PENDAHULUAN
sebesar Rp. 30 triliun untuk mengatasi kekurangan daya listrik (shortage) nasional
(Detik Finance, 17-11-2009). Dana ini dibutuhkan untuk memperbaiki system
pembangkit listrik di daerah-daerah. Termasuk di dalamnya dana untuk mengurangi
kekurangan daya listri di wilayah DKI Jakarta sebesar Rp. 5,6 triliun.
Krisis energi tersebut diatas akan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan
perekonomian dan industri nasional. Hal ini dapat dilihat dengan semakin buruknya
kinerja industri dikarenakan biaya produksi domestik yang meningkat dengan
kenaikan harga BBM dan energi listrik. Sementara itu tingkat konsumsi energi listrik
perkapita nasional serta daya beli ekonomi yang rendah, menyebabkan efisiensi dan
nilai tambah yang dihasilkannya juga relatif rendah. Peningkatan efisiensi
pemanfaatan energi memerlukan infrastruktur, teknologi dan know-how mengenai
sistem konversi dan konservasi, serta kebijakan dan manajemen energi yang optimal.
OTTV (Overall Thermal Transfer Value) adalah nilai perpindahan termal menyeluruh
pada dinding luar yang memiliki arah atau orientasi tertentu (Watt/m 2).Menurut SNI
03-6389-2000, bangunan dikatakan hemat energi apabila nilai OTTV (Overall
Thermal Transfer Value) dan RTTV (Roof Thermal Transfer Value) tidak melebihi 35
Watt/m. Nilai OTTV bangunan menjadi dasar dalam menentukan faktor kenyamanan
termal secara prinsip.
Konsep OTTV mencakup tiga elemen dasar perpindahan panas melalui selubung luar
bangunan yaitu konduksi panas melalui dinding tidak tembus cahaya, radiasi matahari
melalui kaca, dan konduksi panas melalui kaca. Beban panas eksternal diakibatkan
oleh panas yang masuk melalui perpindahan panas secara konduksi (dinding, langit1
langit, kaca, partisi, lantai), radiasi (kaca), dan konveksi (ventilasi dan infiltrasi).
Beban panas internal diakibatkan oleh panas yang timbul karena orang/penghuni,
lampu, dan peralatan/mesin.
Untuk mencapai kualifikasi bangunan hemat energi diperlukan serangkaian parameter
analisa energi. Kriteria konservasi energi selubung bangunan antara lain rasio jendela
kaca terhadap dinding atau Windowto Wall Ratio(WWR), jenis, tebal dan warna
dinding luar, alat peneduh, konduktansi kaca, insulasi atap dan dinding, penyerapan
atap dan dinding, arah hadap dan lain-lain.
Penerapan konsep hemat energi dari sektor bangunan akan dapat memberikan dampak
signifikan pada keberlanjutan ketersediaan energi. Salah satu upayapenghematan
energi pada bangunan adalah dengan mengurangi beban eksternal. Dalam penelitian
ini akan ditelitiberapa nilai OTTV pada fasad gedung Amaris Hotel Juanda di Jakarta
Pusat. Nilai OTTV akan dibandingkan dengan standar OTTV menurut SNI.
Universitas Mercu Buana adalah salah satu universitas swasta di Jakarta yang
memiliki jumlah mahasiswa 26.000 orang dan pada tahun 2015 mendapat
penghargaan green campus dari CSR Magazine La Tofi Enterprise Award. Universitas
Mercu Buana memiliki 1 tower, 5 gedung untuk perkuliahan (gedung A, B, C, D, E )
dan 1 gedung untuk kegiatan kemahasiswaan. Objek yang diamati dalam penelitian
ini adalah bangunan lama perkuliahan yang terdiri dari gedung A, B, C, D dan E.
Sedangkan gedung A terdiri dari 2 lantai yakni 1 lantai untuk kantor dan 1 lantai
untuk perkuliahan. Gedung B, C, dan D terdiri dari 4 lantai untuk perkuliahan serta
gedung E terdiri dari 5 lantai terdiri dari 1 lantai untuk kantor dan 4 lantai untuk
perkuliahan.Kegiatan yang berlangsung di 5 blok bangunan yang akan diteliti adalah
kegiatan belajar dan mengajar. Dalam penelitian audit energi ini akan mencari tahu
hubungan frekuensi kegiatan pengguna dan IKE listrik dimana tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui peluang (solusi) penghematan energi dimasa datang.
a. Berapakah nilai OTTV pada fasad gedung Universitas Mercu Buana di Jakarta
Barat?
b. Apakah nilai OTTV pada fasad gedung Universitas Mercu Buana di Jakarta
Barat sudah memenuhi standar SNI?
c. Bagaimana upaya yang dilakukan apabila nilai ottv melebihi SNI.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Uw
WWR = perbandingan luas jendela dengan luas seluruh dinding luar pada
orientasi yang ditentukan.
