DALAM PERANCANGAN
3B
PENDAHULUAN
0B
1. Pengantar
Konsep utilitas bangunan ini berisi pembahasan tentang pengertian kelengkapan
fasilitas bangunan yang digunakan untuk menunjang tercapainya kenyamanan,
kesehatan, komunikasi dan mobilitas dalam bangunan
Sebagai seorang arsitek atau calon arsitek dalam melakukan tugas perancangan
sadar atau tidak sudah diperhadapkan dengan berbagai masalah yang berkaitan
dengan sistem utilitas bangunan, seperti sistem plambing air bersih dan air kotor,
sistem transportasi dalam bangunan, sistem penghawaan, sistem penerangan dan
sistem drainase bangunan maupun sistem yang lainnya
Materi yang akan dibahas dalam modul ini merupakan pengantar sistem utilitas
bangunan secara intergral.
Menurut pengertian Utilitas, berasal dari kata Utitlity. Menurut Anwir, B,S, dalam
kamus teknik, “ Utility “ adalah nuttigheid (Belanda), kegunaan sedang Utilization
adalah benutting, nuttige aanwending (Belanda) yaitu, penggunaan, pemakaian
berguna, pelaksanaan yang bermanfaat.
Menurut
5B Kamus Inggeris Indonesia, (Echols, M, John), Utility adalah kegunaan,
manfaat.
Dari pengertian tersebut diatas dapat dianulir bahwa Utilitas bangunan
6B
adalah suatu perangkat atau piranti perlengkapan yang memiliki kegunaan yang
sangat penting dalam suatu sistem bangunan.
sistem utilitas bangunan, dimana penyediaan peralatan lebih maju dari yang
sebelumnya. Salah satu contoh yang saat ini dikenal adalah Intelligent Building
Systems (IBS) atau ada yang meng-istilah-kan “Intelligent Building” the Future
yaitu suatu sistem yang mengendalikan jaringan komunikasi dan informasi pada
suatu perangkat bangunan yang telah dilengkapi dengan sistem IBS. Demikian
juga dengan perangkat lainnya seperti sistem plambing, mekanikal dan elektrikal
mengalami perkembangan dan semua dikendalikan oleh sistem informasi dari IBS
dengan media komputer.
b. Perkembangan kebutuhan
Perkembangan kebutuhan penghuni pada umumnya adalah
karena tuntutan pola hidup yang lebih maju terutama di kota-kota besar.
Perkembangan ini tidak hanya berdampak pada ekonomi rumah tangga tapi
mempengaruhi biaya operasional dari sistem utililitas bangunan, seperti
kebutuhan daya yang cukup besar, kebutuhan air bersih makin meningkat
juga pada sistem-sistem lainnya.
Pipa air bersih, makin ke- Pipa air kotor makin kebawah
bawah makin kecil makin besar
b. Manajemen utilitas
Manajemen utilitas, adalah cara pengaturan dan pengelolaan
kegiatan yang terlingkup dalam sistem utilitas bangunan baik dalam cara
pengoperasian maupun dalam perancangan atau sistem pelaksanaan. Suatu
contoh misalnya pemasangan instalasi sistem pemadam kebakaran dengan
sistem ducting AC, harus diatur secara overlay antara denah kedua
jaringan agar tidak menimbulkan tumpah tindih, demikian dengan jaringan
lainnya karena jika tidak dirancang dengan cermat akan menyulitkan
dikemudian hari terutama dalam maintenance. Untuk mengendalikan
manajemen utilitas ini, terkait dengan suatu sistem komputerisasi dimana
semua telah terprogram. Sebagai pusat kendali dipusatkan pada ruang
kontrol termasuk program IBS sehingga dengan cara ini akan dapat
meminimisasi kemungkinan - kemungkian yang dapat mengganggu
keamanan gedung.
BANYAK
A. PENDAHULUAN
1B
1. Pengantar
Penyediaan air bersih pada bangunan berlantai banyak meliputi air dingin dan
air panas dengan sistem perpipaan, menghitung dimensi / besaran reservoar,
diameter pipa serta pengetahuan tentang pompa yang banyak digunakan pada
sistem distribusi air bersih pada bangunan berlantai banyak.
Sebagai seorang arsitek atau calon arsitek dalam melakukan tugas perancangan
sudah harus memperhatikan sistem jaringan utilitas terutama yang menyangkut
sistem plambing.
Materi yang akan dibahas dalam modul ini merupakan teori tentang sistem distribusi
air bersih dengan segala aparatnya atau perangkat yang terkait.
2. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan / mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan tentang distribusi air bersih pada bangunan berlantai banyak.
3. Pokok-pokok Isi
a. “ Air Baku” adalah air dari Badan Air yang dapat diolah menjadi air minum yang
pada pokoknya dilakukan dengan cara koagulasi, pengendapan, penyaringan dan
penyucihamaan.
b. “Air Minum” adalah air yang mutunya (kualitasnya) memenuhi syarat -syarat
sebagai air minum seperti yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan
R.I No. –1/BIRHUMAS/I/75 tahun 1975, tentang syarat-syarat dan pengawasan
air minum.
c. “ Air Permandian Alam “ adalah air dari Badan Air yang dalam keadaan alami
dipergunakan untuk permandian umum.
d. “ Air Untuk Berbagai Kegunaan Berhubungan Dengan Kesehatan” adalah meliputi
Air Baku dan Air untuk Permandian Alam, Perikanan Darat, Pertanian yang hasilnya
dimakan tanpa dimasak terlebih dahulu, seperti oleh raga, pesiar serta
keindaahannya.
e. “ Badan Air” adalah tempat dan wadah diatas permukaan daratan yang terisi dan
atau menghasilkan air, yaitu rawa, danau, sungai, waduk dan saluran air.
f. “ Badan Air Kelas A” adalah badan air yang airnya digunakan untuk air baku.
g. “ Badan Air Kelas B ” adalah badan air yang airnya digunakan untuk permandian
alam dan pertanian yang hasilmnyaa dimakan tanpa dimasak lebih dahulu.
h. “ Badan Air Kelas C ” adalah badan air yang airnya digunakan untuk perikanan
darat, olah ragaa (kecuali renang, ski air, luncur air), pesiar dan keindahan.
i. “ Buangan Industri ” adalah buangan yang berasal dari industri sebagai akibat
proses produksi.
j. “ Buangan Rumah tangga “ adalah buangan yang berasal dari rumah tinggaal,
kantor, hotel, restoran, tempat ibadah, tempat hiburan, pasar, pertokoan,
pelabuhan dan rumah sakit.
k. “ Pencemaran Air “ adalah suatu peristiwa masuknya zat-zat kedalam air yang
mengakibatkan kualitas (mutu) air tersebut menurun, sehingga dapat
mengganggu / membahayakan kesehatan masyarakat.
B. MATERI PEMBELAJARAN
¥ D kraan (D)
Dari PAM
Batas persil
Saluran Kraan
Pipa Persil
Katup penutup & Meter
Pipa Dinas
Pipa Utama PDAM
Batas persil
Saluran Kraan
Sistem ini air ditampung lebih dahulu dalam tangki bawah (rservoar
bawah tanah), kemudian dipompakan ke suatu tangki atas yang biasanya
dipasang diatas atap atau diatas lantai tertinggi bangunan.
Sistem tangki atap ini banyak digunakan karena alasan sebagai berikut :
(a). Selama airnya digunakan perubahan tekanan yang terjadi tidak
terlalu berarti, kecuali bangunan tersebut berlantai banyak yang
kemungkinan tekanan pipa cukup besar akibat gravitasi.
Oleh karena itu sistem distribusi dibuat dalam bentuk pendaerahan
distribusi (zoning area), dimana setiap daerah dipasang booster
pump untuk membantu mendorong air ke tangki yang lebih tinggi.
(b). Sistem pompa yang mengangkat air keatas tidaklah terlalu
istimewa tergantung tinggi bangunannya. Biasanya digunakan
pompa tekan (suction pump),
Pada setiap tangki bawah tanah (ground reservoar) dan tangki atap
harus dipasang alarm yang memberikan signal untuk muka air rendah
maupun muka air penuh.
tabung-tabung berisi udara dibuat dari bahan karet khusus yang akan
mengerut dan mengembang sesuai dengan tekanan air dalam tangki.
Gambar 5
Model Pompa Tekan (Suction Pump)
Gambar 6
Hidro Cell
TANGKI ATAP
ZONE 3
TC
ZONE 2
TC
ZONE 1
..
POMPA
ELEKTRODA CONTROL
PACKAGED
KE POMPA PD 1 & 2
BP.1
BP.1
Ø 50
LANTAI ATAP
40 32
75
40
32 32
TANKI AIR
TANKI AIR KAP : 1 M3
KAP : 1 M3
LV WC LV UR UR WC
40 40
LANTAI 3
32 16
FC AHU
75
32
32
20 32 13
RUKO
RUKO
LV WC LV UR UR WC
LANTAI 2
16
40 32
75
FC AHU
RUKO
20
20 32 13
40 20
RUKO
LV WC LV UR UR WC
LANTAI 1
50
FC AHU
RUKO
25
25 20 32 RUKO
40
13
13 32 32
TANKI AIR
KAP : 1,5 M3
TANKI AIR
KAP : 1,5 M3
LV WC LV UR UR WC WC LV UR UR LV WC
LANTAI DASAR
Ø 25
40 25
25
20 DARI PDAM
METER AIR
20 20
METER AIR
75
20 13 13 32 13 13
Ø 150
PARKING
PD 1
LV LV WC WC UR UR WC WC FC FC
PD 2
TANPA SKALA
Gambar 9
suatu alat yang mendeteksi tekanan atau laju aliran air keluar dari
pompa ini. Untuk mengatasi hal ini, maka dalam beberapa instalasi
dipasang pipa paralel yang dihubungkan dengan pompa penguat
tekanan air (booster pump). Pompa ini akan bekerja secara
otomatik kalau tekanan dalam pipa berkurang.
Tabel 1
Tekanan yang dibutuhkan alat plambing
Sumber : Morimura
Catatan : 1), 2) Tekanan yang dibutuhkan katup glontor untuk kloset dan
urinal yang dimuat dalam tabel ini adalah tekanan statik
pada waktu air mengalir dan tekanan maksimumnya adalah
4,0 kg/cm2.
3). Untuk kraan dengan katup yang menutup
secara otomatik, kalau tekanan airnya kurang dari yang
minimum dibutuhkan maka katup tidak akan dapat
menutup dengan rapat, sehingga air masih akan menetes
dari keran.
4). Untuk pemanas air klangsung dengan bahan bakar
gas, tekanan minimum yang dibutuhkan biasanya
dinyatakan.
Kebutuhan Liter/Orang/Hari
Mandi 55
Cuci pakaian 20
Gelontor WC 30
Pembersihan rumah 10
Cuci piring / alat dapur 10
Masak 5
Minum 5
Jumlah 135 / org/ hr
Sumber : Lambe, A.B ( 1982)
Tabel 3
Kebutuhan air untuk industri
Besi Ingot 11 m3
Alluminium Alluminium 73 m3
Minyak :
- Penyulingan 0,1 m/barrel
- Petrokimia Ether 240 m3
Kertas : - Pulp 220 m3
- Kertas koran 69 m3
- Kertas tulis 445 m3
Pakaian 355 m3
Pencelupan 378 m3
Semen 2 – 5 m3.
Tabel 4
Kebutuhan Air Untuk Bangunan Komersil
Kebutuhan Liter/Orang/Hari
Pabrik dgn KM/WC 43
Pabrik tanpa KM/WC 30
Rumah Sakit (100 tt) 340
Idem 450
Asrama Perawat 135
Hotel 135
Kantor 45
Restoran/Tempat Duduk 70
Bioskop, Ged. Konser 15
Sekolah : - Setengah hari 40
- Asrama 135
Tabel 5
Kebutuhan air untuk bangunan komersil
Konsumen PDAM
Bak
Cadangan
Q puncak = ξ x Q
Contoh 1:
Suatu bangunan apartemen berlantai 5 dengan jumlah penghuni
50 KK. Kebutuhan air per orang per hari 135 liter. Occupancy
rate diambil 85 %
Diminta : Berapakah kapasitas reservoar yang diperlukan.
Jawab :
Assumsi 1 KK = 5 orang
Jadi jumlah penghuni apatermen = 50 x 5 = 250 jiwa
Air panas
Ketel
Pemanas
Air dingin
Sumber kalor
Air panas
Tangki
Air dingin
Ketel
Pemanas
Sumber kalor
Sumber
kalor
air dingin
air panas
Uap masuk
║║║║
║ ║║
pompa
uap keluar balik air
Koil pemanas
Dimana :
tm = Temperatur campuran (oC)
Gc = Berat air dingin (kg)
Gh = Berat air panas (kg)
tc = Temperatur campuran (oC)
th = Temperatur air panas (oC)
Qd = (N) (qd)
Qh = (Qd) (qh)
V = (Qd)(v)
H = (Qd)(ξ) (th - tm )
Dimana :
1. Sistem Perpipaan,
Terdiri dari dari dua sistem yaitu :
> Sistem pipa air dingin
> Sistem pipa air panas
Kran kontrol
☼ж
Suatu sistem dimana digunakan pipa hantar dari pompa tangki air
bawah ke tangki atas terpisah dari pipa air utama melayani lantai-
lantai gedung, dinamakan sistem dua pipa atau sistem pipa ganda.
Kalau kedua fungsi tersebut diatas dilayani oleh satu pipa maka
dinamakan sistem satu pipa atau sistem pipa tunggal.
Dalam sistem pipa ganda, tekanan air pada peralatan plambing tidak
banyak berubah karena hanya terpengaruh oleh tinggi rendahnya
muka air dalam tangki atas. Sedangkan dalam sistem pipa tunggal,
tekanan air pada peralatan plambing akan bertambah pada waktu
pompa bekerja mengisi tangki.
Dalam sistem ini ukuran pipa ditentukan berdasarkan pengaliran air
tangki atas ke peralatan plambing dan bukan didasarkan pada waktu
pengisian tangki dengan pompa. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam perancangan sistem pipa :
1). Sistem manapun yang dipilih, pipa harus dirancang dan
dipasang sedemikian rupa, sehingga udara maupun air kalau perlu
dapat dibuang / dikeluarkan dengan mudah.
2). Pipa mendatar pada sistem pengaliran keatas sebaiknya
agak miring ke atas (searah aliran), sedangkan sistem pengaliran
kebawah dibuat agak miring kebawah. Kemiringan sekitar 1/300.
3). Perpipaan yang melengkung atau tidak merata harus
dihindarkan.
4). Tidak dibenarkan membalikkan arah aliran, misalnya pipa cabang
tegak melayani daerah diatasnya pipa utama mendatar, tetapi
penyambungannya diarahkan kebawah lebih dahulu (gambar 3).
Pipa tegak
Gambar 14.
A. Pengertian
Plambing adalah suatu seni penginstalasian pipa air, alat sanitair dan aparatnya
untuk mengalirkan air bersih dan air kotor pada sebuah bangunan.
Sistem plambing pada bangunan adalah suatu piranti perpipaan yang meliputi
pipa pendistribusian air bersih, alat-alat sanitair dengan perangkap air, air kotor, air
bekas dan pipa ventilasi, drainase bangunan, penggelontoran air bekas dengan
aparatnya, serta penyambungan yang berada di dalam maupun di luar bangunan
(Sitio, S, Abner, 1992 : 3).
Tabel 1
Pipa-pipa dalam bangunan
Pipa vertikal (Kombinasi house drain + house sewer)
150 - 300 2 - 8 1½ 2½
300 - 500 0 - 15 2 2
500 - 900 15 - 35 2½ 2½
900 - 1500 35 - 125 3 3
1500 - 3500 125 - 225 4 4
dan seterusnya, pipa-pipa naik 1” (inch)
Pipa-pipa pembuangan :
Pipa Vertikal
-- 1 buah 1¼ “
-- 2 buah 1½ “
-- 6 buah 2 “
-- 9 buah 2½ “
-- 16 buah 3 “
-- 90 buah (maks. 2 WC) 4 “
-- 200 buah (lebih dari 4 WC) 5 “
Sambungan Tabel 1
Pipa-pipa Dalam Bangunan
Sumber : John, H, Callender, Time Saver Standard for Architectural Design Data, hal.
85, 806, 818.
4. Asbestos Cement
Pipa asbestos cement juga mulai dipergunakan, umumnya sebagai pipa
hantar atau pipa induk untuk saluran distribusi air bersih.
45º
45º JUNCTION SAYAP
Diatas
Diameter kecil
Altering
pipa
Bagian bawah - diameter besar
Gambar 2.1a
Dipasang tegak
Arah aliran
Arah aliran
terpadu. Tidak satu jenispun dari alat plambing yang dapat berdiri sendiri tanpa
didukung oleh alat lainnya.
Salah satu hal yang tak kalah pentingnya dalam sistem plambing ini adalah
pemeliharaan atau maintenance alat plambing dan semua alat plambing dinyatakan
layak operasi bila memenuhi persyaratan yaitu alat plambing telah dipastikan
berfungsi baik, tidak bocor dan telah mengikuti prinsip-prinsip dasar pemasangan
plambing.
1. Prinsip – prinsip sistem plambing (perpipaan)
Sistem perpipaan pada suatu bangunan, utamanya pada bangunan
berlantai banyak (multi storey buildings) dibedakan antara pipa air bersih dan
pipa air kotor. Untuk didtribusi air bersih yang memggunakan tangki atap perlu
memperhitungkan tekanan air akibat gravitasi. Jaringan plambing pada arah
vertikal harus dirancang sedemikian rupa agar pipa tidak pecah akibat tekanan
tersebut. Biasanya diameter pipa dibuat bervariasi yaitu makin kebawah
diameternya makin kecil, dimaksudkan agar tekanan pada bagian bawah menjadi
kecil. Untuk pengontrolan pipa harus ditempatkan dalam shaft plambing dengan
membedakan tempat antara pipa air bersih dan air kotor.
Gambar 2.1c
Tanki atap
Pipa Vent.
Pipa supply
Pipa distribusi air
bersih
makin kebawah
makin kecil
Pipa pembuanga
air kotor
Makin kebawah
Pipa makin besar
Shaft
Riol
Sedang untuk jaringan air kotor kebalikan dari sistem air bersih, yaitu
diameter pipa induk makin kebawah makin besar. Hal ini dimaksudkan agar
semua sistem pembuangan terakumulasi pada jaringan induk (primer) dengan
bantuan gravitasi dapat tersalur dengan cepat kebawah.
PEMBUNGKUS
DARI ASBES
PENGGANTUNG
DENGAN BESI STREP
DENGAN
MENGGUNAKAN
BESI BULAT DAN
SIKU
Gambar 2.2
GAMBAR 2.5
2). Perangkap bentuk “S”
GAMBAR 2.6
dan tidak terganggu oleh berbagai kotoran yang mungkin terjadi. Yang
perlu diingat bahwa tidak seluruhnya pipa
pembuangan alat saniter di dalam bangunan diperbolehkan memlalui
perangkap lantai tersebut.
a). Persyaratan :
Bentuk perangkap harus bulat memanjang berbentuk belokan secara
landai dan permukaan dinding dalamnya halus, agar memeudahkan
mencuci dan menggelontor sendiri, tidak mudah ditempeli partikel air
bekas atau atau air kotor. Hilangnya air perangkap oleh siphon
langsung yang diperlihatkan pada gambar 2.8. Kedalaman air
perangkap 75 mm untuk pipa iar bekas 32 – 50 mm. Kedalaman air
perangkap 50 mm untuk pipa air bekas 65 – 100 mm.
b). Gangguan
Sebuah trap alat saniter disebut efisien, apabila proses pengaliran
lancar dan air perangkap tidak berkurang jauh dibawah normal.
Kehilangan air perangkap dalam trap dapat disebabkan oleh faktor-
faktor berikut ini :
(1). Siphon
(a). Siphon langsung
Pada pemasangan pipa tunggal, arus air yang mengalir
mendorong atau memindahkan udara, gas, sehingga terjadi
pengisian dinding pipa oleh volume air dengan tekanan
optimal (gambar 2.8), menunjukkan contoh siphon langsung.
Pemasangan pipa gelontor berdiameter kecil, lebih panjang
dan miring dapat mengganggu keadaan udara di dalam pipa
yang mengakibatkan terjadinya aksi siphon.
(3). Momentum.
Momentum dapat diartikan sebagai gaya dorong (tekanan) air
atau gelontor air dari atas secara tiba-tiba. Gaya dorong air
yang terjadi melebihi ambang batas ketinggian dari alat saniter
sampai perangkap air dibawahnya. Terjunan air tersebut
mengakibatkan hilangnya air perangkap yang terdapat pada trap
sehingga trap tersebut dapat kosong dan tidak berfungsi lagi.
Alternatif untuk mengatasinya adalah dengan memperpendek
jarak alat saniter ke trap atau pencabangan pipa mengikuti posisi
alat saniter diatasnya .
(4). Osilasi.
Osilasi adalah terjadinya kehilangan air dari perangkap air
(trap) akibat adanya pergoyangan atau getaran air itu sendiri.
Terjadinya pengaliran air secara tidak stabil dapat dipengaruhi
alat saniter jarang digunakan atau dapat juga karena cuaca panas