Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN

Dosen Pengampu : A. Arsyadi, S.Si., M.Si., M.Agr

Oleh :
Ahmad Rizaldi
1052111016

Jurusan Fisika
PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di dunia ini terdapat berbagai macam tanaman dengan warna, bentuk dan ukuran
yang berbeda-beda. Banyak dari spesies tanaman ini dapat ditemukan di Indonesia.
Banyaknya spesies ini disebabkan karena adanya perbedaan dan persamaan ciri-ciri
tumbuhan. Dengan banyaknya spesies yang ada, para ahli mengklasifikasikan makhluk hidup
berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri-ciri yang dimiliki oleh makhluk hidup.
Di lingkungan sekitar kita, dapat ditemukan berbagai jenis makhluk hidup. Berbagai
jenis tumbuhan seperti mangga, rumput, jambu, pisang, dan masih banyak lagi jenis
tumbuhan lainnya. Setiap makhluk hidup memiliki ciri khas masing-masing sehingga
terbentuklah keanekaragaman makhluk hidup yang disebut dengan keanekaragaman hayati
atau biodiversitas.
Keanekaragaman tumbuhan menunjukkan adanya berbagai variasi bentuk, struktur
tubuh, warna, jumlah, dan sifat-sifat lain dari tumbuhan yang ada di suatu daerah. Sumber
daya alam hayati merupakan bagian dari mata rantai tatanan lingkungan hidup, yang
menjadikan lingkungan ini hidup dan mampu menghidupi manusia dari generasi ke generasi.
Banyak jenis tumbuhan sebagai sumber produksi pangan, sandang, dan papan-perumahan
serta kebutuhan lainnya.
Keanekaragaman hayati merupakan bidang penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia. Masih banyak yang harus
dipelajari tentang bagaimana memanfaatkan sumber daya hayati dengan lebih baik,
bagaimana mempertahankan basis genetik sumber daya hayati yang dimanfaatkan, dan
bagaimana melestarikannya.

1.2. Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu
1.Membandingkan morfologi tumbuhan tingkat rendah dan tingkat tinggi.
2.Membandingkan reproduksi tumbuhan gymnospermae dan Angiospermae.
3.Membandingkan morfologi dan anatomi tumbuhan monokotil dan dikotil.
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka
Keanekaragaman hayati disebut juga dengan biodiversitas, kata ini merupakan
serapan langsung dari kata biodiversity. Keanekaragaman hayati terbentuk karena adanya
keseragaman (kesamaan) dan keanekaragaman (perbedaan) sifat atau ciri-ciri makhluk hidup.
Keanekaragaman dapat dilihat antara lain dari perbedaan bentuk, ukuran, warna, jumlah, dan
faktor fisiologis (Ferdinand, 2010).
Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan, mulai dari
organisme tingkat rendah hingga organisme tingkat tinggi. Misalnya, dari makhluk hidup
bersel satu hingga makhluk hidup bersel banyak. Tingkat organisasi kehidupan individu
hingga tingkat interaksi yang kompleks misalnya dari spesies hingga ekosistem (Gaston,
2004).
Keanekaragaman tumbuhan adalah keanekaragaman yang menunjukkan keseluruhan
variasi gen, spesies pada suatu jenis tumbuhan. Ada dua faktor penyebab keanekaragaman
tumbuhan, yaitu faktor genetik dan faktor eksternal. Faktor genetik adalah pengaruh yang
relatif konstan atau stabil terhadap morfologi organisme, sedangkan faktor eksternal adalah
pengaruh yang relatif tidak stabil terhadap morfologi organisme. Tidak ada dua individu yang
sama persis, hal ini disebabkan adanya variasi organisme dari spesies yang sama atau
keanekaragaman spesies. Faktor lingkungan atau eksternal; seperti makanan, suhu, sinar
matahari, kelembaban, curah hujan dan faktor-faktor lain bersama-sama dengan faktor
keturunan yang diwarisi dari kedua induknya sangat mempengaruhi fenotipe suatu individu.
Dengan demikian, fenotipe dari suatu individu. Dengan demikian, fenotipe suatu individu
merupakan hasil interaksi antara genotipe dan lingkungannya. Baik hewan maupun tumbuhan
juga memiliki variasi yang terlihat dari bentuk, ukuran tubuh, warna dan karakteristik lainnya
(Henuhili, 2003).
Di permukaan bumi terdapat berbagai macam makhluk hidup yang berjumlah kurang
lebih 5 juta spesies. Untuk memudahkan mempelajari makhluk hidup yang sangat beraneka
ragam tersebut, para ahli biologi mengadakan penggolongan (klasifikasi), yang didasarkan
pada persamaan dan perbedaan ciri dan sifatnya. Dalam klasifikasi (bagian dari taksonomi,
yaitu ilmu yang mempelajari tentang identifikasi, tatanama dan penggolongan makhluk
hidup) dikenal adnya ordo takson (kelas), yang dimulai dari takson yang paling besar sampai
yang paling kecil, dan masing-masing diberi batas, kedudukan dan tingkatan tertentu, yaitu
Kingdom (kerajaan), Phyllum/Divisio (divisi), Classis (kelas), Odo (bangsa), Familia (suku),
Genus (marga), dan species (jenis). Makhluk hidup dikelompokkan menjadi beberapa
kingdom, yaitu: Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. Dari kompleksitas struktur
tubuh, Monera merupakan organisme yang paling sederhana (Tim Penyusun, 2019).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan tempat
Adapun waktu dan tempat praktikum dilaksanakan praktikum pada hari jumat
tanggal 10 november 2023 jam 07.30 WIB di lab zoologi jurusan biologi fakultas
pertanian prikanan dan biologi universitas bangka belitung.