TDek = beda temperatur ekivalen (K).
SC
SF
Uf
.. (2)
dimana:
Aoi = luas dinding pada bagian dinding luar i (m). Luas ini termasuk semua
permukaan dinding tak tembus cahaya dan luas permukaan jendela yang
terdapat pada bagian dinding tersebut.
OTTVi = nilai perpindahan termal menyeluruh pada bagian dinding i sebagai
hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan (1).
.. (10)
dimana:
TR = Ton of Refrigeration, kapasitas pendinginan (TR).
BAB 3
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1 Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui nilai OTTV pada fasad gedung Universitas Mercu Buana
di Jakarta Barat
b. Untuk mendapatkan nilai OTTV pada fasad gedung Universitas Mercu Buana
di Jakarta Barat sudah memenuhi standar SNI
c. Untuk mendapatkan upaya-upaya yang dilakukan apabila nilai ottv melebihi
SNI.
10
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1.
Pendekatan
metode dalam meneliti suatus kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu
sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari
penelitian diskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antar fenomena yang diselidiki atau data temuan di lokasi akan dijelaskan secara
terperinci sesuai dengan kondisi lapangan melalui analisa dengan perhitungan rumus
dan kajian secara ilmiah untuk mendapatkan kesimpulan yang diharapkan kemudian
dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan.
4.3. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data menggunakan metode analitis yaitu melakukan
perhitungan OTTV dengan data dari lapangan. Selain itu juga dilakukan survey dan
observasi langsung di lapangan. Data untuk perhitungan ini didapat dari standard atau
peraturan yang berlaku.
a. Nilai absorbtansi radiasi matahari cat permukaan dinding
Nilai absorbtansi adalah nilai daya serap untuk masing-masing warna
b. Nilai transmitansi thermal dinding (U-Value)
Nilai transmitansi thermal dinding adalah Nilai rambat panas / m2 yang masuk ke
dalam bangunan
c. Window Wall Ratio (WWR)
Perbandingan antara luas jendela dengan luas selubung (= luas dinding dan
jendela). Dihitung untuk masing-masing dinding
d. Sifat thermal bahan
Sifat ini khususnya berkaitan dengan nilai konduktifitas bahan.
e. Koefisien peneduh sistem fenetrasi (SC)
Nilai ini berdasarkan tabel
f. Faktor radiasi matahari (Shading Factor)
4.4. Analisa Pengolahan Data
Data yang didapatkan dari standard dan
12
Independent Variable
Dipendent Variable
Objek Formal
Objek Material
13
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
14
0,95
0,92
0,91
0,91
0,90
0,88
0,88
0,88
0,84
0,79
0,59
0,58
0,57
0,47
0,30
0,25
0,25
5.1.2
Dinding Bata
sifat permukaan terluar
normal
resistance
0.05
m2K/W
20
mm
0.43
W/mK
0.0465
m2K/W
width
Plaster
Thermal conductivity
Resistance layer 1
width
Bata
Thermal conductivity
Resistance layer 2
110
mm
0.711
W/mK
0.154712
m2K/W
20
mm
width
Plaster
Thermal conductivity
Resistance layer 3
Internal surface
resistance
U-value
5.1.3
0.43
W/mK
0.046512
m2K/W
0.12
m2K/W
2.39
W/m2K
Nilai wall window ratio untuk tampak yang menghadap timur sebagai berikut :
Luas Dinding
= 1120 M2
Luas Jendela
= 320 M2
Luas Selubung
= 1440 Mh2
= 1045 M2
Luas Jendela
= 395 M2
Luas Selubung
= 1440 M2
WWR =
395 M2 = 0,27
1440 M2
Nilai wall window ratio untuk tampak yang menghadap Selatan sebagai berikut :
15
Luas Dinding
= 237 M2
Luas Jendela
= 18.8 M2
Luas Selubung
= 255.8 M2
