NPM : 1631010060
Teknik Energi
2. Energi Surya
Energi matahari diperoleh dari cahaya panas yang merupakan komponen
dari panas matahari. Selain memanaskan air, energi ini juga bisa diubah menjadi
listrik. Secara global, matahari menyediakan 10.000 kali energi bumi yang dapat
di memanfaatkan siapapun secara gratis, dan merupakan salah satu sumber energi
alternatif yang potensial untuk dikelola dan dikembangkan lebih lanjut, terutama
bagi negara- negara tropis seperti Indonesia.
Berdasarkan data penyinaranmatahari yang dihimpun dari 18 lokasi di
Indonesia menunjukan bahwa radiasi surya di Indonesia dapat diklasifikasikan
berturut-turut untuk kawasan barat dan timurIndonesia dengan distribusi
penyinaran :
a) Kawasan barat Indonesia (KBI) = 4.5kWh/m2.hari, variasi bulanan sekitar 10%
b) Kawasan timur Indonesia (KTI) = 5.1kWh/m2.hari, variasi bulanan sekitar 9%
c) Rata-rata Indonesia = 4.8 kWh/m2.hari,variasi bulanan sekitar 9%.
Hal ini mengisyaratkan bahwa radiasi surya tersedia hampir merata sepanjang
tahun, kawasan timur Indonesia memiliki penyinaran yang lebih baik.
Energi surya dapat dimanfaatkanmelalui dua macam teknologi yaitu energi
surya termal dan surya fotovoltaik.
a) Surya Fotovoltaik
Energi surya atau lebih dikenal sebagai solar cell atau photovoltaic cell,
merupakan sebuah divais semikonduktor yang memiliki permukaan yang luas dan
terdiri dari rangkaian dioda tipe p dan n,yang mampu merubah langsung energi
surya menjadi energi listrik.
b) Surya Termal
Sebagian besar dan secara komersial, pemanfaatan energi surya termal
banyak digunakan untuk penyediaan air panas rumah tangga, khususnya rumah
tangga perkotaan. Jumlah pemanas air tenagasurya (PATS) diperkirakan
berjumlah 150.000 unit dengan total luasan kolektor sebesar 400,000 m2. Secara
non-komersial dan tradisional, energi surya termal banyak digunakan untuk
keperluan pengeringan berbagai komoditas pertanian, perikanan, perkebunan,
industri kecil, dan keperluan rumah tangga. Secara komersial, energi surya
mempunyai potensi ekonomi untuk penyediaan panas proses suhu rendah (s/d 900
C) menggunakan sistem energi surya termik (SEST) bagi keperluan pengolahan
pasca panen komoditas tersebut dengan lebih efektif dan efisien. Pengalaman
menunjukkan bahwa penerapan SEST untuk pengeringan dapat memberikan
berbagai nilai tambah yang tinggi berupa: peningkatan dan jaminankualitas
produk, mengurangi rugi (losses) material selama produksi (rusak dan hilang), dan
waktu pengolahan yang lebih singkat. Meskipun belum banyak dikembangkan,
pemanfaatan energi surya termal untuk proses disalinasi pada daerah atau
pemukiman dekat pantai kemungkinan besar akan berkembang mengingat mulai
munculnya banyak kesulitan air di kawasan-kawasan tersebut.
Analisis terhadap bio energi, yaitu:
Aspek teknis: Energi terbarukan, tergantung pada situasi lapangan yang
berbeda di setiap tempat di muka bumi, daya tidak kontinyu, hanya tersedia
siang hari, butuh area luas, keandalan rendah, cocok di wilayah bagian dunia
beriklim cerah, (gurun).
Keekonomian: Biaya investasi per satuan energi tingi, bebas dari kebutuhan
bahan bakar.
Lingkungan: Tidak menimbulkan emisi yang signifikan, heliostat pemantul
dapat mengganggu masyarakat sekitar.