Anda di halaman 1dari 7

55 Harahap, Abrasyi dan Tobing

PENENTUAN FLASH POINT, DENSITAS DAN WARNA BIOSOLAR


(B30) TOO7 FT SABANG DAN SPBU CV. TOSAKA ABADI SABANG
MENGGUNAKAN METODE ASTM D-93
Muhammad Ridwan Harahap1*, Rahmat Abrasyi1*, Vander Hens Lumban
Tobing2
1
Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Negeri Islam Ar-Raniry
2
CV. Tosaka Abadi Sabang, Sabang, Aceh, Indonesia

E-mail : ridwankimia@ar-raniry.ac.id ; rahmadabrasy@gmail.com

Abstract: Biosolar is a combination of petroleum fuel with fuel derived from


plants. This combination serves to reduce dependence on non-renewable
energy sources. It is necessary to test this combination with the aim of
knowing the quality of the biodiesel (B30) by analyzing the flash point flash
point, density and color of the biodiesel (B30). Biosolar samples used came
from gas stations and PT. Pertamina. The results showed that biodiesel fuel
(B30) has a flash point of 52 oC. While the density is at a minimum limit of
0.800 Kg/m3 and the color obtained is yellow.

Keywords: Biosolar, flash point, density, color.

Abstrak: Biosolar merupakan kombinasi bahan bakar minyak bumi dengan


bahan bakar yang berasal dari tumbuhan. Kombinasi ini berfungsi untuk
mengurangi ketergantungan terhadap sumber energi yang tidak dapat
diperbaharui. Perlu dilakukan pengujian terhadap kombinasi ini dengan tujuan
adalah untuk mengetahui kualitas biosolar (B30) dengan analisis titik nyala
(flash point), densitas dan warna biosolar (B30). Sampel biosolar yang
digunakan berasal dari SPBU dan PT. Pertamina. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa bahan bakar biosolar (B30) bahan tersebut memiliki
flash point sebesar 52 oC. Sedangkan densitasnya pada batas minimal 0,800
Kg/m3 dan warna yang diperoleh warna kuning.

Kata Kunci: Biosolar, flash point, titik nyala, densitas, warna.

PENDAHULUAN disebut dengan OPEC Cadangan bahan


bakar minyak di Indonesia diisukan akan
Indonesia merupakan negara yang habis dalam 10 tahun lagi, berdasarkan
kaya akan sumber daya alam. Salah cadangan yang ada saat ini. Tidak hanya
satunya adalah minyak bumi. Sayangnya, di Indonesia dunia pun mengalami krisis
Indonesia bukanlah jenis negara yang energi dari minyak bumi yang akhirnya
mengolah hasil alam tersebut menjadi memicu pencarian dan pengembangan
produk akhir. Indonesia sempat menjadi sumber bahan bakar alternatif yang dapat
negara yang kaya akan minyak bumi, diperbaharui.
buktinya Indonesia masuk ke negara- Ketergantungan manusia terhadap
negara pengekspor minyak bumi atau bahan bakar fosil menyebabkan cadangan

AMINA 3(2) 2021 | Penentuan flash point, densitas dan warna biosolar (B30) TOO7 FT Sabang dan SPBU
CV. Tosaka Abadi Sabang menggunakan metode ASTM D-93
56 Harahap, Abrasyi dan Tobing

sumber energi tersebut makin lama Selama ini bahan bakar minyak di
semakin berkurang, selain itu berdampak Indonesia masih di subsidi oleh negara
pula pada lingkungan, seperti polusi (melalui APBN), sehingga menjadi beban
udara. Hal ini membuat banyak kalangan yang sangat berat bagi pemerintah. Untuk
sadar bahwa ketergantungan terhadap mengurangi beban subsidi tersebut
bahan bakar fosil harus segera dikurangi. pemerintah berusaha mengurangi
Untuk mengatasi masalah tersebut ketergantungan kepada energi bahan
diperlukan adanya bahan bakar alternatif bakar minyak, dengan mencari dan
yang murah dan mudah didapatkan. Salah mengembangkan sumber energi lain yang
satu bahan bakar alternatif tersebut murah dan mudah didapat. Harus disadari
adalah biogas (Nurkholis dkk, 2015) bahwa saat ini Indonesia telah mengimpor
Kebutuhan dan konsumsi energi minyak mentah maupun BBM untuk
dewasa ini semakin meningkat terutama memenuhi kebutuhan konsumsi dalam
penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM). negeri. Hingga saat ini sumber energi
Peningkatan kebutuhan bahan bakar minyak bumi masih menjadi sumber
minyak salah satunya disebabkan oleh energi utama dalam penggunaannya
perkembangan industri yang berbahan terutama dalam bidang kelistrikan, industri
dasar minyak bumi semakin pesat dan transportasi. Ditengah krisis energi
sehingga menyebabkan cadangan minyak saat ini timbul pemikiran untuk
bumi dan gas bumi terbatas. Oleh karena penganekaragaman energi (diversifikasi
itu diperlukan upaya untuk mencari energi) dengan mengembangkan sumber
sumber energi alternatif lain sebagai energi lain sebagai energi alternatif untuk
pengganti bahan bakar minyak yang penyediaan konsumsi energi domestik.
ramah lingkungan dan ekonomis. Salah Indonesia memiliki beranekaragam
upaya yang dilakukan untuk menciptakan sumber daya energi, seperti minyak dan
energi alternatif adalah dengan gas bumi, panas bumi (geothermal),
mengkonversi limbah plastik jenis batubara, gambut, energi air, biogas,
polipropilena (PP) menjadi fuel-oil sebagai biomassa, matahari, angin, gelombang
bahan bakar pengganti bahan bakar fosil. laut dan lain lain. Potensi sumber daya
Plastik berasal dari turunan minyak bumi energi tersebut tersebar diseluruh daerah
sehingga pada proses penguraiannya di Indonesia menurut karekteristik dan
dapat dikembalikan menjadi hidrokarbon kondisi geologinya. Secara umum dalam
sebagai bahan dasar energi mengubah pemakaian/konsumsi energi di Indonesia
polimer rantai panjang hidrokarbon masih mengandalkan dan bergantung
menjadi rantai yang lebih pendek sebagai pada sumber daya energi minyak bumi.
bahan baku untuk industri kimia atau Kondisi nyata menunjukkan bahwa
produksi bahan bakar (Jahiding dkk, sumber daya energi minyak bumi akan
2020) habis dan memiliki keterbatasan baik
Energi merupakan kebutuhan persediaan dalam bentuk cadangannya.
dasar manusia, yang terus meningkat Disisi lain permintaan sumber daya energi
sejalan dengan tingkat kehidupannya. tersebut semakin meningkat
Bahan bakar minyak (BBM) memegang menyebabkan harga minyak semakin
posisi yang sangat dominan dalam tinggi sehingga mempunyai potensi pasar
pemenuhan kebutuhan energi nasional. ekspor yang tinggi. Seharusnya minyak
Suatu kenyataan yang tidak dapat bumi dapat di andalkan sebagai sumber
dipungkiri bahwa produksi minyak bumi pemasukan bagi pendapatan negara dan
Indonesia mengalami penurunan akibat hanya sebagai energi untuk keperluan
adanya penurunan secara alamiah dan tertentu yang secara teknologi harus
semakin menipisnya cadangan. menggunakan bahan bakar minyak.
Menurunnya produksi minyak mentah kita Energi listrik sebagai energi sekunder
dan tingginya harga minyak mentah dunia sangat populer digunakan di seluruh
sangat berpengaruh terhadap sektor kegiatan. P.T. Perusahaan Listrik
kemampuan anggaran pembangunan. Negara (PERSERO) sebagai badan

AMINA 3(2) 2021 | Penentuan flash point, densitas dan warna biosolar (B30) TOO7 FT Sabang dan SPBU
CV. Tosaka Abadi Sabang menggunakan metode ASTM D-93
57 Harahap, Abrasyi dan Tobing

usaha milik negara, menyelenggarakan coker gasoil) dan proses katalitik (cycle
tugas negara melakukan penyediaan dan gasoil dan hydrocracked gasoil) juga
pelayanan tenaga listrik, dalam banyak digunakan. Ketika minyak tanah
membangkitkan tenaga listrik masih harganya sedang melonjak, ada
banyak menggunakan sumber daya kecenderungan penjual eceran minyak
energi minyak bumi. Suatu kondisi bahwa, tanah untuk mencampurkan sejumlah
perkembangan teknologi menunjukkan tertentu minyak tanah kedalam solar untuk
bahwa hampir seluruh peralatan rumah memperoleh keuntungan lebih besar.
tangga, perkantoran, perhotelan dan Secara visual, tidak terdapat perbedaan
peralatan-peralatan lainnya menggunakan yang kontras antara solar standar
energi listrik yang kesemua tersebut PERTAMINA dengan solar yang telah
bergantung pada bahan bakar minyak. tercampur dengan sejumlah minyak
Sementara teknologi konversi energi tanah.
untuk pembangkit listrik telah banyak Biodiesel merupakan bahan bakar
ditemukan dengan berbagai skala dan diesel yang terbuat dari bahan hayati
kapasitas seperti energi sumber daya air terutama lemak nabati dan lemak hewani.
(PLTA), energi sumber daya nuklir Minyak goreng bekas merupakan salah
(PLTN), energi sumber daya panas bumi satu bahan baku yang memiliki peluang
(Geothermal), energi biodisel dan lain untuk pembuatan biodiesel, karena
sebagainya.Ketergantungan pemanfaatan minyak ini masih mengandung trigliserida,
kepada minyak bumi ini tidak dapat di samping asam lemak bebas. Asam
dibiarkan, karena kebutuhan energi terus lemak dari minyak lemak nabati jika
meningkat sejalan dengan pertumbuhan direaksikan dengan alkohol menghasilkan
penduduk, meningkatnya industrialisasi ester yang merupakan senyawa utama
dan perkembangan teknologi yang serba pembuatan biodiesel dan produk
canggih dan mutakhir seperti pada saat sampingan berupa gliserin yang juga
sekarang ini. Komposisi penggunaan bernilai ekonomis cukup tinggi. Gliserin ini
energi yang terlalu bersandar pada bahan dimanfaatkan untuk pembuatan sabun.
bakar minyak harus segera dipikirkan Proses pembuatan biodiesel dapat
dengan jalan menganekaragamkan dilakukan melalui tahap transesterifikasi
penggunaan sumber daya energi dan perlakuan fisis seperti pemberian
(diversifikasi energi) yang berbasis pada suhu proses dan lama waktu
potensi dan kebutuhan yang ada pada pengendapan. (Cakrawardana, 2021)
saat ini. Dalam upaya tersebut perlu Oleh karena itu, penelitian untuk
diketahui besaran penggunaan energi mengetahui seberapa besar pengaruh
persektor kegiatan, jenis sumber perlakuan fisis yang diberikan pada saat
dayaenergi yang dapat digunakan, jenis proses pembuatan biodiesel dari minyak
pemanfaatan dan penggunaan energi, jelantah sangat penting, sehingga dapat
teknologi penggunaan energi, meningkatkan nilai guna minyak jelantah.
lokasi/penyebaran kegiatan penggunaan Minyak jelantah yang sebelumnya hanya
energi. dibuang begitu saja akan lebih bernilai
Minyak solar atau bahan bakar ekonomis bila diolah menjadi biodiesel
diesel adalah suatu campuran dari untuk bahan bakar alternatif, disamping
hydrocarbon yang dihasilkan dari proses turut serta dalam mengelola dan
pengolahan distilasi atmosfer dari crude memanfaatkan limbah serta dapat
oil pada temperatur 200-350 oC. Minyak mengatasi kelangkaan BBM di masa
solar juga terdiri atas hidrokarbon parafin, depan (Silvira, 2015)
olefin, naftena dan aromatik, umumnya Viskositas (r) adalah ukuran yang
komponen minyak solar terdiri atas menyatakan kekentalan suatu cairan atau
hidrokarbon distilasi langsung dari minyak fluida. Kekentalan merupakan sifat cairan
bumi (straight run gasoil), namun yang berhubungan erat dengan hambatan
komponen solar lainnya seperti solar untuk mengalir. Beberapa cairan ada
rengkahan termal (visbroken gasoil dan yang dapat mengalir cepat, sedangkan

