Anda di halaman 1dari 2

Penggunaan insektisida nabati

 Daun bayam duri, bunga pukul empat, tembakau, sirsak dng


konsentrasi 5 %
Sanitasi, pencabutan tanaman sakit  Daun tembakau 50 – 100 lembar, ditumbuk halus dicampur
dengan 5 l air dan diendapkan semalam. Disaring, ditambah de-
 Mencabut gulma karena beberapa gulma berdaun lebar seperti terjen 15 g dan setiap 1l larutan hasil saringan diencerkan dengan
wedusan, bunga kancing dan ciplukan dapat menjadi inang 10 – 15 l air
virus kuning
 Campuran Agonal (Laos 10 kg+ serai wangi 6 kg+biji mimba 6
 Mencabut tanaman yg terinfeksi penyakit layu dan virus krn kg+air 20 l). Hancurkan, rendam 1 malam, saring. Setiap 1 l laru-
komponen tsb dapat menjadi sumber infeksi tanaman tan diencerkan dengan 30 l air, sehingga dapat 600 l larutan siap
selanjutnya semprot untuk 1 ha lahan cabe. Dalam penyemprotan tambahkan
 kumpulkan buah cabai yg terserang lalat buah dan antraknos, deterjen 0,5 g/l larutan
kemudian dibakar

Penggunaan insektisida selektif

 Pilihan terakhir/pelengkap komponen pengendalian. Digunakan


jika populasi OPT atau kerusakan telah mencapai ambang
pengendalian. Untuk mengetahui tingkat populasi atau
 Musnahkan kelompok telur S. litura kerusakan dilakukan pengamatan seminggu sekali. Ambang
Penggunaan predator (pemangsa) pengendalian hama untuk
 kumbang Coccinellidae dan laba-laba Lycosa, musuh alami  Kutu daun, 7 ekor/10 daun
thrip Spodoptera spp, 12,5% kerusakan daun/tanaman contoh Hama
pengisap (thrip, kutu daun dan tungau), 15% kerusakan daun/
 Sycanus sp, musuh alami ulat grayak
tanaman
 Menochilus sexmaculatus (kumbang macan), sebanyak 1
ekor/10m2 atau 1 ekor/tanaman yang dilepas setiap 2 minggu  Contoh insektisida selektif: Imidacloprid, Buprofezin,
Fenpropathrin, Amitraz, Permethrin, Acephate dan Methidathion
sekali dikombinasikan dengan insektisida selektif seperti
confidor dapat menekan populasi kutu daun/kutu kebul