3.2. Alat dan bahan


Alat dan bahan yg diguanakan dalam praktikum kali ini yaitu
1. Tumbuhan tingkat tinggi dan tingkat rendah : Lumut, spesimen makroalga, suplir
(akar, batang, daun muda, daun tua), asoka (akar, batang, daun, bunga, buah).
2. Tumbuhan gymnospermase dan angiospermae : Bunga merak (bunga, buah, biji),
pakis haji (alat reproduksi); pinus (alat reproduksi).
3. Tumbuhan dikotil dan monokotil : Jagung (akar, batang, daun, bunga, buah), padi
(akar, batang, daun, daun, bunga, buah); ilalang (akar, akar, batang, daun, bunga,
buah, biji), kembang sepatu (akar, batang, daun, bunga, buah), jambu airljeruk (akar,
batang, daun, bunga, buah), pepaya (akar, batang, daun, bunga, buah, biji).

3.3. Cara kerja


Amati masing-masing spesimen dengan teliti dan masukkan hasilnya ke dalam
tabel pengamatan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Tabel pengamatan Tumbuhan Angiospermae
Nama lokal klasifikasi Foto tanaman Keterangan foto
 Kingdom : Untuk daun dari
Plantae tanaman rambutan ini
 Infra Kingdom : memiliki ukuran yang
Streptophyta
panjang dan kecil serta
 Sub
Kingdom : Viridi dibagian ujungnya
plantae meruncing. Daun dari
 Divisi : Tracheop tanaman rambutan ini
hyta berjenis majemuk yang
 Super berselang-seling.
Divisi : Embryop
hyta Tanaman rambutan
Rambutan
 Sub memiliki daun yang
Divisi : Spermato
disertai dengan panjang
phytina
 Kelas : Magnolio sekitar 7 sampai 20 cm
psida dan lebar yang berkisar
 Ordo : Sapindales 3 hingga 8 cm.
 Super
Ordo : Rosanae
 Famili :
Sapindaceae
 Genus : Nepheliu
mL
 Spesies :
Nephelium
Lappaceum L
 Kingdom : Daun tunggal dan
Plantae dengan letak tersebar.
 Divisi : Panjang tangkai daun
Spermatophyta bervariasi dari 1,25-
 Sub divisi : 12,5 cm, bagian
Angiospermae pangkalnya membesar
 Kelas : dan pada sisi sebelah
Dicotyledonae atas ada alurnya.
Mangga  Ordo : Sapindales Helai daun bervariasi
 Famili : namun kebanyakan
Anacardiacea berbentuk jorong sampai
 Genus : lanset, dengan panjang
Mangifera sekitar 15–40 cm dan
 Spesies : lebarnya 6–16 cm, agak
Mangifera laurina liat dan kasar seperti
kulit.
Jeruk  Divisi:
Spermatophyta,
 Subdivisi:
Angiospermae, Daun majemuk dengan
 Kelas: pangkal membulat ujung
Dicotyledoneae, tumpul.
Batangnya keras dan
 Ordo: Rutales,
bercabang.
 Keluarga:
Rutaceae,
 Genus: Citrus
 Spesies :Citrus
Sp.
Jambu  Kingdom :
Plantae
 Divisi :
Spermatophyta Kulit tipis dan
 Class : permukaannya halus
Dicotyledoneae sampai kasar . batangnya
 Ordo : Myrtales keras dan bercabang.
 Famili :
Myrtaceae
 Genus : Psidium
 Spesies : Psidium
guajava L
Matoa  Kingdom : Bentuk ukuran pohon
Plantae nya besar dan
 Sub kingdom : bercabang.
Tracheobont Daunnya majemuk
 Super Divisi : menyirip genap tersusun
Spermatophyta spiral.
 Divisi :
Magnoliophyta
 Sub Divisi :
Angiospermae
 Class :
Dicotyledonae
 Ordo : Sapindales
 Famili :
Sapindaceae
 Genus : Pometia
 Spesies : Pometia
pinnata J.R &
G.Forst.
4.2. Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami hanya mengamati tumbuhan angiospermae seperti
rambutan, mangga, matoa, jeruk dan jambu. Klasifikasi dan keterangan terkait tumbuhan
tersebut dapat dilihat pada tabel pengamatan. Dan berikut pembahasan terkait perbedaan
antara tumbuhan gymnospermae dan angiospermae, perbedaan antara tumbuhan tingkat
tinggi dan rendah, dan perbedaan antara tumbuhan dikotil dan monokotil.

