J. II. Pert.Indon. vol. 4(1): 12-15.