Anda di halaman 1dari 13

WAHANA INOVASI VOLUME 6 No.

2 JULI-DES 2017 ISSN : 2089-8592

KEBERADAAN KARBON TERIKAT DALAM BRIKET


ARANG DIPENGARUHI OLEH KADAR ABU DAN
KADAR ZAT YANG MENGUAP
Rena Arifah
Dosen Tetap Fakultas Teknik UNIVA Medan
Jl. Sisingamangaraja No. 10 Km 5,5 Medan

ABSTRAK hidup manusia maka kebutuhan energi


juga meningkat. Meningkatnya populasi
Penelitian ini bertujuan untuk penduduk dan semakin besarnya
mengetahui keberadaan karbon konsumsi energi perkapita menyebabkan
terikat dalam briket arang yang sumber energi tersebut semakin menipis
dipengaruhi oleh kadar abu dan kadar dan harga juga akan semakin tinggi.
zat yang menguap. Metode penelitian Penggunaan energi di Indonesia
dilakukan dengan cara pengolahan didominasi oleh energi yang berasal dari
lewat pembakaran sistem pirolisis bahan bakar fosil seperti minyak bumi,
yang ramah lingkungan dan dilakukan gas alam, dan batubara. Permintaan
pengujian sifat fisis dan kimia di energi yang cukup besar mencakup
laboratorium. Hasil penelitian berbagai sektor, industri, transportasi,
menunjukkan bahwa perlakuan pembangkit tenaga listrik dan rumah
pencampuran arang sampah organik tangga.
dengan arang tempurung kelapa Data Departemen Energi dan Sumber
berpengaruh sangat nyata (p<0.01) Daya Mineral (DESDM, 2006)
terhadap nilai kadar abu briket arang menyatakan bahwa konsumsi bahan
yang dihasilkan. Nilainya bervariasi bakar minyak (BBM) yang mencapai 1,4
antara 6,509 -11,398%. Kadar abu juta barel per hari (BPH) tidak seimbang
terendah diperoleh pada perlakuan dengan produksinya yang nilainya sekitar
200gr arang sampah organik + 800gr 850 ribu sampai 1 juta BPH sehingga
arang terpurung kelapa (T4) terdapat defisit yang harus dipenuhi
sedangkan kadar abu tertinggi melalui impor. Pemanfaatan energi
diperoleh pada perlakuan 1.000gr yang tidak dapat diperbaharui dapat
arang sampah organik (T0). menimbulkan masalah krisis energi.
Sedangkan perlakuan pencampuran Salah satu gejala krisis energi yang terjadi
arang sampah organik dengan arang akhir-akhir ini yaitu kelangkaan BBM,
tempurung kelapa memberikan seperti minyak tanah, bensin dan solar.
pengaruh sangat nyata (p<0.01) Kelangkaan ini terjadi karena tingkat
terhadap nilai kadar zat menguap kebutuhan BBM sangat tinggi dan selalu
briket arang yang dhasilkan. Nilai zat meningkat setiap tahunnya.
menguap bervariasi antara 13,121% - Melihat permasalahan krisis energi ini
37,874%. harus ada penanganan yang lebih terarah
agar krisis energi yang terjadi tidak
Kata Kunci : Briket Arang, Kadar Abu, semakin parah, karena ketika sumber
Kadar Zat Menguap energi tidak dapat diperoleh lagi maka
banyak proyek-proyek industri, kegiatan
PENDAHULUAN pendidikan, sosial dan lain sebagainya
yang akan terhambat. Kekhawatiran akan
Energi sangat diperlukan dalam terjadinya kelangkaan bahan bakar
kehidupan sehari hari, baik untuk dimasa yang akan datang perlu
keperluan konsumsi maupun untuk diupayakan pencarian sumber energi
aktifitas produksi. Dengan perkembangan alternatif selain fosil (Indarti, 2001).
dan pertambahan jumlah penduduk dunia Untuk memperkuat ketahanan energi
pada tahun 2011 yang mencapai 7 miliar adalah dengan adanya pasokan energi
(Badan Kependudukan PBB, 2012) dan yang harus diimbangi dengan adanya
perubahan pola konsumsi serta gaya akses (daya beli) masyarakat terhadap
366
Rena Arifah : Keberadaan Karbon Terikat dalam Briket Arang …………………………………...

