Anda di halaman 1dari 10

DATA TENTANG BIOMASSA

By SODIKIN MANDALA PUTRA email: cendikiamuslim@ymail.com

KOMUNITAS BLOGGER UNIVERSITAS SRIWIJAYA

DATA-DATA TENTANG BIOMASSA

1. Sejumlah pakar berpendapat, penggunaan biomassa sebagai sumber energi terbarukan merupakan jalan keluar dari ketergantungan manusia pada bahan bakar fossil.

2. biomassa merujuk pada bahan biologis yang hidup atau baru mati yang dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar. Biomassa dapat digunakan secara langsung maupun tidak langsung. Dalam penggunaan tidak langsung, biomassa diolah menjadi bahan bakar. Contohnya, kelapa sawit yang diolah terlebih dahulu menjadi biodiesel untuk kemudian digunakan sebagai bahan bakar.

3. Diperkirakan 75 persen berat kering biomassa (massa total organisme hidup) dedaunan dan kayu terdiri dari karbohidrat (gula, pati, hemiselulosa, dan selulosa). Beberapa proses kini telah diuji coba untuk mengonversi karbohidrat menjadi bahan bakar (Gambar 1), misalnya: 1, pembuatan minyak bio melalui pirolisis biomassa, 2, produksi alkana atau metanol melalui proses sintesis Fischer-Tropsch dari campuran gas CO dan H2O yang diturunkan dari biomassa, dan 3, konversi gula dan metanol menjadi hidrokarbon aromatik dengan bantuan zeolit.

4. PEMERINTAH Provinsi Bangka Belitung (Babel) merencanakan untuk membangun pembangkit listrik berbasis biomassa.

5. Di Babel, dengan pasokan bahan baku tandan kelapa sawit seluas 80.000 hektare bisa menghasilkan sekitar 20 megawatt listrik yang sangat membantu mengatasi kelangkaan listrik dari PLN selama ini.

6. Indonesia sebenarnya memiliki potensi energi terbarukan sebesar 311.232 MW, namun kurang lebih hanya 22% yang dimanfaatkan.

7. Potensi energi tarbarukan yang besar dan belum banyak dimanfaatkan adalah energi dari biomassa. Potensi energi biomassa sebesar 50 000 MW hanya 320 MW yang sudah dimanfaatkan atau hanya 0.64% dari seluruh potensi yang ada.

8. Pada periode tahun 1980-an hingga pertengahan tahun 1990-an luas areal kebun meningkat dengan laju 11% per tahun. Sejalan dengan luas area produksi CPO juga meningkat dengan laju 9.4% per tahun. Sampai dengan tahun 2010 produksi CPO diperkirakan meningkat dengan laju 5-6% per tahun, sedang untuk periode 2010 – 2020 pertumbuhan produksi berkisar antara 2% - 4%.

9. Sejak tahun 2001 Malaysia melaksanakan program pengembangan energi terbarukan yang disebut dengan Small Renewable Energy Program.

10. Tahun 2005 Indonesia mendapatkan bantuan sebesar $ US 500.000 dollar dari ADB (Bank Pembangunan Asia) untuk mengembangkan energi terbarukan dari limbah cair kelapa sawit (Kompas, 27 Desember 2004).

11. Teknologi yang sudah berhasil dikembangkan di Indonesia adalah pembuatan briket arang dari cangkang dan serat sawit. Produk briket yang dihasilkan telah memenuhi Standart Nasional Indonesia (SNI). Kelebihan lainnya dari briket ini adalah permukaanya halus dan tidak meninggalkan bekas hitam di tangan.

12. Pengembangan biomassa kelapa sawit sebagai sumber energi alternatif yang terbarukan harus dibarengi dengan pengembangan teknologi-tenologi lainnya. Misalnya adalah pengembangan kendaraan berbahan bakar gas dan listrik.

13. Tabel 1. Potensi Energi Terbarukan di Indonesia

Sumber

Potensi (MW)

Kapasitas Terpasang (MW)

Pemanfaatan (%)

Large Hydro

75 000

4 200

5.600

Biomassa

50 000

302

0.604

Geothermal

20 000

812

4.060

Mini/mikro hydro

459

54

11.764

Energi Cahaya (Solar)

15 6487

3.19 X 10 -3

Energi Angin

9 286

0.50

5.38 X 10 -3

Total

311 232

5 373.5

22.03

Sumber : Ditjen Listrik dan Pemanfaatan Energi, 2001; ZREU, 2000

14. Menurut data UNFCCC (United Nations Framework Convention on Climate Change) konsentrasi global karbon dioksida dan beberapa gas rumah kaca lainnya terus mengalami peningkatan.

15. Sampah organik seperti sampah pertanian (jerami, tongkol), limbah pengolahan biodiesel (cangkang biji jarak pagar, cangkang sawit), sampah kota, limbah kayu, ranting, dan pengolahan kayu (sawdust) merupakan limbah yang keberadaanya kurang bermanfaat. Limbah tersebut bila dibiarkan atau dibuang tanpa dibakar terlebih dahulu, dapat melepaskan gas metana yang berbahaya.

16. Pembakaran biomassa di dalam ruang bakar menggunakan boiler mengurangi efek polusi asap karena pembakaran dalam industri menggunakan peralatan kendali polusi untuk mengendalikan asap, sehingga lebih efisien dan bersih daripada pembakaran langsung.

17. Bahkan asap dari tempat pembuangan sampah yang mengandung gas alam - metanadapat dimanfaatkan sebagai sumber energi biomassa.

18 Hingga saat ini pengembangan teknologi energi biomassa diaplikasikan untuk menghasilkan: · biofuel (bahan bakar minyak nabati), yaitu mengubah biomassa menjadi bahan bakar cair; · biopower (listrik bersumber dari energi nabati) yaitu membakar langsung biomassa atau mengubahnya menjadi gas atau bahan bakar cair agar lebih efisien untuk pembangkit listrik; · bioproducts (barang-barang yang berasal dari bahan baku nabati), yaitu mengubah biomassa menjadi bahan kimia untuk membuat plastik dan produk lain yang semula berbahan baku minyak bumi.

19 Dari potensi biomassa yang bisa dikembangkan di Indonesia sebesar 49,81 giga watt (GW), baru 0,32 GW (0.64 %) yang dimanfaatkan.

20 Limbah cair berupa Palm Oil Mill Effluent (POME) setiap tahun sedikitnya mencapai: 32,3 juta ton. POME ini dapat menghasilkan biogas. Potensi produksi biogas yang berbahan baku limbah cair tersebut diperkirakan: 1.075 juta m3 . Nilai kalor ( heating value ) biogas rata-rata

berkisar antara 4700–6000 kkal/m 3 (20–24 MJ/m 3 ). Dengan nilai kalor tersebut, 1.075 juta m 3 biogas akan setara dengan 516.000 ton gas LPG, 559 juta liter solar, 666.5 juta liter minyak tanah, dan 5.052.5 MWh listrik.

21 Data BPS tahun 2006 menunjukkan bahwa dari 55 juta ton padi yang diproduksi di Indonesia, 50%-nya diproduksi di daerah Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah (Hambali, 2007)

22 Tabel Kelebihan dan kelemahan sumber energi dari biomasa dibandingkan sumber energi terbarukan lain.

Biomasa

Sumber Energi Terbarukan Lain

Kelebihan

1. Dapat disimpan dalam jangka lama

2. Dapat dimanfaatkan sebagai sumber panas maupun daya (CHP) sehingga efisiensinya tinggi.

3. Teknologinya fleksibel, baik untuk skala kecil, sedang, ataupun besar.

4. Lebih efisien jika antara sumber energi dan pemanfaatannya berjarak dekat (reduced transportation cost).

1. Tergantung lokasi, persediaannya cukup banyak.

2. Pengembangannya lebih ke arah pembangkitan daya.

Kelemahan

1. Untuk beberapa teknologi proses masih menghasilkan bau.

2. Perlu gas cleaning

3. Abu yang dihasilkan cukup tinggi sehingga maintenance peralatan lebih sering dilakukan.

4. Sparepart untuk proses gasifikasi, pirolisis, cogeneration masih terbatas.

1. Beberapa sulit disimpan dalam waktu yang lama (Angin, air, matahari)

2. Efisiensinya masih rendah

23 Praktek yang mudah untuk meningkatkan manfaat biomassa adalah membentuk menjadi briket atau pellet. Briket atau pellet akan memudahkan dalam penanganan biomassa. Tujuannya adalah untuk meningkatkan densitas dan memudahkan penyimpanan dan pengangkutan. Secara umum densifikasi (pembentukan briket atau pellet) mempunyai beberapa keuntungan (bhattacharya dkk, 1996) yaitu : menaikan nilai kalor per unit volume, mudah disimpan dan diangkut, mempunyai ukuran dan kualitas yang seragam.

