Anda di halaman 1dari 31

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Krisis energi listrik telah melanda masyarakat Indonesia pada umumnya, khususnya
masyarakat perkotaan. Pemadaman listrik secara bergilir adalah merupakan suatu
bukti, selain karena terdapatnya kerusakan pada beberapa peralatan, namun juga
sebenarnya penggunaan listrik sangat besar, khususnya di Jakarta. Dari penelitian
sebelumnya diketahui bahwa satu bangunan mal mengkonsumsi energi sangat besar
(Syarif Hidayat, 2010)

yaitu sebesar 1 MWat.

Pemerintah membutuhkan dana

sebesar Rp. 30 triliun untuk mengatasi kekurangan daya listrik (shortage) nasional
(Detik Finance, 17-11-2009). Dana ini dibutuhkan untuk memperbaiki system
pembangkit listrik di daerah-daerah. Termasuk di dalamnya dana untuk mengurangi
kekurangan daya listri di wilayah DKI Jakarta sebesar Rp. 5,6 triliun.
Krisis energi tersebut diatas akan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan
perekonomian dan industri nasional. Hal ini dapat dilihat dengan semakin buruknya
kinerja industri dikarenakan biaya produksi domestik yang meningkat dengan
kenaikan harga BBM dan energi listrik. Sementara itu tingkat konsumsi energi listrik
perkapita nasional serta daya beli ekonomi yang rendah, menyebabkan efisiensi dan
nilai tambah yang dihasilkannya juga relatif rendah. Peningkatan efisiensi
pemanfaatan energi memerlukan infrastruktur, teknologi dan know-how mengenai
sistem konversi dan konservasi, serta kebijakan dan manajemen energi yang optimal.
OTTV (Overall Thermal Transfer Value) adalah nilai perpindahan termal menyeluruh
pada dinding luar yang memiliki arah atau orientasi tertentu (Watt/m 2).Menurut SNI
03-6389-2000, bangunan dikatakan hemat energi apabila nilai OTTV (Overall
Thermal Transfer Value) dan RTTV (Roof Thermal Transfer Value) tidak melebihi 35
Watt/m. Nilai OTTV bangunan menjadi dasar dalam menentukan faktor kenyamanan
termal secara prinsip.
Konsep OTTV mencakup tiga elemen dasar perpindahan panas melalui selubung luar
bangunan yaitu konduksi panas melalui dinding tidak tembus cahaya, radiasi matahari
melalui kaca, dan konduksi panas melalui kaca. Beban panas eksternal diakibatkan
oleh panas yang masuk melalui perpindahan panas secara konduksi (dinding, langit1

langit, kaca, partisi, lantai), radiasi (kaca), dan konveksi (ventilasi dan infiltrasi).
Beban panas internal diakibatkan oleh panas yang timbul karena orang/penghuni,
lampu, dan peralatan/mesin.
Untuk mencapai kualifikasi bangunan hemat energi diperlukan serangkaian parameter
analisa energi. Kriteria konservasi energi selubung bangunan antara lain rasio jendela
kaca terhadap dinding atau Windowto Wall Ratio(WWR), jenis, tebal dan warna
dinding luar, alat peneduh, konduktansi kaca, insulasi atap dan dinding, penyerapan
atap dan dinding, arah hadap dan lain-lain.
Penerapan konsep hemat energi dari sektor bangunan akan dapat memberikan dampak
signifikan pada keberlanjutan ketersediaan energi. Salah satu upayapenghematan
energi pada bangunan adalah dengan mengurangi beban eksternal. Dalam penelitian
ini akan ditelitiberapa nilai OTTV pada fasad gedung Amaris Hotel Juanda di Jakarta
Pusat. Nilai OTTV akan dibandingkan dengan standar OTTV menurut SNI.
Universitas Mercu Buana adalah salah satu universitas swasta di Jakarta yang
memiliki jumlah mahasiswa 26.000 orang dan pada tahun 2015 mendapat
penghargaan green campus dari CSR Magazine La Tofi Enterprise Award. Universitas
Mercu Buana memiliki 1 tower, 5 gedung untuk perkuliahan (gedung A, B, C, D, E )
dan 1 gedung untuk kegiatan kemahasiswaan. Objek yang diamati dalam penelitian
ini adalah bangunan lama perkuliahan yang terdiri dari gedung A, B, C, D dan E.
Sedangkan gedung A terdiri dari 2 lantai yakni 1 lantai untuk kantor dan 1 lantai
untuk perkuliahan. Gedung B, C, dan D terdiri dari 4 lantai untuk perkuliahan serta
gedung E terdiri dari 5 lantai terdiri dari 1 lantai untuk kantor dan 4 lantai untuk
perkuliahan.Kegiatan yang berlangsung di 5 blok bangunan yang akan diteliti adalah
kegiatan belajar dan mengajar. Dalam penelitian audit energi ini akan mencari tahu
hubungan frekuensi kegiatan pengguna dan IKE listrik dimana tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui peluang (solusi) penghematan energi dimasa datang.

