Anda di halaman 1dari 54

KELOMPOK ORGANISME

DALAM SISTEM PENYIMPANAN PRODUK PERTANIAN

1. Biji
2. Serangga paling dominan sebagai hama (mengapa?)
3. Tungau
4. Tikus
5. Burung
6. Cendawan
7. Bakteri
8. Protozoa (Microsporidia)
Ordo Serangga yang menjadi Hama Gudang

Coleoptera
Lepidoptera
Psocoptera
Diptera

Ordo Serangga sebagai musuh alami hama gudang

Hemiptera (predartor)
Hymenoptera (parasitoid)
Karakter Morfologi untuk Identifikasi Lempeng protoraks
Seta
mata antenna

Tungkai sejati Tungkai palsu


pronotum

elytra
tarsus

Seta

urogomphi
Bentuk Antena Kumbang Hama Gudang

Filiform Clavate
(seperti benang) (membesar secara Capitate
gradual) (membesar
tiba-tiba)

Serrate Geniculate
(seperti gergaji) (bersiku)

Moniliform
(seperti manik-manik)

Pectnate
(seperti sisir)
FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEHIDUPAN
SERANGGA HAMA GUDANG

Sebelum manusia menyimpan hasil panen, dimana serangga


hama gudang hidup?

a. Pada biji-bijian di permukaan tanah, pada biji buah-buahan


yang jatuh ke tanah, pada batang-batang kayu
b. Sarang-sarang burung, gua-gua tempat manusia purba dan
hewan hidup, serasah.

Penyesuian yang dihadapi 1. Kelangkaan air (k.a. rendah)


oleh serangga hama 2. Melimpahnya makanan
pascapanen 3. Perlakuan dalam sistem
penyimpanan

Setelah manusia mulai menyimpan hasil panen

Pada bahan simpanan di dalam gudang, atau tempat-tempat lain


seperti penyimpanan bahan pangan di dapur-dapur rumah tangga
Klasifikasi Serangga Hama Gudang

Serangga dalam penyimpanan biji-bijian dan produk olahannya:


1. Hama penting
2. Hama minor
3. Hama insidentil
4. Serangga berguna (?)

Klsifikasi berdasarkan perilaku makan:


1. Internal feeder
2. External feeder

Klasifikasi berdasarkan waktu penyerangan:


1. Hama primer
2. Hama sekunder
Peran serangga yang lain di dalam tempat penyimpanan:

1. Pemakan Cendawan
2. Pemakan sisa/Scavanger
3. Perusak struktur gudang
4. Penyusup/intruder
Hama Primer

Serangga hama yang mampu menyerang dan


berkembang biak pada komoditas simpanan yang masih
utuh (biasanya jenis komoditas dibatasi pada serealia dan
kacang-kacangan)

1. Sitophilus spp. 3. Callosobruchus spp.


2. Rhyzopertha dominica 4. Sitotroga cerealella
Hama Primer
Sitophilus spp.
a. Sitophilus oryzae
b.Sitophilus zeamais
c. Sitophilus granarius

Callosobruchus spp.
a. Callosobrchus maculatus
b.Callosobruchus chinensis
c. Callosobruchus phaseoli
Hama Sekunder

Serangga hama yang hanya dapat hidup dan berkembangbiak


pada komo-ditas simpanan yang telah rusak akibat serangan
hama primer, atau komo-ditas simpanan yang telah
mengalami pengolahan lanjutan

Tribolium spp. Carpophilus dimidiatus


Alphitobius spp. Lophocateres pusillus
Palorus spp. Tenebroides mauritanicus
Latheticus oryzae Ahasverus advena
Lasioderma serricorne Liposcelis entomophilus
Stegobium paniceum Corcyra cephalonica
Cryptolestes spp. Ephestia spp.
Araecerus fasciculatus Plodia interpunctella
Trogoderma granarium Doloesa viridis
Necrobia rufipes
Karakteristik serangga hama gudang
• umumnya bersifat kosmopolitan
• umumnya bersifat polifag
• memiliki ukuran tubuh yang kecil dan perkembangbiakan yang
cepat
• tidak hanya merusak stok bahan pangan dan bahan baku (raw
materials) tetapi juga mengontaminasi bahan jadi (finished
products), sehingga tidak dapat digunakan.
• sering merusak packing produk makanan yang mengakibatkan
produk tersebut rentan terhadap kontaminasi mikroba sehingga
mengurangi daya tahan simpannya.
• yang terbawa komoditas impor umumnya sudah sering terpapar
oleh insektisida dan fumigan
• yang resisten terhadap insektisida: organofosfat, pyrethroid, dan
fmigan fosfin sudah dilaporkan di banyak negara
HAMA PRIMER

Sitophilus oryzae (Linn.) dan Sitophilus granarius (Linn.)


