Anda di halaman 1dari 25

STRATEGI PENGENDALIAN

OPT PADA TANAMAN SAYURAN


BERDASARKAN KONSEPSI PHT

Johanis Wowor
PENGENDALIAN OPT SECARA PREVENTIF
OPT TANAH
OPT TANAH
OPT TANAH
No. Komponen teknologi Uraian

1. Perlakuan tanah  Solarisasi : tanah ditutup dengan menggunakan


plastik polyetilen setelah pengolahan tanah pertama
selama 6 minggu sebelum tanam
 Jika ditemukan nematoda sebanyak 300 ekor/ 1
kg
contoh tanah atau 300 sista hidup NSK/ 1 kg contoh
tanah, maka lahan diberi perlakuan dengan
Nematisida (contoh : Furadan 3 G) sebanyak 60
kg/ha
 Jika ditemukan uret atau orong-orong (1 ekor/m 2),
maka lahan diberi perlakuan dengan insektisida
 Untuk daerah
Regent endemik
0,3 G serangan
sebanyak penyakit layu bakteri
15 kg/ha
dan layu fusarium, maka lahan diberi perlakuan
dengan bakterisida Bactocyne L (konsentrasi
formulasi 1 ml/liter) dengan dosis 200 ml/ lubang
tanam yang diaplikasikan satu hari sebelum tanam
OPT TANAH

Solarisasi tanah dengan plastik polietilin


OPT TANAH
No. Komponen teknologi Uraian

 Untuk daerah endemik serangan penyakit akar


gada, sebelum tanam tanah diberi perlakuan
fungisida Amistartop, Nebejin, Basamid, atau
Bamistin sebanyak 200 ml/ lubang tanam
OPT TANAH

No. Komponen teknologi Uraian


2. Pengapuran  Jika pH tanah < 5,5 dilakukan pengapuran menggunakan
Dolomit atau Kaptan satu bulan sebelum tanam

pH Tanah Kebutuhan kapur (ton/ha)


5,50 5,80
5,00 7,80
4,50 10,70
4,00 13,60
SERANGGA HAMA
SERANGGA HAMA
SERANGGA HAMA
No. Komponen teknologi Uraian
3. Perangkap lekat warna Sebanyak 40-50 buah/ ha (untuk menekan populasi trips,
kuning kutudaun, kutukebul, dan tungau)

4. Feromoids Exi Sebanyak 10-20 buah/ ha (untuk menekan populasi ulat


bawang)

5. Perangkap lampu neon Sebanyak 30 buah/ ha (untuk menekan populasi serangga


10 watt hama)

6. Metil eugenol Sebanyak 40-50 buah/ha (untuk menekan populasi lalat buah)

7. Rumah kasa Untuk menekan populasi serangga hama

8. Tanaman penghadang Untuk menekan serangan kutukebul, kutudaun


SERANGGA HAMA
SERANGGA HAMA
Perlakuan insektisida Actara untuk Kutukebul :
• Dipesemaian : tanaman cabai dan tomat disiram dengan larutan
insektisida Actara (1 ml/l) sebanyak 50 ml/ tanaman
• Pada umur 14, 21 dan 28 hari setelah tanam, tanaman cabai dan
tomat disiram dengan larutan insektisida Actara (2 ml/l) sebanyak
200 ml/ lubang tanam

Pemberian umpan beracun :


• Di pesemaian : untuk mengendalikan hama siput dipasang
umpan
beracun Siputok (1-2 g/m2)
• Untuk orong-orong : campuran dedak bekatul (10 kg) +
insektisida
Profenofos (100 ml) di pasang di lahan pada senja hari
PENYAKIT TANAMAN

Persemaian
• Benih direndam dalam air hangat
atau larutan Previcur N (1 ml/l)
• Media semai disterilkan
• Penyemaian dilakukan di dalam
naungan kasa
PENYAKIT TANAMAN

