Anda di halaman 1dari 29

K

PENDAHULUAN
acang tanah (Arachis hypogea) adalah salah satu
tanaman palawija yang sangat berperan sebagai
sumber pendapatan petani. Kacang tanah memiliki

peluang pengembangan agroindustri dalam mendukung


pembangunan perekonomian daerah yang efisien dan
efektif, karena dapat menekan kemiskinan bagi rumah
tangga tani dan kelompok masyarakat berpendapatan
rendah.
Pemanfaatan produk kacang tanah adalah sebagai
kacang rebus,kacang tore, kacang goreng, bumbu gadogado dan sate, tempe kacang tanah, sayur kacang dan
industri pangan, pakan ternak (bungkil kacang tanah). Di
samping sebagai sumber protein bahan pangan, kacang
tanah mempunyai andil yang cukup besar setelah kedele,
dalam kandungan protein. Dari segi manfaat kacang tanah
untuk kesehatan manusia relatif tinggi, namun belum di
dukung dengan produksinya.
Kacang tanah relatif lebih unggul dibandingkan
dengan komoditas palawija lainnya, karena harga jualnya
relatif stabil dan tinggi, dapat tumbuh dari elevasi sekitar
0-1300

dari

atas

permukaan

laut

dan

mudah

mengusahakannya bila dilakukan sesuai anjuran teknologi


yang ada.
Pengembangan usahatani kacang tanah di Sulawesi
Utara menggunakan pola mono kultur dan pola tumpang sari
kacang

tanah

dengan

tanaman

jagung,

kurang

memperhatikan teknologi yang ada, dan menggunakan


teknologi asli petani. Hasil penerapan teknologi asli petani
dari hasil penelitian yang telah dilakukan, produksi kacang
tanah

hanya

mencapai

1-2

ton/ha

polong

kering

dibandingkan dengan teknologi produksi kacang tanah,


dapat mencapai hingga 3 ton/ha.
Tulisan

ini

didasarkan

pada

pengalaman

pendampingan petani dalam kegitan kajian kacang tanah


untuk dataran tinggi dan dataran rendah di Sulawesi Utara
tahun 1999-2000.

Klasifikasi Tanaman
Berdasarkan klasifikasi tumbuhan, kacang tanah
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Devisi
Subdivisi
Kelas
Bangsa
Suku
Marga
Spesies
Nama Asing
Nama Indonesia

: Spermathophyta
: Angiospermae
: Dicotyledonae
: Rosales
: Papilionaceae
: Arachis
: Arachis hipogeae L.
: Ground nut, pea nut, eart nut
: Kacang Tanah

Spesifikasi Tanaman
Tanaman Kacang Tanah, hidup semusim berumur
pendek sekitar 3,5 bulan tergantung ketinggian dan cuaca.
Tanaman kacang tanah berakar tunggang dan membentuk
akar serabut, batang tidak berkayu, berbulu halus, dan
membentuk cabang.
Tinggi batang sekitar 50 cm, ada yang bertipe tegak dan ada
yang bertipe menjalar.
Daun kacang tanah adalah daun majemuk bersirip
genap, terdiri atas empat anak daun yang bentuknya bulat,
elip atau agak lancip dan berbulu. Bunga kupu-kupu, tajuk

daun berjumlah 5 dan 2 di antaranya bersatu berbentuk


seperti perahu. Mahkota bunga berwarna kunig kemerahan.
Buah berbentuk polong berada didalam tanah. Buah berisi
1-4 biji sesuai varietas, kulit tipis ada yang berwarna putih
dan ada yang merah serta biji berkeping dua.(Pitoyo. et, al,
2003)

