Anda di halaman 1dari 22

SAMPUL

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

KATA PENGANTAR..........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1

1.3 Tujuan Makalah.........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

2.1 Pengetian dasar arsitektur..........................................................................3

2.2 Pengertian Arsitektur Menurut Para Ahli..................................................3

2.3 Aspek-Aspek Perancangan arsitektur (Funsi,struktur dan estetika)..........5

2.4 Pengertian Estetika..................................................................................10

2.5 Estetika Dalam Konteks Arsitektur.........................................................12

2.6 Pengertian Persepsi sebagai Dasar Pemahaman Estetika dalam


Arsitektur...........................................................................................................13

BAB III PENUTUP..............................................................................................17

3.1 Kesimpulan..............................................................................................17

3.2 Saran........................................................................................................17

Daftar Pustaka......................................................................................................18

ii
KATA PENGANTAR

iii
1 BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Arsitektur adalah sistem mendirikan bangunan termasuk proses
perancangan, konstruksi, struktur, dan juga mencakup aspek dekorasi dan
keindahannya. Arsitektur hampir selalu identik dengan aktivitas
membangun (konstruksi); dan membangun berarti menambahkan sesuatu.
Meskipun pengertian awal dari kata arsitektur sesungguhnya tidak terbatas
hanya pada membangun atau merancang konstruksi bangunan.

Selain itu Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan
dalam artian yang lebih luas arsitektur mencakup merancang dan
membangun keseluruhan lingkungan binaan mulai dari level makro yaitu
perencanaan kota perancangan perkotaan arsitektur landscape hingga ke
level mikro yaitu desain bangunan desain perabot dan desain produk.
Arsitektur lahir dari dinamika antara kebutuhan (kebutuhan kondisi
lingkungan yang kondusif, keamanan, dsb) dan cara (bahan bangunan yang
tersedia dan teknologi konstruksi).

Dalam merancang karya arsitektur. Seorang perancang selalu


menggunakan konsep-konsep didalamnya. Konsep-konsep yang digunakan
adalah konsep-konsep yang terkenal pada zamannya. Sehingga sesuai
dengan perubahan zaman. Konsep-konsep dalam arsitektur makin banyak
macamnya. Setiap konsep yang disajikan memiliki ciri khas dan
karakteristik masing- masing, serta memiliki pelopor sesuai zamannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dasar arsitektur?

2. Menjelaskan Aspek-Aspek perancangan arsitektur?


3. Pengertian Estetika Sebagai Dasar Pemahaman Estetika Dalam Arsitektur?

4. Estetika sebagai dasar perancangan arsitektur?

1.3 Tujuan Makalah


1. Untuk mengetahui pengertian dasar darsitektur dan aspek-aspek
perancangan arsitektur.

2. Untuk mengetahui estetika Sebagai Dasar Pemahaman Estetika Dalam


Arsitektur.

3. Untuk Mengetahui Estetika sebagai Dasar Perancangan Arsitektur.


2 BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengetian dasar arsitektur


Pengertian arsitektur secara umum merupakan sebuah ilmu dalam
merancang bangunan atau sistem dalam mendirikan bangunan yang meliputi
proses perancangan, konstruksi, struktur, serta aspek dekorasi serta
keindahan.Kegiatan arsitektur identik dengan adanya aktivitas
pembangunan atau konstruksi.

Kata arsitektur berasal dari bahasa latin “architectura” yang mana


secara etimologi berasal dari bahasa yunani kuno “arkhitekton”, yang berarti
pembangunan utama (chief builder).

Arsitektur adalah seni atau praktik perancangan dan pembangunan


struktur dan konstruksi bangunan. Dalam arti yang lebih luas, arsitektur
dapat mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan
binaan level makro, misalnya perencanaan kota, tidak hanya satu bangunan
dan pelengkapnya saja.

