Dalam sistem ini pipa distribusi dalam gedung disambung langsung dengan pipa
utama penyediaan air bersih (PDAM). Karena terbatasnya tekanan dalam pipa utama dan
dibatasi ukuran pipa cabang dari pipa utama tersebut, maka sistem ini terutama dapat
diterapkan untuk perumahan dan gedung skala kecil dan rendah.
Dalam sistem ini, air ditampung terlebih dahulu pada tangki bawah (dipasang pada
lantai terendah bangunan atau di bawah muka tanah), lalu dipompakan ke tangki atas.
Tangki atas dapat berupa tangki yang disimpan di atas atap atau di bangunan yang
tertinggi. Dari tangki ini air didistribusikan ke seluruh bangunan. Sistem tangki atap ini
diterapkan seringkali karena alasan-alasan berikut:
a. Fluktuasi tekanan pada alat plambing tidak besar atau dianggap tidak berarti.
b. Perubahan tekanan diakibatkan perubahan muka air pada tangki atap,
c. Pompa pengisi tangki atap dapat bekerja secara otomatis,
d. Perawatan tangki atap sangat sederhana dan mudah dilaksanakan.
3. Sistem Tangki Tekan (Hidrosfor)
Gambar: Sistem Tangki Tekan (Hidrosfor)
Sumber: http://1.bp.blogspot.com/-
OqVkdV4PgNo/Vji7zmQTjiI/AAAAAAAACCI/goY35XDX7bo/s1600/3.jpg
Air yang telah ditampung dalam tangki bawah, dipompakan ke dalam suatu bejana (tangki)
tertutup sehingga udara di dalamnya terkompresi. Air dalam tangki tersebut dialirkan ke dalam
suatu distribusi bangunan. Pompa bekerja secara otomatis yang diatur oleh suatu detektor
tekanan, yang menutup / membuka saklar motor listrik penggerak pompa. Pompa berhenti
bekerja kalau tekanan tangki telah mencapai suatu batas minimum yang ditetapkan, daerah
fluktuasi tekanan ini biasanya ditetapkan antara 1,0 sampai 1,5 kg / cm 2. Daerah yang makin
lebar biasanya baik bagi pompa karena memberikan waktu lebih lama untuk berhenti, tetapi
seringkali menimbulkan efek yang negatif pada peralatan plambing.
Dalam sistem ini udara yang terkompresi akan menekan air ke dalam sistem distribusi
dan setelah berulang kali mengembang dan terkompresi lama kelamaan akan berkurang, karena
larut dalam air atau ikut terbawa keluar tangki. Sistem tangki tekan biasanya dirancang agar
volume udara tidak lebih dari 30% terhadap volume tangki dan 70% volume tangki berisi air.
Bila mula-mula seluruh tangki berisi udara pada tekanan atmosfer, dan bila fluktuasi tekanan
antara 1,0 sampai dengan 1,5 kg/cm2, maka sebenarnya volume efektif air yang mengalir
hanyalah sekitar 10% dari volume tangki. Untuk melayani kebutuhan air yang besar maka akan
diperlukan tangki tekan yang besar. Untuk mengatasi hal ini maka tekanan awal udara dalam
tangki dibuat lebih besar dari tekanan atmosfer (dengan memasukkan udara kempa ke dalam
tangki).
Kelebihan sistem tangki tekan yaitu :
1. Lebih menguntungkan dari segi estetika karena tidak terlalu mencolok dibandingkan
dengan tangki atap.
2. Mudah perawatannya karena dapat dipasang dalam ruang mesin bersama pompa-
pompa lainya.
3. Harga awal lebih rendah dibandingkan dengan tangki yang harus dipasang di atas
menara.
Sedangkan kekurangannya yaitu :
1. Daerah fluktuasi tekanan sebesar 1,0 kg/cm2 sangat besar dibandingkan dengan
sistem tangki atap yang hampir tidak ada fluktuasinya. Fluktuasi yang besar ini
dapat menimbulkan fluktuasi aliran air yang cukup berarti pada alat plambing, dan
pada alat pemanas gas dapat menghasilkan air dengan temperatur yang berubah-
ubah.
2. Dengan berkurangnya udara dalam tangki tekan, maka setiap beberapa hari sekali
harus ditambahkan udara kempa dengan kompresor atau dengan menguras seluruh
air dalam tangki tekan.
3. Sistem tangki tekan dapat dianggap sebagai suatu sistem pengaturan otomatik
pompa penyediaan air saja dan bukan sebagai sistem penyimpanan air seperti
tangki atap.
4. Karena jumlah air yang efektif tersimpan dalam tangki tekan relatif sedikit, maka
pompa akan sering bekerja sehingga menyebabkan keausan pada saklar yang lebih
cepat.
