Anda di halaman 1dari 47

BIMBINGAN TEKNIS

PENGENALAN ULAT GRAYAK


Spodoptera frugiperda DAN TEKNIK
PENGENDALIANNYA

BALAI PERLINDUNGAN DAN PENGUJIAN MUTU


TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Distribusi Hama S. frugiperda

Cina (2019)
India (2018)
Afrika (2016) Thailand (2018)
Myanmar (2019)
Amerika

Indonesia (2019)

Waspada Spodoptera frugiperda Sumber: CABI


Laporan serangan S. frugiperda di Indonesia (Aceh, Sumut, Sumbar,
Jambi, Sumsel, Bengkulu, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, Jatim,
Bali, NTB, Kalbar, Kaltim. Sulsel, Sulteng, Gorontalo, dan Sulut),
Workshop di Bantul Yogyakarta September 2019
TANAMAN INANG Spodoptera frugiperda

 S. frugiperda Memiliki 353 tanaman inang dari 76


famili tanaman. Di antaranya :
 Poaceae (padi, sorgum, kelompok gulma;
Paspalum spp. Eulisine spp. ),
 Solanaceae (tomat, kentang),
 Brasicaceae (kubis),
 Cucurbitaceae (melon, timun, semangka, dll),
 Amaranthaceae (bayam),
 Caricaceae (pepaya),
 Cyperaceae (Cyperus sp.),
 Euphorbiaceae (ketela pohon),
 Fabaceae (buncis dll)
BIOLOGI

Siklushidup S. frugiperda dapat berlangsung


dari 32 – 46 hari (Sharanabasappa et al.
2018).
Telur : 2-3 hari ; jumlah telur (1.046 telur)

Larva : 14-19 hari

Pupa : 9-12 hari

Imago : 7-12 hari


BEBERAPA
KARAKTER/PRILAKU

- BERSIFAT MOST INVASIVE PEST


- POLYFAG (MENYERANG SEKITAR 353
JENIS TANAMAN)
- DAPAT TERBANG SEJAUH 100 KM DLM
SEMALAM, PERUSAK LINTAS BATAS
- HAMPIR DAPAT MENYERANG SELURUH
BAGIAN TANAMAN JAGUNG, TP YG
PALING DISUKAI ADLH DAUN MUDA
BAGIAN PUCUK
- Stadia merusak adalah larva
- Larva bersifat Kanibal
- Larva tidak berdiapause
- Daun yang dimakan larva akan terus tumbuh
menyebabkan lubang lubang di daun tanaman
yang merupakan ciri khas serangannya.
- Bagian tanaman terserang larva tampak
sejumlah kotoran
- Bila disentuh larva akan melingkar dan
menjatuhkan diri
Identifikasi Berdasarkan Morfologi Tubuh Ulat

Garis berwarna Garis berwarna


pucat di dorsal cerah di sub
tubuh dorsal tubuh Empat Bintik
di Segmen 8
Huruf Y terbalik abdomen
di kepala

Garis tebal
berupa pita
Empat Bintik
di Segmen 8
abdomen
Kepala

Segmen 8 Segmen 7
Ditemukan Imago Ngengat

Bertelur di dinding
kantung plastik
Perentangan sayap imago
Bercak seperti barisan jam pasir

Bercak
berbentuk Bercak
oval berbentuk
seperti ginjal
GEJALA SERANGAN
Perbedaan Ciri Khusus antara Spodoptera frugiperda dan
Mythimna separata
Perbedaan Ciri Khusus antara Spodoptera frugiperda dan
Mythimna separata

Kepala
Perbedaan Ciri Khusus antara Spodoptera frugiperda dan
Mythimna separata

Posterior Tubuh/ Ekor


Rangkuman Perbandingan Ciri Penting antara Spodoptera
frugiperda dengan S. litura

Spodoptera frugiperda Spodoptera litura

- Memiliki bentuk huruf Y - Memiliki bentuk huruf V


terbalik pada kepala terbalik pada kepala
Spodoptera frugiperda

Spodoptera litura

Pada kepada terdapat garis Pada kepada terdapat garis


mirip bentuk huruf Y terbalik mirip bentuk huruf V terbalik
Spodoptera litura

http://insecta.pro/gallery/63455

Bercak semilunar
pada bagian Terdapat 2 bercak
pertama dan semilunar (seperti
terakhir setengah bulan)
abdomen berwarna gelap
berukuran lebih pada setiap
besar segmen kecuali
pada bagian
prothorax
Rangkuman Perbandingan Ciri Penting antara
Spodoptera frugiperda dengan Helicoverpa armigera