2.2 Pengertian Arsitektur Menurut Para Ahli


1. Francis DK Ching (1979)

Arsitektur adalah sebuah tautan untuk mempersatukan bentuk,


ruang, teknik dan juga fungsi.

2. Amos Rappoport (1981)

Arsitektur adalah ruang untuk tempat hidup manusia, yang lebih dari
fisik sekaligus menyangkut pranata-pranata budaya dasar. Pranata tersebut
mencakup: Tata atur kehidupan social dan budaya yang di wadahi serta
mempengaruhi Arsitektur.

3. J.B. Mangunwijaya (1992)

3
Arsitektur adalah Vastuvidya (wastuwidya) yang artinya ilmu
bangunan. Pada wastu terhitung meliputi tata bumi, tat lalu lintas (dhara,
harsya, yana), serta tata Gedung. Seni ini merupakan suatu ilmu untuk
merancang bangunan. Arsitektur juga bisa merujuk pada hasil proses
perancangan tersebut.

4. Djauhari Sumintardja

Arsitektur adalah sesuatu yang di bangun manusia untuk kepentingan


badannya (melindungi diri dari ganguan) serta kepentingan jiwanya
(ketenangan, kenyamanan, dan lainnya).

5. Cornelis Van de Ven

Mengatakan bahwa memberikan pandangan mengenai arsitektur yang


berarti menciptakan ruang dengan cara yang benar-benar direncankan dan
difikirkan. Pembaharuan arsitektur yang berlangsung terus menerus
sebenarnya berakar dari pembaharuan konsep-konsep ruang.

6. Bejamin Handler

Arsitek adalah seniman struktur yang menggunkan struktur secara


estetis berdasarkan prinsip-prinsip struktur itu sendiri.

7. Brinckmann

Arsitektur merupakan kesatuan antara ruang dan bentuk, juga


penciptaan ruang dan bentuk.

Pengertian-pengertian di atas mengarah pada beranekaragamnya


perancangan dapat dilakukan oleh arsitek. Beberapa pendapat malah
mengarah pada bidang ini juga dapat merancang desain produk dan desain
interior (dalam ruang).

4
2.3 Aspek-Aspek Perancangan arsitektur (Funsi,struktur dan estetika)
1. fungsi
Tidak hanya untuk membangun suatu konstruksi bangunan yang
fungsional, estetis dan kokoh. Arsitektur secara umum berfungsi
sebagai suatu tata bina yang ikut menyeimbangkan lingkungan di
sekitar, termasuk pada alam, manusia dan faktor sosialnya. Di bawah ini
adalah penjabaran fungsinya.

A. Arsitektur sebagai kebutuhan tuntutan fungsional badani, rohani,


emosional (spiritual & intelektual).

B. Ssebagai jawaban atas tantangan: Iklim, teknologi, masyarakat,


kebudayaan.

C. Sebagai penyeimbang biologis dan psikologis dalam artian


berfungsi sebagai pembatas (filter) antara tubuhnya dengan
lingkungan alamnya.

D. Penyeimbang biologis dan psikologis yang merupakan kelanjutan


perilaku adaptasi manusia terhadap dunia.

E. Ruang tempat manusia hidup dengan berbagi. Ruang, manusia,


hidup, dan bahagia, kaitannya dengan pengalaman kehidupan
sehari-hari secara sederhana dapat diwujudkan pula oleh arsitektur.

F. Sebagai binaan lingkungan secara keseluruhan, bukan hanya


sebagai obyek/produk, tapi juga sebagai institusi/proses.

G. Objek dan proses budaya. Monumen-monumen kuno dunia yang


diagungkan hingga sekarang adalah produk dari Arsitektur.

Oleh karena itu, arsitektur bukan hanya benda yang dirancang saja,
melainkan suatu kesatuan tata bina lingkungan termasuk unsur
psikologisnya. Seperti yang diungkapkan oleh Laurens (2004, hlm. 26)
bahwa arsitektur bukanlah sekedar benda status atau sekumpulan objek
fisik yang kelak akan lapuk. Mempelajari bidang ini berarti juga

5
mempelajari hal-hal yang tidak kasat mata sebagai bagian dari realitas,
realitas yang konkret dan realitas yang simbolik.

Terdengar kompleks namun hal ini terjadi karena bidang ini


bukanlah suatu karya yang dirancang dan dibuat hanya untuk
menyesuaikan atau mengekspresikan sesuatu seperti bidang seni dan
desain pada umumnya. Mudahnya, rumah adalah kebutuhan pokok
masyarakat, bukan hanya sekedar benda hias atau sarana ekspresi.
Tetapi rumah sendiri merupakan sarana ekspresi bagi masyarakat.
Sehingga ilmu ini melibatkan banyak disiplin ilmu yang cukup rumit
dan melibatkan lingkaran sosial yang banyak pula.

2. Struktur
H. Fungsi Struktur dalam Arsitektur

Hubungan struktur konstruksi dengan arsitektur dibedakan menjadi


2 (dua) yakni :

a. Sebagai elemen untuk mewujudkan rancangan dan hanya


berfungsi sebagai elemen untuk meneruskan beban;

b. Sebagai struktur yang ter-integrasi dengan fungsi dan bentuk.


Sebagai elemen rancangan, elemen struktur berfungsi
mempertegas dan memperkuat keberadaan ruang, dimana
aktifitas berlangsung, sedang elemen struktur sebagai elemen
untuk meneruskan beban adalah untuk mempertegas kekuatan
dan kekokohan bangunan untuk mendukung eksistensi
bangunan. 

Dalam proses perancangan ada beberapa tahapan yang perlu


diperhatikan untuk membentuk arsitektur, yakni :

6
a. Perlu wawasan dan pemahaman terhadap keterkaitan yang erat
antara struktur dan arsitektur;

b. Juga pemahaman terhadap prilaku struktur, stabilitasnya dan


metode konstruksi yang dilakukan;

c. Melakukan pemodelan pada struktur untuk melihat


kemungkinankemungkinan prilaku struktur sesuai metode-
metode struktur yang dipakai;

d. Pengenalan terhadap material, struktur dan metode konstruksi


yang benar untuk mendapatkan properti material secara baik;

e. Melakukan pemahaman secara holistik (terpadu) terhadap


sistim struktur, konstruksi dan material/bahan  dengan prinsip-
prinsip perancangan, konsep struktur, pengetahuan iklim, sosial
budaya dan lainnya yang menunjang ide desain. 

I. Konsepsi Dasar Struktur

Konsep “Performance-Based Seismic Design” merupakan


pendekatan rancangan bangunan yang berfokus pada disain seismik,
dimana struktur bangunan dikaji dengan mengevaluasi kinerja dan
kriteria batas untuk setiap kinerja gempa terhadap struktur bangunan.
Klasifikasi kinerja gempa berdasarkan ATC-40 (Applied Technology
Council) yang pendekatannya terhadap karakteristik gempa yang
terjadi, seperti the service-ability earthquake, the design earthquake dan
the maximum earthquake.

a. The service-ability earthquake merupakan gempa dengan


periode ulang sekitar 75 tahun dan intensitas 50% akan
terlampaui selama waktu 50 tahun.

7
b.  The design earthquake mempunyai karakteristik dengan
periode berulang rata-rata 500 tahun dan secara probabilistik
akan terulang pada masa 50 tahun sesudahnya.

c.  The maximum earthquake sebagai gempa terkuat dengan


perkiraan periode ulang sekitar 1000 tahun dengan probabilitas
5% terlampaui selama 50 tahun.

Keterkaitan struktur dengan bentuk lebih banyak membahasa


pengaruh beban statis. Gempa yang merupakan beban dinamis
membawa dampak yang tidak sama dengan beban statis. Konfigurasi
bangunan, yaitu bentuk, ukuran massa bangunan, sifat, ukuran dan tata
letak elemen-elemen struktural, serta sifat, ukuran dan tata letak
elemen-elemen non-struktural, ternyata sangat berpengaruh terhadap
respon (“perilaku”) bangunan yang pada akhirnya akan sangat
menentukan besarnya gaya-gaya pada tiap komponen struktural.
Konfigurasi bangunan dihasilkan oleh arsitek, yang sangat menentukan
perilaku struktur, dan punya potensi besar untuk mengembangkan
“potensi estetis” dalam “seismic design”.

Glasser dan Howard, menekankan bahwa estetika melalui tampilan


struktur dapat digali melalui mekanika gaya (akibat beban statis).
Dalam seismic design, konfigurasi sangat dipengaruhi “kepekaan
estetik” arsitek. Oleh karena itu, penggunaan konfigurasi bangunan
sebagai interpretasi baru dari mekanika gaya-nya Howard, dalam
menentukan “faktor penentu bentuk”. 

J. Prinsip Dasar Struktur

Ekspresi bentuk arsitektur dengan pendekatan aspek struktur akan


memberikan cerminan kekuatan, keseimbangan dan kestabilan struktur.

a. Kekuatan.

Kekuatan merupakan kemampuan elemen dan komponen

8
struktur bangunan yang bekerja secara vertikal ataupun
horizontal bangunan dalam menahan beban-beban yang
timbul. Komponen struktur vertikal berupa kolom yang
fungsinya untuk menahan gaya-gaya vertikal yang dialirkan
dan disebarkan menuju sub-struktur dan pada pondasi
bangunan. Komponen struktur horizontal berupa struktur lantai
dan balok (balok utama dan balok anak) sebagai penahan beban
mati dan beban hidup yang diteruskan ke kolom. Struktur yang
dibentuk oleh elemen-elemen kaku struktur untuk memikul
beban yang bekerja. Dimana untuk membentuk struktur adalah
dengan meletakkan elemen-elemen garis (atau gabungan
elemen garis) atau sebagai bentuk elemen permukaan atau
gabungan keduanya untuk saling berhubungan dengan maksud
untuk mendukung beban. 
b. Kestabilan.

Kestabilan bangunan merupakan kemampuan bangunan


dalam mengatasi gaya-gaya lateral dari luar, seperti angin,
gempa ataupun gaya gravitasi bumi. Hal ini dapat tercapai dari
ekspresi massa ataupun pembentuk struktur bangunan yang
memberikan prilaku struktur yang stabil. Kestabilan lateral
sembarang struktur yang mengalami sembarang kondisi
pembebanan harus dicapai dengan menggunakan pemikul
beban lateral dengan memakai pengekangan lateral di
sekeliling denah. 

c. Keseimbanga.

Keseimbangan merupakan prilaku massa bangunan dalam


mengatasi gaya gravitasi bumi dan angin. Dimana prilaku
struktur dicapai dengan memberikan bidang-bidang vertikal
masif (shear wall atau bearing wall) yang berfungsi untuk
meneruskan beban dan membentuk sudut dengan permukaan

9
tanah. Gerakan atau defleksi yang diakibatkan oleh efek
dinamis angin, khususnya bangunan bertingkat, akan
mengalami perubahan bentuk akibat perilaku dinamis angin.
Membesar dan mengecilnya gaya-gaya ini menyebabkan
gedung berosilasi terhadap defleksi ratarata sesuai arah gaya
angin yang besar dan frekwensinya tergantung karakteristik
gaya angin dan kekakuan serta distribusi massa gedung itu
sendiri. Prosedur paling aman untuk memodelkan struktur ini
adalah dengan susunan pegas (penahan vibrasi) untuk
mereduksi respon struktur aktual. Mekanisme peredam ini
dipasang pada titik-titik hubung antara balok dan kolom untuk
menyerap energi dan meredam gerakan.