Variasi yang ada pada sistem tangki tekan antara lain :
a. Sistem Hydrocel
Sistem ini menggunakan alat yang dinamakan Hydrocel ciptaan
Jacuzzi Brothers Inc. Sebuah perusahaan di Amerika Serikat sekitar 20
tahun yang lalu, sebagai penganti udara dalam tangki tekan. Sistem ini
mengunakan tabung-tabung berisi udara dibuat dari bahan karet khusus,
yang akan mengkerut dan mengembang sesuai dengan tekanan air dalam
tangki. Dengan demikian akan mencegah kontak langsung antara udara
dengan air sehingga selama pemakaian sistem ini tidak perlu ditambah
udara setiap kali. Kelemahannya hanyalah bahwa volume air yang
tersimpan relatif sedikit.
b. Sistem Tangki Tekan dengan Diafram
Tangki tekan pada sistem ini dilengkapi dengan diafram yang dibuat
dari bahan karet khusus, untuk memisahkan udara dengan air. Dengan
demikian akan menghilangkan kelemahan tangki tekan sehubungan dengan
perlunya pengisian udara secara periodik.
Dalam sistem ini tidak digunakan tangki apapun, baik tangki bawah, tangki tekan
ataupun atap. Air dipompakan langsung ke sistem distribusi bangunan dan pompa
menghisap air langsung dari pipa utama.
2. Persyaratan Kuantitas
Persyaratan kuantitas dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau dari banyaknya
air baku yang tersedia. Artinya air baku tersebut dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan sesuai dengan kebutuhan daerah dan jumlah penduduk yang akan dilayani.
Persyaratan kuantitas juga dapat ditinjau dari standar debit air bersih yang dialirkan ke
konsumen sesuai dengan jumlah kebutuhan air bersih. Kebutuhan air bersih masyarakat
bervariasi, tergantung pada letak geografis, kebudayaan, tingkat ekonomi, dan skala
perkotaan tempat tinggalnya.
Air minum yang masuk ke dalam bangunan atau masuk ke dalam sistem plambing
air minum, harus memenuhi syarat kuantitas air minum, yaitu kapasitas air minum harus
mencukupi berbagai kebutuhan air minum bangunan gedung tersebut. Untuk menghitung
besarnya kebutuhan air minum dalam bangunan gedung didasarkan pada pendekatan
jumlah penghuni gedung, unit beban alat plambing, luas lantai bangunan. Perhitungan
kebutuhan air berdasarkan luas lantai bangunan hanya digunakan untuk menentukan
kebutuhan air pada waktu pra rancangan, tidak untuk bangunan gedung yang sudah
selesai rancangannya. Perhitungan berdasarkan jumlah penghuni, dipakai untuk bangunan
gedung rumah tinggal.
Dalam pemasangan tangki air diperlukan ruang bebas yang cukup di sekeliling tangki
untuk pemeriksaan dan perawatan, seperti, di sebelah atas, di sebelah dinding, dan di bawah
dasar reservoir, agar supaya dapat dilakukan pemeriksaan dan perawatan dengan baik. Ruang
bebas tersebut sekurangkurangnya 45 cm, tetapi lebih baik dibuat sekitar 60 cm agar
memudahkan pengecatan dinding luar tangki. Pada tangki air harus dilengkapi perlengkapan
sebagai berikut :
1. Penutup tangki : agar tangki terhindar dari pengotoran,
2. Ventilasi : agar ada hubungan antara udara didalam tangki dan udara diluar tangki,
3. Man hole: agar orang bisa masuk untuk membersihkan tangki,
4. Pipa peluap : agar air bisa meluap keluar tangki bila tangki sudah penuh,
5. Pipa inlet: untuk memasukan air kedalam tangki,
6. Pipa outlet: untuk mengalirkan air kebangunan gedung,
7. Pipa drain: untuk pengurasan.
Tangki-tangki yang digunakan untuk menyimpan air minum harus dibersihkan secara
teratur, agar kualitas air minum tetap terjaga. Di samping itu sinar matahari tidak boleh
masuk atau menembus ke dalam tangki, agar lumut (ganggang) tidak tumbuh. Disyaratkan
juga agar tangki air tidak merupakan bagian struktural dari bangunan, serta lokasinya tidak
berdekatan dengan tempat pembuangan air kotor atau kotoran lainnya. Serta lokasi tangki
juga tidak boleh di tempat yang sering didatangi orang, kecuali petugas yang akan melakukan
perawatan dan pembersihan. Tangki air harus terbuat dari bahan sebagai berikut :
1. Tidak mudah bocor,
2. Tahan terhadap tekanan air,
3. Tahan terhadap perubahan cuaca (bila tangki air diletakkan di luar bangunan),
4. Tidak menyebabkan air berubah kualitasnya.
Di dalam tangki air tidak boleh ada air mati, jadi air yang masuk duluan harus keluar
duluan (antri). Ke dalam tangki air tidak boleh ada binatang atau serangga yang masuk, oleh
karena itu lubang ventilasi harus ditutup oleh bahan yang tidak bisa ditembus serangga, tetapi
udara bisa masuk (biasanya bahan yang digunakan adalah kasa nyamuk).