AMINA 3(2) 2021 | Penentuan flash point, densitas dan warna biosolar (B30) TOO7 FT Sabang dan SPBU
CV. Tosaka Abadi Sabang menggunakan metode ASTM D-93
58 Harahap, Abrasyi dan Tobing

lainnya mengalir secara lambat. Cairan menurun dan bahan bakar lebih efisien.
yang mengalir cepat seperti air, alkohol Flash point adalah karakteristik fisik bahan
dan bensin mempunyai viskositas kecil. bakar yang menunjukkan mudah terbakar
Sedangkan cairan yang mengalir lambat atau tidak. Pengujian dilakukan
seperti gliserin, minyak castor dan madu menggunakan Pensky Marten Close Cup
mempunyai viskositas besar. Jadi (PMCC) dengan standar ASTM D93
viskositas tidak lain menentukan (Gamayel, 2016).
kecepatan mengalirnya suatu cairan.
Pengukuran viskositas yang tepat dengan
METODE
cara di atas sulit dicapai. Hal ini
disebabkan harga r ditentukan secara
Alat dan Bahan
tepat. Kesalahan pengukuran terutama r,
sangat besar pengaruhnya karena harga Alat yang digunakan pada
ini dipangkatkan empat. Untuk penelitian ini diantaranya flash point
menghindari kesalahan tersebut dalam ASTM D-93 (Tanaka), parameter suhu,
prakteknya digunakan suatu cairan gelas ukur (Iwaki), gelas tabung dan
pembanding. Cairan yang paling sering density hidrometer solar 0,800.
digunakan adalah air (Sutiah, 2018).
Faktor yang mempengaruhi Bahan yang digunakan pada
viskositas ialah suhu, kosentrasi larutan, penelitian ini adalah biosolar (B30) dari
berat molekul terlarut, dan tekanan. SPBU CV. Tosaka Abadi Sabang dan
Sehingga viskositas berbanding terbalik
PT. Pertamina
dengan suhu. Jika suhu naik maka
viskositas akan turun, dan begitu
Prosedur Kerja
sebaliknya. Semua minyak pelumas jika
suhu tinggi dipanaskan akan menjadi Preparasi Sampel
lebih encer dan pada suhu yang rendah
akan menjadi kental. Pengukuran 100 mL larutan Biosolar ( B30 ),
viskositas minyak pelumas dengan diambil masing-masing menggunakan
standar SAE 2. Konsentrasi larutan ialah gelas ukur, kemudian dimasukkan
viskositas berbanding lurus dengan kedalam tabung gelas.
konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan
konsentrasi tinggi akan memiliki Uji Kualitatif
viskositas yang tinggi pula, karena
konsentrasi larutan menyatakan Uji kualitatif dilakukan dengan cara
banyaknya partikel zat yang terlarut tiap uji pewarnaan, dengan cara dilihat manual
satuan volume. Semakin banyak partikel dengan indera penglihatan.
yang terlarut, gesekan antar partikel
semakin tinggi dan viskositasnya semakin Uji Kuantitatif
tinggi pula. Berat molekul terlarut ialah
viskositas berbanding lurus dengan berat Uji kuantitatif selanjutnya dilakukan
molekul terlarut. Tekanan ialah semakin dengan cara uji flash point. Pada uji flash
tinggi tekanan maka semakin besar point dimasukkan terlebih dahulu nilai
viskositas suatu cairan (Putra, 2021). spesifikasi flash point Biosolar (B30) yang
Flash point adalah temperatur sudah distandarisasi. Pada penelitian ini
pada keadaan di mana uap di atas digunakan nilai perkiraan 52 oC.
permukaan bahan bakar (biodiesel) akan Kemudian diambil sebanyak ± 75 ml
terbakar dengan cepat (meledak). Flash kerosene murni lalu dituang kedalam test
point menunjukkan kemudahan bahan cup sampai tanda batas. Lalu dimasukkan
bakar untuk terbakar. Makin tinggi flash kedalam heating block kemudian
point, maka bahan bakar semakin sulit diturunkan secara penuh arm mekanik
terbakar. Semakin mudah bahan bakar hingga terkunci. Kemudian tekan tombol
untuk terbakar maka flash point-nya start. Lalu ditunggu sampai flash
terdeteksi.

AMINA 3(2) 2021 | Penentuan flash point, densitas dan warna biosolar (B30) TOO7 FT Sabang dan SPBU
CV. Tosaka Abadi Sabang menggunakan metode ASTM D-93
59 Harahap, Abrasyi dan Tobing

HASIL DAN PEMBAHASAN antara lain dapat dilihat pada Tabel 2 di


bawah ini.
Setelah dilakukannya uji flash
point terhadap biosolar (B30). Didapatkan Tabel 2. Data Hasil Uji Pengamatan Density.
hasil antara lain dapat dilihat pada Tabel 1
di bawah ini. Spesifikasi Density
o
Sampel Unit MAX MIN ( C)
Tabel 1. Data Hasil Uji Pengamatan Flash
Point. Biosolar Ft 3
Kg/m 0,800 -
Sabang 0, 824
Flash Biosolar 3
Spesifikasi Kg/m 0,800 - 0,825
Point SPBU
Sampel Unit MAX MIN o
( C)
Biosolar Ft
o Densitas merupakan salah satu
Sabang C 52 - 66
properti bahan bakar yang sangat penting
Biosolar
SPBU
o
C 52 - 65 karena mempengaruhi proses produksi,
transportasi dan distribusi bahan bakar.
Dengan alasan tersebut, maka keakuratan
Flash point (titik nyala) adalah titik densitas bahan bakar menjadi hal yang
temperatur terendah dimana bahan bakar penting untuk perhitungan konsumsi
dapat menyala pada kondisi tertentu pada energi karena mempengaruhi massa dan
tekanan satu atmosfer. Flash point (titik injeksi bahan bakar dan heating value.
nyala) merupakan faktor penting untuk Densitas bersama dengan tekanan uap,
keamanan terhadap kebakaran. difusivitas uap dan tegangan permukaan
Penentuan nilai titik nyala ini juga mempengaruhi struktur spray bahan
berkaitan dengan keamanan dalam bakar, pembakaran dan karakteristik
penyimpanan penanganan bahan bakar emisi. (Novandy, 2021)
dan diuji dengan menggunakan alat Pada uji bahan bakar minyak
Pensky Marten Closed Tester (ASTM) biosolar batasan minimal densitas adalah
(Nasrun dkk, 2016). Pengujian ini 0,800 Kg/m3 dan. Pada Tabel. 2 didapat
bertujuan untuk mengukur suhu terendah hasil pengujian pada biosolar tangki
dimana campuran uap minyak sampel dan timbun FT Sabang menghasilkan density
udara terbakar sesaat pada saat api 0,824 Kg/m3 dan hasil pengujian pada
mencoba dilewatkan di atasnya. Dari Biosolar SPBU CV. Tosaka Abadi Sabang
pengujian ini akan diketahui bahan bakar menghasilkan density 0,824 Kg/m3, hal
tersebut termasuk bahan bakar yang menunjukkan bahwa densitas tertinggi
mudah terbakar atau tidak. Bakar minyak diperoleh pada sampel Biosolar SPBU
solar mempunyai batasan minimum flash CV. Tosaka Abadi Sabang.
point nya adalah 52 0C. Dari hasil uji flash Setelah dilakukannya warna
point manual didapat hasil pada Tabel 1 terhadap biosolar ( B30 ). Didapatkan
bahwa pada pengujian sampel Biosolar hasil antara lain dapat dilihat pada Tabel 3
tangki timbun FT Sabang menghasilkan di bawah ini.
flash point (titik nyala) 66oC, dan hasil
pengujian flash point (titik nyala) pada Tabel 3. Data Hasil Uji Pengamatan warna.
sampel SPBU CV. Tosaka Abadi Sabang
menghasilkan flash point yaitu 65oC, hal Sampel Warna
ini membuktikan bahwa sampel tangki Biosolar Ft Sabang Kuning keemasan
timbun FT Sabang flash point (titik nyala) Biosolar SPBU Kuning kecoklatan
lebih tinggi dibandingkan sampel SPBU
CV.Tosaka Abadi Sabang. Warna merupakan spektrum
Setelah dilakukaknnya density tertentu yang terdapat di dalam suatu
terhadap biosolar (B30). Didapatkan hasil cahaya bewarna putih (cahaya
sempurna). Identitas suatu warna juga