Kandungan Kimia
Menurut Pitoyo S. 2002, bahwa setiap 100 g. Biji
kacang tanah, mengandung 452 kalori, 25,3 protein, 42,8
Lemak, 21,1 g hidrat arang, 58 mg Kalcium, 335 mg Fosfor,
1,3 mg Besi, 0,3 mg vitamin B, 3 mg Vitamin C. Dan 4 g Air.
Sementara batang dan daun mengandung karbohidrat dan
klorofil serta Zat lain yang berguna untuk makanan ternak.
Sementara untuk tanaman Kedelai kandungan zat-zat
makanan adalah ; Air 13,75%, Protein 41,00%, Lemak
15,80%, Karbohidrat 14,85%, dan Mineral 5,25%. itu untuk
kedelai putih. Sementara untuk kedelai hitam, Air 14,05%,
Protein 40,40%, Lemak 19,30%, Karbohidrat 14,10%, aerta
Mineral 5.25%. (AndriantoT.T et,al.2004)

Manafaat dan Kegunaan


Biji

tanaman

kacang

tanah

merupakan

bahan

makanan yang sehat karena mengandung protein nabati


dan lemak yang dibutuhkan manusia, rasanya enak dan
gurih jika dimakan. Beberapa kegunaan tanaman kacang
tanah adalah :
a. Bagi manusia
Karena biji kacang tanah mengandung zat-zat yang
berguna dan berisikan senyawa-senyawa tertentu, untuk
tubuh manusia, terutama kandungan protein, karbohidrat
dan lemak. Buah kacang tanah banyak digunakan sebagai
bumbu makanan sperti pecel, rujak gado-gado, kacang
atom, kacang telur, dan sebagainya. Dan untuk masyarakat
Minahasa lebih umum dikenal sebagai kacang goreng dan
kacang Songara.
b. Bagi Ternak
Selain sumber makanan bagi manusia, tanaman kacang
tanah memberikan kontribusi juga untuk usaha ternak kita
jika kita memelihara ternak. Daun kacang tanah banyak
mengandung protein dan zat kapur, yang sangat baik untuk
ternak. Namun dalam aplikasinya pemberian pada ternak
sapi harus diperhatikan, jangan memberikan terlalu banyak,

atau segar baru di potong, karena dapat menyebabkan sakit


perut (bload) bagi ternak. Sebaiknya diolah terlebih dahulu,
dengan cara ditumpuk- tumpuk lalu akan tervermentase dan
di hamparkan agar menjadi kering dan tidak busuk, inilah
yang dinamakan hay. Selain daun tanaman kacang tanah
yang diberikan pada ternak, juga bugkil merupakan bahan
pakan ternak yang sangat bagus.
Bahan Baku untuk Minyak Nabati
Dengan kemajuan teknologi inovasi saat ini, maka
alternatif minyak goreng dari bahan baku kacang tanah,
mulai dilirik oleh konsumen. Untuk mendapatkan 40-60 liter
minyak kacang tanah, dibutuhkan 100 kg kacang tanah,
dengan teknologi tepat guna.

Budidaya Tanaman
1. Iklim :
Faktor iklim, adalah faktor kritis yang memang belum
dapat dikendalikan oleh manusia. Namun Kacang Tanah
dapat tumbuh pada temperatur berkisar antara 18-34 0C dan
Optimum

25-270c.

Dengan

curah

hujan

pada

masa

pertumbuhan sekitar 100 mm dan optimum berkisar antara


400-1100mm. Kelembaban berkisar 80%, tinggi tempat dari
permukaan laut antara 0-1300 m. (Pajow. et.al, 1999)
2. Tanah :
Untuk tanah, kacang tanah menghendaki persyaratan
sebagai berikut: kedalaman efektif solum tanah > 75 cm,
konsisten gembur/ lembab, tekstur pasir berlumpur sampai
liat. pH tanah berkisar antara 4.0-8.5 dan optimum 6.0-8.0.

Tabel 1. Kebutuhan jenis dan jumlah pupuk (kg/ha) menurut


tingkat kelas kesuburan tanah untuk tanaman
kacang tanah.
Kelas
No
Kesuburan
Tanah
1
Rendah
2
Sedang
3
Tinggi

Urea
(N)

SP 36
(P)

KCl
(K)

75-100
50-75
25-50

100-125
75-100
75

100
75-100
100

Sumber : Djaenuddin et.al 1978, dalam Pajow et.al 2001

Informasi lebih lengkap persyaratan penggunaan


lahan untuk budidaya tanaman kacang tanah, ditampilkan
dalam Tabel 2.
Tabel 2. Persyaratan Penggunaan Tanah
untuk Kacang tanah
Persyaratan
Penggunaan/
Karakteristik Tanah

Kesesuaian Lahan
S1

S2

S3

S4

Temperatur rerata ( C)

25-27

20-28
27-30

19-20
30-34

< 18
> 34

Ketersediaan Air (wa)


Curah hujan (mm)
pada
masa
pertumbuhan
Kelembaban (%)

400-1100

11001600
300-400

1600-1900

>1900

200-300

50-80

< 200
> 80; <
50

Ketersediaan Oksigen
(DO)
Drainase

Media Perakaran
Tekstur
Bahan Kasar
(%)
Kedalaman
Tanah
Gambut (cm)
Ketebalan
(cm)
Dengan
sisipan

Baikagak
terhamba
t

Agak
Cepat

Terhambat

Sangat
terham
bat
cepat

ah

h,ah

< 15

15-35

35-55

> 55

> 75

50-75

25-50

< 25

< 60

60-140

140-200

> 200

< 140

140-200

200-400

> 400

(pengkayaan)
kematangan

Retensi hara (nr)


KTK
kiat (e
ml)
Kejenuhan
Basah (%)
P, H2O
C-organik
Toksisitas (xn)
Salinitas
Sodasitas (xn)
Alkalinitas/ES
P (%)
Bahaya Erosi (eh)
Lereng (%)
Bahaya Erosi
Bahaya Banjir (FH)
Genangan
Penyiapan Lahan (LP)
Batuan
di
permukaan
(%)
Singkapan
batuan (%)

saprik

Saprik
hemik

Hemik,fibri
k

fibrik

> 16

16

< 35

35

6,0-7,0
>12

5,0-6.0
6,8-1,2

< 5,0
< 8,0

<4

10-15

15-20

> 20

< 10

10-15

15-20

> 20

<8
ar

8-15
r-sd

15-30
b

> 30
sb

FO

F1

<5

5-15

15-40

> 40

<5

5-15

15-25

> 15

Sumber : Djaenuddin et.al 1978, dalam Pajow et.al 2001

Teknik Budidaya Tanaman


Berdasarkan

pengalaman

selama

melakukan

pendampingan kegiatan kajian Sistem Usahatani Kacang


Tanah dataran rendah dan pada dataran tinggi di Sulawesi
Utara, maka teknik budidaya yang dilakukan untuk dataran
tinggi dan dataran rendah, relatif sama.
Waktu panen tanaman kacang tanah untuk dataran
rendah lebih cepat 7 hari dari pada dataran tinggi. Hal ini
sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor iklim cuaca dan cultivar
kacang yang digunakan.
Teknik budidaya untuk tanaman Kacang Tanah
adalah sebagai berikut :

1. Persiapan
Dalam persiapan tanam untuk usahatani kacang
tanah, meliputi :
Pengolahan Lahan
Persiapan lahan untuk usahatani kacang tanah, meliputi :
pengolahan tanah dan pembedengan.