1.2 Masalah Penelitian


Gedung Universitas Mercu Buana sudah memperhatikan masalah penghematan energi
dengan beberapa elemen bangunan, seperti atap teritisan yang lebar, penggunaan
rongga udara pada lantai atrium dan denah ruang yang bervariasi. Kesemua itu tentu
akan berpengaruh terhadap kondisi ruang dalam, khususnya penggunaan AC. Untuk
itu pada penelitian kali ini akan diteliti hal-hal sebagai berikut;
2

a. Berapakah nilai OTTV pada fasad gedung Universitas Mercu Buana di Jakarta
Barat?
b. Apakah nilai OTTV pada fasad gedung Universitas Mercu Buana di Jakarta
Barat sudah memenuhi standar SNI?
c. Bagaimana upaya yang dilakukan apabila nilai ottv melebihi SNI.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Konservasi Energi


Konservasi (penghematan) energi adalah tindakan mengurangi jumlah penggunaan
energi atau penggunaan energi yang optimal sesuai dengan kebutuhan sehingga akan
menurunkan biaya energi yang dikeluarkan (hemat energi hemat biaya).
Konservasi energi dapat dicapai dengan penggunaan energi secara efisien dimana
manfaat yang sama diperoleh dengan menggunakan energi lebih sedikit, ataupun
dengan mengurangi konsumsi dan kegiatan yang menggunakan energi. Konservasi
energi dapat menyebabkan berkurangnya biaya, serta meningkatnya nilai lingkungan,
keamanan negara, keamanan pribadi, serta kenyamanan. Organisasi-organisasi serta
perseorangan dapat menghemat biaya dengan melakukan penghematan energi,
sedangkan pengguna komersial dan industri dapat meningkatkan efisiensi dan
keuntungan dengan melakukan penghematan energi.
Konservasi energi adalah unsur yang penting dari sebuah kebijakan energi.
Konservasi energi menurunkan konsumsi energi dan permintaan energi per kapita,
sehingga dapat menutup meningkatnya kebutuhan energi akibat pertumbuhan
populasi. Hal ini mengurangi naiknya biaya energi, dan dapat mengurangi kebutuhan
pembangkit energi atau impor energi. Berkurangnya permintaan energi dapat
memberikan fleksibilitas dalam memilih metode produksi energi.
Konservasi energi bukan berarti membatasi pemasokan energi, namun lebih
diutamakan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan energi di seluruh unit kerja,
serta meningkatkan manfaat yang diperoleh dari pengeluaran energi. Di sisi lain,
konservasi energy sejalan dengan upaya peningkatan kondisi lingkungan melalui
pengurangan polusi udara.

2.2 Tujuan Konservasi Energi


Tujuan konservasi energi adalah untuk memelihara kelestarian sumber daya alam
yang berupa sumber energi melalui kebijakan pemilihan teknologi dan pemanfaatan
energi secara efisien, rasional, untuk mewujudkan kemampuan penyediaan energi.
2.3 Konservasi Energi pada Bangunan
Konservasi sebagai kebijakan nasional dapat ditinjau dari beberapa aspek yaitu
a. Aspek Teknis
Peralatan hemat energi biasanya diproduksi dengan teknologi tinggi dan
peralatan tersebut memiliki usia pakai lebih lama serta mempunyai nilai jual yang
lebih tinggi dibanding peralatan yang konventional. Pada masa lalu masyarakat
memilih peralatan - peralatan yang menggunakan energi listrik hanya berorentasi pada
harga yang murah dengan kualitas sama tetapi mengabaikan efisiensi energinya.
b. Aspek lingkungan
Program konservasi energi apabila dilaksanakan secara benar dan sungguhsungguh maka akan berdampak positif terhadap lingkungan kerja maupun lingkungan
hidup.
Demikian pula dengan lampu penerangan yang sudah terstandarisasikan
sehingga penggunaannya tidak boleh melebihi dari standar yang diijinkan karena akan
terjadi pemborosan namun jangan sampai kurang, karena akan terganggunya
kesehatan mata.
Secara makro dapat pula dikatakan apabila penghematan energi dilaksanakan
secara efektif maka sumber energi yang sudah mengalami kekritisan seperti minyak
bumi dapat diperpanjang usia pakainya tapi bukan berarti sumber-sumber energi yang
lain tidak perlu dihemat. Karena hal ini akan berdampak luas, tidak hanya di bumi
Indonesia namun juga dinegara-negara lain diseluruh dunia.
2.4 Keuntungan Konservasi Energi
Keuntungan keuntungan yang didapat apabila melakukan konservasi energy adalah
sebagai berikut:
menurunkan biaya energi
menurunkan biaya produksi
5

menurunkan konsumsi energi


menurunkan emisi gas rumah kaca
menurunkan emisi gas lain (SOx, NOx)
meningkatkan kwalitas produk
memperbaiki fungsi lingkungan secara keseluruhan
meningkatkan reputasi/pengakuan
meningkatkan kesehatan & keselamatan kerja (K3)
meningkatkan kepatuhan thd peraturan/ISO 14001
mempersiapkan Protokol Kyoto/Cleean Dev.Mechanism (CDM)

2.5 Konsep Overall Thermal Transfer Value (OTTV)


Konsep OTTV mencakup tiga elemen dasar perpindahan panas melalui selubung
luar bangunan yaitu: konduksi panas melalui dinding tidak tembus cahaya, radiasi
matahari melalui kaca, dan konduksi panas melalui kaca. Nilai perpindahan termal
menyeluruh (OTTV) untuk setiap bidang dinding luar bangunan gedung dengan
orientasi tertentu dapat dihitung melalui persamaan:
OTTVi = [Uw x (1-WWR)] x TDek + (SC x WWR xSF) + (Uf x WWR x T)
. (1)
dimana:
OTTVi = nilai perpindahan termal menyeluruh pada dinding luar yang
memiliki arah atau orientasi tertentu (Watt/m).

= absorbtansi radiasi matahari.

Uw

= transmitansi termal dinding tak tembus cahaya (Watt/m.K).

WWR = perbandingan luas jendela dengan luas seluruh dinding luar pada
orientasi yang ditentukan.
TDek = beda temperatur ekivalen (K).
SC

= koefisien peneduh dari sistem fenestrasi.

SF

= faktor radiasi matahari (Watt /m).

Uf

= transmitansi termal fenestrasi (Watt/m.K).

T = beda temperatur perencanaan antara bagian luar dan bagian dalam


(diambil 5K).
Untuk menghitung OTTV seluruh dinding luar, hasil perhitungan OTTV pada semua
bidang luar dijumlahkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
6

.. (2)

dimana:
Aoi = luas dinding pada bagian dinding luar i (m). Luas ini termasuk semua
permukaan dinding tak tembus cahaya dan luas permukaan jendela yang
terdapat pada bagian dinding tersebut.
OTTVi = nilai perpindahan termal menyeluruh pada bagian dinding i sebagai
hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan (1).

2.6 Beban Pendinginan (Metode Cooling Load Temperature Difference) .


Beban Pendinginan adalah jumlah total energi panas yang harus dihilangkan dalam
satuan waktu dari ruangan yang didinginkan. Beban ini diperlukan untuk mengatasi
beban panas external dan internal. Beban panas external diakibatkan oleh panas
yang masuk melalui konduksi (dinding, langit-langit, kaca, partisi, lantai), radiasi
(kaca), dan konveksi (ventilasi dan infiltrasi). Beban panas internal diakibatkan oleh
panas yang timbul karena orang/penghuni, lampu, dan peralatan/mesin.
Beban Panas External:
Beban Panas External untuk seluruh gedung akibat konduksi, radiasi dan konveksi
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
Konduksi melalui atap, dinding, dan kaca:
RSHG = U x A x CLTDcorr x Fc . (3)
dimana:
RSHG = room sensible heat gain (Btu/h).
A = luas atap, dinding, kaca (ft).
U = nilai konduktansi bahan (Btu/ ft.F.h).
CLTDcorr = CLTD tabel + (78-indoor) + (outdoor-85) (F).
Fc = faktor koreksi.
Konduksi melalui partisi, langit-langit, dan lantai:
RSHG = U x A x T (4)
dimana:
A = luas partisi, langit-langit, lantai (ft).
T = temperatur outdoor temperatur indoor (F).
7

Radiasi melalui kaca:


RSHG = A x SC x SCL x Fc . (5)
dimana:
A = luas kaca (ft).
SC = shading coefficient.
SCL = solar cooling load (Btu/h.ft).
Ventilasi:
RSHG = 1,10 x n x CFM x T
RLHG = 4840 x n x CFM x W . (6)
dimana:
RLHG = room latent heat gain (Btu/h).
CFM = kebutuhan sirkulasi udara segar untuk tiap orang (cubic feet per
minute).
W = perbedaan rasio kelembaban outdoorindoor (lb/lb).
n = jumlah orang.
Beban Panas Internal
Beban Panas Internal untuk seluruh gedung akibat penghuni, lampu dan peralatan,
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
Penghuni:
RSHG = n x Qs x CLF
RLHG = n x Ql (7)
dimana:
Qs = beban panas orang sensibel (Btu/h).
Ql = beban panas orang latent (Btu/h).
CLF = cooling load factor, untuk orang.
Lampu:
RSHG = 3,412 x Input x Fu x Fs x CLF (8)
dimana:
Input = jumlah lampu yang terpasang (W).
Fu = lighting use factor.
Fs = special allowance factor = 1,20.
CLF = cooling load factor, untuk lampu.
Peralatan:
8

RSHG = Input x CLFeq. (9)


dimana:
Input = jumlah peralatan yang digunakan (Btu/h).
CLFeq. = cooling load factor, untuk peralatan.
Ton of refrigeration
TR = (RSHG total + RLHG total)/12000

.. (10)

dimana:
TR = Ton of Refrigeration, kapasitas pendinginan (TR).

BAB 3
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1 Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui nilai OTTV pada fasad gedung Universitas Mercu Buana
di Jakarta Barat
b. Untuk mendapatkan nilai OTTV pada fasad gedung Universitas Mercu Buana
di Jakarta Barat sudah memenuhi standar SNI
c. Untuk mendapatkan upaya-upaya yang dilakukan apabila nilai ottv melebihi
SNI.

3.2 Manfaat Penelitian


Penelitian ini akan memberi kontribusi sebagai berikut:
a. Memberi sumbangan kepada ilmu pengetahuan mengenai OTTV pada
bangunan kampus;
b. Memberi masukan kepada para pengelola dan pengambil kebijakan kampus
untuk dapat memperhatikan aspek OTTV pada bangunan kampus;
c. Memberi informasi pada para eksekutif, pegawai, dan karyawan untuk dapat
ikut membantu program OTTV di gedung Universitas Mercu buana.

10

BAB 4
METODE PENELITIAN

4.1.

Pendekatan

Pada penelitian ini penyusun menggunakan pendekatan kuantitatif. Yaitu dengan


menganalisa nilai OTTV pada seluruh selubung gedung. Pengukuran suhu dilakukan
pada saat kondisi tanpa menyalakan AC dan saat AC dinyalakan. Pengukuran dengan
dua kondisi ruang ini bertujuan untuk mengetahui suhu ruang tersebut tanpa
penghawaan buatan dan ketika mendapat penghawaan buatan.
Sebelumnya penulis melakukan studi banding beberapa penelitian sejenis. Studi
banding berupa referensi penelitian dipilih karena ada kesamaan latarbelakang dan
tema penelitian dengan objek penelitian yang akan diambil. Pendekatan yang sama ini
mempermudah peneliti membangun kerangka berfikir dan langkah-langkah terbaik
dalam melakukan penelitian pada judul yang diambil. Referensi dalam bentuk karya
tulis, jurnal, skripsi, tesis maupun sumber lain diseleksi dan di analisis apakah mampu
memberikan solusi dan kemajuan pada tahap-tahap dan kondisi yang sedang dihadapi.
Berikut ini beberapa jurnal yang menjadi referensi:
1. Judul: Overall Thermal Transfer Value of Residential Buildings in Malaysia
( R. Saidur, m. Hasanuzzaman, M.M. Hasan & H.H. Masjuki)
Tujuan penelitian : Untuk mengetahui nilai OTTV, konsumsi energi, dan dampak
dari pemakaian energi pada bangunan tersebut.
Metode pengumpulan data : questionnaire survey.
Analisa penelitian : perhitungan rumus
2. Judul : Analisa Konservasi Energi Melalui Selubung Bangunan (Sandra Loekita)
Tujuan penelitian :Menentukan Window to Wall Ratio (WWR) yang dapat dipakai
untuk merencanakan bangunan untuk memenuhi OTTV.
Metode pengumpulan data : dengan data sekunder meliputi luas lantai, luas
selubung fasad, jenis bahan, nilai beban pendingin eksternal.
Metode analisa data : perhitungan dengan rumus.
4.2. Metode Penelitian
Pada penelitian ini akan digunakan metode penelitian deskriptif. Nasir, Moh Ph.D
dalam bukunya Metode Penelitian mengatakan bahwa metode deskriptif adalah suatu
11

metode dalam meneliti suatus kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu
sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari
penelitian diskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antar fenomena yang diselidiki atau data temuan di lokasi akan dijelaskan secara
terperinci sesuai dengan kondisi lapangan melalui analisa dengan perhitungan rumus
dan kajian secara ilmiah untuk mendapatkan kesimpulan yang diharapkan kemudian
dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan.
4.3. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data menggunakan metode analitis yaitu melakukan
perhitungan OTTV dengan data dari lapangan. Selain itu juga dilakukan survey dan
observasi langsung di lapangan. Data untuk perhitungan ini didapat dari standard atau
peraturan yang berlaku.
a. Nilai absorbtansi radiasi matahari cat permukaan dinding
Nilai absorbtansi adalah nilai daya serap untuk masing-masing warna
b. Nilai transmitansi thermal dinding (U-Value)
Nilai transmitansi thermal dinding adalah Nilai rambat panas / m2 yang masuk ke
dalam bangunan
c. Window Wall Ratio (WWR)
Perbandingan antara luas jendela dengan luas selubung (= luas dinding dan
jendela). Dihitung untuk masing-masing dinding
d. Sifat thermal bahan
Sifat ini khususnya berkaitan dengan nilai konduktifitas bahan.
e. Koefisien peneduh sistem fenetrasi (SC)
Nilai ini berdasarkan tabel
f. Faktor radiasi matahari (Shading Factor)
4.4. Analisa Pengolahan Data
Data yang didapatkan dari standard dan

lapangan dimasukkan ke dalam rumus

berupa spread sheet. Maka nanti hasilnya akan diketahui.

12

4.5. Variabel penelitian

Independent Variable
Dipendent Variable
Objek Formal
Objek Material

: luas fasad bangunan


: nilai OTTV
: standar nilai OTTV berdasarkan SNI
: luas selubung fasad bangunan, luas bukaan, luas

peneduh, finishing dinding.

13

BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Perhitungan OTTV


Sebelum masuk pada tahap perhitungan OTTV, beberapa variabel dalam rumus
OTTV tersebut harus ditentukan lerlebih dahulu untuk memudahkan perhitungan.
Diantaranya adalah nilai absorbtansi radiasi matahari (), transmitansi thermal
dinding tak tembus cahaya (Uw), perbandingan luas jendela dengan luas seluruh
dinding luar pada orientasi yang di tentukan (WWR), beda temperature ekuivalen
(Tdeq), dan transmitansi Thermal fenetrasi (Ur).
5.1.1

Nilai absorbtansi radiasi matahari cat permukaan dinding

Untuk cat permukaan dinding pada bangunan Universitas Mercubuana memiliki 1


warna, yaitu warna Kuning medium. Untuk warna Kuning medium nilai
absorbtansinya yaitu 0,58 sedangkan kuning medium 0,58 berdasarkan SNI 63892011.
Tabel 1 : Nilai absorbtansi radiasi matahari untuk cat permukaan dinding luar
Sumber : SNI 6389-2011

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Cat Permukaan Dinding Luar


Hitam Merata
Pernis hitam
Abu abu tua
Pernis biru tua
Cat minyak hitam
Coklat tua
Abu abu/biru tua
Biru / hijau tua
Coklat medium
Pernis hijau
Hijau medium
Kuning medium
hijau / biru medium
Hijau muda
Putih semi kilap
Putih kilap
Perak

14

0,95
0,92
0,91
0,91
0,90
0,88
0,88
0,88
0,84
0,79
0,59
0,58
0,57
0,47
0,30
0,25
0,25

5.1.2

Nilai transmitansi thermal dinding (U-Value)

Nilai rambat panas / m2 yang masuk ke dalam bangunan :


Tabel 2 : Nilai U-Value dinding tak tembus cahaya. Sumber : Software ecotech
U-VALUE
eksternal surface

Dinding Bata
sifat permukaan terluar

normal

resistance

0.05

m2K/W

20

mm

0.43

W/mK

0.0465

m2K/W

width
Plaster

Thermal conductivity
Resistance layer 1
width

Bata

Thermal conductivity
Resistance layer 2

110

mm

0.711

W/mK

0.154712

m2K/W

20

mm

width
Plaster

Thermal conductivity
Resistance layer 3

Internal surface

resistance
U-value

5.1.3

0.43

W/mK

0.046512

m2K/W

0.12

m2K/W

2.39

W/m2K

Window Wall Ratio (WWR) GEDUNG D

Nilai wall window ratio untuk tampak yang menghadap timur sebagai berikut :
Luas Dinding

= 1120 M2

Luas Jendela

= 320 M2

Luas Selubung

= 1440 Mh2

WWR = 320 M2 = 0,22


1440 M2
Nilai wall window ratio untuk tampak yang menghadap Barat sebagai berikut :
Luas Dinding

= 1045 M2

Luas Jendela

= 395 M2

Luas Selubung

= 1440 M2

WWR =

395 M2 = 0,27
1440 M2

Nilai wall window ratio untuk tampak yang menghadap Selatan sebagai berikut :

15

Luas Dinding

= 237 M2

Luas Jendela

= 18.8 M2

Luas Selubung

= 255.8 M2

WWR =

18.8 M2 = 0,07
255.8 M2

Nilai wall window ratio untuk tampak yang menghadap Utara sebagai berikut :
Luas Dinding

= 160 M2

Luas Jendela

= 51.88 M2

Luas Selubung

= 211.88 M2

WWR =

51.88 M2 = 0,24
211.88 M2

5.1.4

Window Wall Ratio (WWR) GEDUNG E

Nilai wall window ratio untuk tampak yang menghadap timur sebagai berikut :
Luas Dinding

= 883 M2

Luas Jendela

= 287 M2

Luas Selubung

= 1170 M2

WWR = 287 M2 = 0,24


1170 M2
Nilai wall window ratio untuk tampak yang menghadap Barat sebagai berikut :
Luas Dinding

= 952 M2

Luas Jendela

= 168 M2

Luas Selubung

= 1120 M2

WWR =

168 M2 = 0,15
1120 M2

Nilai wall window ratio untuk tampak yang menghadap Selatan sebagai berikut :
Luas Dinding

= 552 M2

Luas Jendela

= 168 M2

Luas Selubung

= 720 M2

WWR =

168 M2 = 0,23
720 M2
16

Nilai wall window ratio untuk tampak yang menghadap Utara sebagai berikut :
Luas Dinding

= 542 M2

Luas Jendela

= 178 M2

Luas Selubung

= 720 M2

WWR =

178 M2 = 0,24
720 M2

5.1.5

Sifat thermal bahan

Untuk mengetahui mengetahui kemampuan transfer panas dari susunan yang bersifat
konduktif sebagai berikut :
Tabel 3 : Nilai Thermal Conductivity susunan material.Sumber : Software ecotech

17

5.1.6

Koefisien peneduh sistem fenetrasi (SC)

Jendela Kaca
Tebal kaca

: 5 mm

U-value jendela

: 5.9 W/m2K

SC

: 0.95

Nilai koefisien peneduh (SC) pada bangunan ini, yaitu :


-

Untuk nilai SC pada kanopy pintu dan Jendela adalah sebesar 0,72

5.1.7

Faktor radiasi matahari (Shading Factor)


Faktor ysng berkaitan dengan radiasi matahari disesuaikan dengan arah mata

angina sebagai berikut:


Tabel 4 : Faktor radiasi matahari (SF, W/m2) untuk berbagai orientasi
Berdasarkan data radiasi matahari di Jakarta. Sumber : SNI 6389-2011

Orientasi

5.1.8

U
130

TL
113

T
112

TG
97

S
97

BD
176

B
243

BL
211

Perhitungan Nilai OTTV

Berdasarkan perhitungan diatas maka di peroleh nilai variable sebagai berikut :

Nilai absorbtansi radiasi matahari () Cat permukaan dinding berwarna Kuning


medium 0,58.

Nilai Transmitasi thermal dinding (Uw) dengan sifat permukaan terluar normal
yaitu U-Value = 2.39 W/m2K.

Material bata merah memiliki berat 270 kg/m3.

Nilai transmintansi termal (Uf) untuk kaca lembaran 5mm adalah 5,9 W/m .K

Untuk Gedung D : Nilai WWR arah Timur (0,22), WWR arah Barat (0,27),
WWR arah Selatan (0,07), WWR arah Utara (0,24).

Untuk Gedung E : Nilai WWR arah Timur (0,15), WWR arah Barat (0,24),
WWR arah Selatan (0,23), WWR arah Utara (0,24).

18

Nilai Koefisien peneduh sistem fenetrasi (SC) pada Canopy pintu dan jendela
adalah sebesar 0,72.

Nilai Faktor radiasi matahari (SF) di arah Utara (130), arah Timur (112), arah
Selatan (97), arah Barat (243).

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka dapat dihitung nilai OTTV fasad
bangunan dari berbagai sisi. Berikut ini penjabaran perhitungannya :
Hasil perhitungan untuk OTTV Gedung D
Tabel 5. Nilai WWR, Luas dinding dan OTTV untuk berbagai facad bangunan
gedung D
Fasad Timur
Fasad Barat
Fasad Selatan
Fasad Utara

Total OTTV =

Partial OTTV
Area of Envelope
Thermal Transmittance
41.00
1,440.00
59,038.53
63.76
1,440.00
91,815.44
24.11
255.00
6,167.00
45.73
207.00
9,489.38
3,343.32
166,510.35

166,510.35
3,343.32

= 49.80 W/m2
Hasil perhitungan untuk OTTV Gedung E
Tabel 6. Nilai WWR, Luas dinding dan OTTV untuk berbagai facad bangunan
gedung E
Fasad Timur
Fasad Barat
Fasad Selatan
Fasad Utara

Total OTTV =

Partial OTTV
Area of Envelope
Thermal Transmittance
34.96
1,170.00
40,897.45
50.84
1,120.00
56,935.42
46.33
720.00
33,355.82
39.71
720.00
28,591.96
3,730.00
159,780.66

159,780.66
3,730.00

= 42.84 W/m2
5.2

Pembahasan

Apabila nilai WWR digandengkan dengan nilai OTTV parsial dalam tabel berikut :
19

Tabel 7. Nilai WWR dan OTTV untuk berbagai facad bangunan gedung D
Orientasi Fasad
Fasad Timur
Fasad Barat
Fasad Selatan
Fasad Utara

WWR
0,22
0,27
0,07
0,24

Partial OTTV
41.00
63.76
24.11
45.73

Tabel 8. Nilai WWR dan OTTV untuk berbagai facad bangunan gedung E
WWR
Fasad Timur
Fasad Barat
Fasad Selatan
Fasad Utara

Partial OTTV
0,24
50.84
0,15
34.96
0,23
46.33
0,20
39.71

Maka dapat disimpulkan bahwa besarnya WWR akan menentukan besarnya OTTV
parsial. Untuk gedung D maka OTTV yang paling besar adalah Fasad Barat,
sedangkan untuk gedung E Fasad Timur.