WWR =
18.8 M2 = 0,07
255.8 M2
Nilai wall window ratio untuk tampak yang menghadap Utara sebagai berikut :
Luas Dinding
= 160 M2
Luas Jendela
= 51.88 M2
Luas Selubung
= 211.88 M2
WWR =
51.88 M2 = 0,24
211.88 M2
5.1.4
Nilai wall window ratio untuk tampak yang menghadap timur sebagai berikut :
Luas Dinding
= 883 M2
Luas Jendela
= 287 M2
Luas Selubung
= 1170 M2
= 952 M2
Luas Jendela
= 168 M2
Luas Selubung
= 1120 M2
WWR =
168 M2 = 0,15
1120 M2
Nilai wall window ratio untuk tampak yang menghadap Selatan sebagai berikut :
Luas Dinding
= 552 M2
Luas Jendela
= 168 M2
Luas Selubung
= 720 M2
WWR =
168 M2 = 0,23
720 M2
16
Nilai wall window ratio untuk tampak yang menghadap Utara sebagai berikut :
Luas Dinding
= 542 M2
Luas Jendela
= 178 M2
Luas Selubung
= 720 M2
WWR =
178 M2 = 0,24
720 M2
5.1.5
Untuk mengetahui mengetahui kemampuan transfer panas dari susunan yang bersifat
konduktif sebagai berikut :
Tabel 3 : Nilai Thermal Conductivity susunan material.Sumber : Software ecotech
17
5.1.6
Jendela Kaca
Tebal kaca
: 5 mm
U-value jendela
: 5.9 W/m2K
SC
: 0.95
Untuk nilai SC pada kanopy pintu dan Jendela adalah sebesar 0,72
5.1.7
Orientasi
5.1.8
U
130
TL
113
T
112
TG
97
S
97
BD
176
B
243
BL
211
Nilai Transmitasi thermal dinding (Uw) dengan sifat permukaan terluar normal
yaitu U-Value = 2.39 W/m2K.
Nilai transmintansi termal (Uf) untuk kaca lembaran 5mm adalah 5,9 W/m .K
Untuk Gedung D : Nilai WWR arah Timur (0,22), WWR arah Barat (0,27),
WWR arah Selatan (0,07), WWR arah Utara (0,24).
Untuk Gedung E : Nilai WWR arah Timur (0,15), WWR arah Barat (0,24),
WWR arah Selatan (0,23), WWR arah Utara (0,24).
18
Nilai Koefisien peneduh sistem fenetrasi (SC) pada Canopy pintu dan jendela
adalah sebesar 0,72.
Nilai Faktor radiasi matahari (SF) di arah Utara (130), arah Timur (112), arah
Selatan (97), arah Barat (243).
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka dapat dihitung nilai OTTV fasad
bangunan dari berbagai sisi. Berikut ini penjabaran perhitungannya :
Hasil perhitungan untuk OTTV Gedung D
Tabel 5. Nilai WWR, Luas dinding dan OTTV untuk berbagai facad bangunan
gedung D
Fasad Timur
Fasad Barat
Fasad Selatan
Fasad Utara
Total OTTV =
Partial OTTV
Area of Envelope
Thermal Transmittance
41.00
1,440.00
59,038.53
63.76
1,440.00
91,815.44
24.11
255.00
6,167.00
45.73
207.00
9,489.38
3,343.32
166,510.35
166,510.35
3,343.32
= 49.80 W/m2
Hasil perhitungan untuk OTTV Gedung E
Tabel 6. Nilai WWR, Luas dinding dan OTTV untuk berbagai facad bangunan
gedung E
Fasad Timur
Fasad Barat
Fasad Selatan
Fasad Utara
Total OTTV =
Partial OTTV
Area of Envelope
Thermal Transmittance
34.96
1,170.00
40,897.45
50.84
1,120.00
56,935.42
46.33
720.00
33,355.82
39.71
720.00
28,591.96
3,730.00
159,780.66
159,780.66
3,730.00
= 42.84 W/m2
5.2
Pembahasan
Apabila nilai WWR digandengkan dengan nilai OTTV parsial dalam tabel berikut :
19
Tabel 7. Nilai WWR dan OTTV untuk berbagai facad bangunan gedung D
Orientasi Fasad
Fasad Timur
Fasad Barat
Fasad Selatan
Fasad Utara
WWR
0,22
0,27
0,07
0,24
Partial OTTV
41.00
63.76
24.11
45.73
Tabel 8. Nilai WWR dan OTTV untuk berbagai facad bangunan gedung E
WWR
Fasad Timur
Fasad Barat
Fasad Selatan
Fasad Utara
Partial OTTV
0,24
50.84
0,15
34.96
0,23
46.33
0,20
39.71
Maka dapat disimpulkan bahwa besarnya WWR akan menentukan besarnya OTTV
parsial. Untuk gedung D maka OTTV yang paling besar adalah Fasad Barat,
sedangkan untuk gedung E Fasad Timur.
