Anda di halaman 1dari 47

TEKNOLOGI & EFISIENSI

ENERGI BARU TERBARUKAN

Oleh :
Dr. Ir. Santoso Januwarsono, MBA, MM
STT – PLN 2016
PENGERTIAN DASAR
 Teknologi, merupakan suatu metode ilmiah
ataupun peralatan yang dibuat oleh manusia untuk
kepentingan praktis yang dapat bermanfaat bagi
kebutuhan dan juga kenyamanan hidup manusia.

 Efisiensi,adalah cara yang tepat dalam


menjalankan suatu metode ataupun alat untuk
mendapatkan hasil yang maksimal.

 Energi Baru Terbarukan, adalah energi yang berasal


dari sumber daya nonfosil yang dapat diperbarui,
sehingga berkelanjutan.
CONTOH
ENERGI BARU & TERBARUKAN

 Nuklir
 Batubara tergaskan
 Batubara tercairkan
 Metana batubara
 Hidrogen
 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) ataupun Pembangkit Listrik
Tenaga Minihidro (PLTMh)
 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)
 Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB)
 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
 Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBiomassa)
 Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)
 Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL)
 Dll.
LATAR BELAKANG
Keterbatasan cadangan bahan
bakar fosil:
Sisa cadangan bahan bakar fosil (fossil
fuel) di planet bumi (the Earth
planet) tempat kita hidup dan
melaksanakan kehidupan ini,
semakin kurang mencukupi
jumlahnya untuk mendukung
pembangunan berkelanjutan
(sustainable development).
Peningkatan jumlah penduduk: Prospek energi bersih berkelanjutan:
Sementara itu, kita dihadapkan pada Pada abad 21 diidentifikasikan bahwa
energi bersih yang dapat diperbarui akan
suatu situasi lainnya yang cukup
mampu untuk menyediakan energi secara
serius yaitu dengan adanya
berkelanjutan, relatif stabil dan dalam jangka
peningkatan pertumbuhan jumlah waktu yang panjang, baik bagi negara-negara
penduduk dengan kecepatan yang Industri maupun negara bekembang.
signifikan.
Latar Belakang (2)

2. Cadangan energi fosil, khususnya minyak bumi


semakin terbatas

Jenis Perbandingan
Cadangan Cadangan
Produksi (Cadangan/Produk
Energi Total Terbukti si)*

Minyak Bumi 9746 juta SBM** 4721 juta SBM 500 Juta SBM 10 tahun

Gas Bumi 507 TSCF*** 90 TSCF 2.9 TSCF 30 tahun

Batubara 50 milyar ton 5 milyar ton 100 juta ton 50 tahun

* Apabila tidak ditemukan lagi cadangan baru


** Setara Barrel Minyak
*** Tera Standard Cubic Feet
Latar Belakang (3)

3. Dilema
• Naiknya harga minyak bumi yang terjadi akhir-akhir
ini menimbulkan dilema.
 Harga BBM tidak dinaikkan  akan sangat memberatkan
keuangan negara karena jumlah subsidi akan semakin besar,
 Harga BBM dinaikkan  dikhawatirkan akan menimbulkan
reaksi penolakan yang dapat menimbulkan gejolak sosial.

• Selain itu, dengan adanya kenaikan harga BBM akan


menyebabkan pula biaya pembangkitan tenaga listrik
akan meningkat dan pada gilirannya Tarif Dasar
Listrik (TDL) juga harus dinaikkan.
Energi terbarukan
potensinya
sangat melimpah.
Namun energi ini
pengembangannya
sangat terhambat,
karena sulit untuk
dapat bersaing
dengan BBM yang
sangat di subsidi.
Karena itu salah
satu tujuan dari
pengurangan
subsidi BBM adalah
agar energi abad
21 ini dapat
berkembang, dan
selangkah demi
selangkah namun pasti
siap untuk menggantikan peran
bahan bakar fosil (terutama minyak) yang saat ini cadangannya mulai menipis
dan diyakini telah menimbulkan isu pemanasan global.