T baku 1,8
1. Air tanah
2. Air hujan
3. Air permukaan
1. PDAM
2. Sumber sendiri, berupa sumur artesistant, deep well, dll.
3. Gabungan PDAM dan sumber sendiri.
Untuk gedung-gedung yang terletak di daerah yang tidak tersedia fasilitas
penyediaan air bersih untuk umum, misalnya di daerah-daerah terpencil di pegunungan,
penyediaan air akan diambil dari sungai, air tanah dangkal atau dalam, dan sebagainya.
dalam hal ini air terssebut harus diolah dalam gedung instalasi pengolahan agar dapat
dicapai standar kualitas air yang baku.
Kebutuhan air bersih untuk bangunan perumahan adalah 100 120 liter/ orang/hari.
Kebutuhan air bersih untuk rumah tinggal yang utama meliputi:
1 Kamar mandi
2 Washtafel
3 Dapur, dan
4 Cuci
Instalasi air bersih meliputi jaringan pipa mendatar dan jaringan pipa vertical, dengan
menggunakan bahan pipa paralon (PVC), atau pipa besi galvanis, dengan ukuran diameter
pipa , dan 1.
2.12 Persyaratan Air Bersih
Kualitas air, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan
Hidup Nomor: KEP-02/MENKLH/1/1988, Tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu
Lingkungan. Hal tersebut diatur sebagai berikut:
No Golongan Keterangan
1 A Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara
langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.
2 B Air yang dapat digunakan sebagai air Baku untuk diolah
sebagai air minum dan keperluan rumah tangga
3 C Air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan
dan peternakan
4 D Air yang dapat dipergunakan untuk keperluan pertanian
dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri,
listrik tenaga air
Agar dapat digunakan, maka air harus memenuhi persyaratan kualitas air minum
sebagai berikut:
1. Persyaratan fisik
a) Suhu: merupakan suhu kamar antara 10 - 25 derajat Celcius
b) Warna: tidak berwarna
c) Rasa: tidak berasa
d) Bau: tidak berbau e. Kekeruhan: tidak boleh mengandung S102 25 mg/l
2. Persyaratan kimiawi
a) 02 agresif dapat menyebabkan karat serta korosi
b) H2S menimbulkan pembusukan
c) NH4 zat organik harus dihindari
d) Cl kurang dari 150 mg/l, bila lebih rasanya tidak enak
e) SO4 kurang dari 250 mg/l, bila lebih dapat merusak beton
f) Fe kurang dari 0,2 mg/l, bila lebih tidak sehat
g) Kandungan Pb maksimum 0,05 mg/I
h) Kandungan Cu maksium 3 mg/l
i) Ph antara 6,5 -9,0
j) Yodium kurang lebih 60 mg/l
k) FI antara 1-1,5 mg/l
3. Persyaratan biologis Air minum tdiak boleh mengandung bakteri penyakit dan
biota lain. Hal ini dapat diperiksa dengan alat coliliter. Dalam pengolahan air
minum dapat dilakukan treatmen tertentu untuk memastikan ketidakberadaan
bibit penyakit tersebut.
4. Persyaratan radioaktif Air minum tidak boleh tercemar dan mengandung unsur-
unsur radioaktif.
2.13 Perlakuan Terhadap Air
Untuk mendapatkan kualitas air yang memenuhi persyaratan, pengadaan air
bersih pada bangunan dapat dilakukan dengan treatment khusus. Water treatment ini didesain
menurut kondisi air yang Baku dan pada alat yang lengkap dan baik akan memiliki
komponen-komponen untuk menetralisir kondisi air secara fisis, kimiawi dan biologis.
Treatment (pengolahan) air ini mempunyai empat tingkatan utama yang berurutan yaitu:
1. Penyaringan Bahan Padat
Dibeberapa kota besar kondisi air sungai tidak sebaik di pegunungan.
Beberapa sampah padat kadang-kadang terikut. Pada treatment tahap satu ini,
dilakukan penyaringan pada aliran air yang menuju treatment berikutnya. Sifat
saringan bekerja secara mekanis (saringan biasa).