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian


Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan
Teknologi Pertanian

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN


JAWA TIMUR
2009

Website : http : // jatim.litbang.pertanian.go.id


PENDAHULUAN (Phytophthora capsici)  Penggunaan mulsa plastik perak atau jerami. Mencegah infeksi
Jawa Timur merupakan salah satu sentra cabai rawit , layu (Fusarium oxysporum) kutu daun, mencegah thrip mencapai tanah, membatasi
sedangkan sentra cabai rawit di Jawa Timur berada di daerah penyebaran infeksi cendawan ke dalam tanah atau sebaliknya.
Tuban, Blitar dan kediri. Secara ekonomo harga cabai sangat Mulsa jerami dapat menekan hama thrip, karena pada jerami
fluktuatif, meskipun demikian petani terus mengusahakan terdapat banyak predator yg memangsa thrip
penanaman cabai.
Perencanaan pola tanam
Dalam budidaya tanaman cabai dapat diusahakan di di
dataran tinggi maupun dataran rendah, pada lahan sawah  Tumpangsari cabai dengan tomat, cabai dng kubis, cabai dng
maupun lahan tegal 9kering). bawang daun. Aroma (bau) tanaman tsb dapat mengusir kutu
Dalam budi daya cabai perlu pengetahuan, keterampilan,  Tumpanggilir cabai dng bawang merah akan menekan
dan modal yang cukup besar. Disamping itu nilai ekonomi dalam serangan kutu daun dan thrip pada tanaman muda
budidaya cabai sangat tinggi, demikian resiko dalam budidaya PENGENDALIAN SAAT INI  Penggunaan tanaman perangkap/ penghadang hama, 3 – 4
cabai tersebut. 1. Bertumpu pada pestisida minggu sebelum tanam menghambat masuknya kutu ke
Keberhasilan dalam budidaya cabai, selain dipenuhi 2. 51% dari biaya produksi lahan cabai caisin (sawi hijau) dapat menekan serangan kutu
persyaratan tumbuh seperti iklim dan tanah yang cocok, juga 3. Sangat intensif, 2-3 kali/minggu daun, jagung (5 - 6 baris) dan tagetes (1 – 2 baris) dng jarak
teknik budidaya dan cara pengendalian hama maupun penyakit 4. Hama dan penyakit masih banyak tanam 15 – 20 cm dapat menekan serangan virus kuning
yang tepat. 5. Diduga timbul kekebalan hama maupun penyakit terhadap
Pesemaian
Hama penting pada tanaman cabai adalah trips (Thrips pestisida
parvispinus), afid (Myzus persicae), lalat buah (Bactrocera dorsalis), 6. Mengurangi penggunaan pestisida adalah melalui pengembangan  Benih cabai dipilih yg sehat (permukaan mengkilat dan
dan ulat Spodoptera litura. Serangan hama trips dan afid dapat dan penerapan teknologi Pengendalian Hama Terpadu (PHT). bernas)
menurunkan hasil panen sebanyak 40-80%, dan serangan lalat Konsep PHT, penggunaan pestisida dilakukan sangat hati-hati dan  Rendam benih dlm air hangat (50oC) semalam atau larutan
buah 12-17% merupakan alternatif terakhir kalau usaha lain tidak memberikan Previcur N (1 ml/l air) 1 jam, untuk menghilangkan sumber
hasil penyakit yang terbawa biji
HAMA DAN PENYAKIT
PENGENDALIAN HAMA TERPADU
 Untuk menghindari terinfeksi kutu daun dan thrip dari luar
Untuk memeroleh hasil maksimal pengendalian hama maupun pesemaian, sebaiknya ditutup kain kasa. Infeksi atau
penyaki perlu dilakukan. Adapun hama maupun penyakit pada PHT (Pengendalian Hama Terpadu) suatu tindakan pengendalian penularan virus penyebab penyakit kuning oleh kutu daun
tanaman cabai adalah sebagai berikut; OPT yg menggabungkan lebih dari satu komponen pengendalian yg dan kutu kebul dapat terjadi semenjak tanaman berada di
kompatibel satu dng lainnya. Secara ekologis, penggabungan pesemaian. Bibit yang terinfeksi akan membawa virus sampai
HAMA PENTING komponen pengendalian tsb aman terhadap lingkungan dan secara tanaman dewasa.
trips (Thrips parvispinus) ekonomis lebih menguntungkan
afid (Myzus persicae)
PHT Tanaman Cabai
lalat buah (Bactrocera dorsalis)
ulat Spodoptera litura Pra tanam
 Perencanaan ekosistem
 Penggunaan varietas tahan/toleran
 Pesemaian
Tanam dan Pemeliharaan Tanaman
 Penggunaan pupuk berimbang
 Membasmi hama secara mekanis
 Pemasangan perangkap hama buatan
 Sanitasi, pencabutan tanaman sakit
Pemasangan perangkap buatan
PENYAKIT  Penggunaan predator
antraknose (Colletotrichum  Penggunaan insektisida nabati  Perangkap kuning, menekan serangan thrip dan kutu daun.
gloesporioides)  Penggunaan insektisida selektif Menggunakan triplek/ plastik tebal dicat kuning, dibungkus
sercospora (Cercospora capsici)
 berdasarkan hasil pengamatan OPT
kantong plastik bening dan diolesi perekat atau oli. Warna
Perencanaan ekosistem kuning akan menarik hama dan perekat atau oli akan
 Lahan bukan bekas tanaman cabai atau keluarga terong-terongan memerangkap. Ukuran perangkap 25 x 35 cm dan dipasang
busuk daun
(Solanaceae) 30 cm di atas tajuk tanaman sebanyak 40 buah/ha

 Sanitasi lahan, membersihkan gulma dan sisa-sisa tanaman yang  Atraktan metil eugenol, menekan serangan lalat buah.
menjadi sumber infeksi Pemasangan sebulan setelah tanam sampai akhir panen,
sebanyak 40 buah/ha, dosis 1 cc/perangkap. Dua minggu
 Pengolahan tanah sesuai anjuran dan dibuat saluran air yang baik
sekali, ditambahkan antraktan.

Anda mungkin juga menyukai