AMINA 3(2) 2021 | Penentuan flash point, densitas dan warna biosolar (B30) TOO7 FT Sabang dan SPBU
CV. Tosaka Abadi Sabang menggunakan metode ASTM D-93
60 Harahap, Abrasyi dan Tobing

dapat ditentukan oleh panjang gelombang Artinya, perubahan suhu dari rendah
dari cahaya putih tersebut (Kusumanto, ketinggi tidak mempengaruhi karakteristik
2011). Dari hasil penelitian warna pada biosolar yang dihasilkan.
penelitian ini yaitu, pada sampel pertama Dari hasil uji karakteristik biosolar
atau sampel Biosolar tangki timbun FT (B30) diantaranya densitas, warna dan
Sabang menghasilkan warna kuning titik nyala pula didapatkan nilai.
keemasan seperti warna minyak makan, Keseluruhan dari karakteristik biosolar
dan pada sampel kedua atau pada (B30) menunjukkan nilai yang memenuhi
sampel SPBU CV. Tosaka Abadi standar pengujian biosolar (B30). Hal ini
menghasilkan warna kuning kecoklatan, dapat disimpulkan bahwa biosolar hasil
warna berubah menjadi berbeda penelitian sesuai dengan kriteria sebagai
kemungkinan karena beberapa faktor bahan bakar motor.
yaitu tempat, suhu, dan lama minyak
tersebut.
Berdasarkan data-data penelitian KESIMPULAN
yang telah didapatkan, maka dapat
disimpulkan bahwa perubahan densitas Berdasarkan hasil pengujian dari
tidak terlalu berpengaruh pada hasil sampel Biosolar (B30) diketahui bahwa
karakteristik biosolar (B30) (Hidayat, bahan tersebut memiliki flash point
2021). Hal ini sesuai dengan suhu atau sebesar 52 oC. Sedangkan densitasnya
densitas tidak signifikan untuk kedua pada batas minimal 0,800 Kg/m3. Analisis
faktor respon untuk periode waktu yang warna yang diperoleh warna kuning.
diuji dalam penelitian ini. Dalam kutipan Perubahan warna dipengaruhi beberapa
tersebut dapat dijelaskan bahwa dalam faktor yaitu tempat, suhu, dan lama
penelitian, temperatur tidaklah minyak tersebut.
menunjukkan perubahan signifikan baik
itu untuk faktor respon dan juga untuk
periode waktu yang diuji.
Pendapat lain juga selaras dengan
kutipan tersebut dalam penelitian yang
berjudul “Studi Tentang Transesterifikasi
Minyak Goreng Bekas (Rasio Molar
Substrat, Waktu dan Suhu Reaksi)” oleh
proses transesterifikasi akan berlangsung
lebih cepat bila suhu dinaikkan mendekati
titik didih methanol.