4.2.1 Tumbuhan gymnospermae dan angiospermae


Angiospermae adalah tumbuhan vaskular yang memiliki bunga dan buah dengan biji
tertutup dimana bijinya dibungkus oleh ovarium.
Sedangkan gymnospermae adalah tumbuhan vascular dengan biji yang terlanjang atau
terbuka juga tidak memiliki buang dan buah.
4.2.2 Tumbuhan tingkat tinggi dan rendah
Tumbuhan tingkat tinggi merupakan tumbuhan biji. Tumbuhan tingkat tinggi
dikatakan sebagai tumbuhan biji sebab jenis tumbuhan ini merupakan jenis tumbuhan
yang mempunyai akar, batang, dan daun sejati. Tumbuhan biji juga sering dikenal
dengan tumbuhan berbunga. Bunga yang terdapat pada tumbuhan merupakan alat
reproduksi atau juga sering disebut dengan alat perkawinan bagi tumbuhan.
Tumbuhan tingkat rendah merupakan kelompok tumbuhan yang umumnya memiliki
struktur sederhana, meliputi akar, batang dan daun yang belum sejati. (Tjirosoepomo,
1985). tumbuhan tingkat rendah salah satu cirinya adalah tidak memiliki bunga
sepanjang hidupnya.
4.2.3 Tumbuhan dikotil dan monokotil
Tumbuhan dikotil adalah kelompok tumbuhan berbunga yang termasuk dalam
klasifikasi tumbuhan berkeping dua atau dicotyledon. Istilah “dikotil” merujuk pada
embrio tumbuhan ini yang memiliki dua daun lembaga atau kotiledon pada
bijinya.Contohnya : belimbing,pepaya, cempedak, sirih, tanaman karet, pohon jarak,
tumbuhan kacang-kacangan, cabai.
Tumbuhan monokotil adalah salah satu kelompok tumbuhan berbunga yang termasuk
dalam klasifikasi tumbuhan berkeping satu atau monocotyledon. Istilah “monokotil”
mengacu pada embrio tumbuhan ini yang hanya memiliki satu daun lembaga atau
kotiledon pada bijinya.Contohnya adalah : rumput teki, kelapa, kunyit, jahe, anggrek
pisang.
BAB V
KESIMPULAN
5.1. kesimpulan
Berdasarkan praktikum ini, kita dapat menyimpulkan bahwa setiap daun dari
berbagai tanaman memiliki karakteristiknya masing-masing. Ciri-ciri tersebut antara lain
bentuk daun, bentuk tepi daun, bentuk pangkal daun, bentuk ujung daun, bentuk
pertulangan daun, bentuk pertulangan daun, dan lain sebagainya. Bentuk daun apakah
majemuk atau tunggal, tepi daun apakah kasar atau bergerigi rata, bentuk pangkal daun
apakah bulat, tumpul, atau berlekuk, ujung daun apakah runcing, meruncing dan atau
tumpul, serta bentuk pertulangan daun apakah menyirip atau bersatu dengan tulang
cabang lainnya. Beberapa kesamaan yang ada pada daun tersebut kemudian mengerucut
pada pembahasan yang membedakan morfologi masing-masing daun dengan ciri-cirinya.
Dimana contoh yang kami amati terdapat keanekaragaman pada struktur daun rambutan,
jeruk, mangga, jambu biji, dan matoa yang memiliki perbedaan mencolok pada bentuk
dan ukuran daun, ujung helai daun, pangkal helai daun, bentuk pertulangan dan juga
daging daunnya meskipun sama-sama termasuk dalam satu spesies. Hasil pengamatan
kami membuktikan bahwa setiap daun memiliki kemiripan yang dapat ditentukan
karakteristiknya sebagai kunci klasifikasi perbedaan anatomi daun tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, R. 2013. Morpologi Tumbuhan. Jakarta : Erlangga.


Estiti, B. 1994. Morpologi Tumbuhan, Bandung : Departemen Pendidikan.
Hidayat, Estiti B. 1994. Morfologi Tumbuhan. Bandung: Departemen Pendidikan danKebudayaan.
Rosanti. 2013. Morpologi Tumbuhan, Jakarta : Erlangga.
Tjirosoepomo, G. 1985. Morpologi Tumbuhan, Yogyakarta : Gajahmada.

Anda mungkin juga menyukai