Sitophilus zeamais Motsch. (Coleoptera: Curculionidae)
(Coleoptera: Curculionidae)

Panjang 2-3,5 mm, bercak kekuningan Panjang tubuh 3 - 4,8


pada elitra, punctures pada pronotum mm, punctures pada
bulat atau tidak teratur, bagian tengah pronotum lonjong, sayap
pronotum biasanya tanpa puncture, tidak berkembang tidak
sayap berkembang penuh dan bisa bisa terbang
terbang
Sitophilus oryzae
Larva dan pupa Sitophilus oryzae
Sitophilus zeamais Motsch

a. Imago
b. Larva
c. Pupa

a b c

Sitophilus granarius (Linn.)

a. Imago
b. dan c Larva
c. Pupa
b c d
a
Sitophilus oryzea (Linn.) versus Sitophilus zeamais Motsch.

Pada mulanya spesies yang sama: Calandra oryzae Linn.,


saat ini yang ukurannya lebih kecil disebut S. oryzae dan
yang lebih besar S. zemais

Ukuran tubuh overlapping, maka kalau ditemukan pada


beras kemungkinan besar adalah S. zeamais dan pada
gandum S. oryzae (kondisi di Indonesia)

Warna tubuh:
S. oryzae lebih gelap dan lebih kusam
S. zeamais lebih terang dan lebih
mengkilat
Perbedaan bentuk secara rinci antara
Sitophilus oryzae dan Sitophilus zeamais

Punctures pada toraks Bentuk alat kelamin bagian dalam

S. oryzae S. zeamais

A dan C : S. oryzae;
B dan D: S. zeamais
Biologi S. oryzae dan S. zeamais
Larva pada biji
Siklus hidup 30-45 hari, tanpa makanan gandum
betina dapat bertahan hidup selama 36 hari
dan dengan makanan 3-5 bulan.
Keperidian 575 butir telur per betina.

Lama hidup dan keperidian akan menurun


kalau populasi sudah padat, sehingga
mereka akan cenderung memencar. Imago
Lubang keluar
pada biji jagung
Telur diletakkan di dalam rongga pada
permukaan biji yang dibuat oleh betina.
Larva dan pupa terdapat di dalam biji.

Kondisi optimimal untuk pertumbuhannya


adalah kadar air biji antara 15-17%, temp. Lubang keluar pada
tongkol jagung Pupa
28 oC dan RH 70%.

Komoditas yang diserang: serealia; padi, beras, jagung, gandum, sorghum, dll.
Kerusakan pada biji gandum di tempat penyimpanan akibat
serangan Sitophilus zeamais
Rhyzopertha dominica (F.)
(Coleoptera: Bostrychidae)

Larva Pupa
Panjang ± 3 mm, coklat gelap sampai hitam,
tepi elitra paralel, kepala menekuk ke
bawah; tidak terlihat dari arah dorsal, antena
capitate dengan 3 ruas terakhir membentuk
bendolan, pada sisi depan pronotum
terdapat barisan duri-duri halus

Siklus hidup 25-30 hari pada kondisi optimum


suhu 36 oC dan RH 50-60%.
Keperidian 300-500 butir dalam hidup betina
selama 3-6 minggu.
Telur diletakkan pada celah-celah di permukaan
biji. Larva dan pupa terdapat di dalam biji.
R. dominica pada biji gandum
Komoditas yang diserang: serealia; gabah, jagung, sorghum, dan
gndum; gaplek

Tanda serangan R. dominica pada gabah adalah adanya serbuk


gerek yang ditemukan di sekitar gabah tersebut dan kumbang yang
terbang dari tumpukan gabah tersebut menuju ke arah cahaya.

Kondisi lingkungan yang


mendukung perkembangannya
adalah tempat penyimpanan
yang tertutup dengan bebijian
yang ditimbun dalam jumlah
banyak untuk waktu yang lama.
Hama ini menyukai berada di
bagian bawah tumpukan bahan
simpanan.

Serangan hama ini dapat


meningkatkan temperatur
sehingga memicu pertumbuhan
a. Rhyzopertha dominica
cendawan.
b. Dinoderus minutus
Rhyzopertha dominica
Lesser grain borer
Dinoderus minutus (F.)
(Coleoptera: Bostrychidae)
• Siklus hidup: 49 – 52 hari
pada temperatur 32 oC

• Keperidian: 20 butir telur

• Komoditas yang diserang:


Bahan-bahan yang
mengandung pati: biji-bijian
serealia, gaplek, bambu Bamboo borer
kering, rotan kering Powderpost beetle
Prostephanus truncatus
Larger grain borer
Callosobruchus spp., (Coleoptera: Bruchidae)
hama utama pada biji kacang-kcangan di tempat penyimpanan;
kacang hijau, kedelai, kacang panjang, kacang tunggak, kacang
jogo

Callosobruchus chinensis (L.)


Callosobruchus maculatus Motsch.
Callosobruchus analis (F.)

Spesies lain dari famili ini yang


juga hidup pada kacang-
kacangan:

Acanthoscelides obtectus (Say)


Zabrotes subfasciatus Boheman
Caryedon serratus
Dua spesies Callosobruchus utama di Indonesia

Callosobruchus maculatus

Callosobruchus chinensis
Distribusi Geografis Beberapa Spesies Callosobruchus

Spesies Distribusi

C. maculatus Kosmopolitan - tropis dan subtropis, spesies


dominan di Afrika
C. chinensis Kosmopolitan - tropis dan subtropis, spesies
dominan di Afrika

C. analis Asia Selatan dan Tenggara

C. phaseoli Afrika, Amerika Selatan

C. subinnotatus Afrika
C. theobromae Asia Selatan dan Tenggara, Afrika, Indonesia,
Thailand

C. rhodesianus Terutama di Selatan Afrika


Callosobruchus spp. (lanjutan)

Siklus hidup 25-35 hari, keperidian 150 butir telur, dalam hidup imago
betina 1-2 minggu (imago tidak makan)

Kondisi optimum:
temperatur 32 oC dan
RH 90%

Telur diletakkan di
permukaan biji, satu
telur per biji

Larva dan pupa


hidup di dalam biji
Acanthoscelides obtectus (Coleoptera: Bruchidae)

Hama utama pada kacang-kacangan, terutama kacang merah, biji


kakao, dan biji kopi

Panjang tubuh 3.5 mm, warna coklat gelap, permukaan elitra dengan
pola warna hitam, coklat dan putih yang terbentuk oleh susunan
rambut-rambut halus
Sitotroga cerealella (Olivier) (Angoumois Grain Moth)
(Lepidoptera: Gelechiidae)

Imago kuning jerami kecoklatan dengan


sayap sempit; sayap belakang dengan
banyak jumbai dan ujungnya merun-
cing. Panjang tubuh 12-17 mm.
Pupa dalam biji
Larva instar akhir panjangnya 7 mm, berwarna putih
dengan kepa-la berwarna kekuningan dan kepala dan alat
mulut berwarna coklat kemerahan. Tungkai palsu
rudimenter, masing-masing hanya dengan 2-3 crochet

Fekunditas betina rata-rata 40 butir telur dengan


maksimum 389 butir telur. Telur menetas setelah 4-6
hari. Stadium larva 3 minggu dan terdiri dari tiga instar.

Stadium pupa 10-14 hari. Siklus


hidup 5-7 minggu
Larva dalam biji
Hama Sekunder

Serangga hama yang hanya dapat hidup dan berkembangbiak pada komo-
ditas simpanan yang telah rusak akibat serangan hama primer, atau komo-
ditas simpanan yang telah mengalami pengolahan lanjutan

Tribolium spp. Carpophilus dimidiatus


Alphitobius spp. Lophocateres pusillus
Palorus spp. Tenebroides mauritanicus
Latheticus oryzae Ahasverus advena
Lasioderma serricorne Liposcelis entomophilus
Stegobium paniceum Corcyra cephalonica
Cryptolestes spp. Ephestia spp.
Araecerus fasciculatus Plodia interpunctella
Trogoderma granarium Doloesa viridis
Necrobia rufipes
HAMA SEKUNDER
Tribolium confusum Jack du Val. dan Tribolium castaneum (Herbst.)
(Coleoptera: Tenebrionidae) (Coleoptera: Tenebrionidae)

Warna tubuh coklat kemerahan, panjang


2,5 -3,5 mm, antena capitate dengan
bendolan tiga ruas (T. castaneum) dan
clavate (T. confusum).
Larva pipih memanjang, berwarna krem
dengan panjang tubuh < 2,5 mm, kepala
dan urogomphi berwarna gelap.