20

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa besarnya OTTV ditentukan oleh
besarnya WWR. Untuk penelitian ini maka besarnya OTTV adalah sebagai
berikut:
Untuk gedung D
a. Fasad yang menghadap ke Timur memiliki OTTV sebesar 41.00 dengan
WWR sebesar 0,22
b. Fasad yang menghadap ke Barat memiliki OTTV sebesar 63.76 dengan WWR
sebesar 0,27
c. Fasad yang menghadap ke Selatan memiliki OTTV sebesar 24,11 dengan
WWR sebesar 0,07
d. Fasad yang menghadap ke Utara memiliki OTTV sebesar 45,73 dengan WWR
sebesar 0,24
Untuk gedung E
a. Fasad yang menghadap ke Timur memiliki OTTV sebesar 50,84 dengan
WWR sebesar 0,24
b. Fasad yang menghadap ke Barat memiliki OTTV sebesar

34,96 dengan

WWR sebesar 0,15


c. Fasad yang menghadap ke Selatan memiliki OTTV sebesar 46,33 dengan
WWR sebesar 0,23
d. Fasad yang menghadap ke Utara memiliki OTTV sebesar 39,71 dengan WWR
sebesar 0,20
5.1 Saran
Untuk fasad yang memiliki nilai OTTV yang besar dapat menggunakan kaca film
untuk menanggulangi banyaknya panas yang masuk ke dalam bangunan. Selain kaca
film, fasad juga dapat menggunakan lapisan dalam (screen) dengan fungsi yang sama.

21

DAFTAR PUSTAKA
A Guidebook for Performing Walk-through Energy Audits of Industrial Facilities,
Boneville Power Administration.
Energy Audit Guide, Part A: Methodology And Technics, Centre For Renewable
Energy Sources.
Energy Audit Guide, Part B: System Retrofits And For Energy Efficiency. Centre For
Renewable Energy Sources.
Energy Audit Guide, Part C: Base Practice Case Studies, Centre For Renewable Energy
Sources.
Instruksi Presiden No. 10 tahun 2005, tentang Penghematan Energi.
Instruksi Presiden No. 9 tahun 1982, tanggal 7 April 1982, tentang penghematan
energi dan pedoman pelaksanaannya.
Keputusan Presiden RI No. 43 tahun 1991, tanggal 25 September 1991 tentang
Konservasi Energi.
Peraturan Menteri ESDM No. 0031 tahun 2005, tanggal 22 Juli 2005..
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asiawww.energyefficiencyasia.org
Petunjuk Teknis Konservasi Energi, Ditjen LPE, Departemen Pertambangan dan
Energi.
Standar Nasional Indonesia SNI 03-6196-2000 Prosedur audit energi pada bangunan
gedung. Badan Standardisasi Nasional.
Sri Widharto. (-------- ) Inspeksi Teknik (Buku 1 sampai 4),.
Turner, Wayne C. Turner and Doty, Steve. (2006). Energi Management Handbook,
sixth edition, The Fairmont Press, Inc.
Tuti Handayani, Efisiensi Energi Dalam Rancangan Bangunan, Spektrum Sipil Vol. 1,
No. 2 : 102 - 108, Agustus 2010

22

LAMPIRAN 1.
Biodata ketua dan anggota

A. Identitas Diri
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Nama Lengkap (dengan gelar)


Jenis Kelamin
Jabatan Fungsional
NIP/NIK/Identitas lainnya
NIDN
Tempat dan Tanggal Lahir
E-mail
Nomor Telepon/HP
Alamat Kantor

10
11

Nomor Telepon/Faks
Lulusan yang Telah Dihasilkan

12

Mata Kuliah yg Diampu

Dr.Ir. M. Syarif Hidayat, M.Arch.


Laki-laki
Lektor
193620102
03041262205
Cianjur, 4 Desember 1962
Syarifh5@gmail.com
0851 050 15484
Universitas Mercu Buana
Jl. Raya Meruya Selatan, Kembangan,
Jakarta Barat
5840816/ 5840727
S-1 = 74 orang; S-2 = - orang; S-3 = - orang
1. Fisika Bangunan
2. Arsitektur Tropis
3. Seminar Arsitektur

B. Riwayat Pendidikan
Nama Perguruan Tinggi
Bidang Ilmu
Tahun Masuk-Lulus
Judul
Skripsi/Tesis/Disertasi

Nama
Pembimbing/Promotor

S-1
Institut
Teknologi
Bandung
Arsitektur
1982-1988
Pusat Ekshibisi
Penerbangan
Antariksa di
Jakarta

S-2
University
Teknologi
Malaysia
Arsitektur
1996 - 1998
Arsitektur
Rumah
Tradisional
Masyarakat
Kanekes di Jawa
Barat