2. Pengendap Lumpur
Pada umumnya endapan Lumpur ini dapat berbentuk dua jenis yaitu:
suspensi dan larutan. Lumpur yang berbentuk larutan biasanya secara fisik
mekanis dapat dipisahkan, sedangkan pada Lumpur yang bersifat koloid harus
dilakukan koagulasi (penggumpalan agar Lumpur dapat mengendap). Beberapa
syarat koagulasi menyangkut tingkat PH atau keasaman yang makin rendah. Pada
umumnya koagulasi berlangsung jika PH koagulasi lebih besar dari 5,8 dengan
demikian pada daerah-daerah yang beraliran air permukaan bersifat asam,
sebelum menuju bak pengendapan pada Lumpur harus dilakukan peningkatan PH
terlebih dahulu, misalnya dengan penambahan kapur. Pada tahap dua ini
dilakukan pada bak pengendapan Lumpur (sedimentation tank).
3. Penambahan Udara
Dapat dilakukan dengan berbagai cara pengudaraan (aerasi). Cara yang
paling mudah adalah dengan kincir airasi atau cara pengadukan yang termasuk
sistem peniupan gelembung udara ke dalam air. Penambahan udara ini bertujuan
meningkatkan kondisi oksigen air yang secara otomatis meningkatkan tingkat
kehidupan bagi bakteri koli ang akan memakan limbah organic terlarut datam air.
4. Pengendapan Lumpur
Setelah kandungan limbah organik dihilangkan oleh bakteri koli, maka
sisanya berupa lumbur (sludge) harus diendapkan. Zat-zat yang biasa digunakan
untuk menetralisir zat-zat pengganggu pada proses pengendapan Lumpur, yaitu:
a. Aluminium sulfat (tawas). Menetralisir muatan yang terdapat pada Lumpur
koloid. Tawas dibutuhkan antara 15-50 mg/l air.
b. Kapur. Membantu proses pengendapan (koagulasi), juga digunakan untuk
menaikkan derajat Ph sehingga proses berjalan dengan baik. Dibutuhkan
kapur 5-15 mg/l air.
5. Proses Desinfektansi
Adalah proses untuk menghilangkan hama/bakteri yang ada dalam air.
Bahan yang digunakan dapat berupa:
a. Kaporit. Untuk mensterilkan / membunuh kuman dan menghilangkan
baubauan, membantu filtrasi dengan menyusutkan zat-zat organik serta
mencegah proses pertumbuhan lumut pada pipa-pipa resevoir.
b. Chlor. Kadangkala digunakan sebagai pengganti kaporit untuk bahan
sterilisasi. Pada beberapa treatment yang dianggap vital bagi bangunan
kadang-kadang ditambah dengan treatment lain (mixed treatment) untuk
menjaring atau mengurangi kadar logam berat. Bahan yang digunakan adalah
chelator yang disesuaikan dengan jenis logam beratnya.
1) Spillback Tank.
Berupa tangki pembantu yang diletakkan pada setiap lantai tertentu.
Tiap tangki dilengkapi dengan katup pengendali tekanan. Bila tekanan
air tinggi maka katup akan menutup. Hal terpenting dalam sistem tangki
atap ini adalah menentukan letak tangki tersebut apakah dipasang dalam
langit-langit, di atas atap, atau dipasang dalam menara khusus.
Penentuan ini harus didasarkan pada jenis alat plumbing yang terpasang
pada lantai tertinggi bangunan dan yang menentukan tekanan kerja
tertinggi.
Prinsip kerja sistem ini adalah sebagai berikut:
a) Air yang telah dipompakan dalam spill back tank yang ada pada
beberapa lantai sehingga udara di dalamnya terkompresi.
b) Air dalam tangki tersebut dialirkan dalam sistem distribusi bangunan.
Pompa diatur secara otomatis oleh suatu detektor yang menggerakkan
saklar motor listrik penggerak pompa.
c) Pompa berhenti bekerja kalau tekanan tangki telah mencapai batas
maksimum yang ditetapkan dan bekerja kemabali setelah tekanan
tangki mencapai suatu batas minimum yang telah ditetapkan pula.
Daerah fluktuasi tekanan ini biasanya ditetapkan antara 1,0-1,5 kg/cm'.
Gambar: DOWN FEED SYSTEM dengan SPILL BACK TANK
Tangki air Penampilannya tampak lebih baik dari Harga relatif mahal dibanding
pelat baja tangki baja biasa. tangki air pelat baja biasa.
Tangki air Jauh lebih ringan dari tangki pelat Jika dibanding dengan baja,
FRP (fiber baja. kekuatan mekanis lebih
Tangki dari Dapat dibentuk dengan lebih fleksibel. Waktu menguras harus hati-
beton Harga relatif murah dibanding baja hati, apabila cat pada bagian
tahan karat. dalam tangki mengelupas dan
Pemeliharaan mudah.
Tangki dari Umur bahan dapat mencapai 35 tahun. Air dalam tangki harus
kayu Ringan tapi masih cukup kuat dibanding sering diganti, untuk