• Untuk mencegah serangan penyakit layu fusarium, sebelum


ditanam benih bawang merah diberi perlakuan dengan fungisida
Mankozeb (100 kg benih + 100 g fungisida), selanjutnya benih
disimpan di dalam karung plastik selama 1-2 hari
PENYAKIT TANAMAN

• Untuk mencegah serangan penyakit busuk daun fitoftora pada


kentang harus menggunakan mulsa plastik perak dan turus bambu
PENYAKIT TANAMAN

• Untuk mencegah serangan penyakit antraknose pada cabai,


tanaman mulai berbunga disemprot dengan Bion M dengan interval
1 minggu
PENYAKIT TANAMAN

• Untuk mencegah serangan penyakit busuk daun fitoftora pada


tomat, kentang dan cabai 7 , 14 dan 21 hari setelah tanam,
pertanaman disemprot dengan fungisida Revus Opti
PENYAKIT TANAMAN

• Untuk mencegah serangan penyakit antraknose dan penyakit


embun tepung palsu pada tanaman bawang merah, tanaman
disemprot dengan fungisida Amistartop pada umur 7, 14. dan 21
HST
PENGENDALIAN OPT SECARA KURATIF
AMBANG PENGENDALIAN OPT
No. Komoditas Uraian

9 Kentang  Trips (10 nimfa/daun)


 Kutudaun (20 ekor/daun)
 Kutukebul (20 ekor/ daun)
 Lalat pengorok daun (10% intensitas serangan)
 Ulat penggulung daun kentang (2 ekor/tanaman) atau
15% intensitas serangan
 Ulat grayak (12,5% intensitas serangan)
 Tungau (5% intensitas serangan)
 Bercak daun alternaria (5% intensitas serangan)
 Busuk daun fitoftora (1 bercak aktif/ 10 daun)

Kubis  Ulat daun kubis (0,5 larva/ tanaman contoh)


 Ulat krop kubis (0,3 paket telur/ tanaman contoh

Bawang merah  Ulat bawang (1 kelompok telur/ 10 tanaman contoh


atau 5% intensitas serangan
AMBANG PENGENDALIAN OPT
No. Komoditas Uraian

Bawang merah  Lalat pengorok daun (10% intensitas serangan)


 Penyakit trotol, antraknose dan penyakit embun tepung
palsu (5% intensitas serangan)

Cabai  Trips (10 nimfa/daun)


 Kutudaun (20 ekor/daun)
 Kutukebul (20 ekor/ daun)
 Lalat pengorok daun (10% intensitas serangan)
 Ulat penggulung daun kentang (2 ekor/tanaman) atau
15% intensitas serangan
 Ulat grayak (12,5% intensitas serangan)
 Tungau (5% intensitas serangan)
 Bercak daun alternaria (5% intensitas serangan)
 Busuk daun fitoftora (1 bercak aktif/ 10 daun)
AMBANG PENGENDALIAN OPT
No. Komoditas Uraian

Tomat  Ulat buah tomat (1 larva/ tanaman contoh)


 Trips (10 nimfa/daun)
 Kutudaun (20 ekor/daun)
 Kutukebul (20 ekor/ daun)
 Lalat pengorok daun (10% intensitas serangan)
 Ulat penggulung daun kentang (2 ekor/tanaman) atau
15% intensitas serangan
 Ulat grayak (12,5% intensitas serangan)
 Tungau (5% intensitas serangan)
 Bercak daun alternaria (5% intensitas serangan)
 Busuk daun fitoftora (1 bercak aktif/ 10 daun)
STRATEGI PENGGUNAAN PESTISIDA

• Hindari pencampuran pestisida dengan pupuk daun


• Hindari melakukan pencampuran pestisida jika tidak
diketahui kompatibilitasnya
• Pergunakan air bersih (sumur atau mata air)
• pH air untuk penyemprotan 4-5, jika pH air > 5
turunkan
menggunakan Asam Nitrat (HNO3)
• Lakukan penyemprotan pestisida pada sore hari atau
pada saat suhu < 25oC dan kelembaban udara < 80%
• Lakukan penyemprotan jika kecepatan angin sekitar 6
km/jam
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai