Anda di halaman 1dari 78

TEORI

UTILITAS
PROGRAM STUDI D.IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI
Semester Ganjil 2022/2023
ENROLMENT CODE
Mata Kuliah Utilitas 4MRK 2 : mjvcfg
Deskripsi
Mata Kuliah
Mata kuliah Teori Utilitas (MRK 4202) adalah
mata kuliah dasar pada Program Studi DIV
Manajemen Rekayasa Konstruksi - Jurusan
Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang.

Mata kuliah Utilitas Bangunan berisi tentang


sistem tenaga dan penerangan, sistem
pengkondisian udara, sistem penyediaan air
bersih, sistem pengelolaan air kotor,
pengendalian bahaya kebakaran dan
transportasi vertikal sehingga bangunan yang
dirancang dapat berfungsi dengan aman,
nyaman dan sehat.
CAPAIAN PEMBELAJARAN
U T I L I T A S

Simple Capaian Pembelajaran


Mata Kuliah
Mampu memahami proses
perencanaan dan perancangan
sistem utilitas yang sesuai dengan
tahapan-tahapan perencanaan
gedung, dengan memperhatikan
secara seksama hubungannya
dengan struktur dan bagian-bagian
konstruksi gedung serta peralatan
lain dalam gedung tersebut.
KONTRAK PERKULIAHAN

KEHADIRAN Hadir (H) Terlambat (T)


30 M Kehadiran Mahasiswa diambil 30 menit pertama
saat mata kuliah dimulai Melakukan pengisian Melakukan
daftar hadir 30 menit pengisian daftar
pertama pada jadwal hadir lebih dari 30
perkuliahan dimulai menit jadwal
KEHADIRAN
75 % perkuliahan
Kehadiran mahasiswa minimum 75% dari total
kehadiran perkuliahan yang di laksanakan selama
1 semester. STATUS KEHADIRAN MAHASISWA Tidak melakukan pengisian
daftar hadir dengan bukti
KEHADIRAN ketidak hadiran (contoh:
60 M Segala kendala/ halangan dalam mengkuti surat keterangan sakit, dll)
Tidak melakukan
perkuliahan disampaikan sebelum atau paling pengisian daftar hadir
lambat 1 jam setelah perkuliahan dimulai melalui dibuktikan dengan bukti Sakit (S)
whatApp group dengan ketidak hadiran (contoh
menampilkan/menyampaikan alasan ketidak surat resmi, dll)
hadiran. Tidak melakukan pengisian
Ijin (I) daftra hadir tanpa bukti dan
kabar.

Absen (A)
BUKU REFERESI
U T I L I T A S

Danusugondho Iskandar., Manajemen Utilitas Gedung Modul Tata


01
Udara, Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat, Institut Teknologi
Bandung

Poerbo Hartono (1992)., Utilitas Bangunan ( Buku Pintar untuk


Mahasiswa Arsitektur –Sipil), Jakarta, Penerbit Djambatan.
02

Susanto Paulus Agus, Utilitas, Laboratorium Teknologi & Manajemen,


Fakultas Teknik Arsitektur, Universitas Katolik Parahyangan 03

Pedoman Plumbing Indonesia 1979 Cetakan ke I, Departemen


Pekerjaan Umum
04
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

Minggu 01 Minggu 04
01 Pengantar utilitas 04 Penyediaan dan perhitungan air bersih dalam
Sistem utilitas yang diperlukan pada bangunan bangunan
4 lantai

Minggu 02 Minggu 05
02 Sistem plumbing dan sanitasi 05 Sistem elektrikal dalam bangunan
Penerapan dan perhitungan sistem plumbing Syarat teknis dan perhitungan sistem
dan sanitasi dalam bangunan kelistrikan

Minggu 03 Minggu 06
03 Sistem distribusi air kotor dalam bangunan 06 Sistem penangkal petir
Jenis-jenis penangkal petir pada bangunan
bertingkat rendah dan bertingkat tinggi
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

Minggu 07 Minggu 10
07 UTS (ujian tengah semester) 10 Sistem transportasi vertical pada bangunan
Pembahasan soal mid test tinggi.
Sistem escalator, elevator dan ram.

Minggu 08 Minggu 11
08 Sistem pemadam kebakaran dan 11 Keterkaitan system utilitas dalam desain
penerapannya dalam bangunan. bangunan
Perhitungan system pemadam kebakaran
(tangga kebakaran/darurat dan penyediaan air
besih untuk kebutuhan pemadam kebakaran)
Minggu 09
09 Defenisi penghawaan pada bangunan
Jenis-jenis AC
PERANCANGAN UTILITAS MELIPUTI:
1. Perancangan Plambing dan Sanitasi MASALAH POKOK DALAM BANGUNAN
2. Perancangan Pencegahan Kebakaran 1. Air
3. Perancangan Pengudaraan/ Penghawaan 2. Udara / angin
4. Perancangan Penerangan /Pencahayaan 3. Cahaya.
5. Perancangan Telepon
6. Perancangan CCTV dan Security System
7. Perancangan Penangkal Petir UTILITAS
8. Perancangan Tata Suara
9. Perancangan Transportasi dalam
Bangunan
10. Perancangan Landasan Helikopter
11. Perancangan Pembuangan Sampah
12. Perancangan Alat Pembersih Bangunan
Sistem Utilitas Bangunan Tinggi

Aspek Bangunan
Anatomi Sistem Bangunan
Gedung

Kekuatan (firmitas):
Tulang, persendian STRUKTUR
Kekokohan struktur

Operasional (utilitas): Pencernaan


Penunjang aktivitas Pernapasan MEP (UTILITAS)
manusia Peredaran darah

Estetika (Venustas): Daging


Kenyamanan, Kulit ARSITEKTUR
keindahan Rambut
DEFENISI UTILITAS SERING DISEBUT :
Utilitas Bangunan adalah suatu kelengkapan Layanan Bangunan Mekanikal, Elektrikal dan
fasilitas bangunan yang digunakan untuk Plambing.
menunjang tercapainya unsur unsur Perancangan Utilitas harus di koordinasikan
kenyamanan, kesehatan, keselamatan, dengan Perancangan Arsitektur, Struktur,
kemudahan komunikasi, mobilitas dalam Interior dan Perancangan lainnya
bangunan.

UTILITAS
PERANCANGAN UTILITAS TERBAGI 3 BAGIAN :
Menurut Vitruvius di dalam buku Ten Books 1. Utilitas Dasar untuk Bangunan berlanti 1 s/d- 4
on Architecture, terdapat 3 konsep dasar lantai
yang harus dipenuhui oleh sebuah 2. Utilitas Bangunan untuk Bangunan berlantai 5
bangunan : Firmitas (kekokohan/kekuatan), s/d 16 lantai
Venustas (keindahan) dan Utilitas (fungsi) 3. Utilitas Bangunan Lanjutan untuk Bangunan lebih
dari 20 lantai
Sistem Utilitas Bangunan Tinggi
SDP : Air bersih, air bekas, air kotor, air
Sanitase, Drainase, Plambing hujan dll

PK : Hyndrant, sprinkler, fire alarm, fire lift


Proteksi / Pemadam Kebakaran dll

TUG:
AC, Exhaust, Fan dll
Tata Udara Gedung
UTILITAS (MEP)
Bangunan Tinggi
TDG :
Lift, Escalator dll
Transportasi Dalam Gedung

EL – LAK : Penerangan, stop kontak,daya listrik,


Elektrikal – Listrik Arus Kuat trafo, genset dll

EL – LAL: CCTV, wifi, tata suara, telepon, TV,


Elektrikal – Listrik Arus Kuat Access dll
PERANCANGAN UTILITAS MELIPUTI:
1. Perancangan Plambing dan Sanitasi MASALAH POKOK DALAM BANGUNAN
2. Perancangan Pencegahan Kebakaran 1. Air
3. Perancangan Pengudaraan/ Penghawaan 2. Udara / angin
4. Perancangan Penerangan /Pencahayaan 3. Cahaya.
5. Perancangan Telepon
6. Perancangan CCTV dan Security System
7. Perancangan Penangkal Petir UTILITAS
8. Perancangan Tata Suara
9. Perancangan Transportasi dalam
Bangunan
10. Perancangan Landasan Helikopter
11. Perancangan Pembuangan Sampah
12. Perancangan Alat Pembersih Bangunan
SISTEM PLUMBING DAN SANITASI
CAPAIAN 1. Memahami sistem plumbing dan sanitasi dalam penerapannya

MATERI ke bangunan serta perhitungannya


2. Memahami perencanaan sistem plumbing pada bangunan untuk
menyalurkan air bersih ke semua alat plumbing serta
pembuangan air limbah dari semua alat plumbing yang harus
berpedoman pada syarat sanitasi kesehatan
SISTEM PLUMBING DAN SANITASI
SISTEM PLUMBING : suatu system penyediaan atau pengeluaran air ke tempat- tempat
yang dikehendaki tanpa ada gangguan atau pencemaran terhadap daerah-daerah yang
dilaluinya dan dapat memenuhi kebutuhan penghuni dalam masalah air.

HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM MERANCANG SYSTEM PLUMBING BANGUNAN


TINGGI :
1. Letak/ posisi denah toilet terhadap denah keseluruhan dengan
mempertimbangkan letak shaft air buangan.
2. Memilih atau menentukan jenis/tipe/warna sanitary fixtures
3. Mengatur layout/tata letak sanitary fixtures didalam ruang toilet, dengan
memperhatikan daerah basah, kering, bukaan pintu, letak/arah lubang air buangan
dll
4. Memilih atau menentukan jenis/bentuk/bahan atap, terkait dengan sistem
pembuangan air hujan
5. Merencanakan sistem pembuangan air hujan meliput: kemiringan atap;
menentukan jumlah, dimensi dan posisi pipa tegak pembuangan air hujan;
kemiringan pipa saluran, bak control
6. Menentukan letak/posisi bak penampung air kotoran yaitu septictank/Sewage
Treatment Plant (STP).
7. Menentukan letak/posisi kran taman (untuk penyiraman taman, pencucian, dll.)
8. Menentukan letak/posisi sumur bor (memperhatikan factor keamanan dan
kehigienisan seperti jarak terhadap septictank / rembesannya, dll.)
9. Hal-hal lain yang berkaitan dengan sistem plambing
SISTEM PLUMBING DAN SANITASI

AIR BERSIH STANDAR PERENCANAAN


KEBUTUHAN RUANG
DIAGRAM SISTEM
AIR PANAS INSTALASI

SISTEM PLUMBING AIR KOTOR DAN AIR BEKAS


DAN SANITASI

AIR HUJAN

SNI 03-7065-2005 :
TATA CARA PELAKSANAAN SISTEM PLAMBING
SISTEM PLUMBING DAN SANITASI
JENIS PERALATAN PLUMBING:
1. Peralatan untuk penyediaan air bersih
2. Peralatan untuk penyediaan air panas
3. Peralatan untuk pembuangan air kotor
4. Peralatan-peralatan lain yang ada hubungannya terhadap perencanaan pemipaan

SYARAT INSTALASI PLAMBING:


1. Daya tahan bahan harus lama, minimal 30 tahun.
2. Permukaan harus halus dan tahan air
3. Tidak ada bagian-bagian yang tersembunyi / menyimpan kotoran pada bahan yang
dimaksud.
4. Bebas dari kerusakan, baik mekanis maupun yang lain.
5. Mudah pemeliharaannya
6. Memenuhi aturan-aturan yang berlaku
19

sumber, perhitungan,sistem distribusi dan pengelolaan


AIR BERSIH
20
AIR BERSIH

“Air Bersih merupakan air yang memenuhi


syarat secara fisik dan dapat dimanfaatkan
dalam kegiatan sehari-hari.”(Utilitas Bangunan
Modul Plumbing, 2015 ).

Air bersih adalah air yang digunakan baik oleh


penghuninya ataupun oleh keperluan-
keperluan lain yang ada kaitannya dengan
fasilitas bangunan
Kebutuhan air bersih dapat dihitung sebanyak
jumlah penghuni x jenis kebutuhan
x volume per hari Air

PRINSIP DASAR:
Dalam merencanakan penyediaan air bersih
harus memenuhi konsep 3K yaitu Kualitas,
Kuantitas dan Kontinulitas.
AIR BERSIH
KEBUTUHAN AIR BERSIH
Luas 20.000 m²
KANTOR : 2000 orang
Jumlah pegawai :
Kebutuhan Air bersih per hari : 20.000 m²/ 10 m²/org (kepadatan)
Kantor
2000 org x 50 l/org/hari
: 100.000 l = 100 m³ / hari 2000 orang

Roof Tank : GTW


Umumnya 15 % - 20 % dari volume
Air Bersih Roof Tank
air bersih
100 m³ 20 m³
: 20 % x 100 = 20 m³

GWT (Ground WaterTank) :


Kebutuhan air bersih = 100 m³
Cadangan Air Pemadam Kebakaran (PK)
Air Bersih Air PK
Asumsi 1 s/d 1.5 x vol air bersih
100 m³ 150 m³ RWT
Air PK = 150 m³
Kapasitas GTW : 100 + 150 = 250 m³ 75 m³
Kapasitas GTW = 250 m³

RWT (Row WaterTank) :


Umumnya 30% dari GWT
30% x 250 m³ = 75 m³
KEBUTUHAN AIR BERSIH
500 unit 2 BR
Apartement : 2000 orang
Jumlah penghuni :
Kebutuhan Air bersih per hari : Aparte 500 x 4 orang/unit
2000 org x 250 l/org/hari ment 2000 orang
: 500.000 l = 500 m³ / hari

Roof Tank : GTW


Umumnya 15 % - 20 % dari volume
Air Bersih Roof Tank
air bersih
500 m³ 100 m³
: 20 % x 500 = 100 m³

GWT (Ground WaterTank) :


Kebutuhan air bersih = 500 m³
Cadangan Air Pemadam Kebakaran (PK)
Air Bersih Air PK
Asumsi 1 s/d 1.5 x vol air bersih
500 m³ 500 m³ RWT
Air PK = 500 m³
Kapasitas GTW : 500 + 500 = 1000 m³ 300 m³
Kapasitas GTW = 1000 m³

RWT (Row WaterTank) :


Umumnya 30% dari GWT
30% x 1000 m³ = 300 m³
SUMBER-SUMBER
A I R B E R S I H
1. MATA AIR
Merupakan sumber keluarnya air dari dalam tanah, biasanya terdapat di daerah-
daerah pegunungan. Kondisi air pada umumnya masih jernih dan belum tercemar
2. SUNGAI
Merupakan tempat penampungan dan mengalirnya air dari hulu (sumber
mata air) ke hilir (laut). Kondisi air biasanya tidak jernih atau sudah tercemar.
3. HUJAN
Sumber air yang datang dari atas (awan/langit). Diperoleh
dengan cara penadahan atau penampungan
3. AIR TANAH
Berupa lapisan-lapisan tanah sebagai tempat
mengalirnya air tanah yang berasal dari satu
sumber air tertentu. Kondisi air pada
umumnya jernih, dan diperoleh dengan
bantuan pompa air, setelah diadakan
penggalian / pengeboran tanah (berupa
sumur galian / sumur bor) sampai
kedalaman tertentu sesuai kebutuhan
SUMBER-SUMBER
A I R B E R S I H
KEBUTUHAN AIR DIBAGI ATAS:
Keperluan harian .1
Kebutuhan yang sifatnya sirkulasi .2
Kebutuhan yang sifatnya tetap .3
Kebutuhan air cadangan yang sifatnya berkurang karena penguapan .4