Bajak tanah
Pembajakan tanah bertujuan untuk mengemburkan
tanah dan membuat agar tercipta aerase baik dalam

10

22 tteekknniikkoollaahh ttaannaahhbbaajjaakkssaappiiddaann ttrraakkttoorr,, oolleehh22 jjeennddeerrwwaanniittaa

tanah. Jika tidak digemburkan dengan baik, akan


menghambat

sirkulasi

udara

dalam

tanah

dan

mengurangi partikel-partikel seperti unsur N. Disamping


itu bakal kuncup buah (ginofora) kesulitan untuk
menembus lapisan tanah, sehingga polong tidak
membesar dengan baik.
Pengolahan tanah yang meliputi kegiatan pembajakan
lahan sedalam 20-25 cm.. Kemudian dibiarkan selama
7 hari, kemudian dilakukan bajak kedua. Setelah di
bajak, digemburkan dengan menggunakan garuh. Bila
masih ada gumpalan tanah yang tidak gembur,
digemburkan dengan menggunakan cangkul.

Pembedengan
Ada 2 cara penyiapan lahan untuk menanam kacang
yang

dilakukan petani. Dengan membuat bedengan

dan tidak membuat bedeng (hanya dilarikan seperti


menanam jagung ). Model tanpa membuat bedeng,

11

biasanya kacang ditumpang sarikan dengan jagung


dengan jarak 100 x 100 cm. Kalau membuat bedeng,
maka ukuran lebar bedeng 100 cm dan tinggi 60cm,
sementara panjang bedeng disesuai keadaan lahan.
Setelah

persiapan

ini

dirampungkan,

dilanjutkan

dengan persiapan penanaman.


2. Benih
Sebelum melakukan penanaman, polong kacang tanah
yang akan dijadikan benih, diseleksi. Seleksi polong
dilakukan karena rata-rata petani mengambil benih dari
panen sendiri, yang pada waktu memipil mengambil semua
buah kacang dalam satu tandan. Melakukan seleksi polong,
dimaksudkan agar dapat memisahkan calon benih dari
polong yang tidak baik. Selain itu penyediaan benih ini
adalah untuk memperoleh bibit tanaman kacang tanah yang
memiliki pertumbuhan vegetatif yang baik dan berproduksi
tinggi, dan tahan hama dan penyakit.
Seleksi diji setelah pemipilan dimaksudkan untuk
memisahkan diji yang kecil dari yang besar, diji yang rusak
dengan yang baik. Diusahakan benih yang homogen (sama)
ditanaman dalam hamparan yang sama. Persyaratan polong
yang dapat dipilih sebagai calon bibit adalah : 1). Polong tua

12

betul, 2). Kulit buah setelah kering keras tidak muda


terkupas, 3). Urat-urat polong sangat nyata, bila ditekan
akan mudah pecah, 4). Setelah dikupas kulit ari diji
mengkilat berwarna merah atau putih, 5). Polong bagian
dalam, kelihatan alurnya bintik-bintik kehitaman atau agak
coklat, 6). Diusahakan calon benih harus diatas 3 diji per
polong.
3. Penanaman
Sebelum benih
ditanam,

ada

perlakuan

dengan

perendaman
dengan insektisida
untuk

menekan

serangan

hama

saat pertumbuhan awal tanaman, juga mencegah hama


semut dan burung yang suka mengambil benih yang baru
ditanam. Benih disiapkan, disortir (dipilih yang baik dan
kelompokan
direndam

berdasarkan

dengan

insekta

besar
yang

benih),

maka

berfungsi

perlu

mencegah

serangan hama saat tanam. Ini dilakukan pada waktu malam


hari sebelum menanam pada besoknya. dari pengalaman

13

mendampingi

petani

dilapangan,

dianjurkan

untuk

mencampur dengan abu, atau sisa pembakaran sekam padi


sebelum benih ditanam, karena dapat menekan serangan
semut yang mengerat lembaga benih.
Jarak tanam yang dianjurkan dalam penanaman kacang
tanah, 40 x 10 cm dengan 1 benih pada setiap lobang atau
40 x 20 cm dengan 2 tanaman setiap lobang. Jadi
kebutuhan benih untuk 1 ha, 60 kg. (sekitar 120 -130 kg
polong) atau populasi tanaman 250.000 pohon per ha.
Setiap lobang tanam 1-2 benih, kemudian ditutup dengan
tanah.
Kebiasaan petani untuk menanam, menutup benih tadi
dengan kaki yan secara otomatis akan terinjakkan benihnya.
Tapi dalam teknik yang dianjurkan tidak menutup dengan
kaki, tapi dengan sebilah bambu yang telah dirancang agar
saat ditarik tanah tertutup,