20
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa besarnya OTTV ditentukan oleh
besarnya WWR. Untuk penelitian ini maka besarnya OTTV adalah sebagai
berikut:
Untuk gedung D
a. Fasad yang menghadap ke Timur memiliki OTTV sebesar 41.00 dengan
WWR sebesar 0,22
b. Fasad yang menghadap ke Barat memiliki OTTV sebesar 63.76 dengan WWR
sebesar 0,27
c. Fasad yang menghadap ke Selatan memiliki OTTV sebesar 24,11 dengan
WWR sebesar 0,07
d. Fasad yang menghadap ke Utara memiliki OTTV sebesar 45,73 dengan WWR
sebesar 0,24
Untuk gedung E
a. Fasad yang menghadap ke Timur memiliki OTTV sebesar 50,84 dengan
WWR sebesar 0,24
b. Fasad yang menghadap ke Barat memiliki OTTV sebesar
34,96 dengan
21
DAFTAR PUSTAKA
A Guidebook for Performing Walk-through Energy Audits of Industrial Facilities,
Boneville Power Administration.
Energy Audit Guide, Part A: Methodology And Technics, Centre For Renewable
Energy Sources.
Energy Audit Guide, Part B: System Retrofits And For Energy Efficiency. Centre For
Renewable Energy Sources.
Energy Audit Guide, Part C: Base Practice Case Studies, Centre For Renewable Energy
Sources.
Instruksi Presiden No. 10 tahun 2005, tentang Penghematan Energi.
Instruksi Presiden No. 9 tahun 1982, tanggal 7 April 1982, tentang penghematan
energi dan pedoman pelaksanaannya.
Keputusan Presiden RI No. 43 tahun 1991, tanggal 25 September 1991 tentang
Konservasi Energi.
Peraturan Menteri ESDM No. 0031 tahun 2005, tanggal 22 Juli 2005..
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asiawww.energyefficiencyasia.org
Petunjuk Teknis Konservasi Energi, Ditjen LPE, Departemen Pertambangan dan
Energi.
Standar Nasional Indonesia SNI 03-6196-2000 Prosedur audit energi pada bangunan
gedung. Badan Standardisasi Nasional.
Sri Widharto. (-------- ) Inspeksi Teknik (Buku 1 sampai 4),.
Turner, Wayne C. Turner and Doty, Steve. (2006). Energi Management Handbook,
sixth edition, The Fairmont Press, Inc.
Tuti Handayani, Efisiensi Energi Dalam Rancangan Bangunan, Spektrum Sipil Vol. 1,
No. 2 : 102 - 108, Agustus 2010
22
LAMPIRAN 1.
Biodata ketua dan anggota
A. Identitas Diri
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Nomor Telepon/Faks
Lulusan yang Telah Dihasilkan
12
B. Riwayat Pendidikan
Nama Perguruan Tinggi
Bidang Ilmu
Tahun Masuk-Lulus
Judul
Skripsi/Tesis/Disertasi
Nama
Pembimbing/Promotor
S-1
Institut
Teknologi
Bandung
Arsitektur
1982-1988
Pusat Ekshibisi
Penerbangan
Antariksa di
Jakarta
S-2
University
Teknologi
Malaysia
Arsitektur
1996 - 1998
Arsitektur
Rumah
Tradisional
Masyarakat
Kanekes di Jawa
Barat
1. Ir. Basauli
Umar Lubis,
MSA
2. Prof. Ir. Her
man D. Sudjo
no, M. Arch.
1. Prof Madya
Kamarudin B.
Muh B.