PENYIMPANAN AIR BERSIH:

Reservoir bawah (GWT) .1


Reservoir atas (Roof Tank) .2
JARINGAN PENYEDIA
A I R B E R S I H
SISTEM SAMBUNGAN LANGSUNG
Pipa distribusi dalam gedung disambung langsung dengan pipa utama
penyediaan air bersih misalnya PDAM
JARINGAN PENYEDIA
A I R B E R S I H
SISTEM TANGKI ATAP
Sistem ini air ditampung lebih dahulu dalam tangki bawah kemudian dipompakan
ke suatu tangki atas yang bisasanya dipasang di atas atap atau di atas lantai
tertinggi bangunan. Dari tangkiair ini air didistribusikan ke seluruh bangunan
JARINGAN PENYEDIA
A I R B E R S I H
SISTEM TANGKI TEKAN
Sistem ini diterapkan Ketika tidak bisa menggunakan sistem sambungan
langsung. Prinsip kerja sistem: Air yang telah ditampung dalam tangki bawah,
dipompakan ke dalam suatu bejana tertutup sehingga udara di dalamnya
terkompresi.
JARINGAN PENYEDIA
A I R B E R S I H
SISTEM TANPA TANGKI
Dalam sistem ini tidak digunakan tangki apapun. Air dipompakan langsung ke
sistem distribusi dan pompa menghisap air langsung dari sumber air
32
33
34
35
Diagram Sistem Air Bersih PUSGIWA UI

36
Toilet

Kantin

Sumur Air Tanah Ground Water Tank Roof Water Distribusi ke Janitor
Dalam (150 m) & Rumah Pompa Tank Setiap Lantai (1-8)

R. Wudhu

Kolam IKan

Irigasi Taman

Fire Sprinkler

Fire Hydrant
39

sumber, sistem distribusi dan pengelolaan


AIR LIMBAH
Diagram Sistem Air Bekas dan Air Hujan Rusunawa Buruh Industri
46
47
Denah Sistem Air Bekas dan Air Hujan Rusunawa Buruh Industri
Denah Sistem Air Kotor Rusunawa Buruh Industri

TANGKI SEPTIC:
Dengan perbandingan panjang : lebar, 2:1 – 3:1
Ukuran minimal tangki septic :
Lebar 0.75 m
Panjang 1,5 m
Tinggi 1,5 m

SNI 2398:2017 :
1. Jarak minimal septictank dengan sumur artesis : ≥ 10 m Pipa limbah padat yang melintang secara horizontal harus memiliki
2. Jarak minimal septictank dengan sumur resapan air hujan : ≥ 5 m kemiringan minimal 5% tiap 1 meter untuk meminimalkan resiko
3. Jarak minimal septictank dengan bangunan : ≥ 1.5 m tersumbat.
Denah Sistem Air Kotor Rusunawa Buruh Industri
Air Kotor

Urinal

Kloset

Sump pit STP Sump pit Pompa STP U-Ditch

FCO

Air Bekas

Wastafel
Bak kontrol

Sump pit U-Ditch


FD &
FCO

Buis beton ke danau


Sink - Grease Trap
Diagram Sistem Air Hujan PUSGIWA UI

53
Air Hujan Atap Auditorium

Atap auditorium Kolam


Pipa dari atap auditorium

Air Hujan Atap Gedung

Sumur Resapan
Atap gedung Buis beton ke danau
54
55

SISTEM PEMIPAAN
PLAMBING
SISTEM HORIZONTAL

Sistem horizontal adalah suatu system pemipaan yang banyak digunakan


untuk mengalirkan kebutuhan air pada suatu komplek perumahan atau
rumah tinggal yang tidak bertingkat