karena

dengan

menutup

menggunakan kaki, benih akan tertekan dan akan lambat


bertumbuh (foto menanam). Lebih fatal lagi jika saat
menanam cuaca sedikit ada hujan, jika menutup dengan
kaki, pasti akan tertekan benih yang ditanam.

14

4. Pemupukan
Di lokasi kajian, ada petani yang tidak melakukan
pemupukan dan penyiangan kedua. Untuk mendapatkan
hasil yang baik petani cukup melakukan pengolahan lahan
dan melakukan seleksi benih dengan baik. Karena kacang
tanah memiliki kemampuan mengisap unsur hara dari dalam
tanah dan mengikat pupuk dari udara dengan baik.

Bila dengan pemupukan, baik pupuk alami atau buatan,


harus benar mengikuti anjuran yang telah ditetapkan
berdasarkan rekomendasi pemupukan setempat (Tabel 1.).
Pupuk

Benih/ Tan. Baru


Jarak pupuk & Tan. Baru

Gbr. Grafir Bedeng dan teknik tanam dan memupuk

15

Pemupukan bertujuan untuk menyuburkan tanah dan


meningkatkan produksi. Pemberian pupuk harus tepat
sesuai kebutuhan tanaman. Pemupukan dilakukan 2 kali,
pemupukan dasar dan umur 14 hari atau 2 minggu setelah
tanam (sesuaikan keadaan tanaman), sesuai rekomendasi
yang ada, pupuk yang akan digunakan dicampur sesuai
dosis yang telah dikemukakan diatas (sesuai tingkat
kesuburan tanah), kemudian dibenamkan 3-5 cm dari lobang
tanam.
5. Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan dilakukan pada 14 belas hari setelah tanam
(2 Minggu). Penyiangan bertujuan untuk mengeluarkan
tanaman penggangu yang bertumbuh disekitar tanaman
pokok. Selain itu, untuk tanaman kacang tanah, dilakukan
penyiangan untuk menciptakan suasana segar bagi tanah
(aerase baik), dimana
secara alami udara
akan masuk kedalam
tanah

dan

akan

mengaktifkan organik
tanah untuk proses
penyediaan hara bagi

16

tanaman baru.
Penyiangan dilakukan dengan cangkul yang telah
direkayasa sedemikian rupa, agar dapat masuk keluar di
sekitar tanaman dengan jarak tanam 40x10 cm ; 40x20 cm.
(karena tidak ada cangkul yang ada dipasaran dengan
ukuran demikian). Ini dilakukan secara hati-hati agar tidak
mengganggu perakaran yang sedang bertumbuh. Bila sulit
dengan cangkul, maka rumput yang sangat mepet dengan
tanaman baru supaya dicabut saja secara hati-hati. Hal ini
dilakukan mengingat umur tanaman relatif masih muda dan
sangat peka (muda tercabut).
Gulma (tanaman pengganggu) yang dikeluarkan tidak
dilepaskan saja pada saluran, tapi dibenamkan di saluran,
agar tidak menjadi media berkembang bagi hama tanaman
kacang tanah. Selain mengeluarkan tanaman pengganggu,
saat menyiang juga melakukan pembumbunan tanaman,
supaya ginovora yang tumbuh dari cabang lebih dekat
dengan tanah. Ini dilakukan karena pada penyiangan ke dua
umur 30 hari relatif tidak dilakukan seperti penyiangan
pertama, karena resiko mengganggu proses keluarnya
ginovora (calon buah).

