Anda di halaman 1dari 14

1.

Juan Symonsz (1531010159)


2.Azis Al Farissiwi (1531010229)
3.Amelia Rizky P. (1631010060)

PENGOLAHAN LIMBAH
PABRIK TAHU
Tahu!
Tahu adalah makanan yang
dibuat dari endapan
perasan biji kedelai yang
mengalami koagulasi.

2
PROSES PRODUKSI TAHU

3
INDUSTRI TAHU  Limbah
Limbah Padat Limbah Cair
Dihasilkan dari proses Dihasilkan dari proses pencucian,
penyaringan dan penggumpalan, perebusan, pengepresan dan
limbah ini kebanyakan oleh pencetakan tahu
pengrajin dijual dan diolah
menjadi tempe gembus, kerupuk
ampas tahu, pakan ternak, dan
diolah menjadi tepung ampas tahu
yang akan dijadikan bahan dasar
pembuatan roti kering dan cake.

4
LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU

Limbah cair industri tahu mengandung Karakteristik Fisika meliputi padatan total,
bahan-bahan organik kompleks yang padatan tersuspensi, suhu, warna, dan
tinggi terutama protein dan asam-asam bau. Karakteristik kimia meliputi bahan
amino dalam bentuk padatan organik, bahan anorganik dan gas. Suhu
tersuspensi maupun terlarut. Adanya air limbah tahu berkisar 37-45°C,
senyawa-senyawa organik tersebut kekeruhan 535-585 FTU, warna 2.225-
menyebabkan limbah cair industri tahu 2.250 Pt.Co, amonia 23,3-23,5 mg/1,
mengandung BOD, COD dan TSS yang BOD5 6.000-8.000 mg/1 dan COD 7.500-
tinggi. Limbah ini sering dibuang secara 14.000 mg/1.
langsung tanpa pengolahan terlebih Suhu buangan industri tahu berasal dari
dahulu sehingga menghasilkan bau proses pemasakan kedelai. Suhu limbah
busuk dan mencemari lingkungan. cair tahu pada umumnya lebih tinggi dari
air bakunya, yaitu 400C-460C.
Senyawa-senyawa organik di dalam air
buangan tersebut dapat berupa protein,
karbohidrat, lemak dan minyak. Protein
mencapai 40-60%, karbohidrat 25-50%
dan lemak 10%.

5
LIMBAH PADAT INDUSTRI TAHU

Limbah padat industri tahu meliputi ampas tahu yang diperoleh dari hasil
pemisahan bubur kedelai. Ampas tahu masih mengandung protein yang
cukup tinggi (Tabel 2) sehingga masih dapat dimanfaatkan kembali. (KLH,
2006). Ampas tahu masih mengandung protein 27 gr, karbohidrat 41,3 gr,
maka dimungkinkan untuk dimanfaatkan kembali menjadi kecap, taoco,
tepung yang dapat digunakan dalam pembuatan berbagai makanan (kue
kering, cake, lauk pauk, kerupuk, dll).

