Anda di halaman 1dari 22

KULIAH 10.

EKONOMI SUMBERDAYA
TIDAK TERBARUKAN

Tim Pengajar
MK Ekonomi Sumberdaya
2017
Pokok Bahasan
A. Peran Sumberdaya Tidak Terbaharukan
B. Alokasi Sumberdaya Tidak Terbaharukan
A. Peran Sumberdaya Tidak
Terbaharukan
Hampir seluruh aspek kehidupan manusia tidak terlepas dari
sumberdaya alam tidak terbaharukan. Contoh :
- HP
- Laptop
- Motor
- Mobil
- Rumah
- Perhiasan
- dsb
Peran Mineral dan Minyak bagi Perekonomian
Indonesia
• Indonesia merupakan negara 10 terbesar di dunia dalam produksi
emas dengan kontribusi 3% dari $ 210 milyar perdagangan emas
dunia.
• Timah dari Bangka Belitung 100% merupakan komoditas yang diekspor
untuk Foxcon (Blomberg, 2011).
• Batubara, Indonesia masuk menjadi eksportir terbesar dunia.
• Pada Tahun 2015, sektor pertambangan berkontribusi 4% PDB
Indonesia (PWC, 2016). Variasi kontribusi setiap daerah berbeda
tergantung pada tambang yang dihasilkan.
• Secara nasional kontribusi pertambangan ini memang mengalami
penurunan dari 8-13% terhadap PDB pada kurun 2010-2014 karena
dampak regulasi larangan ekspor bahan mentah dan bea ekspor bahan
mineral.
Perkembangan Produksi Hasil Tambang Indonesia
Tahun 2000 – 2015 (Price Water Cooper, 2016)
Dampak positif dari pertambangan
1. Injeksi ekonomi lokal dari kontrak-kontrak
suplier yang berkisar 20-30% dari nilai ekonomi
tambang
2. Serapan tenaga kerja lokal sekitar 30-60%
3. Belanja pegawai perusahaan yang menimbulkan
dampak pengganda pada perekonomian lokal.
4. Injeksi perusahaan dalam bentuk CSR yang
cukup signifikan dalam membantu
perekonomian lokal.
Dampak negatif dari pertambangan
1. Implikasi pada lingkungan karena mulai dari
eksplorasi sampai eksploitasi berdampak pada
kualitas air, lahan, keanekaragaman hayati,
pencemaran udara (debu, dsb), serta pembuangan
limbah (tailing).
2. Rusaknya sumberdaya alam sebagai sumber budaya
dan keindahan
3. Perubahan aktifitas ekonomi di hilir seperti
pertanian, perikanan, dsb.
Biaya lingkungan dari kegiatan
pertambangan
1. Tumpahan tailing satu perusahaan tambang
membutuhkan biaya US$ 100 juta untuk
pembersihan dan kompensasi, diluar biaya
kerugian atas hilangnya keanekaragaman hayati
dan jasa ekosistem (Mc Mahon et al, 2000).
2. Implikasi pada biaya kesehatan masyarakat yang
cukup besar
3. Implikasi pada perubahan iklim secara global
Sumber Energi : Minyak bumi dan Gas
1. Minyak bumi dan gas merupakan sumber energi yang
mendominasi konsumsi energi Indonesia.
2. Indonesia menempati urutan 24 produsen dunia dengan
produksi 825 ribu barrel per hari. Indonesia menduduki
ranking 10 dalam produksi gas dunia (PWC, 2014)
3. Produksi minyak mentah Indonesia cenderung mengalami
trend yang menurun sejak tahun 1990, bahkan selama 10
tahun terakhir produksi minyak bumi Indonesia turun
hampir 22% namun konsumsi selalu meningkat.
Produksi dan konsumsi Minyak Bumi Indonesia