2.4 Pengertian Estetika


Pengertian estetika pada dasarnya terkait dengan beberapa masalah
seperti: keindahan, seni, ekspresi, bentuk serta pengalaman estetis. Secara
garis besar, Estetika dapat juga digolongkan menjadi dua yakni estetika
(keindahan) alami dan estetika (keindahan) buatan (diwujudkan oleh
manusia). Pertama, Estetika alami tidak dapat dibuat oleh manusia,
misalnya : gunung, laut, pepohonan, bunga (anggrek, mawar, dsb), binatang
(kupu-kupu, burung, ikan hias, kuda, dsb), atau sesuatu wujud keindahan
akibat peristiwa alam, seperti: pelangi, keindahan panorama pantai selatan
Jawa akibat dari benturan ombak dalam jangka waktu yang lama, keindahan
dalam gua, air terjun dan lain sebagainya. Estetika alam dapat kita nikmati
saat matahari terbit maupun terbenam, terjadi perpaduan bentuk-bentuk
awan, warna langit, bintang-bintang pada malam hari. Di samping itu,
keindahan yang paling sempurna adalah bentuk tubuh manusia. Keindahan
bentuk tubuh manusia dapat disaksikan pada saat manusia melakukan
gerakan-gerakan seperti olah raga senam dan menari.

Estetika yang diwujudkan oleh manusia pada umumnya disebut


sebagai benda-benda yang memiliki nilai seni (lukisan, patung, dsb). Benda-

10
benda seni, selain memiliki nilai-nilai estetika atau mengandung unsur-
unsur estetika, juga merupakan penuangan ekspresi dari seorang seniman
dalam mengungkapkan perasaannya.

Dengan demikian, estetika dapat dikatakan sebagai sesuatu yang


menimbulkan rasa senang, rasa puas, rasa aman, rasa nyaman dan rasa
bahagia. Pada saat perasaan itu sangat kuat, manusia yang menyaksikannya
akan merasa terharu, terpaku, terpesona, serta menimbulkan keinginan
untuk mengalaminya kembali perasaan itu, meskipun telah menikmatinya
berulangkali. Estetika terdiri dari komponen-komponen yang masing-
masing mempunyai ciri-ciri dan sifat-sifat yang menentukan nilai estetika.
Untuk mengenal estetika dapat dilakukan dengan cara menafsirkan unsur-
unsur estetika sebagai suatu masalah yang praktis, yaitu masalah yang
menyentuh pelaksanaan kegiatan dalam bidang kesenian. Di samping
masalah praktis, unsur-unsur estetika juga mencakup masalah-masalah
tentang filsafat keindahan dan filsafat kesenian, seperti yang dipahami oleh
beberapa filsuf pada masa lalu dan masa sekarang.

Estetika merupakan pengetahuan tentang keindahan alam maupun seni.


Sedang pada masa sekarang, estetika tidak dapat terlepas dengan masalah-
masalah ilmu pengetahuan dan teknologi. Estetika pada dasarnya
mempersoalkan hakekat keindahan alam dan karya seni, namun demikian
estetika dapat pula masuk dalam wilayah tentang keindahan karya-karya
teknologi. Karya teknologi maupun karya arsitektur, pada
perkembangannya tidak hanya mempersoalkan tentang masalah fungsi dan
kecanggihan belaka. Karya teknologi dan arsitektur dapat pula
mengekspresikan gagasan dan perasaan tentang keindahan. Oleh karena itu,
kualitas desain dalam karya teknologi dan arsitektur tidak lagi hanya
mempertimbangkan fungsi, namun telah memasuki wilayah estetika yang
dapat memberikan rasa keindahan secara visual maupun rasa kenyamanan
bagi masyarakat penggunanya.