6
DAMPAK LIMBAH INDUSTRI TAHU

Herlambang (2002) Limbah cair yang Apabila air limbah ini


menuliskan dampak dihasilkan merembes ke dalam
mengandung padatan tanah yang dekat
yang ditimbulkan
tersuspensi maupun dengan sumur maka air
oleh pencemaran sumur itu tidak dapat
terlarut, akan
bahan organik mengalami perubahan dimanfaatkan lagi.
limbah industri fisika, kimia, dan Apabila limbah ini
tahu adalah hayati yang akan dialirkan ke sungai
gangguan terhadap menimbulkan gangguan maka akan mencemari
kehidupan biotik. terhadap kesehatan sungai dan bila masih
karena menghasilkan digunakan akan
zat beracun atau menimbulkan gangguan
menciptakan media kesehatan yang berupa
untuk tumbuhnya penyakit gatal, diare,
kuman penyakit atau kolera, radang usus
kuman lainnya yang dan penyakit lainnya,
merugikan baik pada khususnya yang
produk tahu sendiri berkaitan dengan air
ataupun tubuh yang kotor dan
manusia. sanitasi lingkungan
yang tidak baik. 7
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU MENJADI BUTANOL
LATAR BELAKANG
Kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia meningkat cukup
signifikan seiring bertambahnya mobil pribadi dan sepeda motor. Kebutuhan
bahan bakar khususnya pada sektor transportasi pada tahun 2009 sebesar 24
juta kiloliter dan meningkat pada tahun 2010, yaitu sebesar 34 juta
kiloliter dengan jumlah sepeda motor dan mobil pribadi pada tahun 2009,
yaitu 62 juta dan meningkat pula di tahun 2010, yaitu sebesar 65 juta
(Sukaraharja et al 2011). Kenyataan ini mendorong pemerintah untuk mencari
bahan bakar alternatif pengganti bensin (bahan bakar fosil)yang sifatnya
tidak dapat diperbaharui.Biofuel merupakan solusi alternatif pengganti
bensin yang menjadi perbincangan hangat di dunia saat ini.
Biofuel dapat digunakan pada berbagai jenis mesin tanpa melakukan
perubahan besar.Contoh dari biofuel ialah bioetanol dan biobutanol .Ada
beberapa keunggulan penting biofuel dibandingkan bahan bakar fosil, dan
salah satu yang sering dibicarakan adalah biofuel merupakan sumber energi
terbarukan yang lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar fosil,
karena biofuel dapat terurai di alam (biodegradable), serta tidak beracun
dan tidak mengandung sulfur dan senyawa aromatik (Semar et al2011).

8
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU MENJADI BUTANOL
Konversi limbah tahu menjadi biobutanol melalui proses
fermentasi. Proses konversi dilakukan dengan memfermentasi karbohidrat
dengan bantuan mikroorganisme, misalnya Clostridium acetobutylicum
sehingga dihasilkan jenis alkohol berkarbon empat, yaitu butanol. Dari
hasil penelitian ini kemudian diduga fermentat mengandung alkohol yang
diuji secara kualitatif.
Butanol memiliki kandungan energi hampir menyamai premium, yaitu
sebesar 26,9-27,0 MJ/liter dengan bilangan oktan 89 sedangkan bensin,
yaitu 85 dengan kandungan energi sebesar 32,2-32,9 MJ/liter. Nilai
tersebut jauh di atas bioetanol sebesar 21,1-21,7 MJ/liter (Semar et al
2010).Biobutanol lebih baik dibandingkan dengan bioetanol karena
biobutanol memiliki beberapa karakteristik fisika dan kimia lebih mirip ke
bensin. Hal ini menyebabkan tidak perlu membangun infrastruktur baru untuk
transportasi. Biobutanol juga tidak larut dalam air seperti bioetanol
sehingga tidak mudah menyebabkan korosi.

9
METODE PEMBUATAN BIOBUTANOL

Preparasi Limbah Tahu


Limbah tahu yang telah diambil dari industri tahu kemudian dilakukan
pengecekan pH kemudian limbah yang berupa padatan dan cairan siap
untuk difermentasi menggunakan mikroorganisme Clostridium
acetobutylicum.

Fermentasi ABE
Bakteri dikulturisasi menggunakan media Thiglycolate selanjutnya
diinkubasi selama tiga hari dan ditambahkan pada limbah tahu yang
sebelumnya dipreparasi dengan cara digumpalkan protein yang terkandung
dalam limbah menggunakan PAC dan dipanaskan dan selanjutnya
didinginkan suhu kamar. Limbah tersebut difermentasi menggunakan
bakteri Clostridium acetobutylicum menggunakan suntikan (skala kecil)
dan diinkubasi selama tiga hari. Selanjutnya, diuji kualitatif
menggunakan Larutan Fehling. Jika terbentuk endapan merah bata, maka
alkohol terbentuk dari hasil fermentasi untuk selanjutnya diuji
kuantitatif menggunakan Gas Chromatography.

10
PENGOLAHAN LIMBAH PADAT INDUSTRI TAHU MENJADI KECAP

Kecap ampas tahu dapat dikembangkan karena kandungan protein


yang terdapat dalam ampas tahu masih mencapai 5%. Kandungan
protein ini dibutuhkan oleh mikroorganisme penghasil enzim
pemecah substrat agar dapat berkembang biak dengan baik. Cara
pengolahannya sama dengan pengolahan kecap kedelai dan
hasilnyapun tahu sulit dibedakan dengan kecap kedele baik dari
sisi aroma, rasa, dan warna.

