Anda di halaman 1dari 5

Nama : Khamdan Annas Fakhryza

NIM : 20602300012
Tugas Online- Manajemen Energi Listrik

1.Apa yang Saudara Ketahui Tentang Manajemen Energi Listrik ?


Manajemen energi listrik adalah praktik untuk mengelola dan mengoptimalkan penggunaan energi
listrik. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan efisiensi energi, mengurangi konsumsi energi
berlebih, dan mengendalikan biaya energi. Beberapa aspek penting dalam manajemen energi listrik
meliputi:
a) Monitoring Konsumsi Energi: Melibatkan pemantauan dan pemetaan konsumsi energi untuk
mengidentifikasi pola penggunaan energi yang berlebihan.
b) Audit Energi: Melakukan audit energi untuk mengevaluasi penggunaan energi di suatu tempat atau
sistem. Hal ini membantu dalam menemukan area-area di mana efisiensi energi dapat ditingkatkan.
c) Penggunaan Teknologi Efisiensi Energi: Mengadopsi perangkat, sistem, dan teknologi yang efisien
secara energi, seperti lampu LED, peralatan rumah tangga hemat energi, atau sistem kendali
otomatis.
d) Manajemen Beban: Mengatur dan mengelola pemakaian energi listrik agar tetap efisien, terutama
pada puncak waktu penggunaan energi yang tinggi.
e) Pendekatan Berkelanjutan: Mengembangkan strategi jangka panjang untuk mengintegrasikan
sumber energi terbarukan dan meminimalkan dampak lingkungan dari penggunaan energi listrik.
f) Pendidikan dan Kesadaran: Mengedukasi pengguna energi, baik di tingkat individu maupun korporat,
tentang pentingnya penggunaan energi yang bijak dan praktik hemat energi.
Manajemen energi listrik penting dalam mengurangi emisi karbon, mengurangi biaya energi, dan
memastikan ketersediaan energi yang berkelanjutan di masa depan. Banyak perusahaan, lembaga
pemerintah, dan individu saat ini fokus pada praktik ini untuk mencapai keberlanjutan energi.

2. Terangkan apa yang dimaksud dengan Supply side dan Demand side management ?
Supply side management dan demand side management adalah dua pendekatan yang berbeda dalam
mengelola konsumsi energi.
a) Supply Side Management:
Ini berkaitan dengan pengelolaan produksi dan distribusi energi oleh penyedia energi, seperti
perusahaan listrik atau produsen energi. Tujuan utama dari supply side management adalah
meningkatkan efisiensi dalam pembangkitan dan distribusi energi. Ini mencakup peningkatan
teknologi di pembangkit listrik, pemanfaatan sumber energi yang lebih bersih, dan pemantauan
infrastruktur jaringan untuk memastikan penyediaan energi yang andal.
b) Demand Side Management:
Ini berkaitan dengan cara mengelola konsumsi energi dari sisi konsumen atau pengguna energi.
Tujuannya adalah mengubah perilaku konsumen untuk menggunakan energi secara lebih efisien.
Demand side management melibatkan pendidikan konsumen, penggunaan perangkat hemat energi,
implementasi tarif dinamis untuk mendorong penggunaan pada saat yang lebih efisien, serta
penggunaan teknologi seperti smart grid atau smart meters untuk memantau dan mengatur
penggunaan energi.
Kedua pendekatan ini saling melengkapi dalam menciptakan sistem energi yang lebih efisien dan
berkelanjutan. Supply side management mengoptimalkan produksi dan distribusi, sementara demand side
management fokus pada penggunaan yang lebih cerdas dan efisien dari konsumen. Kerjasama antara
keduanya dapat membantu dalam mencapai tujuan pengurangan emisi dan penggunaan energi yang lebih
hemat.