1. Ir. Basauli
Umar Lubis,
MSA
2. Prof. Ir. Her
man D. Sudjo
no, M. Arch.

1. Prof Madya
Kamarudin B.
Muh B.
Mohd. Ali

23

S-3
University
Teknologi
Malaysia
Arsitektur
1999 - 2004
Pembangunan
Program Tropic
Untuk Simulasi
Pemboleh Ubah
Bumbung Terha
dap Keselesaan
Dalaman di
Malaysia
Prof. Madya. Dr.
Mohd. Hamdan
Bin Ahmad

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun


(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)
No
1

Tahun

Judul Penelitian

2015

Pendanaan
Sumber*
Jml (Juta Rp)
LPPM Univ
3,5
Mercubuana

Studi Penerapan Konsep


bangunan Hijau pada Bangunan
Umum. Studi Kasus kampus
Universitas Mercu Buana. Jakarta
2
2015
Studi mengenai Karakteristik
LPPM Univ
3,5
Perencanaan Tuang Terbuka
Mercubuana
Hijau di Lima Wilayah Kota DKI
Jakarta
3
2014
Studi Penghematan Energi pada
LPPM Univ
3,5
Bangunan Komersial. Studi
Mercubuana
Kasus Gedung Wisma Dharmala
Jakarta
4
2013
Studi Persepsi Pengunjung pada
LPPM Univ
3,5
Taman Ayodya Jakarta Selatan
Mercubuana
5
2012
Studi Penghematan Energi Pada
LPPM Univ
3,5
Bangunan Komersial : Studi
Mercubuana
Kasus Gedung Plaza Indonesia,
Jakarta Pusat.
6
2011
Thermal comfort in public
LPPM Univ
3,5
building: Case study Mercu
Mercubuana
Buana University campus,
Jakarta.
*Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun dari sumber
lainnya.
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No

Tahun
2014

2014
2013

2012

Judul Pengabdian Pada


Masyarakat
Evaluasi kenyamanan Termal dan
Penggunaan Energi pada SMP
Negero 206 Meruya Selatan
Kembangan Jakarta Barat
Penyuluhan Bangunan Hijau pada
Guru SD
Evaluasi Kenyamanan Termal
dan Penggunaan Energi pada SD
Negeri 01 Meruya Selatan
Kembangan Jakarta Barat
Evaluasi kenyamanan termal
pada SD 01 Meruya Selatan
Kembangan Jakarta Barat
24

Pendanaan
Sumber*
Jml
(Juta Rp)
LPPM Univ
3,5
Mercubuana
LPPM Univ
Mercubuana
LPPM Univ
Mercubuana

3,5

LPPM Univ
Mercubuana

3,5

3,5

2012

The study of energy conservation LPPM Univ


3,5
in commercial building, case
Mercubuana
study The Plaza Indonesia
Superblocks.
3
2011
Thermal comfort evaluation in
LPPM Univ
3,5
elementary classroom
Mercubuana
* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema pengabdian kepada masyarakat
DIKTI maupun dari sumber lainnya.
E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal alam 5 Tahun Terakhir
No.
1
2
3

Judul Artikel Ilmiah


Kenyamanan Termal pada Bangunan
Sekolah Dasar di Jakarta Barat
Pelaksanaan Bangunan Hijau di
Indonesia : Prospek dan Tantangan
dilihat dari Aspek Peraturan
Kenyamanan Thermal pada Bangunan
Kampus, Studi Kasus Pada Kampus
Universitas Mercubuana

Nama Jurnal

Volume/
Nomor/Tahun
2014

Vitruvian

2012

Pasti

2012

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir


No.
1
2

Nama Pertemuan Ilmiah


/ Seminar
SENVAR Sustainable
Environment and
Architecture
Environmental
Technology and
Management
Conference

Judul Artikel Ilmiah


Prospect and Challenges of
the Regulation on Green
Building in Indonesia
The Characteristics of
Urban Park and Urban
Forest: Strategy
to Mitigate Urban Heat
Island.
Activities in urban open
space

Making Space for A


Better Quality of Living

Toward A Better Living


an International
Conference
UIBL 2012 International
Conference

The Implementation of
Green Building in
Indonesia
The Research in Green
Building : Challenges for
the future

International
Conference QIR
(Quality in Research)

Reorientation of
architectural education in
Indonesia: Integration of
Building Physics

25

Waktu dan
Tempat
10-11 November
2011, Brawijaya
University
3-4 November
2011, ITB
Bandung
18 Agustus 2009,
Gajah Mada
University
9 March 2011,
Mercu Buana
University
22-23 Februari
2012, Mercu
Buana
University
4-7 July 2011,
Bali

courses in architectural
design process
G. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya
dalam 5 Tahun Terakhir
No
1

Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial


Lainnya yang Telah Diterapkan
Penyusunan Perencanaan Penerapan
Green Building

Tahun
2010

Tempat
Penerapan
DKI
Jakarta

Respon
Masyarakat

H. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


institusi lainnya)
No.

Jenis Penghargaan

Perhargaan pengabdian 25 tahun


sebagai Dosen
Reviewer Dalam Rangka
Pelaksanaan Program Penelitian
Internal
Reviewer Dalam Rangka
Pelaksanaan Program
Pengabdian kepada Masyarakat

2
3

Institusi Pemberi
Penghargaan
Universitas Mercu
Buana
Universitas Mercu
Buana
Universitas Mercu
Buana

Tahun
2013
2012
2012

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian Fundamental.
Jakarta, 4 April 2016
Pengusul,

(Dr.Ir. M. Syarif Hidayat, M.Arch.)

26

Biodata ketua dan anggota

Anggota Peneliti
A. Identitas Diri
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Nama Lengkap (dengan gelar)


Jenis Kelamin
Jabatan Fungsional
NIP/NIK/Identitas lainnya
NIDN
Tempat dan Tanggal Lahir
E-mail
Nomor Telepon/HP
Alamat Kantor

10
11

Nomor Telepon/Faks
Lulusan yang Telah Dihasilkan

12

Ir. Muji Indarwanto, MT.