11
2.5 Estetika Dalam Konteks Arsitektur
Dalam karya arsitektur, nilai-nilai estetika memiliki permasalahan yang
lebih kompleks, hal ini disebabkan oleh banyaknya faktor yang terkait
dalam mempengaruhi keberhasilan sebuah karya, seperti: faktor ekonomi,
sosial, budaya, teknologi, ergonomi, antropometri termasuk faktor
psikologi, keselarasan serta pelestarian lingkungan. Rasa estetika yang
terdapat dalam karya arsitektur, didasarkan pada elemen dan prinsip-
prinsip perancangan yang dapat dijelaskan secara rasional. Persepsi visual
dari elemen- elemen yang mendasari, semuanya bermuara pada prinsip-
prinsip estetika dan merupakan kebutuhan emosional yang sangat vital,
tetapi merupakan penentu keberhasilan sebuah karya.

Menurut Tillman dan Cahn (1969:733–740), pokok bahasan dalam


estetika dapat dibagi menjadi :

1). Perumusan karya seni,

2). Sikap estetis,

3). Kualitas dan nilai estetis,

4). Pertimbangan dan argumentasi kritis,

5). Gaya dan bentuk,

6). Interpretasi,

7). Ekspresi dan emosi,

8). Lambang dan metafora,

9). Imitasi,

10). Makna dan kenyataan,

11). Maksud dan tujuan mencipta,

12). Psikologi,

12
13). Seni, masyarakat dan moralitas,

14). Seni dan religi,

15). Arsitektur, seni lukis, dan skulptur.

Sedangkan dari berbagai pandangan, estetika dikelompokkan menjadi


beberapa aliran utama :
1). Estetika filosofis-transendental menempatkan kesadaran akan
keindahan dan pertimbangan atas dasar cita rasa sebagai fokus telaah,
2). Estetika formalistis menelaah berbagai aspek lahiriah karya seni dan
arsitektur sebagai obyek estetis, seperti : arti dan peran perbandingan
keemasan
3). Estetika yang berbicara tentang substansi rokhaniah karya seni dan
arsitektur, seperti : metafisis- spekulatif dan antropologi-kefilsafatan
budaya yang berbicara tentang nilai- nilai moral-didaktis (K. Kuypers,
1977 : 252).
Dalam karya seni dan arsitektur, terdapat tiga unsur estetika yang
paling mendasar yaitu :
1). Unsur Keutuhan atau kebersatuan (unity),
2). Unsur Penonjolan (dominance),
3). Unsur Keseimbangan (balance).
Unsur Keutuhan (unity) terdiri dari :
a). Keutuhan dalam keanekaragaman (unity in diversity) – simetri,
irama (ritme), keselarasan (harmony),
b). Keutuhan dalam tujuan (unity of purpose),
c). Keutuhan dalam perpaduan (AAM Djelantik, 1999 : 38-43).

2.6 Pengertian Persepsi sebagai Dasar Pemahaman Estetika dalam


Arsitektur
Estetika merupakan sesuatu yang sangat penting dalam menciptakan
keindahan bangunan yang kita ciptakan. Disamping dapat menarik perhatian

13
orang banyak,estetika juga memiliki nilai yang tinggi dalam memotivasi
orang banyak untuk melihat keindahan rumah.didalam filsafat estetika,ada
permasalahan estetis yang berkenan yaitu:nilai estetis,pengalaman
estetis,perilaku orang yang mencitakan,dan seni.

          Estetika selain sebagai filsafat/teori estetik kadang-kadang juga


dianggap sebagai ilmu yaitu ilmu tentang hal yang indah dan ilmu yang
keindahan yang dapat dilihat oleh panca indra. Menurut Baumgarten,kata
estetika berasal dari kata yunani yaitu aistetika(hal hal yang dapat dilihat
oleh panca indra)dan aisthetis(pengelihatan indra). Berbeda dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Jerome stolnitz yang berpendapat bahwa
estetika sering dilukiskan penelahan filsafat tentang keindahan dan
kejelakan.