Seminar dan Diskusi Publik : PENGHEMATAN ENERGI DAN PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF

YANG TERBARUKAN DI ERA ENERGI MAHAL”


Formula Pengurangan Subsidi BBM

Subsidi BBM = Q BBM X (BPP BBM – Harga Jual BBM)

Pengurangan Subsidi BBM dapat dilakukan dengan cara:


1. Mengurangi Volume BBM yang dikonsumsi masyarakat (Q BBM)
di antaranya melalui:
a. Menghemat penggunaan BBM
Program Strategis : Kampanye hemat energi (BBM)
b. Mengembangkan energi alternatif selain BBM
Program Strategis : pengembangan energi terbarukan

2. Menurunkan Biaya Pokok Penyediaan BBM (BPP BBM)

3. Menaikkan harga jual BBM secara selektif


Program Strategis: menerapkan harga keekonomian
dan pajak BBM kepada jenis BBM tertentu
(misalnya: premix/pertamax, avtur, avgas, dan minyak bakar)
Mengapa Energi Terbarukan?

• Potensi energi terbarukan cukup besar dan bersih


lingkungan, namun pemanfaatannya masih kecil.
Kapasitas Perbandingan (Kapasitas
Potensi Terpasang Terpasang / potensi)
Hydro 75.67 GW 3854 MW 5,09%
P. Bumi 27.000 GW 807 MW 3,84%
Mini/Microhydro 458.75 MW 67 MW 14,17%
Biomassa 49.81 GW 302.4 MW 0,61%
Surya 4.8 kWh/m2/hr 8 MW
Angin 3-6 m/detik 0.6 MW

• Apabila dikembangkan secara tepat, energi baru terbarukan


selain dapat menggantikan energi tak-terbarukan juga juga
dapat memberikan kontribusi penting untuk memacu
perkembangan ekonomi, terutama dalam peningkatan
kesejahteraan masyarakat dan penyediaan lapangan kerja.
Pengertian Energi Baru dan
Terbarukan(EBT)

• Energi Terbarukan adalah energi yang dapat


diperbarui dan apabila dikelola dengan baik maka
sumber dayanya tidak akan habis.
contoh: Tenaga air, Biomassa, Surya, Angin, Panas
bumi.

• Energi Baru adalah energi yang teknologinya relatif


baru dikembangkan, baik yang berasal dari jenis
energi terbarukan atau yang tidak terbarukan.
contoh : Nuklir, Batubara tergaskan/tercairkan,
metana batubara, hidrogen
Status Teknologi Energi Baru & Terbarukan

Dilihat dari status teknologi, pemanfaatan energi baru


terbarukan (EBT) di Indonesia dapat diklasifikasikan
menjadi tiga, yaitu :
• Tahap komersial
contoh : panas bumi, tenaga air skala besar, biomassa
(termasuk biofuel dan sampah kota)

• Tahap semi komersial


contoh : energi surya, energi angin, mikrohidro

• Masih pada tahap penelitian


contoh : energi gelombang, energi pasang surut, fuel cell
dan energi baru lainnya
Kendala

 Kendala utama dalam pengembangan energi


terbarukan adalah keberlanjutan suplai dan
aspek keekonomiannya.

 Sumber daya energi terbarukan umumnya


bersifat intermittent (ketersediaannya terputus-
putus) sehingga diperlukan desain teknologi yang
tepat.

 Pada umumnya teknologi energi terbarukan


masih relatif mahal dan belum dapat bersaing
dengan teknologi energi komersial sehingga
kurang aktraktif bagi investor.
Beberapa Teknologi EBT Tepat Guna (1)

Kompor Tenaga Surya


Kompor tenaga surya berbentuk
parabola, terbuat dari susunan
cermin datar yang dipotong kecil-
kecil dengan ukuran tertentu.

18
Giving direction during cooking practice (left),
The villagers are practicing sun cooking (right)
Donggala, INDONESIA, August 1999.
Beberapa Teknologi EBT Tepat Guna (1)

Pemanas Tenaga Surya


Pemanas tenaga surya buatan
Pak Minto Guru SDN Prambon
Kecamatan Dagangan Kabupaten
Madiun
Beberapa Teknologi EBT Tepat Guna (2)

Pengering Tenaga Surya


Teknologi sederhana yang
memanfaatkan sinar matahari
untuk mengeringkan hasil
pertanian dan perikanan.