Laki-laki
Lektor
193640098
0309076401
Tegal, 9 Juli 1964
mudji@mercubuana.ac.id
08129944562
Universitas Mercu Buana
Jl. Raya Meruya Selatan, Kembangan,
Jakarta Barat
5840816/ 5840727
S-1 = 82 orang; S-2 = - orang; S-3 = - orang
4. Teknologi Bangunan Bertingkat Tinggi
5. Teknologi Sistem Bangunan
6. Kewirausahaan

Mata Kuliah yg Diampu

B. Riwayat Pendidikan
Nama Perguruan Tinggi
Bidang Ilmu

S-1
Universitas
Diponegoro
Arsitektur

Tahun Masuk-Lulus
Judul
Skripsi/Tesis/Disertasi

1983-1989
Perencanaan
Gedung Haji di
Surabaya

Nama
Pembimbing/Promotor

3. Ir. Hariyanto,
MSA
4. Ir. Wiranto,
MSA

S-2
Universitas
Indonesia
Manajemen
Konstruksi
1989 - 2001
Peran Manajer
Proyek Konsultan
terhadap Kinerja
Proyek Gedung
Tinggi di Jakarta
2. Ir. Heru
Pamungkas,
MT.
3. Dr. Ir. Krisna
Muchtar.

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun


(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)
No Tahun
Judul Penelitian
27

Pendanaan

S-3

Studi Karakteristik dan


Persepsi Pengguna Pada
Ruang Terbuka Di Lima
Wilayah Kota DKI Jakarta

Sumber*
UMB

Jml (Juta Rp)


3.5

2013

Studi Penghematan Energi Pada UMB


3.5
Bangunan Komersial : Studi
Kasus Wisma Dharmala,
Jakarta.
3
2012
Studi Penghematan Energi Pada UMB
3.5
Bangunan Komersial : Studi
Kasus Gedung Plaza Indonesia,
Jakarta Pusat
4
2011
Kenyamanan pada Bangunan
UMB
3.5
SD di SDN Meruya Selatan 01
Jakarta Barat
*Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun dari sumber
lainnya.
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No

Tahun

Evaluasi Kenyamanan Termal


pada Sekolah Dasar Negeri 08
Joglo Selatan Kembangan Jakarta
Barat
Evaluasi Kenyamanan Termal dan
Penggunaan Energi Pada SMP
Negeri 206 Meruya Selatan
Kembangan Jakarta Barat

Judul Pengabdian Pada


Masyarakat

Pendanaan
Sumber*
Jml (Juta Rp)
UMB
3.5

UMB

3.5

2013

Penyuluhan Bangunan Hijau


UMB
3.5
pada Guru SD
4
2012
Evaluasi Kenyamanan Termal
UMB
3.5
dan Penggunaan Energi pada
SD Negeri di Meruya Jakarta
Barat
5
2011
Evaluasi Kenyamanan Termal
UMB
3.5
dan Penggunaan Energi pada
SD Negeri 01 di Meruya
Jakarta Barat
* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema pengabdian kepada masyarakat
DIKTI maupun dari sumber lainnya.
E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal alam 5 Tahun Terakhir
No.
1

Judul Artikel Ilmiah

Nama Jurnal

Kenyamanan Termal pada bangunan


Sekolah Dasar

2
28

Vitruvian

Volume/
Nomor/Tahun

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir


No.
1

Nama Pertemuan
Ilmiah / Seminar

Judul Artikel Ilmiah

Potensi Lokal
Modern Spirit
(Potensi lokal
desain interior)

Waktu dan
Tempat
2010, Jakarta
Design Centre
Jakarta

2
G. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya
dalam 5 Tahun Terakhir
No
1
2

Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial


Lainnya yang Telah Diterapkan
Nara Sumber Pembahasan Raperda
Pengganti Perda No. 7 tahun 1991
tentang Tata Bangunan
Tim penilai Ahli Pembahasan
Amblasnya Jalan RE Martadinata

Tahun
2010
2011

Tempat
Penerapan
DKI
Jakarta

Respon
Masyarakat

DKI
Jakarta

H. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


institusi lainnya)
No.

Jenis Penghargaan

Dosen Kewirausahaan Terbaik

Pengabdian dosen 25 tahun

Institusi Pemberi
Penghargaan
Universitas Mercu
Buana
Universitas Mercu
Buana

Tahun
2013
2013

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Peneliian Fundamental.
Jakarta, 7 April 2016
Anggota Pengusul,

( Ir. Muji Indarwanto, MT )

29

LAMPIRAN 2.
Catatan perbaikan Laporan Hasil Penelitian
1. Metode penelitian sudah diperbaiki dan dilengkapi.
2. Format sudah diperbaiki
3. Kesimpulan sudah cukup baik.

30

SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI/ PELAKSANA


Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama

: Dr.Ir. M. Syarif Hidayat, M.Arch.

NIDN

: 03041262205

Pangkat / Golongan

: III d

Jabatan Fungsional

: Lektor

Dengan ini menyatakan bahwa proposal penelitian saya dengan judul:


Evaluasi OTTV Bangunan Gedung di Kampus Universitas Mercu Buana,
Jakarta Barat, yang diusulkan dalam skema Penelitian Internal UMB untuk tahun
anggaran 2016 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga / sumber
dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka
saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.

Jakarta, 7 April 2016


Ketua Lembaga Penelitian

Yang Menyatakan

(Dr. Devi Fitrianah, S, Kom M.Ti, M.Si) (Dr. Ir. M. Syarif Hidayat, M.Arch)
NIK : 106780273

NIK 193620102

31

Anda mungkin juga menyukai