          Estetika dalam arsitektur merupakan seni visual yang menjadi


nilai nilai yang dapat menyenangkan matadan pikiran,yaitu nilai bentuk dan
ekspresi yang menyenangkan. Pada bangunan-bangunan yang akan
dirancang,nilai estetis dapat dipancarkan dari 3 sumber utama yaitu

1. sosok bangunan
2. olahan tampak bangunan
3. olahan lingkungan sekitar bangunan.
Didalam estetika keindahan terdiri dari keindahan bentuk dan
keindahan  ekpresi. Keindahan bentuk seperti:

A. kesatuan

    Kesatuan merupakan tersusunnya beberapa unsur menjadi satu


kesatuan yang utuh dan serasi. Untuk mencapai kesatuan ada bebebrapa
cara yang dapat dibuat. Misalnya:

a. Dengan bentuk geometris piramida,kubus,bola,kerucut,silinder)
yang dapat dikenali dan mempunyai bentuk yang utuh.

14
b. Dengan subordinasi yaitu dengan mengecilkan unsure unsure
minor untuk menonjolkan unsure yang lebih penting.

c. Dengan dominansi yaitu dengan memperbesar atau


menonjolkan unsure unsur yang lebih besar atau lebih penting

B. keseimbangan

Keseimbangan adalah suatu nilai yang ada pada setiap objek yang
daya tarik visualnya dikedua sisi pusat daya tarik seimbang.
Keseimbangan terdiri atas 2 bagian yaitu:

a. Bentuk keseimbangan sismetris yang cocok untuk bangunan


dengan fungsi yang sama tetapi terbagi dua.

b. bentuk keseimbangan asimetris. Namun keseimbangan ini


sangat rumit.

C. komposisi 

komposisi merupakan susunan dari beberapa unsur yang tersusun


secara seimbang dan serasi.

D. irama

irama dalam seni visual adalah pengulangan ciri secara sistematis


dari unsur unsur yang mempunyai hubungan yang dikenal. Hal-hal yang
membentuk irama antara lain:pengulangan(bentuk yang sama muncul
berulang kali),irama progresif(tidak ada bentuk yang sama atau jarak
yang sama yang diulangi),irama terbuka dan tertutup(pengulangan
bentuk yang sama ditambah dengan penutup oleh tanda yang
pasti<irama terbuka> pengulangan bentuk yang diberikan awalan dan
akhiran<irama tertutup>).

E. urutan-urutan   

urutan adalah peralihan atau perubahan pengalaman.urutan urutan


dalam keindahan yaitu

15
                                                                                                                    
a. Awal persiapan untuk menghadapi apa yang akan dialami.

b. Pengarahan tidak mutlak harus ada.

c. Klimaks pengakhiran biasa terletak pada sumbu.

Sedangkan urutan dalam stuktur  adalah system yang dipakai


secara konsekuen untuk seluruh bangunan.

          Sedangkan keindahan ekpresi adalah misalnya:

1. karakter
2. warna
3. gaya
4. bahan.    
          Untuk mengenal tekstur dan warna kita harus mengetahui apa itu
tekstur dan warna.

1. tekstur
tekstur merupakan bagian yang sangat penting didalam elemen
desain yang fungsinya sama bagi suatu perencanaan yang maksimal.

Tekstur terdiri atas 2 bentuk yaitu:

 tekstur halus(dibedakan elemen yang halus atau warna)

 tekstur kasar(terdiri dari elemen yang berbeda corak,bentuk atau


warna).

5. warna
warna didalam arsitektur digunakan untuk menekankan karakter
suatu objek memberikan aksen pada bentuk dan bahannya. Aspek
dalam warna dapat ditinjau dari 2 aspek yaitu:

 warna ditinjau dari aspek fisika (gelombang cahaya)

 warna ditinjau dari aspek fisiologi atau faal(efek rangsangan


cahaya pada mekanisme mata)
16
3 BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Arsitektur adalah sistem mendirikan bangunan termasuk proses
perancangan, konstruksi, struktur, dan juga mencakup aspek dekorasi dan
keindahannya. Arsitektur hampir selalu identik dengan aktivitas
membangun (konstruksi); dan membangun berarti menambahkan sesuatu.
Meskipun pengertian awal dari kata arsitektur sesungguhnya tidak terbatas
hanya pada membangun atau merancang konstruksi bangunan.