Spodoptera frugiperda Helicoverpa armigera

- Memiliki bentuk huruf Y - Tidak memiliki garis bentuk


terbalik pada kepala huruf Y pada kepala

-Memiliki 4 buah pinacula -Memiliki pinacula yang


yang besar pada A8 besar pada A8

-Tidak memiliki scobinasi - Memiliki scobinasi


(tonjolan halus) pada
-Memiliki garis tebal pada integumen tubuh
lateral tubuh
-Memiliki garis tipis pada
lateral tubuh
Helicoverpa armigera

Abdomen segmen
ke-8 memiliki
4 buah pinacula
Skobinasi

Helicoverpa armigera
Specimen sudah dikoleksi
dalam alcohol 70%

Spodoptera frugiperda
Tidak memiliki skobinasi

Spirakel
Pemeliharaan di
Laboratorium

Metarhizium rileyi
Cendawan Entomopatogen
Ulat Spodoptera frugiperda

Ulat terserang cendawan


diperoleh dari Cikoneng,
Banten yang di bawa ke
laboratorium untuk
dipelihara
Pilihan teknologi pengendalian
1. Mekanik
•pengumpulan kelompok telur, larva dan pupa
kemudian dimusnahkan;
•light trap untuk mengendalikan imago
2. Hayati
a.konservasi musuh alami;
Memasukkan kelompok telur dalam tabung
parasitoid;
Menanam tanaman refugia;
Mengurangi pemakaian herbisida
b. Pemanfaatan entomopatogen
(Metarhizium rileyi, Bacillus thuringiensis)
Pilihan teknologi pengendalian
3. Kultur teknis:
•Mengatur waktu tanam untuk menghindari masa peletakan
telur UGF;
•Tumpangsari dengan ubi jalar
4. Penggunaan insektisida
•Bahan aktif : emamektin benzoat, tiametoksam,
cyantraniliprol, spinetoram;
•Aplikasi pada titik tumbuh
•Penggunaan 6 T’
•Perlakuan benih dengan cyantraniliprol 20% SC 20 ml/1 kg
benih/klorantraniliprol 62.5 % FS 7 ml/1 kg benih;
•Rotasi penggunaan bahan aktif untuk menghindari resistensi
5. Pheromon sex
Pengendalian secara biologis.
Agens hayati

 Merupakan taktik pengelolaan hama


yang dilakukan secara sengaja dengan
memanfaatkan atau memanipulasi
musuh alami untuk menurunkan atau
mengendalikan populasi hama. Musuh
alami adalah parasitoid, predator,
patogen (virus, jamur & bakteri).
Predator
7. Kumbang Kubah (Larva)

2. Laba - laba bermata tajam 1. Laba - laba Pemburu


(Oxyopes) (Lycosa)
PARASITOID ;
Telur Penggerek Batang

18. Parasit Telur Penggerek Batang Padi


Virus: NPV(Nuclear PolyhidrosisVirus)
PATOGEN
(Entomopatogen)
 Cendawan :

= Beauveria Bassiana
= Metharizium sp

 Bakteri
= Baccillus Thuringiensis
Agens Antagonis

= Cendawan
Trichoderma sp.

= Bakteri
P. fluorescens
ALIKA , VIRTAKO

BALTO, FORESTER, SAPPORO, CLEANNER


MARTH, PROBAS, AMAZONE, RAINFOS
KATANA, MAXIMA
ABUKI, ALAMO, CONFIDOR, STARFIDOR

SUPERNOVA, GILLES
RAMPAGE, ARJUNA, ABASTAR
ACTARA, CRUISER
Plant Protection Research and Development Office, Department of Agriculture,
Thailand

Monitoring Methodology; Yield Reduction - FAW Occurrence


Relationship between corn stage, damage
caused
by Fall Armyworm and effects on yield

100.0
90.0
80.0
70.0
60.0
50.0
40.0
30.0
20.0
10.0
0.0
4 - 6 leafs 8 - 10 leafs 12 - 14 leafs first flowering
Cruz & Turpin,1982
Plant damage Yield reduction

S. Sudhi-Aromna
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai