Anda di halaman 1dari 35

ENERGI UNTUK

KITA
HERI TRANGGONO, ST
Pendahuluan

• Pada tahun 2010, banyak negara telah menyadari pentingnya


pemanfaatkan sumber-sumber Energi Terbarukan sebagai
pengganti energi tidak terbarukan
seperti minyak bumi, batubara dan gas yang telah
menimbulkan dampak yang sangat merusak terhadap bumi
• Dengan semakin menipisnya cadangan sumber energi tidak
terbarukan, maka
biaya untuk penambangannya akan meningkat, yang
berdampak pada
meningkatnya harga jual ke masyarakat .
• Pada saat yang bersamaan, energi tidak terbarukan akan
melepaskan emisi karbon ke atmosfir, yang menjadi
penyumbang besar terhadap pemanasan global

2 03/05/2023
Keterbatasan cadangan bahan bakar
fosil:
Sisa cadangan bahan bakar fosil (fossil fuel)
di planet bumi (the Earth planet)
tempat kita hidup dan melaksanakan
kehidupan ini, semakin kurang
mencukupi jumlahnya untuk
mendukung pembangunan berkelanjutan
(sustainable development).
Peningkatan jumlah penduduk:
Sementara itu, kita dihadapkan pada suatu
situasi lainnya yang cukup serius yaitu
dengan adanya peningkatan
pertumbuhan jumlah penduduk dengan Prospek energi bersih berkelanjutan:
kecepatan yang signifikan. Pada abad 21 diidentifikasikan bahwa energi bersih yang dapat diperbarui
akan mampu untuk menyediakan energi secara berkelanjutan, relatif stabil
dan dalam jangka waktu yang panjang, baik bagi negara-negara Industri
maupun negara bekembang.
Energi terbarukan Untuk Masyarakat
• Ada banyak alasan mengapa energi terbarukan
menjadi pilihan, diantaranya; relative tidak mahal,
bersifat netral karbon, kebanyakan tidak menimbulkan
polusi dan semakin mendapatkan dukungan dari
berbagai LSM untuk menggantikan solusi energi tidak
terbarukan berbasis bahan bakar
minyak.
• Mengimplemantasikan teknologi ini dalam masyarakat
perdesaan
bisa memberikan peluang kemandirian kepada
masyarakat perdesaan untuk
mengelola dan mengupayakan kebutuhan energi
mereka sendiri beserta solusinya.

4 03/05/2023 Materi Kedua TLA 452 - Limbah dan Energi Terbarukan


Energi?

5 03/05/2023 Materi Kedua TLA 452 - Limbah dan Energi Terbarukan


Energi Konvensional
• Energi konvensional adalah
energi yang diambil dari sumber
yang hanya tersedia dalam
jumlah terbatas di bumi dan tidak
dapat diregenerasi. Sumber-
sumber energi ini akan berakhir
cepat atau lambat dan berbahaya
bagi lingkungan
• Sumber-sumber energi
konvensional tidak dapat
tergantikan dalam waktu singkat,
itulah mengapa disebut dengan
tidak terbarukan.

6 03/05/2023 Materi Kedua TLA 452 - Limbah dan Energi Terbarukan


Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara (Uap)

Pembangkit listrik tenaga


batubara adalah
pembangkit listrik thermal
paling awal dibangun yang
menggunakan bahan bakar
fosil.
Pembangkit listrik tenaga
batu bara
membakar batubara untuk
memanaskan air
yang digunakan untuk
menggerakkan turbin
uap, terutama baling-
baling besar dengan
bilah-bilah logam yang
dikemas rapat untuk
membangkitkan tenaga.