17

Dalam

budidaya

kacang

tanah,

dari

pengalaman

pengawalan kajian kacang tanah di Kawangkoan (Desa


Tondegesan dan Kanonang), yang dilakukan penyiangan
kedua seperti cara penyiangan pertama, buah relatif kecilkecil dan yang melakukan penyiangan ke dua namun hanya
mencabut gulma-gulma besar seperti bangsa teki-tekian,
hasil relatif banyak dan besar.
6. Panen
Untuk tanaman kacang tanah, panen dilakukan setelah
umur 110-120 hari setelah penanaman (tergantung varietas
dan kebutuhan kacang, karena kalau untuk kacang toreh,
panen 90-95 hari). Panen bertujuan mengambil buah yang
ada didalam tanah. Ciri fisik tanaman kacang yang sudah
siap panen adalah, a). Batang mulai mengeras, b). Daun
mulai menguning dan sebagian mulai gugur, c). Polong jika
diambil contohnya, sudah terisi penuh dan keras, d). Warna
polong sudah coklat kehitam-hitaman.
Diusahakan agar pemungutan hasil harus tepat waktu,
tidak terlambat atau terlalu awal. Untuk itu sangat penting
melakukan pengujian 1 atau 2 rumpun tanaman, untuk
dilakukan pemeriksaan. Polong diambil kemudian di kupas.
Polong yang sudah tua, biasanya sudah keras dan berwarna

18

kecoklatan, karena telah berisi penuh. Sementara yang


masih muda, biasanya tidak keras dan berwarna putih.
Kalau sudah tua, dan sesuai dengan permintaan pasar,
maka panen sudah dapat dilakukan.
Keterlambatan

melakukan

panen,

akan

berakibat

kerugian bagi petani. Karena akan menurunkan qualitas


mutu tanaman kacang, kesulitan dalam melakukan panen,
buah akan bertumbuh dalam tanah. Selain itu buah akan
banyak mengandung air, kacang cepat membusuk, tidak
baik sebagai bibit dan kadar minyak kacang akan rendah
Teknik pengambilan buah kacang tanah, biasanya
dengan melakukan pencabutan langsung, atau dengan
bantuan alat beruipa cangkul.setelah pencabutan dilanjutkan
dengan pemipilan, yaitu memisahkan biji dari tanaman.
Kemudian dikumpulkan dalam wadah dan siap untuk
diangkut ke rumah. Jangan mengangkut tanaman dan
melakukan pemipilan dirumah, karena sisa tanaman yang
masih

mengandung

bahan

organik,

akan

terangkut

kerumah.

19

Pengendalian Organisme Penggangu Tanaman (OPT)


a) Hama
Secara umum, hama-hama utama pada kacang tanah
antara lain wereng kacang tanah (Empoasca fasialin),
penggerek daun (Stomopteryx subscevivella), ulat jengkal (
Plusia chalcites ), dan ulat gerayak (Prodenia litura).(Badan
Litbang Pertanian, 2004). Selain itu, bekicot (hama lempar),
Hama Bekicot (Lempar)
Dan hamparan terserang

tikus,

sapi,

Hama

layu.
bekicot

umumnya mengerek
daun
habis.

hingga

daun
Waktu

menyerang hama ini


adalah

menjelang

sore hingga malam


hari. Media yang paling disukai untuk bersembunyi adalah
bongkahan tanah yang tidak hancur, tumpukan rumput,
benda apa saja yang menumpuk di kebun seperti pelepah
kelapa, bambu dijadikan sarang untuk bersembunyi disiang
hari. Cara pengendalian yang paling tepat adalah melakukan
sanitasi kebun, membuat umpan jebakan di saluran bedeng,
kemudian kumpulkan untuk dimusnahkan. Pengalaman