24 Karbonisasi merupakan suatu proses untuk mengkonversi bahan orgranik menjadi arang . pada proses karbonisasi akan melepaskan zat yang mudah terbakar seperti CO, CH4, H2, formaldehid, methana, formik dan acetil acid serta zat yang tidak terbakar seperti seperti CO2, H2O dan tar cair. Gas-gas yang dilepaskan pada proses ini mempunyai nilai kalor yang tinggi dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan kalor pada proses karbonisasi.

25 Pirolisis atau bisa disebut thermolisis adalah proses dekomposisi kimia dengan menggunakan pemanasan tanpa kehadiran oksigen. Proses ini sebenarnya bagian dari proses karbonisasi yaitu proses untuk memperoleh karbon atau arang, tetapi sebagian menyebut pada proses pirolisis merupakan high temperature carbonization (HTC), lebih dari 500 oC. Proses pirolisis menghasilkan produk berupa bahan bakar padat yaitu karbon, cairan berupa campuran tar dan beberapa zat lainnya. Produk lainn adalah gas berupa karbon dioksida (CO2), metana (CH4) dan beberapa gas yang memiliki kandungan kecil.

26 Gasifikasi adalah suatu proses konversi untuk merubah material baik cair maupun padat menjadi bahan bakar cair dengan menggunakan temperatur tinggi. Proses gasifikasi menghasilkan produk bahan bakar cair yang bersih dan efisien daripada pembakaran secara

langsung, yaitu hidrogen dan karbon monoksida. Gas hasil dapat di bakar secara langsung pada internal combustion engine atau reaktor pembakaran. Melalui proses Fische-Tropsch gas hasil gasifikasi dapat di ekstak menjadi metanol.

27 Produksi minyak Indonesia kini sekitar satu juta barel per hari, tetapi kebutuhannya mencapai 1,3 juta barel sehingga kekurangan 300.000 barel harus dipenuhi dari impor.

28 cadangan minyak Indonesia tinggal sekitar 0,5 persen dari cadangan minyak dunia, sedangkan cadangan gas sekitar 1,7 persen dari cadangan dunia.

29 meski cadangan gas Indonesia hanya 1,7 persen dari cadangan gas dunia, negeri ini menjadi pengekspor gas bumi nomor satu di dunia dengan volume sekitar 25 juta ton per tahun.

30 Dimulai 500.000 S.M. ketika manusia sudah dapat menghasilkan api unggun dari kayu. Pada 40.000 S.M. manusia sudah mulai menggunakan minyak dan lemak nabati sebagai bahan bakar penerangan. Kemudian pada 6.000 S.M. manusia telah berhasil menghasilkan etanol dari fermentasi nira bergula.

31 Sampai dengan Januari 2010, 29 negara di seluruh dunia telah mengoperasikan 437 reaktor nuklir untuk pembangkit listrik dan 56 reaktor nuklir baru sedang dibangun di 14 negara.

32 Potensi cadangan Uranium-235 (U-235) cukup untuk memenuhi kebutuhan energi 100 tahun, bahkan akan lebih dari cukup bila digunakan teknologi pembiakan nuklir.

33 Energi thermal yang dihasilkan oleh pembakaran 1 Kg Uranium-235 murni besarnya adalah sekitar 17 milyar Kilo kalori (Kkal), atau setara dengan pembakaran 2,4 juta Kg batubara. Emisi karbon jauh akan berkurang jika menggunakan energi nuklir dibandingan dengan menggunakan energi batubara atau energi fosil lainnya.

34 Energi nuklir hampir tidak ada emisi gas rumah kaca sehingga mampu mengurangi pemanasan global.

35 Dibandingkan dengan energi fosil, pembangunan PLTN membutuhkan lahan jauh lebih kecil/sempit. Untuk pembangkit listrik kapasitas 1.000 MW, lahan yang dibutuhkan, sebagai

berikut: nuklir, 1-4 km2; surya atau fotovoltaik taman, 20-50 km2; tenaga angin, 50-150 km2 dan biomas, 4,000-6,000 km2.