energi. Untuk menyikapi hal ini maka bermanfaat, baik dari segi pemanfaatan
harus dicarikan konsep ketahanan energi sampah juga upaya strategis melatih
melalui pengembangan kebijakan energi masyarakat menggunakan energi
guna memperkuat energi nasional dan alternatif.
memperkuat legislasi dengan kebijakan Menurut Yudanto dan
diversifikasi energi melalui Kusumaningrum (2009), bioarang adalah
pengembangan energi baru terbarukan arang yang diperoleh dengan membakar
dan energi alternatif, sebagaimana biomassa kering tanpa udara (pirolisis).
tertuang dalam sasaran bauran energi Sedangkan biomassa adalah bahan
(energi mix) nasional 2025 organik yang berasal dari jasad hidup.
(Triatmojo, 2013). Dalam PP RI No 5 Biomassa sebenarnya dapat digunakan
tahun 2006 menyebutkan bahwa salah secara langsung sebagai sumber energi
satu sumber energi alternatif yang cukup panas untuk bahan bakar tetapi kurang
menjanjikan dan potensinya paling besar efisien. Nilai bakar biomassa hanya
didunia adalah biomasa. Salah satu sekitar 3000 kkal/kg.
sumber biomassa yang belum banyak Kelapa termasuk golongan kayu
mendapat perhatian adalah biomassa keras, yang secara kimiawi memiliki
yang berasal dari sampah. komposisi kimia hampir serupa dengan
Sampah merupakan hal yang tidak kayu yaitu tersusun atas, selulosa
bisa lepas dari kehidupan kita, karena (C6H10O5)n 33,61%, hemiselulose
setiap hari kita membuangnya, baik di (C5H8O4)n 19,27% dan lignin
rumah, di kantor, dan dimanapun kita [(C9H10O3)(CH3O)]n 36,51% (Triono dan
berada. Tidak heran jika keberadaannya Ali, 2011). Tempurung kelapa adalah
yang selama ini lebih dikenal sebagai salah satu bagian dari kelapa setelah
sumber permasalahan, karena dapat sabut. Tempurung kelapa merupakan
menimbulkan pencemaran tanah, air dan lapisan yang keras dengan ketebalan 3 –
udara. Perkiraan timbulan sampah di 5 mm, tempurung kelapa termasuk
Indonesia sebesar 22.5 juta ton dan akan golongan kayu keras dengan kadar air
meningkat lebih dari dua kali lipat pada sekitar 6 – 9% (dihitung berdasarkan
tahun 2020 menjadi 53,7 juta ton berat kering).
(BAPPENAS, 1995). Dalam seminar Tempurung kelapa memiliki
lingkungan tahun 2012 disampaikan komposisi kimia mirip dengan kayu,
bahwa dari 2.567.288 jiwa penduduk kota mengandung lignin, pentosa, dan
Medan di 21 kecamatan, 151 kelurahan selulosa. Tempurung kelapa biasanya
timbulan sampah mencapai 1400 ton per digunakan sebagai bahan pokok
hari, dimana 70% dari sampah tersebut pembuatan arang dan arang aktif, hal
merupakan komponen yang berasal dari tersebut dikarenakan tempurung kelapa
biomassa berupa sampah organik yang merupakan bahan yang dapat
memiliki karakter mudah teruai menjadi menghasilkan nilai kalor sekitar 6500 –
senyawa organik. Jumlah volume sampah 7000 kkal/kg (Triono, 2006). Oleh karena
yang diangkut oleh truk pengangkut itu tempurung kelapa dapat dijadikan
sampah ke TPA per hari hanya 700 ton. sebagai bahan tambahan untuk
Menurut Bramono (2004) salah satu meningkatkan nilai kalor bioarang dari
alternatif penanganan sampah dari pada sampah organik.
dibakar percuma adalah dengan
pembakaran secara pirolisis dari sampah TINJAUAN PUSTAKA
organik. Proses ini akan menghasilkan
padatan (char) berupa arang dan berupa Energi
cairan (tar) yang memiliki nilai kalor yang Energi merupakan salah satu
tinggi. Padatan ini dapat diproses lebih kebutuhan dasar manusia dalam seluruh
lanjut menjadi briket arang dan kegiatan makhluk hidup di bumi. Saat ini
menjadikannya energi alternatif, selain kebutuhan itu meningkat namun
ikut memberikan kontribusi dalam cadangan bahan bakar konvensional
mengurangi jumlah sampah yang ada. yang tidak dapat diperbaharui semakin
Pembuatan energi alternatif dalam kondisi menipis dan akan habis pada sesuatu
energi minyak menipis jumlah saat nanti. Oleh karena itu berbagai
cadangannya, serta mahal harganya usaha diversifikasi sumber energi telah
merupakan langkah terobosan yang banyak dilakukan dan salah satu
367
Rena Arifah : Keberadaan Karbon Terikat dalam Briket Arang …………………………………...