20

untuk mengendalikan hama bekicot, tidak mempan dengan


pestisida, tapi mempan dengan memberikan daun pepaya di
saluran bedengan pada sore hari, besok paginya diamati
pasti

hamanya

berkumpul

disitu,

kumpulkan

dan

musnahkan. Atau dengan pancingan menggunakan belahan


bambu yang diletakkan disaluran hama yang berkumpul
dibalik bambu, dikumpulkan untuk musnahkan.
Tujuan pengendalian hama terpadu dalam usahatani
kacang tanah adalah, managemen pengendalian sejak dari
persiapan benih, persiapan lahan, pembuatan bedeng,
teknik tanam, teknik menyiang, sampai penyimpanan hasil
dan lingkungan sekitar hamparan penanaman diatur.
Diusahakan faktor-faktor tadi menunjang dan kondusif
saat usahatani kacang tanah. Jadi lingkungan sekitar
berhubungan

dengan

keserempakan

menanam

agar

menekan perkembangan tikus. Hamparan jika situasi


lembah dan peluang tergenang, harus membuat bedeng,
jangan hamparan tanpa bedeng, berakibat tergenag bila
banyak hujan dan rentan dengan serangan penyakit Layu.
Benih harus benar-benar terseleksi dan benih umur panen
benih. Lingkungan sekitar saat melakukan penyiangan harus
bersih, agar tidak jadi sarang hama tikus. Faktor-faktor ini

21

harus diperhatikan dalam keterpaduan pengendalian hama


dan penyakit.
Hal yang paling penting adalah kebersamaan petani
sekitar dan tekat untuk mengendalikan hama dengan
menekan penggunaan bahan-bahan berbahaya (pestisida,
insektisida) yang saat ini mulai ditolak oleh masyarakat
organik.
a) Penyakit
Penyakit

utama

(Pseudomonas
(Cercosporidium

kacang

tanah

solanacearum),
personatum

layu

bercak
dan

bakteri
daun

Cercospora

arachidichola), dan karat (Puccinia arachidis). Pengendalian


dilakukan dengan menggunakan cultivar yang tahan, atau
menggunakan fungisida Benlate. Dithane M-45, Baycor,
Delsene MX 200, atau Daconil. Ini dilakukan jika sangat
mendesak,

dan

harus

berkoordinasi dengan

petugas

lapangan dan instansi terkait.

22

Analisa Keuntungan Usahatani


Kacang Tanah
Manajemen teknologi tradisional, hasil petani hanya
berkisar 0,5-1,5 ton/ ha. Polong kering atau rata-rata 0,741
ton/ha.

Dengan

perubahan

teknologi

dari

teknologi

tradisional, menjadi teknologi komersil, atau menggunakan


teknologi inovasi yang dianjurkan, maka produksi dapat
ditingkatkan rata-rata 2,757 ton/ha. Hasil analisa selanjutnya
seperti tersaji dalam Tabel 3

23

Tabel 3. Analisa keuntungan usahatani kacang tanah


Komponen
teknologi
Sarana Produksi
a) Benih
b) Pupuk
N
P
K
c) Insektisida
Sub Total
Tenaga Kerja
a) Olah Tanah
b) Penanaman
c) Pemupukan
d) Penyiangan
e) Panen
Sub Total
Biaya
Modal
(14%)
Total biaya
Hasil Ton/ha
Harga
Satuan
(Rp/kg)
Nilai Produksi
Keuntungan
Bersih
R/C
Biaya per unit
(Rp/Kg)
Nilai
tambah
pendapatan
teknologi inovasi
MBCR

Teknologi Petani
Fisik
Nilai (Rp.)
80 kg
1,51
26 HOK
12 HOK
10 HOK
15 HOK
-

600.000
135.000
735.000
520.000
420.000

Teknologi Maju
Fisik
Nilai (Rp)

350.000
525.000
1.815.000

60
25
100
50
0,5
26 OH
12
16
15
20
-

600.000
37.500
250.000
175.000
75.000
1.137.500
520.000
420.000
560.000
525.000
700.000
2.725.000

2.550.000

3.862.500

0,75

1,75

6000

6000

4.500.000

10. 500.000

1.950.000

6.637.500

1,76

2,72

3.400

2.207

4.687.500

4,57

Sumber : Pajow,et.al. 2000.