Mohd. Ali
23
S-3
University
Teknologi
Malaysia
Arsitektur
1999 - 2004
Pembangunan
Program Tropic
Untuk Simulasi
Pemboleh Ubah
Bumbung Terha
dap Keselesaan
Dalaman di
Malaysia
Prof. Madya. Dr.
Mohd. Hamdan
Bin Ahmad
Tahun
Judul Penelitian
2015
Pendanaan
Sumber*
Jml (Juta Rp)
LPPM Univ
3,5
Mercubuana
Tahun
2014
2014
2013
2012
Pendanaan
Sumber*
Jml
(Juta Rp)
LPPM Univ
3,5
Mercubuana
LPPM Univ
Mercubuana
LPPM Univ
Mercubuana
3,5
LPPM Univ
Mercubuana
3,5
3,5
2012
Nama Jurnal
Volume/
Nomor/Tahun
2014
Vitruvian
2012
Pasti
2012
The Implementation of
Green Building in
Indonesia
The Research in Green
Building : Challenges for
the future
International
Conference QIR
(Quality in Research)
Reorientation of
architectural education in
Indonesia: Integration of
Building Physics
25
Waktu dan
Tempat
10-11 November
2011, Brawijaya
University
3-4 November
2011, ITB
Bandung
18 Agustus 2009,
Gajah Mada
University
9 March 2011,
Mercu Buana
University
22-23 Februari
2012, Mercu
Buana
University
4-7 July 2011,
Bali
courses in architectural
design process
G. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya
dalam 5 Tahun Terakhir
No
1
Tahun
2010
Tempat
Penerapan
DKI
Jakarta
Respon
Masyarakat
Jenis Penghargaan
2
3
Institusi Pemberi
Penghargaan
Universitas Mercu
Buana
Universitas Mercu
Buana
Universitas Mercu
Buana
Tahun
2013
2012
2012
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian Fundamental.
Jakarta, 4 April 2016
Pengusul,
26
Anggota Peneliti
A. Identitas Diri
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Nomor Telepon/Faks
Lulusan yang Telah Dihasilkan
12
B. Riwayat Pendidikan
Nama Perguruan Tinggi
Bidang Ilmu
S-1
Universitas
Diponegoro
Arsitektur
Tahun Masuk-Lulus
Judul
Skripsi/Tesis/Disertasi
1983-1989
Perencanaan
Gedung Haji di
Surabaya
Nama
Pembimbing/Promotor
3. Ir. Hariyanto,
MSA
4. Ir. Wiranto,
MSA
S-2
Universitas
Indonesia
Manajemen
Konstruksi
1989 - 2001
Peran Manajer
Proyek Konsultan
terhadap Kinerja
Proyek Gedung
Tinggi di Jakarta
2. Ir. Heru
Pamungkas,
MT.
3. Dr. Ir. Krisna
Muchtar.
Pendanaan
S-3
Sumber*
UMB
2013
Tahun
Pendanaan
Sumber*
Jml (Juta Rp)
UMB
3.5
UMB
3.5
2013
Nama Jurnal
2
28
Vitruvian
Volume/
Nomor/Tahun
Nama Pertemuan
Ilmiah / Seminar
Potensi Lokal
Modern Spirit
(Potensi lokal
desain interior)
Waktu dan
Tempat
2010, Jakarta
Design Centre
Jakarta
2
G. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya
dalam 5 Tahun Terakhir
No
1
2
Tahun
2010
2011
Tempat
Penerapan
DKI
Jakarta
Respon
Masyarakat
DKI
Jakarta
Jenis Penghargaan
Institusi Pemberi
Penghargaan
Universitas Mercu
Buana
Universitas Mercu
Buana
Tahun
2013
2013
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Peneliian Fundamental.
Jakarta, 7 April 2016
Anggota Pengusul,
29
LAMPIRAN 2.
Catatan perbaikan Laporan Hasil Penelitian
1. Metode penelitian sudah diperbaiki dan dilengkapi.
2. Format sudah diperbaiki
3. Kesimpulan sudah cukup baik.
30
NIDN
: 03041262205
Pangkat / Golongan
: III d
Jabatan Fungsional
: Lektor
Yang Menyatakan
(Dr. Devi Fitrianah, S, Kom M.Ti, M.Si) (Dr. Ir. M. Syarif Hidayat, M.Arch)
NIK : 106780273
NIK 193620102
31