diantaranya adalah pemanfaatan limbah gangguan kelestarian lingkungan


pertanian, perkebunan dan kehutanan (Hadiwiyoto, 1983) Menurut Situmorang
(Lubis, 2008). (2007) sampah adalah semua benda atau
Berdasarkan Pusat data dan produksi sisa dalam bentuk padat sebagai
informasi (BPPT-Outlook Energi akibat dari aktivitas manusia yang
Indonesia 2012) konsumsi energi final dianggap tidak bermanfaat dan tidak
tahun 2000 sektor rumah tangga 38,8%, dikehendaki oleh pemiliknya dan dibuang
industri 36,5%, transportasi 18,2%, sebagai barang tidak berguna.
komersil 3,2% dan lainnya 3,8%. Peraturan Pemerintah (PP) No 18
Komposisi berubah pada tahun 2011 tahun 2008 tentang pengelolaan
menjadi sektor rumah tangga 37,7%, sampah menyatakan defenisi sampah
industri 37,6%, transportasi 26,6%, sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia
komersil 3,2% dan lain-nya 2,4%. dan atau dari proses alam yang berbentuk
Permintaan energi final di masa padat. Jenis sampah yang diatur dalam
mendatang akan didominasi oleh Peraturan Pemerintah tersebut terdiri dari
permintaan dari sektor industri (47,3%), sampah rumah tangga, sampah sejenis
diikuti oleh sektor transportasi (29,8%) sampah rumah tangga dan sampah
dan rumah tangga (14,1%) dengan spesifik. Jenis sampah dapat
pertumbuhan masing- masing sektor dikelompokkan menjadi sampah organik
industri 6,2%, transportasi 6,1%, rumah dan anorganik.
tangga 2,2%,komersial 4,9% dan
Pertanian, Konstruksi dan Pertambangan Pemanfaatan Sampah
(PKP) 3,8%. Sampah anorganik dapat dilakukan
proses daur ulang sehingga dapat
Energi Biomassa digunakan dalam kehidupan, sedangkan
Energi biomassa termasuk sumber sampah organik selain dapat dibuat
daya alam non konvensional karena menjadi kompos juga dapat diolah seperti
energi yang ada pada alam dapat pembuatan briket arang yang dapat
digantikan atau dapat dicari energi digunakan menjadi bahan bakar
pembaharuannya. Energi biomassa (Kurniawan dan Marsono, 2008).
adalah bahan organik yang terkandung Menurut Soebroto (1990) bahwa
dalam tanaman yang dihasilkan dari penanganan sampah yang baik akan
proses fotosintesis. Atau pengertian memberi manfaat yang besar bagi
lainnya adalah segala jasad hidup yang kehidupan manusia dan lingkungan.
bisa digunakan untuk menghasilkan Sampah yang selama ini selalu
energi saat dilakukan pembakaran menjadi masalah dalam lingkungan, jika
(Yulistina, 2001). Energi biomassa dikelola dengan baik akan menghasilkan
memerlukan teknologi untuk produk-produk yang bermanfaat bagi
mengkonversinya sebagai bahan bakar. kehidupan manusia. Salah satu upaya
Energi biomassa dapat menjadi sumber penanggulangan sampah perkotaan
energi alternatif pengganti bahan bakar adalah dengan memanfaatkan limbah
fosil (minyak bumi) karena beberapa organik perkotaan tersebut sebagai bahan
sifatnya yang menguntungkan yaitu, baku briket arang. Pemanfatan sampah
dapat dimanfaatkan secara lestari karena organik perkotaan sebagai bahan
sifatnya yang dapat diperbaharui pembuatan briket arang diharapkan
(renewable resources), relatif tidak dapat membantu meningkatkan
mengandung unsur sulfur sehingga tidak kebersihan kota dan membuka lapangan
menyebabkan polusi udara dan juga pekerjaan baru bagi masyarakat.
dapat meningkatkan efisiensi Menciptakan bahan bakar alternatif dan
pemanfaatan sumber daya hutan dan pada akhirnya dapat membantu
pertanian (Widarto dan Suryanta, 1995). ketahanan energi nasional (Ekawati,
2010).
Sampah
Sampah adalah sisa bahan yang Briket
mengalami perlakuan-perlakuan, baik Briket merupakan sebuah blok bahan
karena diambil bagian utamanya atau padat yang dapat dibakar untuk
karena sudah tidak ada manfaatnya yang digunakan sebagai bahan bakar alternatif
ditinjau dari aspek pencemaran atau atau pengganti bahan bakar minyak, kayu
368
Rena Arifah : Keberadaan Karbon Terikat dalam Briket Arang …………………………………...