Rumah Tenaga Surya


Beberapa Teknologi EBT Tepat Guna (2)

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)

PLTS adalah pembangkit listrik


yang memanfaatkan energi surya
sebagai sumber pembangkit
listrik.

22
SEL SURYA
( PHOTOVOLTAIC )
Fleksible PV module dalam kesatuan dengan tenda tentara.
Beberapa Teknologi EBT Tepat Guna (3)

Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohiro (PLTMH)

PLTMH adalah pembangkit


listrik skala kecil yang
memanfaatkan energi air
sebagai sumber pembangkit
listrik.
TENAGA AIR

Kejatuhan air bisa diatur sedemikian sehingga


bisa menggerak kan beberapa turbin pembangkit
listrik sekaligus.
Air mengalir dari dam
ke saluran menuju kipas
turbin. Tenaga air jatuh
akan menekan kipas
turbin sehingga terjadi
putaran pada generator
pembangkit listrik.
LARGE HYDRO > 10 MW.
SMALL HYDRO < 10 MW.
MINI HYDRO < 1 MW.
MICRO HYDRO < 100KW
PICOHYDRO < 5KW
15% listrik di negara bagian
California dan 85% dinegara
bagian Washington USA
disupply oleh PLTA.
10% listrik di seluruh
Amerika disupply oleh PLTA
POTENSI TENAGA AIR DI
CINA yang akan
dioptimumkan untuk
memenuhi Kebutuhan Tenaga
Listrik di CINA serta untuk
keperluan Pertanian,
Perikanan dan Sarana Air
Bersih Perkotaan
Beberapa Teknologi EBT Tepat Guna (4)

Gasifikasi

Gasifikasi merupakan
konversi termal dari limbah
biomasa/sampah untuk
dijadikan gas bakar.
Beberapa Teknologi EBT Tepat Guna (5)

Biogas

Biogas/Gasbio
adalah gas yang
dihasilkan dari suatu
konversi bio-kimia
limbah biomassa
melalui fermentasi
tanpa oksigen.
Beberapa Teknologi EBT Tepat Guna (5)

Sistem Konversi Energi Angin (SKEA)

SKEA adalah kincir


angin yang
dikonversikan untuk
menggerakan pompa
air ataupun
dikonversikan lebih
lanjut menjadi tenaga
listrik dengan bantuan
generator.
Beberapa Teknologi EBT Tepat Guna (6)

Biodiesel
Merupakan bahan bakar yang
terbuat minyak tumbuhan
yang dapat digunakan
sebagai pengganti solar pada
kendaraan bermesin diesel
tanpa harus memodifikasi
mesin.
“Limbah”
Mobil yang
menggunakan
sel bahan
bakar adalah
air bersih
Energy Mix – Pembangunan Berkelanjutan

PEMILIHAN JENIS ENERGI SECARA TERPADU, OPTIMAL, ARIF, DAN BIJAKSANA


LINGKUNGAN INFRASTRUKTUR SUMBER ENERGI SOSIAL-BUDAYA GEOPOLITIK EKONOMI

Energi Fosil Energi Baru & Terbarukan


(sumberdaya hidrokarbon)

Hidro, Solar, angin,


Minyakbumi Batu Bara biomassa, panas
Gas Nuklir Mikrohidro bumi, hidrogen

BERBASIS SUMBER DAYA ALAM BERBASIS TEKNOLOGI


(TEKNOLOGY MATURITY)

LONG-TERM NATIONAL ENERGY PLANNING


Kebijakan Terkait

Kebijakan yang terkait dengan pengembangan


energi terbarukan adalah :
 UU No. 27/2003 tentang Panas Bumi
 Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2005
 Kebijakan Energi Terbarukan dan Konservasi Energi
(Program Energi Hijau)
(Kepmen ESDM No. 0002 Tahun 2004)
 Kebijakan Energi Nasional
(Kepmen ESDM No. 0983 K/16/MEM/ 2004)
 Kebijakan PSK Tersebar
(Kepmen No. 1122K/30/MEM/2002)
UU No.27/2003 tentang Panas Bumi

Mengatur pengelolaan dan pengembangan sumber


energi panas bumi baik sebagai komoditi tambang
maupun sebagai sumber energi bagi pemanfaatan
langsung dan tidak langsung (listrik).