3. A. Apa yang dimaksud Energi Baru Terbarukan (EBT)?


Energi Baru Terbarukan (EBT) merujuk pada sumber energi yang dihasilkan dari sumber daya alam yang
dapat diperbaharui atau diperbarui secara alami dalam waktu yang singkat. Sumber-sumber energi ini
memiliki potensi untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan memiliki dampak
lingkungan yang lebih rendah.
Energi baru terbarukan dianggap sebagai solusi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, meningkatkan
ketahanan energi, dan mengejar keberlanjutan energi. Pengembangan teknologi dan infrastruktur untuk
energi baru terbarukan terus berkembang, memungkinkan pemanfaatan sumber daya alam yang tersedia
secara lebih efisien.
3.B. Sebutkan macam-macam EBT?
➢ Energi Surya (Solar Energy): Dihasilkan dari sinar matahari yang dikonversi menjadi listrik melalui
panel surya fotovoltaik.
➢ Energi Angin (Wind Energy): Dihasilkan dari angin yang mendorong turbin angin untuk menghasilkan
listrik.
➢ Energi Air (Hydropower): Menggunakan energi kinetik air, seperti sungai atau air pasang-surut, untuk
menggerakkan turbin air dan memproduksi listrik.
➢ Energi Biomassa (Biomass Energy): Energi yang dihasilkan dari bahan organik, seperti limbah
pertanian, sampah organik, atau biomassa kayu yang diubah menjadi bioenergi, gas, atau listrik.
➢ Energi Geothermal (Geothermal Energy): Memanfaatkan panas dari dalam bumi untuk memproduksi
listrik melalui pembangkit listrik tenaga panas bumi.
➢ Energi Laut (Tidal Energy): Memanfaatkan energi pasang-surut dari ombak laut untuk menghasilkan
listrik.
➢ Energi Ombak (Wave Energy): Menggunakan energi kinetik dari gelombang laut untuk menghasilkan
listrik.
➢ Energi Panas Bumi Dangkal (Shallow Geothermal Energy): Menggunakan panas bumi yang tersimpan
di dalam tanah dangkal untuk pemanasan atau pendinginan bangunan.
➢ Energi Mikrohidro (Micro-hydropower): Pemanfaatan aliran air yang lebih kecil, seperti sungai kecil,
untuk pembangkit listrik skala kecil.
3.C. Terangkan Bagaimana Upaya Pengembangan Energi Terbarukan di Indonesia?
Indonesia telah aktif dalam pengembangan energi terbarukan untuk mengurangi ketergantungan pada
bahan bakar fosil dan mendukung keberlanjutan energi. Beberapa upaya pengembangan energi terbarukan
di Indonesia termasuk:
➢ Energi Surya: Pemerintah telah mendorong pengembangan panel surya untuk memanfaatkan
potensi matahari yang melimpah di Indonesia. Program-program seperti atap surya untuk rumah
tangga, pembangunan instalasi surya komersial, dan proyek-proyek skala besar telah diperkenalkan.
➢ Energi Angin: Proyek-proyek pembangunan turbin angin, terutama di daerah pantai atau dataran
tinggi yang memiliki angin kuat, telah diusulkan dan dilaksanakan.
➢ Energi Air: Indonesia memiliki potensi yang besar dari sumber daya air untuk pembangkit listrik
tenaga air. Pembangunan pembangkit listrik tenaga air kecil hingga sedang di sungai-sungai telah
menjadi fokus untuk meningkatkan kapasitas pembangkit listrik.
➢ Energi Biomassa: Pengembangan energi dari limbah pertanian, sampah organik, dan biomassa kayu
telah diperhatikan untuk menghasilkan bioenergi.
➢ Energi Geothermal: Indonesia adalah salah satu negara dengan sumber daya geothermal terbesar
di dunia. Pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi di daerah-daerah seperti Jawa dan
Sumatera telah menjadi fokus utama.
➢ Kebijakan dan Regulasi: Pemerintah telah memperkenalkan kebijakan dan insentif untuk
mendorong investasi dan pengembangan energi terbarukan, seperti feed-in tariffs (FIT) dan skema-
skeam lain yang mendukung pengembangan energi terbarukan.
Upaya pengembangan energi terbarukan di Indonesia masih terus berkembang, tetapi tantangan seperti
infrastruktur, investasi, dan ketersediaan teknologi yang memadai masih perlu diatasi. Namun, pemerintah
dan sektor swasta terus berupaya untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan guna mengurangi
dampak lingkungan dan meningkatkan ketahanan energi negara.