11
METODE PEMBUATAN KECAP AMPAS TAHU
1) Tahap persiapan
Ampas tahu direndam dengan air bersih selama 12 jam. Setelah itu bahan
dipres dengan alat pres sehingga airnya keluar. Ampas yang telah berkurang
airnya dikukus selama 60 menit, kemudian didinginkan.

2) Tahap Fermentasi I: pembuatan tempe gembus


Fermentasi/peragian adalah proses perubahan yang terjadi terhadap
bahan pangan yang disebabkan oleh aktivitas mikrobia tertentu sehingga
sifat dan keadaan bahan berubah sama sekali. Pada tahap fermentasi I
diharapkan akan tumbuh kapang pada ampas tahu sehingga bahan baku akan
menjadi lapuk dan hancur sewaktu diproses lanjut. Semakin banyak bahan baku
yang hancur berarti semakin banyak protein yang terlarut dalam fermentasi
II.
Proses dimulai dengan ampas tahu ditaburi laru dan diaduk-aduk
sampai rata. Setelah itu ampas dihamparkan di atas tampah dan ditutup
dengan daun pisang. Tampah diletakkan diatas para-para yangterhindar dari
serangga dan cahaya matahari langsung selama 3-5 hari sampai kapang cukup
tebal menutupi tempe gembus.

3) Tahap Pengeringan
Setelah pemeraman selesai dan tempe gembus terbentuk baik maka kegiatan
ragi harus dihentikan melalui tahap pengeringan agar tempe tidak membusuk.
Tempe gembus dipotong-potong, kemudian dijemur atau dikeringkan dengan alat
pengering sampai kering.

12
METODE PEMBUATAN KECAP AMPAS TAHU
4) Tahap fermentasi II
Tahap fermentasi II bertujuan untuk menguraikan protein menjadi senyawa-senyawa yang lebih
sederhana (unsur N) agar lebih mudah dicerna. Tahap fermentasi II berlangsung dalam kondisi
anaerob dan menggunakan larutan garam sebagai perendamnya. Butiran tempe yang telah kering
dimasukkan ke dalam larutan garam. Perendaman dilakukan di dalam wadah perendam selama 4-8
minggu. Pada siang hari manakala langit tidak tertutup awan, atau tidak hujan, wadah dipindahkan ke
udara terbuka, dan penutup wadah dibuka. Semakin lama waktu perendaman, semakin banyak jumlah
protein yang terlarut, sehingga dapat meningkatkan cita rasa dan aroma.

5) Tahap pengolahan
Tahap pengolahan dimulai dengan ekstraksi kecap mentah. Hasil fermentasi disaring dengan kain
saring. Ampas diperas dengan kain saring atau dipres dengan mesin pres. Cairan kental hasil
penyaringan dan pemerasan/ pres disatukan. Cairan ini disebut dengan kecap mentah. Selanjutnya
kecap mentah ditambah dengan air.
Pembumbuan dan pemasakan kecap manis dimana cairan kecap dipindahkan ke panci,
kemudian ditambahkan keluwak, lengkuas, sereh, daun salam. Kecap dipanaskan sampai mendidih.
Kecap yang masih panas disaring dengan kain saring. Bahan-bahan yang tertinggal di kain saring
dibuang. Setelah itu, kecap ditambah dengan gula merah diadukaduk sampai seluruh gula larut.
Kecap ini disaring kembali.
Pengentalan, kecap yang telah dingin ditambah dengan tepung tapioka. Setelah itu kecap
ini dipanaskan sampai mendidih sambil diaduk-aduk. Penambahan pengawet, sebelum kecap
diangkat dari api, natrium benzoat ditambahkan. Pembotolan, kecap yang telah dingin dikemas di
dalam botol, kemudian ditutup rapat dan diberi label.

13
Thanks!
ANY QUESTIONS?

14

Anda mungkin juga menyukai