24

Daftar Rujukan
AndriantoT.T., Indarto,S. 2004. Budidaya dan Analisa
Usahatani Kedelai Kacang Hijau Kacang Panjang,
Penerbit Obsolut, Yogyakarta
Badan Litbang Pertania, 2004. Teknologi Budidaya Kacangkacangan dan Umbi-umbian
Kanisius, 1999. Kacang Tanah
Pajow S.K,. Turang A.C., Sondakh,L.W., Laporan Penelitian
1999
Pajow,S.K.,Tamburian,
Y.,
Turang,
A.C.,
dan
Kindangen,Y.G. 2001. Paket Teknologi Usahatani
Kacang Tanah Pada Lahan Kering Dataran Tinggi di
Sulawesi Utara, Prosiding Aplikasi Teknologi Pertanian
BPTP Sulut. hal 63-73.
Pitoyo,S dan Zumiati,2002. Tanaman Bumbu dan Pewarna
Nabati, Penerbit Aneka Ilmu Semarang.

25

Kata Pengantar

anaman Kacang Tanah (Arachis hypogea) adalah


komoditas yang unggul di Sulawesi Utara,
mengingat komoditas ini cukup terkenal di daerah
ini. Dan sumber pendapatan utama petani dan pengusaha
kacang toreh.
Ketersediaan produk ini masih sangat terbatas, baik
dari petani yang mengusahakan, maupun produksinya.
Sementara kebutuhan akan bahan baku tanaman ini sangat
tinggi. Hal ini terlihat disentra pengolahan kacang toreh dan
kacang goyang relative kekurangan bahan baku. Prospek ini
perlu dicermati sebagai lapangan usaha yang dapat
menekan pengangguran dan meningkatkan produktivitas
petani.
Balai Pengkajian Teknologi Pertnaian Sulawesi Utara,
dalam tugasnya melakukan kajian dan pengembangan
teknologi, telah melakukan kajian kacang tanah di daerah
lahan kering dataran tinggi dan dataran rendah di Sulawesi
Utara.
Agar hasil kajian ini dapat digunakan petani, maka
disusunlah brosur ini untuk bahan acuan petani dan petugas
lapangan dalam teknik budidaya tanaman kacang tanah.
Tulisan ini adalah pengalaman langsung lapangan, saat
melakukan pendampingan kajian kacang tanah tahun 19912000 dan dari beberapa buku referensi yang ada.
Diharapkan brosur ini dapat bermanfaat
Manado, 2006
Kepala Balai
Dr. Ir. Luice A. Taulu
26

Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Pendahuluan
Klasifikasi Tanaman
Spesifikasi Tanaman
Kandungan Kimia
Manafaat dan Kegunaan
a. Bagi manusia
b. Bagi Ternak
Bahan Baku untuk Minyak Nabati
Budidaya Tanaman
a. Iklim
b. Tanah
Teknik Budidaya Tanaman
1. Persiapan
Pengolahan Lahan
Bajak Lahan
Pembedengan
2. Benih
3. Penanaman
4. Pemupukan
5. Penyiangan dan Pembumbunan
6. Panen
Pengendalian Organisme Penggangu Tanaman
(OPT)
a). Hama
b). Penyakit
Analisa Keuntungan Usahatani Kacang Tanah
Daftar Pustaka

i
ii
1
3
3
4
5
5
5
6
7
7
7
10
10
10
10
11
12
13
15
16
18
20
20
22
23
25

27

Teknik

Budidaya
Kacang
Tanah
Oleh;
Stenly K. Pajow
Arnold C. Turang
Jeaneke Wowiling

Departemen Pertanian
Balai Besar Pengkajian Dan Pengembangan
Teknologi Pertanian
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN
Sulawesi Utara
2006

28

29

Anda mungkin juga menyukai