Produksi

Konsumsi
Sumber Energi : Minyak bumi dan Gas
1. Pada tahun 1980-1990 an kontribusi minyak bumi dan
gas terhadap penerimaan negara mencapai 40% namun
saat ini kontribusi tersebut pada kisaran 13%
(Kementerian ESDM, 2016)
2. Isu sentral penggunaan BBM adalah dampak terhadap
perubahan iklim berupa CO2 yang cenderung
meningkat secara global. Alasan ini yang mendorong
negara-negara dunia untuk mengembangkan energi
terbaharukan dengan mengurangi konsumsi BBM.
Dutch Desease
• Istilah ini dikenalkan oleh ekonom Inggris “Richard
Auty” pada tahun 1993.
• Merujuk pada negara-negara yang berlimpah
sumberdaya alamnya (khususnya SD tidak
terbaharukan) namun mengalami pertumbuhan
ekonomi yang lambat dibanding dengan negara-
negara yang tidak memiliki sumberdaya tersebut.
Dutch Desease
Fenomena ini terjadi karena beberapa faktor :
1. Konflik yang berlatar belakang politik terkait dengan
pemanfaatan SDA
2. Ketimpangan dalam pembagian manfaat dari SDA
3. Perilaku pemburu rente : perilaku yang menggambarkan
pihak yang memanfaatkan atau mencari keuntungan karena
memiliki previlege atas akses terhadap SDA dan pasar
4. Pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan
ekstraksi SDA
Dutch Desease
• Menggambarkan pertumbuhan penerimaan yang tinggi
dari sumberdaya tidak terbaharukan dan menimbulkan
dampak negatif pada sektor perekonomian lainnya.
• Misalnya adalah pada saat Belanda menemukan gas
pada tahun 1960 an yang memicu lonjakan ekonomi
namun pada akhirnya berimbas pada penerimaan dari
produk pertanian yang tidak kompetitif di pasar dunia.
Kesimpulan
SDA tidak terbaharukan selain memberikan manfaat
yang berarti dalam perekonomian nasional dalam
kehidupan sehari-hari juga dapat menimbulkan
dampak buruk bagi perekonomian jika tidak dikelola
dengan baik dan bijaksana
B. Alokasi Sumberdaya Alam Tidak
Terbaharukan
• Prinsip utama ekonomi sumberdaya alam tidak terbaharukan
adalah alokasi / ekstraksi stok yang terbatas pada periode
tertentu secara optimal.
• Alokasi optimal ini ditentukan karena terbatasnya cadangan
sumberdaya alam dan biaya ekstraksi.
• Jika alokasi tidak dilakukan secara optimal, misal karena
diambil terlalu cepat saat ini sehingga suplai melimpah maka
harga akan turun. Dampaknya adalah suplai pada masa
mendatang akan berkurang karena stok mulai menurun
menyebabkan harga akan meningkat tinggi.
Teori Intertemporal SDA tidak terbaharukan
• Pilihan ekstraksi saat ini atau masa mendatang disebut aspek
“intertemporal” / efisiensi dinamik dari SDA tidak terbaharukan.
• Dikembangkan oleh LC Gray (1911) dan dikembangkan oleh
Harold Hotelling (1931). Kedua ekonom mengembangkan teori
optimal ekstraksi SD secara intertemporal dan dikenal sebagai
efisiensi dinamik.
• Efisiensi dinamik adalah menentukan output yang optimal
selama periode waktu tertentu yang memaksimumkan nilai kini
manfaat bersih (present value).
Teori Intertemporal SDA tidak terbaharukan

• Efisiensi Dinamik :
Bt adalah manfaat pada periode t
Ct adalah biaya pada periode t
R adalah discount rate

• Jika ditulis dalam 2 periode waktu yang berbeda


menjadi t = 0 dan t = 1 akan menjadi :
Teori Intertemporal SDA tidak terbaharukan
• Alokasi intertemporal yang optimal adalah alokasi dimana perubahan
manfaat bersih saat ini sama dengan perubahan manfaat bersih di
masa mendatang :

• Jika perubahan output pada kedua periode kecil, maka perubahan


tersebut kita nyatakan dalam ukuran marginal sehingga perubahan
manfaat bersih menjadi (P-BM), sehingga persaman di atas akan
menjadi :

• Dimana BM adalah Biaya Marginal


Contoh Soal Intertemporal SDA tidak terbaharukan
• Dimisalkan kurva permintaan hasil tambang adalah P = 40 – 0,7q.
Dimisalkan pula biaya total adalah TC = 10q. Jumlah stok yang
tersedia adalah 60 ton. Dengan menggunakan discount rate (r)
sebesar r = 7%, maka solusi optimal adalah :

• Atau :

• Sehingga jumlah yang


diekstraksi pada periode q1
sebesar 29,75 ton
Contoh Soal Intertemporal SDA tidak terbaharukan
• Dengan diketahui q0 dan q1 maka P1 dan P2 dapat dihitung dengan
kurva permintaan yaitu P0=Rp.15,79 juta/ton dan P1=Rp.16,20
juta/ton. Secara diagram sebagai berikut :

• Kedua ekstraksi pada waktu berbeda tersebut menghasilkan


surplus ekonomi atau Hotelling Rent (HR) masing-masing sebesar
Rp.175,38 juta pada t=0 dan Rp.185,5 juta pada t=1

Anda mungkin juga menyukai