Tidak dapat menyerang biji-bijian utuh,


tetapi menjadi hama penting pada beras di
gudang BULOG
Menyebabkan kontaminasi pada bahan
simpanan dalam bentuk tubuh serangga
mati, bekas ganti kulit, kotoran, maupun
sekresi dalam bentuk cairan yang dapat
menyebabkan perubahan warna dan bau
pada bahan simpanan
T. castaneum
T. confusum

Genal canthus

T. castaneum

Perbedaan morfologi mata antara T. castaneum dan T. confusum


Tribolium spp.

Larva

Siklus hidup 25 – 35 hari, kondisi optimum


temperatur 33 oC dan RH 70%.

Keperidian 500 butir telur, betina dapat hidup


selama 1 tahun

Pupa Komoditas yang diserang: bebijian yang


Imago digiling menjadi tepung, dedak, bungkil
kacang tanah dan jagung, beras, gaplek, biji
kakao, biji pala, dan kopra (terutama yang
berjamur). Juga ditemukan pada bahan asal
Lubang-lubang pada jagung hewan seperti keju.
Oryzaephilus surinamensis (L.)
(Coleoptera: Silvnidae)

Oryzaephilus mercator (Fauvel)


(Coloeptera: Silvanidae)

Tubuh pipih, panjang 2,5-3,5


mm, pronotum dengan 6 buah
gerigi pada bagian sisinya dan 3
buah alur memanjang pada
bagian dorsalnya. Tubuh
berwarna coklat merah sampai
coklat gelap.
Antena capitate dengan
bendolan 3 ruas.

(b) (c)
Oryzaephilus spp. (lanjutan)

Siklus hidup 25-30 hari, kondisi optimum temperatur 30-35 oC dan RH


70-90%

Keperidian 300 butir telur dalam hidup betina selama 10 minggu. Imago
dapat hidup selama 3 tahun.

Komoditas yang diserangnya: beras, biji pala, fuli, kopra, biji kakao.

Preferensi:
O. mercator pada bebijian
padat karbohidrat
O. surinamensis pada bahan
berlemak

Biji pala dengan fulinya Fuli setelah dikeringkan


Oryzaephilus mercator

(a)
Ahasverus advena Waltl. (Coleoptera:
Silvanidae)
Tubuh pipih, warna coklat muda sampai coklat tua, pronotum dengan
gigi tajam pada sisi depannya, panjang tubuh 2 mm.
Hama minor dan pemakan cendawan pada serealia dan serealia
olahan terutama pada daerah yang hangat dan lembab.

Siklus hidup17-23 hari,


kondisi optimum
temperatur 27 oC, RH
75%

Komoditas yang
diserangnya: beras,
tepung beras, dedak
halus, biji gandum, tepung
terigu, jagung, kacang
tanah, biji kakao
Lasioderma serricorne (F.)
(Coleoptera : Anobiidae)
Larva

K
o
k
o
n

Tubuh bulat lonjong, panjang 2-3 Siklus hidup 34-39 hari, keperidian
mm, warna coklat terang, kepala 110 butir telur, kondisi optimum
terdapat di bawah pronotum, temperatur 30 oC dan RH 70%
antena serrate (berbentuk Telur diletakkan terpisah-pisah
gergaji) pada bahan makanan
Komoditas yang diserangnya: Tembakau kering, kopra, biji pala, biji
kakao, fuli, material herbarium, makanan ikan (pelet), kerupuk udang,
makaroni, dll.
Stegobium paniceum (Linn.)
(Coleoptera: Anobidae)

Tubuh bulat lonjong, panjang 2-


2,5 mm, berwarna coklat gelap,
kepala di bawah pronotum,
antena capitate dengan bendolan
3 ruas yang agak memanjang,
pada elitra terdapat alur yang
memanjang