Target pengembangan panas bumi untuk


pembangkit tenaga listrik adalah 6.000 MW pada
tahun 2020.
PP No. 3 Tahun 2005

Pasal 2

Ayat (3) : Penyediaan tenaga listrik dilakukan dengan


memanfaatkan seoptimal mungkin sumber energi primer
yang terdapat di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Ayat (4): Guna menjamin ketersediaan energi primer untuk


penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum,
diprioritaskan penggunaan sumber energi setempat dengan
kewajiban mengutamakan pemanfaatan sumber energi
terbarukan.
Kebijakan Energi Hijau

Kebijakan Pengembangan Energi Terbarukan dan


Konservasi Energi (Keputusan Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral Nomor 002 tahun 2004), pada
dasarnya mengatur:

pemanfaatan energi terbarukan (ET) yang optimal


teknologi pemanfaatan energi (baik dari sumber energi
terbarukan maupun fosil) yang bersih dan efisien
budaya hemat energi
Kebijakan Energi Nasional (KEN)

Sasaran pengembangan energi terbarukan menurut


KEN di antaranya adalah:

• Meningkatnya pangsa energi terbarukan dalam


penyediaan energi nasional sekurang-kurangnya 5%
pada tahun 2020.
Jenis energi terbarukan yang diharapkan dapat
memenuhi target tersebut adalah panas bumi,
biomassa dan tenaga air skala kecil.

• Terwujudnya infrastruktur energi yang mampu


memaksimalkan akses masyarakat terhadap energi.

• Meningkatnya kandungan lokal dalam industri energi


sehingga ketergantungan terhadap luar negeri makin
berkurang.
Kebijakan PSK TERSEBAR

• Pembangkit listrik energi terbarukan dengan


kapasitas maksimum 1 MW yang diusahakan oleh
usaha kecil, koperasi atau perorangan listriknya dapat
dijual kepada PLN.

• Ketentuan harga jual listrik:


 60% dari Biaya Pokok Penyediaan apabila
 terinterkoneksi pada TR PLN
 80% dari Biaya Pokok Penyediaan apabila
 terinterkoneksi pada TM PLN

• Penjualan tenaga listrik didasarkan pada kapasitas


tidak tetap (non-firm capacity).
Penutup
Dalam beberapa bulan belakangan ini harga minyak bumi mengalami
kenaikan secara drastis. Harga minyak bumi yang semula di bawah
US$ 30 per barel, tiba-tiba melonjak mendekati US$ 40 per barel dan
terus meningkat bahkan pernah sampai lebih dari US$ 50 per barel.
Naiknya harga minyak bumi ini sudah tentu akan berpengaruh
terhadap harga BBM di dalam negeri dan besarnya subsidi yang harus
disediakan oleh Pemerintah.

Kenaikan harga minyak bumi menjadi dilema bagi Pemerintah, karena


pilihannnya hanya ada dua yaitu menaikkan harga atau tidak
menaikkan harga BBM. Apabila harga BBM tidak dinaikan akan sangat
memberatkan keuangan negara, tetapi apabila harga BBM dinaikkan
dikhawatirkan akan menimbulkan reaksi penolakan yang dapat
menimbulkan gejolak sosial. Selain itu, dengan adanya kenaikan
harga BBM akan menyebabkan pula biaya pembangkitan tenaga listrik
akan meningkat dan pada gilirannya Tarif Dasar Listrik (TDL) juga
harus dinaikkan.
Penutup

Menyikapi kemungkinan kenaikan harga BBM,


ada dua hal yang dapat dilakukan, yaitu
melaksanakan konservasi energi dan
mempercepat diversifikasi energi. Konservasi
energi dilakukan terutama untuk mengurangi
pemakaian energi (termasuk listrik).
Upaya mempercepat diversifikasi dilakukan
dengan meningkatkan penggunaan energi
alternatif terutama energi yang terbarukan
(antara lain tenaga air, surya, angin, panas bumi,
energi gelombang laut, dan biomasa).

Anda mungkin juga menyukai