Estetika merupakan pengetahuan tentang keindahan alam maupun seni.


Sedang pada masa sekarang, estetika tidak dapat terlepas dengan masalah-
masalah ilmu pengetahuan dan teknologi. Estetika pada dasarnya
mempersoalkan hakekat keindahan alam dan karya seni, namun demikian
estetika dapat pula masuk dalam wilayah tentang keindahan karya-karya
teknologi. Karya teknologi maupun karya arsitektur, pada
perkembangannya tidak hanya mempersoalkan tentang masalah fungsi dan
kecanggihan belaka. Karya teknologi dan arsitektur dapat pula
mengekspresikan gagasan dan perasaan tentang keindahan. Oleh karena itu,
kualitas desain dalam karya teknologi dan arsitektur tidak lagi hanya
mempertimbangkan fungsi, namun telah memasuki wilayah estetika yang
dapat memberikan rasa keindahan secara visual maupun rasa kenyamanan
bagi masyarakat penggunanya.

3.2 Saran

Demikian makalah ini saya buat, tentunya makalah ini masih


banyak kekurangan dan kesalahan. Untuk itu saya mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun bagi para pembacanya
sebagai kesempurnaan makalah ini. Dan semoga makalah ini bisa
menjadi acuan untuk meningkatkan makalah- makalah selanjutnya
serta bermanfaat bagi para pembaca dan khususnya untuk saya.

17
Daftar Pustaka

Mangunwijaya, YB. (1995). Wastu Citra. Jakarta: Penerbit Gramedia.

(2010). Arsitektur, Lingkungan dan Perilaku. Pengantar ke Teori, Metodologi dan


Aplikasi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Laurens, Joyce Marcella. (2004). Arsitektur dan Perilaku Manusia. Jakarta: PT


Grasindo.

IAI. Website resmi IAI Jakarta. https://iai-jakarta.org/informasi/lingkup-


pekerjaan-arsitek di akses tanggal 30 September 2019

http://arsiterian.blogspot.com/2016/05/estetika-bentuk-dalam-arsitektur.html

Snyder, J. C., & Catanese, A. J. 1984. Pengantar Arsitektur. Erlangga, Jakarta

http://arsibook.blogspot.com/2017/04/struktur-dalam-arsitektur.html

Davidson, Cynthia C, Architecture beyond Architecture, Academy Group Ltd,


London, 1995.

Dickie, George, et al, Aesthetics - A Critical Anthology, St. Martins Press,


New York, 1989.

Djelantik, A.A.M, Estetika - Sebuah Pengantar, MSPI, Bandung, 1999.

Gardiner, Stephen, Introduction to Architecture, Chancellor Press, London, 1993.

Gie, The Liang, Garis Besar Estetika - Filsafat Keindahan, Penerbit Karya,
Yogyakarta, 1976.

Gossel, Peter & Leuthauser, Gabriele, Architecture in The Twentieth Century,


Benedikt Tascen, Koln, Germany, 1991.

Huisman, Denis, Esthetica, Het Spectrum, Utrecht, 1964.

18
Kuypers, K, Encyclopedie van de Filosofie, Elsevier,
Amsterdam, 1977. Langer, Sussane K,
Problematika Seni, STSI, Bandung, 1993.

Muller, Kal, Indonesia in Color, Periplus Editions, Berkeley, California,


USA, 1990. Sachari, Agus, Estetika Terapan, Penerbit Nova,
Bandung, 1989.

Sumardjo, Jakob, Filsafat Seni, Penerbit ITB, Bandung, 2000.

Tillman, Frank A & Steven M. Cahn, Philosophy of Art and Aesthetics, Harper
& Row Publishers, New York, 1969.

19

Anda mungkin juga menyukai