DAFTAR RUJUKAN
Hidayat, A. (2021). Analisis Kandungan
Cakrawardana, C. (2021). Dampak Air (Water Content) pada Bio Solar
Kondisi Lingkungan Dalam (B20, B30 dan B40) terhadap
Penyimpanan Biodiesel Terhadap Potensi Kerusakan Komponen
Kualitas Bahan Bakar B30. JST Mesin dan Penurunan Kinerja
(Jurnal Sains Terapan), 7(2), 60- pada Motor Diesel (Doctoral
67. dissertation, Universitas Negeri
Padang).
Gamayel, A. (2016). Karakteristik
Campuran Minyak Jarak-Minyak Jahiding. M., Nurfianti, E., & Mashuni.
Cengkeh. Jurnal Teknik Mesin. (2020). Analisis Pengaruh
6(2),63-67 Temperatur Pirolisis Terhadap

AMINA 3(2) 2021 | Penentuan flash point, densitas dan warna biosolar (B30) TOO7 FT Sabang dan SPBU
CV. Tosaka Abadi Sabang menggunakan metode ASTM D-93
61 Harahap, Abrasyi dan Tobing

Kualitas Bahan Bakar Minyak dari Novandy, A. (2021). Evaluasi Penerapan


Limbah Plastik Polipropilena. Metode Uji ASTM D-86 untuk
Jurnal Gravitasi. 19(1), 6-10 Penentuan Sifat Volatility Solar
B30. Jurnal Nasional Pengelolaan
Kusumanto, R.D,. (2011). Klasifikasi Energi MigasZoom, 3(1).
Warna Menggunakan Pengolahan
Model Warna HSV. Jurnal Ilmiah Putra, A. E. E. (2021). Efek Pemanasan
Elite Elektro. 2(2), 83-87 Biosolar B30 Terhadap Kinerja
Dan Pembakaran pada Mesin
Nasrun., Eddy, K., & Inggit, S. (2016). Diesel Type TV-1. Jurnal Teknik
Studi Awal Produksi Bahan Bakar Mesin Sinergi, 19(1), 128-135.
Dari Proses Pirolisis Kantong
Plastik Bekas. Jurnal Teknologi Silvira, W. (2015). Pengaruh Suhu Proses
Kimia Unimal. 5(1), 30-44 dan Lama Pengendapan Terhadap
Kualitas Biodiesel Dari Minyak
Nurkholis, H., Wardana, I., & Jelantah. Jurnal Pilar Fisik. 6(1),
Widhiyanuriyawan, D. (2015). 33-40
Peningkatan Kualitas Bahan Bakar
Biogas Melalui Proses Pemurnian Sutiah, K. (2018). Studi Kualitas Minyak
Dengan Zeolit Alam, Jurnal Goreng Dengan Parameter
Rekayasa Mesin. 2(3), 227-231 Viskositas Dan Indeks Bias. Jurnal
Berkala Fisika. 11(2) 53-58

AMINA 3(2) 2021 | Penentuan flash point, densitas dan warna biosolar (B30) TOO7 FT Sabang dan SPBU
CV. Tosaka Abadi Sabang menggunakan metode ASTM D-93

Anda mungkin juga menyukai