TERDAPAT DUA SISTEM PEMIPAAN HORIZONTAL:

1.Pemipaan yang menuju ke satu titik akhir


Keuntungannya adalah pemakaian bahan pipa yang lebih efisien, sedangkan
kerugiannya adalah daya pancar air tidak sama, semakin jauh semakin kecil

2.Pemipaan yang melingkar/membentuk ring


Keuntungannya adalah daya pancar air ke semua titik sama, sedangkan
kerugiannya adalah penggunaan bahan pipa yang banyak
SISTEM VERTIKAL

Sistem pengaliran air bersih dengan sistem vertikal banyak digunakan pada
bangunan-bangunan bertingkat tinggi.

CARA DISTRIBUSI

1. Menampung lebih dulu pada tangki air (ground reservoir) kemudian


dialirkan dengan pompa ke titik-titik kran

2. Menggunakan pompa untuk menampung air pada tangki di atas bangunan.


Kemudian dari tangki dialirkan ke tempat tempat yang memerlukan dengan
menggunakan sistem gravitasi / turun langsung. Pada tempat tertentu dengan
jarak kurang dari 9m biasa menggunakan pompa tekan.
58

INSTALASI PIPA
INSTALASI PIPA PVC
Pipa PVC adalah pipa retail yang banyak digunakan oleh masyarakat untuk
instalasi pompa dan distribusi air (air bersih), air hujan, termasuk saluran
air kotor dan saluran air buangan diperumahan

MACAM-MACAM PIPA PVC

1.Pipa PCV berwarna putih


Memantulkan sinar UV, lebih tahan dari kebengkokkan akibat sinar UV, tidak kuat
menahan lumut, dan tanpa carbon black
2. Pipa PVC berwarna abu-abu
Menyerap sinar UV, bila diletakkan di luar rumah lama-lama bisa bengkok karena
sinar UV, tahan terhadap lumut, dan diberi carbon black
PENYAMBUNGAN PIPA
Instalasi pipa tidak hanya terdiri dari satu batang pipa, namun terdiri dari
beberapa pipa yang disambung untuk mengalirkan air sampai ke outlet
terakhir. Jenis sambungan ditentukan berdasarkan jenis material pipanya
dan letak sambungannya
ALAT PENYAMBUNG PIPA

1. Elbow : untuk menyambung pipa dengan arah 90°dan ada juga yang 45°
2. Flock Shock, : untuk menyambung dua pipa dengan diameter yang sama
3. Reducer Shocket : untuk menyambung dua pipa dengan diameter yang berbeda
4. Tee : untuk menyambung tiga batang pipa dengan diameter yang sama
5. Valve Socket, untuk menyambung pipa dengan kran atau pipa lain yang memiliki
drat dalam.
FITING SANITER
1. KRAN AIR 2. SHOWER 3. BATHTUB

4. KLOSET 5. WASTAFEL
62

JARIANGAN
PEMBUANGAN AIR KOTOR
PIPA HORIZONTAL
TERHDAP KONSTRUKSI BANGUNAN

Plesteran Kedap Air Dengan Penutup Bata


PIPA HORIZONTAL
TERHDAP KONSTRUKSI BANGUNAN

Plesteran Kedap Air Tanpa Penutup Bata


PIPA VERTIKAL
TERHDAP KONSTRUKSI BANGUNAN
JENIS PERANGKAP
P E M B U A N G A N A I R K O T O R
Digunakan untuk mencegah masuknya gas yang berbau ataupun beracun,
atau bahkan serangga
JENIS PENANGKAP
P E M B U A N G A N A I R K O T O R
untuk mencegah masuknya bahan-bahan yang dapat menyumbat atau
mempersempit penampang pipa yang dapat mempengaruhi kemampuan
instalasi pengolahan air buangan