Larva 2-3 mm, bertipe


scarabaeiform (seperti huruf C),
tubuh berwarna putih dengan
rambut-rambut halus, tungkai
berkembang sempurna.
(a) (b) (c)
Stegobium paniceum (Linn.)
(Coleoptera: Anobidae)
 Siklus hidup 40-49 hari,
pada kondisi optimum
temperatur 30 oC dan
RH 60-90%

 Komoditas yang
diserangnya: ketumbar,
jinten, biji pala, fuli,
biskuit, makaroni,
ramuan jamu (bahan
tumbuhan kering)
Gejala serangan Stegobium
paniceum pada mi instant dan
pasta
Tenebrio molitor Linn.
(Coleoptera: Tenebrionidae)

Panjang tubuh 12-16 mm, warna coklat gelap


mengkilat sampai hitam, bintik-bintik pada
elitra agak berjauhan dan tidak ada yang
bersentuhan, antena 11 ruas, antena hampir
clavate, tarsi 5-5-4.
Larva instar akhir panjangnya 32 mm, warna
kuning krem, pipih sampai silindris
memanjang
Larva dikenal juga sebagai ulat hongkong untuk
pakan burung.
Bersifat kosmopolitan dan makan apa saja baik
biji utuh, produk olahan, hingga pelet pakan
ternak, bulu hewan, dan limbah unggas serta
karpet . Biasa ditemukan pada lokasi yang gelap
dan tak terusik. Laju pertumbuhannya lambat
sehingga bukan hama penting.
Tenebrio obscurus Fabricius
(Coleoptera: Tenebrionidae)

Panjang tubuh 12-16 mm, warna hitam kusam,


bintik-bintik pada elitra sangat berdekatan dan
beberapa bersentuhan, antena 11 ruas, hampir
clavate.
Panjang tubuh larva instar akhir 32 mm, warna
kuning kecoklatan dengan bagian-bagian yang
lebih gelap ke arah belakang.

Keperidian 450-500 butir telur selama hidup


imago betina 22-137 hari, siklus hidup 280-
630 hari
Trogoderma granarium Everts.
(Coleoptera: Dermestidae)

Kumbang Khapra
Panjang 2-3 mm, oval dan ditumbuhi rambut-rambut halus, coklat gelap
sampai hitam, antena clavate dan pendek dengan 3-5 ruas bendolan,
pada saat istirahat anten disimpan di rongga antena.

Panjang tubuh larva 5-6 mm,


berwarna coklat kekuningan,
tubuh ditumbuhi banyak seta
yang berwarna kekuningan.
Siklus hidup 35 hari,
keperidian 35 butir telur,
kondisi optimum 35 oC dan
RH 73%
Komoditas yang diserang:
beras, gandum, jagung,
sorgum, kacang tanah, kopra,
dll.
Sifat-sifat kumbang khapra yang menyebabkan serangga ini
menjadi paling penting di dunia:

•Kemampuannya untuk bertahan hidup tanpa maka selama ber


bulan-bulan
•Kemampuannya untuk hidup pada bahan makanan dengan
kadar air sangat rendah
•Kebiasaannya untuk bersembunyi pada celah-celah dan
retakan pada dinding
•Kemampuannya untuk bertahan hidup pada kondisi lingkungan
yang tidak menguntungkan dalam bentuk larva yang
berdiapause
•Ketahanannya terhadap berbagai jenis insektisida yang umum
digunakan untuk pengendalian hama gudang

Saat ini kumbang khapra masih berstatus sebagai “quarantine


pest” golongan A1 yang artinya belum terdapat dalam wilayah
RI
Trogoderma variabile Ballion
(Coleoptera: Dermestidae)

Panjang tubuh 3.2 mm, lonjong memanjang,


warna hitam kecoklatan dengan bercak-bercak
berwarna kekuningan atau coklat kekuningan.
Bagian pangkal, tengah, dan ujung elitra
berwarna pucat
Panjang tubuh larva 6.3 mm, instar awal berwarna
putih kekuningan, instar pertengahan kecoklatan,
dan instar akhir coklat gelap. Tubuh larva ditutupi
oleh seta halus.
Keperidian 94 butir telur, kondisi optimum:
temperatur 32 oC dan RH 50%, siklus hidup 32-42
hari.
Komoditas yang diserang: serealia, kakao,
makaroni, potato chips, cake mix, makanan
anjing, mie telur, raisins, rempah-rempah, dll.

Anda mungkin juga menyukai