yang berasal dari limbah pabrik maupun tempurung kelapa yang diperoleh dari
limbah perkotaan dengan metode limbah usaha pemerasan santan kelapa.
mengkonversi bahan baku padat menjadi
suatu bentuk konvaksi yang lebih efektif, Bahan Perekat
efisien dan mudah digunakan (PP ESDM, Sebagai bahan perekat digunakan
2006). Ada macam-macam jenis briket tepung tapioka (kanji) yang diperoleh di
antara lain briket batubara, briket gambut, pasar lokal. Menurut Sungkana (2009),
briket biomassa dan briket bioarang. bahan perekat yang digunakan terdiri dari
tepung tapioka dan air dengan
Briket Bioarang perbandingan 1:10 kemudian dilarutkan
Arang merupakan suatu padatan dan dipanaskan pada suhu 70oC dan di
berpori yang mengandung karbon, aduk merata menjadi lem ditandai dengan
dihasilkan dari bahan-bahan yang berubahnya warna campuran menjadi
mengandung karbon dengan pemanasan bening dan mengental.
pada suhu tinggi. Ketika pemanasan
berlangsung, diusahakan tidak terjadi Alat alat
kebocoran udara didalam ruangan Alat yang digunakan dalam penelitian
pemanasan sehingga bahan yang ini adalah timbangan, drum pembakaran
mengandung karbon tersebut hanya (drum bekas pakai volume 200 liter), alat
terkarbonisasi dan tidak teroksidasi penghancur (Mixer), saringan 50 mesh,
(Sembiring dan Sinaga, 2003) kompor (oven), sarung tangan, alat cetak
Briket arang adalah arang yang briket diameter 4cm dan tinggi 7cm,
mempunyai bentuk tertentu dengan mesin tekan (Hidraulic Press) 150Kg/cm2
kerapatan tinggi, hal ini diperoleh dengan dan tanur listrik (Bomb Calorimeter).
cara pengempaan arang halus dicampur
dengan bahan perekat. Briket arang Metode Penelitian
diperoleh dengan cara membakar Untuk mengetahui pengaruh
biomassa kering tanpa udara (pirolisis) komposisi campuran arang sampah
(Johannes, 1991). Menurut Himawanto organik terhadap kadar air, abu, zat yang
(2005), mekanisme pembakaran menguap, karbon terikat dari briket arang
biomassa terdiri dari tiga tahap yaitu organik maka digunakan metode
pengeringan (drying), devolatilisasi penelitian digunakan rancang acak
(devolatilization), dan pembakaran arang lengkap non factorial dengan variasi
(char combustion). campuran komposisi bahan baku sebagai
berikut:
METODE PENELITIAN 1. T0, 1000gr arang sampah organik.
2. T1, 800gr arang sampah organik +
Tempat dan Waktu Penelitian 200gr arang tempurung kelapa.
Penelitian ini dilaksanakan di 3. T2, 600gr arang sampah organik +
lingkungan IX kecamatan Medan Amplas, 400gr arang tempurung kelapa.
dan pengujian eksperimental 4. T3, 400gr arang sampah organik +
dilaksanakan di Laboratorium Teknologi 600gr arang tempurung kelapa.
Mekanik Departemen Teknik Mesin 5. T4, 200gr arang sampah organik +
Fakutas Teknik Institut Teknologi Medan 800gr arang tempurung kelapa.
(ITM) dan UPT Balai Pengujian dan Banyaknya perlakuan adalah lima
Sertifikasi Mutu Barang Medan dari bulan dan masing-masing perlakuan dilakukan
Januari s/d Agustus 2015. tiga kali pengulangan. Model yang
digunakan adalah rancangan acak
Bahan dan Alat lengkap searah (Gomez, K and A.Gomez,
Bahan Baku Utama 1995). Model matematika yang digunakan
Bahan yang digunakan dalam sebagai berikut:
penelitian ini adalah sampah organik dari Yij =µ + i +€ij
rumah tangga yang diperoleh
pembuangan sampah masyarakat terdiri Keterangan :
dari sampah dapur seperti nasi, ikan, €ij = Angka perlakuan jenis bahan baku
batang sayuran, kulit buah daun, ranting ke-i
kayu dan lainnya. Bahan tambahan µ = Rata rata pengamatan
I = Efek perlakuan ke-i (i=1,2,3,4,5)
369
Rena Arifah : Keberadaan Karbon Terikat dalam Briket Arang …………………………………...