Adapun jenisnya meliputi :


a. Penangkap minyak
b. Penangkap lemak
c. Penangkap pasir
d. Pengkap rambut
69

POMPA AIR, DRAINASE,


TANGKI AIR & TALANG AIR
POMPA AIR
JENIS POMPA AIR:

a. Pompa Tangan/ Pompa Hisap Tekan


Pengoperasiannya dengan cara mengayun tuas naik-turun
menggunakan tenaga manusia (bukan tenaga listrik).Biasa digunakan
untuk sumur dangkal.
b. Pompa Listrik
Dioperasikan dengan cara menekan tombol listrik, dan kemudian
pompa akan bekerja menyedot air dan mengalirkannya
TANGKI AIR
R E C E V O I R ATA S / E L E VAT E D WAT E R TA N K

1. TANGKI AIR ALUMUNIUM


Lebih tahan lama dan lebih mahal. Mudah ditemukan di pasaran
dengan berbagai ukuran. Kapasitas tangki: 660 l, 1100 l, 1500 l, dan
2100 l.
TANGKI AIR
R E C E V O I R ATA S / E L E VAT E D WAT E R TA N K

2. TANGKI AIR POLYETHYLENE


Terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling dalam (lapisan putih deluxe) untuk
memprotek jamur dan lumut; lapisan kedua (fleksible foam) untuk
memproteksi bentur, bantingan, dan panas; lapisan terluar (kulit
berwarna) untuk memprotek radiasi sinar ultra violet. Kapasitas
tangki: 700 l, 1100 l, 1500 l, 2000 l, dan 5200 l
TANGKI AIR
R E C E V O I R ATA S / E L E VAT E D WAT E R TA N K

3. TANGKI AIR DIATAS DAK BETON


Water tower ditumpu oleh menara besi atau dak beton
DRAINASE

DRAINASE PERMUKAAN TANAH


DRAINASE
T A L A N G H O R I Z O N T A L
Talang yang terpasang secara horizontal di sekeliling atap
bangunan

TALANG JADI TALANG BETON

Menggunakan beton cor di


sekeliling bangunan. Mudah
dibersihkan dan cukup lebar untuk
dipakai jalan bagi orang yang
melakukan perawatan/perbaikan
talang
DRAINASE
T A L A N G V E R T I C A L
Talang vertikal dapat dimasukkan ke dalam kolom, shaft atau
berdiri di depan dinding. Semakin curam permukaan atap, maka
talang lebih lebar
BAK KONTROL
Talang vertikal dapat dimasukkan ke dalam kolom, shaft atau
berdiri di depan dinding. Semakin curam permukaan atap, maka
talang lebih lebar
RINGKASAN MATERI
U T I L I T A S
1. Utilitas Bangunan merupakan kelengkapan dalam suatu bangunan untuk
menunjang tercapainya kenyamanan, kemudahan komunikasi, mobilitas
dalam bangunan dll
2. Utilitas bangunan meliputi air bersih, air kotor & bekas, penghawaan,
penangkal petir, system transportasi, pencahayaan dll
3. Perencanaan utilitas pada bangunan harus sesuai dengan standar yang
berlaku.
4. Kebutuhan air bersih pada setiap bangunan berbeda-beda sesuai
dengan fungsi bangunan tersebut.
5. Perhitungan debit air limbah disesuaikan dengan fungsi bangunan
6. STP (Sawage Treatment Plant/IPAL) diletakan pada area dasar bangunan
7. Area pantry memiliki grease trap sebagai box penangkap lemak
8. Seluruh lantai bangunan memiliki shaft plambing (air bersih, air bekas,
air kotor, air hujan dll)
9. Perencanaan/ pemilihan sanitair (kloset,wastafel, floor drain, kitchen
sink) harus ditentukan pada seluruh area basah

Anda mungkin juga menyukai