4.A. Apa yang dimaksud dengan Global Warming?


Global Warming mengacu pada peningkatan suhu rata-rata Bumi secara keseluruhan. Ini terkait dengan
peningkatan suhu udara di atmosfer Bumi dan juga suhu permukaan laut. Penyebab utama global warming
adalah peningkatan konsentrasi gas-gas rumah kaca, seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan
nitrous oksida (N2O), di atmosfer.
Peningkatan konsentrasi gas-gas ini terjadi karena aktivitas manusia, terutama dari pembakaran bahan
bakar fosil (seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam) untuk energi, transportasi, industri, dan proses
lainnya. Gas-gas ini bertahan di atmosfer dan menciptakan lapisan yang menahan panas matahari di
dalamnya, menyebabkan peningkatan suhu global.
Dampak dari global warming termasuk perubahan iklim yang signifikan, seperti peningkatan suhu rata-rata
global, perubahan pola cuaca ekstrem, pencairan es di kutub, kenaikan permukaan laut, dan gangguan
terhadap ekosistem dan kehidupan makhluk hidup.
Perubahan-perubahan ini memberikan tantangan serius bagi kehidupan di Bumi dan menjadi fokus utama
dalam upaya global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, mengembangkan energi terbarukan, dan
menerapkan kebijakan-kebijakan yang mendukung perlindungan lingkungan.
4.B. Apa yang yang dimaksud dengan NZE (net zero emission)
Net Zero Emission (NZE) merujuk pada kondisi di mana total emisi gas rumah kaca yang dihasilkan manusia
seimbang dengan jumlah yang dihapus dari atmosfer. Dalam konteks ini, ketika suatu entitas atau suatu
wilayah mencapai net zero emission, artinya emisi gas rumah kaca yang dihasilkan telah diredam atau
dikompensasi dengan cara-cara tertentu sehingga tidak lagi meningkatkan jumlah gas rumah kaca secara
keseluruhan di atmosfer.
NZE menjadi sasaran penting dalam upaya global untuk mengatasi perubahan iklim. Banyak negara,
perusahaan, dan organisasi internasional telah menetapkan target NZE sebagai bagian dari komitmen
mereka untuk mengurangi dampak emisi gas rumah kaca terhadap lingkungan.
4.C. Apa yang dimaksud dengan audit energi pada Gedung?
Sebutkan Langkah-langkah audit energi pada Gedung
Audit energi pada gedung adalah proses evaluasi menyeluruh terhadap penggunaan energi di suatu
bangunan atau fasilitas. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi area-area di mana energi digunakan
secara tidak efisien, serta memberikan rekomendasi untuk meningkatkan efisiensi energi.
Beberapa langkah-langkah dalam audit energi pada gedung meliputi:
➢ Pemantauan dan Pemetaan Konsumsi Energi: Mengumpulkan data tentang konsumsi energi gedung
selama periode waktu tertentu untuk menentukan pola penggunaan energi.
➢ Inspeksi Fisik Gedung: Melakukan survei fisik gedung untuk mengidentifikasi potensi kebocoran
udara, isolasi yang buruk, atau peralatan yang tidak efisien.
➢ Evaluasi Sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning): Meninjau sistem pemanasan,
ventilasi, dan pendinginan untuk mengidentifikasi peluang penghematan energi, seperti pemakaian
sistem yang lebih efisien atau peningkatan isolasi.
➢ Pemeriksaan Pencahayaan: Mengidentifikasi penggunaan lampu yang tidak efisien, serta
kemungkinan penerapan lampu LED atau sistem pencahayaan yang lebih hemat energi.
➢ Pemeriksaan Sistem Elektronik dan Elektrikal: Menilai peralatan listrik, seperti sistem kontrol
otomatis, komputer, atau peralatan kantor lainnya, untuk menemukan area-area yang dapat
ditingkatkan dalam penggunaan energi.
➢ Analisis Data dan Perhitungan Energi: Menggunakan data yang terkumpul untuk menganalisis
konsumsi energi gedung dan menghitung potensi penghematan energi dari implementasi perubahan
yang direkomendasikan.
➢ Penyusunan Laporan dan Rekomendasi: Menyusun laporan audit yang berisi temuan, rekomendasi
perbaikan, serta estimasi biaya dan penghematan yang dapat dicapai dengan menerapkan
perubahan tersebut.
➢ Implementasi Perubahan: Memperbaiki, mengganti, atau meningkatkan sistem dan peralatan sesuai
dengan rekomendasi audit untuk meningkatkan efisiensi energi.
Audit energi pada gedung membantu mengidentifikasi peluang penghematan energi yang signifikan,
mengurangi biaya operasional, dan mengurangi dampak lingkungan dari konsumsi energi gedung.