7 03/05/2023 Materi Kedua TLA 452 - Limbah dan Energi Terbarukan


ENERGI TERBARUKAN
• Energi terbarukan adalah sumber-sumber energi yang bisa habis secara alamiah. Energi
terbarukan berasal dari elemen-elemen alam yang tersedia di bumi dalam jumlah besar, misal:
matahari, angin, sungai, tumbuhan dsb. Energi terbarukan merupakan sumber energi paling
bersih yang tersedia di planet ini

8 03/05/2023 Materi Kedua TLA 452 - Limbah dan Energi Terbarukan


Sumber Renewable Energy

Solar Power: Photovoltaic, Solar-thermal

Wind Power: Onshore, Offshore

Biofuels:
Agricultural crops (1st Gen), Cellulosic feedstock (2nd
Gen), New feedstock such as Algae (3rd Gen)

Hydro Power
• Menurut proyeksi dari U.S. Department of Energy yang dikemukakan dalam buku International Energy Outlook
2013 diperkirakan bahwa konsumsi energi dunia akan bertambah sebesar 56 persen dari 2010 hingga 2040.
• Banyak dari pertumbuhan konsumsi energi yang tinggi terjadi pada negara-negara di luar Organisation for
Economic Co-operation and Development (OECD), atau dikenal dengan non-OECD, karena penggunaan
didorong oleh pertumbuhan jangka panjang yang kuat.
• Penggunaan energi oleh negara-negara non-OECD bertambah sebesar 90 persen, dibandingkan dengan
negara-negara OECD sebesar 17 persen.
Bagi Negara Indonesia yang termasuk kedalam kategori negara non-OECD, proyeksi
akan meningkatnya konsumsi energi pun berlaku.
Berdasarkan Skenario Dasar, bauran permintaan energi final Indonesia di masa
mendatang akan berasal dari bahan bakar minyak (BBM) 31,1 persen, gas bumi 23,7
persen, batubara 15,2 persen dan 30 persen dari berbagai EBT (Indonesia Energy
Outlook 2010)
KONDISI MINYAK DAN GAS DI INDONESIA

Energi Cadanga
Primer
Didominasi n Migas
Migas Menipis
Produksi
Terus
Eksplorasi Menurun Fasilitas
Membutuh Produksi
kan Waktu Sudah
Lama Tua

NERACA MINYAK BUMI


18
• Sejak Peak Oil tahun 1977, produksi minyak
Indonesia terus turun dari 1,650,000 bbl/day
dan sekarang 850,000 bbl/day.
• Kenaikan harga minyak dari $30/bbl tahun
2003 menjadi $100/bbl tahun 2008, tidak bisa
menaikan produksi.
• Penemuan minyak yang significant terakir
tahun 1996 di Cepu (peak production
diperkirakan 160,000 bbl/day) dan gas tahun
2000 di Masela. Setelahnya penemuan kecil-
kecil dan replacement kurang dari 50% dari
produksi selama ini.
Sumber Energi Indonesia
Dampak dari krisis energi

• Harga minyak dunia anjlok • Indonesia memiliki sumber energi:


• Produksi minyak di Indonesia menurun • Sumber energi fosil: batu bara, minyak
bumi, gas, CBM
• Neraca perdagangan minyak defisit
• Sumber energi non fosil: energi baru
• Perusahaan-perusahaan hulu minyak di terbarukan seperti solar, bayu, air, pasang
Indonesia dan perusahaan yang behubungan surut dan ombak, biomassa, nuklir,
merugi geothermal

20
Proyeksi Penyediaan Kebutuhan Energi
di Indonesia hingga 2050

21
Permasalahan Solusi

• Kebutuhan energi sangat tinggi,


hingga 2050 meningkat 6 kali lipat
• Roadmap telah ada namun
implementasinya sangat lambat • Perlu optimalisasi penyediaan
sehingga tidak bisa memenuhi energi baik untuk migas maupun
kebutuhan energi tersebut non migas yang ramah lingkungan
• Green energy menjadi kebutuhan saat
ini

22
KONDISI ENERGI 2009
1. Akses masyarakat terhadap energi (modern) masih
Bauran Energi Primer terbatas:
Nasional 2009 a. Rasio elektrifikasi tahun 2008 sebesar 66% (34% rumah
1065 Juta SBM tangga belum berlistrik);
Panas Bumi, b. Pengembangan infrastruktur energi (daerah
Air, 1.6%
3.0% perdesaan/terpencil dan pulau-pulau terluar pada
umumnya belum mendapatkan akses energi);

Gas,
2. Pertumbuhan konsumsi energi rata-rata 7% pertahun, belum
22.9% diimbangi dengan suplai energi yang cukup;
3. Ketergantungan terhadap Energi Fosil masih tinggi,
Minya
k,
cadangannya semakin terbatas;
50.3%
4. Pemanfaatan energi terbarukan dan implementasi
Batubara, Konservasi Energi belum optimal;
22%
5. Keterkaitan dengan isu lingkungan:
a. Mitigasi perubahan iklim;
b. Perdagangan karbon;
Elastisitas Energi = 1,63 c. Komitmen nasional penurunan emisi 26% pada tahun
Pangsa Energi Non Fosil < 5% 2020;
6. Pendanaan untuk pengembangan sektor energi masih
sangat terbatas.
Kondisi Energi Saat Ini

Kapasitas pembangkit listrik


EBT perlu ditambah Indonesia berkomitmen

EBT MW
melaksanakan Paris
Agreement
Distribusi energi perlu
ditingkatkan guna meningkatkan
rasio elektrifikasi saat ini 95,35% 01
dan energi dapat dinikmati secara 02
merata
07
Penggunaan energi
03 belum efisien
Efisien

RP
06 Inefisiensi
Harga energi harus ditekan RP RP
04
agar makin terjangkau
05
(affordable)

%
Potensi = % Potensi Energi Terbarukan
EBT EBT EBT yang berlimpah belum
Fosil
termanfaatkan optimum
Energi Indonesia masih
didominasi energi fosil
PERUBAHAN PARADIGMA PENGELOLAAN ENERGI
ENERGY SUPPLY SIDE MANAGEMENT ENERGY DEMAND SIDE MANAGEMENT

SUPPLY DEMAND DEMAND SUPPLY


Maksimalkan Penyediaan
dan Pemanfaatan Energi
Terbarukan dengan harga
Energi Fosil dengan biaya Kebutuhan Energi Avoided Fossil Energy
Kebutuhan Energi
berapapun Sektoral Costs
Sektoral yang Efisien:
(Malah Disubsidi) yang belum efisien: (DISVERSIFIKASI)
- RumahTangga
- RumahTangga
- Transportasi
- Transportasi
- Industri
- Industri
- Komersial
- Komersial
Energi Fosil sebagai Faktor
Energi Terbarukan (KONSERVASI)
Penyeimbang
Sebagai Alternatif

Saat ini: Ke depan:


1. Kebutuhan energi belum efisien 1. Efisienkan kebutuhan energi
2. Kebutuhan energi tersebut dipenuhi dengan energi 2. Maksimalkan penyediaan dan pemanfaatan energi
fosil dengan biaya berapapun dan malah disubsidi terbarukan, paling tidak dengan harga pada avoided
3. Energi terbarukan hanya sebagai alternatif fossil energy cost, bila perlu disubsidi
4. Sumber energi terbarukan yang tidak termanfaatkan 3. Energi fosil dipakai sebagai penyeimbang
adalah menyia-nyiakan karunia Tuhan 4. Sumber energi fosil yang tidak termanfaatkan
adalah sebagai warisan untuk anak-cucu / diekspor
PROGRAM KONSERVASI ENERGI
REGULASI/LEGISLASI PROGRAM KEMITRAAN / PENERAPAN SNI:ISO 50001
 Melanjutkan penyusunan/perbaikan kebijakan AUDIT ENERGI  Penerapan ISO 50001: Sistem Manajemen
regulasi di bidang konservasi energi Energi di Industri dengan pendampingan
 Pelaksanaan Audit Energi ;
tenaga ahli nasional.;
 Pelaksanaan Investment Grade Audit (IGA).
 Penerapan kewajiban pelaksanaan
manajemen energi bagi perusahaan lebih
PENINGKATAN besar sama dengan 6.000 TOE/tahun
(sebanyak 150 obyek).
KESADARAN PUBLIK
 Melaksanakan seminar/workshop, penayangan
iklan tentang penghematan energi di koran dan
PENGEMBANGAN
media elektronik, brosur, buletin dll PJU HEMAT ENERGI
 Melaksanakan Lomba Hemat Energi tingkat
nasional dan berpartisipasi pada ASEAN Energy
PROGRAM  Pengembangan PJU Cerdas pada 22 Kota
Award for building and energy management
 Melaksanakan Home and School Energy
KONSV. yang terpilih.

Champion dan Program Sosialisasi Hemat ENERGI


Energi di Lingkungan Sekolah Dasar MONITORING RAN-GRK
• Target RAN GRK sampai dengan 2020: 30
Juta Ton CO2

STANDAR DAN LABEL MANAJER DAN AUDITOR ENERGI


 Penerapan Minimum Energy Performance Standard  Pengembangan Standar Kompetensi bagi
(MEPS) dan Penyusunan Standar dan manajer dan auditor energi
Pembubuhan Label (S/L) Efisiensi Energi untuk TARGET  Pelaksanaan Sertifikasi Manajer Energi dan
peralatan lampu CFL, AC, Kulkas, Kipas Angin, 1. Penurunan Intensitas Auditor Energi oleh Lembaga Sertifikasi
Penanak Nasi, Motor Listrik dan Ballast Elektronik; Energi 1%/Tahun; Kompetensi/HAKE sebanyak 60 orang.
 Penyusunan Building Code 2. Penurunan Emisi CO2:
14,71 juta Ton.
Peran Energi Baru dan Energi Terbarukan

• Peningkatan penyediaan energi


☑ Target EBT sebesar 23% pada tahun 2025, setara dengan 45
GW

• Percepatan penyediaan akses energi modern


☑ Target rasio elektrifikasi sebesar 97% pada tahun 2019

• Penurunan GRK
☑ Indonesia berkomitmen 29% penurunan GRK pada tahun
2030, sektor energi ditargetkan berkontribusi sebesar 314 juta
ton CO2

• Sebagai Pendorong ekonomi hijau


Potensi dan Implementasi EBT
Potensi : 11,0 GW
Panas Reserve : 17,5 GW
Bumi Realisasi :1,949 GW (0,44%)

Ai Potensi : 75 GW (19,3 GW)


r Realisasi: PLTA 5,124 GW
PLTMH 0,218 GW (1,23%)

Potensi PLT Bio : 32,6 GW


Bioener BBN : 200 Ribu Bph
gi Realisasi : 1,840 GW (0,42%)

Angi Potensi : 60,6 GW


n Realisasi : 0,071 GW (0,016%)

Sury Potensi PLTS: 207,8 GWp


a Realisasi : 0,094 GWp
(0,021%) • Total potensi
441,7 GW 2,1 % total 1,23 %
kapasitas
Lau • Total kapasitas EBT
terpasang dari
Potensi : 17,9 GW terpasang 9,39 GW termanfaatkan
t PLTMH
Capaian Rasio Elektrifikasi Nasional 2017
KALTIM
ACEH
91,01
97,91 JAMBI KALTARA GORONTALO
SUMUT
98,81
91,40 80,26 87,37 RE Nasional
Sampai dengan
December 2017 RIAU
KEPRI
KALBAR SULUT MALUT 95,35%
Prognosa Rasio 80,26 97,91 SULTENG 96,15 93,86
91,01 78,59
Elektrifikasi Nasional
adalah 95,35% PABAR
Lebih besar dari Renstra BABEL 93,77
PAPUA
KESDM yaitu 92,75% 99,99
SULBAR 61,42
87,37

SUMBAR DKI JAKARTA


JATENG
88,84 99,99 96,45
KALTENG KALSEL MALUKU
BENGKULU
98,81 88,84 87,89
SULSEL
94,50 SULTRA
96,42 75,57
SUMSEL
86,24
JABAR JATIM
LAMPUNG
90,01 99,99 DIY
92,43 NTB NTT
99,99 BALI 81,55 59,85
BANTEN 98,63
99,99

Peningkatan
Rasio
Elektrifikasi
Kebijakan Energi Nasional
PP 79/2014 Tentang KEN dan Perpres 22/2017 Tentang RUEN

Memaksimalkan penggunaan TARGET BAURAN ENERGI


PRIMER PADA 2025
energi terbarukan/energi bersih
EBT
Gas

Batubara Minyak
bumi

Penggunaan 1. PLTP, 7,2 GW


Tidak Langsung 2. PLTA, 17,9 GW
Gas Bumi 3. PLTM/H, 3 GW
Listrik 4. PLTBm/g, 5,5 GW
5. PLTS, 6,5 GW
EB
T

6. PLTB, 1,8 GW
Batubara

7. EBT lainnya, 3,1 GW


2015
i
m

Kapasitas Pembangkit
Bu

Listrik Nasional 135 GW Penggunaan


k
ya

Langsung
in

Kapasitas Pembangkit
45 GW
M

Listrik EBT
Permen ESDM NO 38 Tahun 2016
3 Percepatan Elektrifikasi Di Perdesaan
Permen ESDM No 50 Tahun 2017
Pemanfaatan EBT Untuk Listrik yang Terjangkau Oleh Rakyat
dan Ramah Lingkungan
HAMBATAN DAN TANTANGAN
PENGEMBANGAN ENERGI BARU
TERBARUKAN

1. Harga produksi energi baru terbarukan lebih mahal dari harga produksi
energi konvensional (fosil) yang saat ini masih disubsidi;
2. Teknologi baru energi baru terbarukan masih banyak yang harus
diimpor;
3. Kurangnya pendanaan untuk proyek energi baru terbarukan;
4. Masih terbatasnya kuantitas dan kualitas sumber daya manusia yang
menguasai energi baru terbarukan;
5. Penerimaan masyarakat terhadap energi baru terbarukan masih rendah
karena kebanyakan orang masih nyaman dengan penggunaan energi
konvesnsional (fosil).
HAMBATAN DAN TANTANGAN
IMPLEMENTASI KONSERVASI
ENERGI
1. Tingkat kesadaran hemat energi bagi pengguna masih rendah;
2. Harga energi relatif masih murah karena subsidi;
3. Pengetahuan dan pemahaman terhadap pentingnya dan manfaat konservasi
energi masih terbatas;
4. Daya beli teknologi/peralatan yang efisien/hemat energi masih rendah;
5. Sebagian besar teknologi/ peralatan yang efisien energi masih diimpor dan
lebih mahal dibandingkan dengan teknologi konvensional.
6. Sistem pendanaan investasi program energi efisiensi dan konservasi energi
belum memadai;
7. Insentif untuk pelaksanaan energi efisiensi dan konservasi energi belum
memadai. Untuk itu perlu diformulasikan mekanisme smart financing project
efisiensi energi melalui soft loan, pendanaan bergulir, guarantee fund, dan
rabat/diskon yang telah sukses di beberapa negara seperti Malaysia, Thailand,
Korea, India dan Mexico;
8. Kebijakan pengembangan Energy Service Company (ESCO);
• PERAN SERTA MASYARAKAT
VI

• Peranan masyarakat yang sangat penting khususnya kegiatan penyebarluasan


informasi tentang pentingnya pengembangan energi baru terbarukan dan penerapan
langkah-langkah hemat energi dan informasi tentang perubahan iklim dan
dampaknya;
• Perlunya sinergisitas mayarakat dalam implementasi pengembangan energi baru
terbarukan dan konservasi/efisiensi energi yang masuk dalam kerangka SDGs yang
akan dimulai tahun 2016.

Anda mungkin juga menyukai