36 Umumnya uranium U-235 dicampur dengan U-238 dan menghasilkan Plutonium (Pu-239) sebagai limbah proses fisi nuklir. Plutonium dapat digunakan baik untuk bahan bakar PLTN maupun untuk membuat bom. Pada tahun 2000, diperkirakan 310 ton, senjata nuklir berbasis plutonium yang siap digunakan telah diproduksi Hanya dengan volume kurang dari 8 Kg plutonium cukup untuk menghasilkan bom setara dengan bom atom Nagasaki.

37 Statistik BP 2009 mencatat pada 2008 bahwa cadangan terbukti gas alam Indonesia mencapai 3,18 triliun meter kubik ( diperkirakan akan habis: 46 tahun lagi), cadangan terbukti batubara 4,3 milyar ton (akan habis: 19 tahun lagi) dan cadangan terbukti minyak bumi Indonesia hanya 3,7 milyar barrel (akan habis sekitar 10 tahun lagi). Dengan catatan penggunaan energi kita: 26,5 % dari gas bumi, 14% dari batubara dan 54 % dari minyak bumi.

38 Indonesia saat ini hanya memanfaatkan kurang dari 5 persen dari potensi energi terbarukan.

39 keamanan pasokan energi dalam negeri dan tercapainya elastisitas energi lebih kecil dari 1 (satu) pada tahun 2025 [1]. Elastisitas energi adalah rasio atau perbandingan antara tingkat pertumbuhan konsumsi energi dengan tingkat pertumbuhan ekonomi.

40 Tujuan dan sasaran tersebut akan dapat dicapai dengan mewujudkan bauran energi yang optimal pada tahun 2025, dimana sumbangan Energi Terbarukan 17 %. Adapun komposisi energi lainnya komposisi Biofuel sebesar 5%; Panas Bumi: 5%; Biomasa, Nuklir, Air, Surya, dan Angin: 5%, serta batubara yang dicairkan sebesar 2%.

41 Indonesia memiliki Potensi Energi Baru Terbarukan yang cukup besar diantaranya, hidro skala besar: 75,67 GW; mini/micro hydro sebesar 500 MW, Biomassa 49,81 GW, energi surya 4,80 kWh/m2/hari, dan energi angin 3-6 m/det [2].

42 Energi angin terkendala oleh kondisi alami angin di daerah tropis mengingat kecepatan berfluktuasi dan arah angin di daerah khatulistiwa tidak selalu sama, sehingga tidak dapat dikembangkan untuk pelayanan wilayah yang luas (skala besar).

43 Energi matahari (surya) terkendala dengan mahalnya panel surya (solar cell) dan kecilnya energi yang dihasilkan karena sifatnya yang tidak kontinu.

44 Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) sudah kurang memungkinkan dibangun di pulau Jawa, dengan kondisi waduk atau daerah aliran sungai yang makin kritis, sehingga debit air pada musim kemarau jauh berkurang dibandingkan pada musim penghujan.

45 Energi panas bumi (geothermal) sangat potensial akan tetapi tidak selalu berada di tempat yang dibutuhkan kendala geografis.

46 Sebuah studi yang dilakukan sebuah lembaga riset di Jerman (Zentrum for rationalle Energianwendung und Umwelt, ZREU) pada tahun 2000 mengestimasi potensi biomassa Indonesia sebesar 146,7 juta ton per tahun. Sumber utama dari energi biomassa berasal dari residu padi (potensi energi sebesar 150 GJ/ tahun), kayu rambung/kayu karet (120 GJ/ tahun), residu gula (78 GJ/ tahun), residu kelapa sawit (67 GJ/ tahun dan residu kayu lapis dan irisan kayu/ veneer, residu penebangan, residu kayu ulin, residu kelapa dan sampah pertanian lain (kurang dari 20 GJ/ tahun).

47 Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki potensi biomassa yang sangat berlimpah. Biomassa seperti bonggol jagung dan sekam padi yang selama ini hanya dibuang atau habis dibakar, memiliki potensi yang besar untuk dijadikan alternatif bahan bakar.

Anda mungkin juga menyukai