5. Diketahui daya nyata 22 MVA, 20 KV, 3 P, 50 Hz, Cos Phi=0,5 lag. Hitung berapa Farad Kapasitor yang
harus dipasang untuk menaikkan Cos Phi= 0,9?
Untuk menghitung berapa Farad kapasitor yang harus dipasang untuk meningkatkan faktor daya (Cos Phi)
dari 0,5 menjadi 0,9, kita akan menggunakan rumus:

di mana:
Qc = kapasitansi yang diperlukan (dalam Farad)
P = daya apparent awal (dalam Volt Ampere, VA)
Cos Phi awal = faktor daya awal
Cos Phi akhir = faktor daya yang diinginkan

Dalam hal ini, nilai daya apparent (P) dapat dihitung menggunakan rumus:
P = Daya nyata /Cos Phi
Diberikan:
Daya nyata (S) = 22 MVA = 22,000 kVA = 22,000,000 VA
Tegangan (V) = 20 kV = 20,000 Volt
Faktor daya awal (Cos Phi awal) = 0,5
Faktor daya yang diinginkan (Cos Phi akhir) = 0,9

Pertama, kita hitung daya apparent awal (P) dengan menggunakan rumus:
P = Daya nyata / Cos Phi awal
P = 22,000,000 VA / 0.5 = 44,000,000 VA
Kemudian, hitung kapasitansi yang diperlukan (Qc) dengan menggunakan rumus pertama yang disebutkan
di atas:

Kalkulasi ini akan memberikan nilai kapasitansi (Qc) yang diperlukan untuk meningkatkan faktor daya dari
0,5 menjadi 0,9.

Untuk menghitung kapasitansi yang diperlukan untuk meningkatkan faktor daya (Cos Phi) dari 0,5 menjadi
0,9 dapat menggunakan rumus berikut:

di mana:
Qc = kapasitansi yang diperlukan (dalam Farad)
S = daya semu (dalam Volt Ampere, VA)
Cos Phi awal = faktor daya awal
Cos Phi akhir = faktor daya yang diinginkan

Diberikan:
Daya nyata (S) = 22 MVA = 22,000 kVA = 22,000,000 VA
Faktor daya awal (Cos Phi awal) = 0,5
Faktor daya yang diinginkan (Cos Phi akhir) = 0,9

Pertama, menghitung kapasitansi yang diperlukan (Qc) dengan menggunakan rumus yang sudah
disebutkan:

Kalkulasi ini akan memberikan nilai kapasitansi (Qc) yang diperlukan untuk meningkatkan faktor daya dari
0,5 menjadi 0,9.

Anda mungkin juga menyukai