€ij = Efek kesalahan percobaan pada HASIL DAN PEMBAHASAN


perlakuan ke-i (i=1,2,3,4,5) dan
Ulangan ke j(j=1,2,3) Pengujian Briket
Data diolah dengan sidik ragam yang Dari penelitian ini diperoleh
bertujuan untuk melihat pengaruh randemen arang terhadap sifat fisis dan
perlakuan yang diberikan. Untuk kimia pada proses pembuatan briket
mengetahui hubungan antara masing- arang campuran arang sampah organik
masing perlakuan penambahan serbuk dan arang tempurung kelapa. Kualitas
arang tempurung yang diberikan, maka briket disajikan dalam tabel berikut:
dilakukan uji lanjut dengan menggunakan
Uji Duncan.

Tabel 1. Sifat fisis dan kimia briket arang dari campuran arang sampah organik dan
arang tempurung kelapa

Parameter uji Perlakuan


T0 T1 T2 T3 T4
Kerapatan 0,633 0,666 0,713 0,820 0,946
(gr/cm3)
K eteguhan 5,25 7,50 15,80 16,32 16,70
tekan kg/cm2
Nilai Kalor 3635,319 4510,551 4188,368 4686,283 5572.265
(k.kal/kg)
Kadar air (%) 9,299 8,969 5,955 5,950 5,858
Kadar abu (%) 11,398 10,452 9,690 7,748 6,509
Kadar zat 37,874 27,311 16,631 16,606 13,121
menguap (%)
Kadar karbon 50,728 62,237 73,679 75,646 80,370
terikat (%)

Keterangan :
T0 =1000gr Arang Sampah Organik
T1 = 800 gr Arang Sampah Organik + 200 gr Arang Tempurung Kelapa
T2 = 600 gr Arang Sampah Organik + 400 gr Arang Tempurung Kelapa
T3 = 400 gr Arang Sampah Organik + 600 gr Arang Tempurung Kelapa
T4 = 200 gr Arang Sampah Organik + 800 gr Arang Tempurung Kelapa

Analisa Sifat Fisis semakin tinggi keseragaman ukuran


1. Kerapatan serbuk arang maka akan menghasilkan
Kerapatan merupakan perbandingan briket arang dengan kerapatan dan
antara berat dengan jumlah briket. Besar keteguhan tekan yang semakin tinggi
kecilnya kerapatan dipengaruhi oleh pula.
ukuran dan kehomogenan penyusun Volume briket dengan ukuran
briket tersebut. Berdasarkan hasil diameter 4cm dan tinggi 7cm diberi
pengamatan dan perhitungan yang lubang ditengah 1cm sehingga volume
dilakukan terhadap nilai kerapatan pada bersih briket adalah volume total briket –
masing-masing perlakuan komposisi volume lubang tengah briket.
dapat dilihat pada gambar 4.1. Kerapatan Volume total dihitung menggunakan
berpengaruh terhadap kualitas briket Rumus silinder v = .d.t
arang. karena dengan kerapatan yang Kerapatan merupakan perbandingan
tinggi dapat meningkatkan nilai kalor antara berat dan volume briket. Besar
briket arang tersebut. Nilai kerapatan kecilnya kerapatan dipengaruhi oleh
briket arang tidak hanya ditentukan oleh ukuran dan kehomogenan penyusun
penggunaan bahan baku yang briket tersebut. Berdasarkan perhitungan
mempunyai berat jenis tinggi, tetapi juga yang dilakukan terhadap nilai kerapatan
ditentukan oleh konsentrasi perekat dan pada masing – masing perlakuan
tekanan. Menurut (Nurhayati, 1983) komposisi dapat dilihat pada gambar 1.
370
Rena Arifah : Keberadaan Karbon Terikat dalam Briket Arang …………………………………...

Gambar 1. Nilai kerapatan Briket pada setiap perlakuan

Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai dengan komposisi penambahan arang
kerapatan briket arang yang dihasilkan tempurung kelapa disebabkan karena
bervariasi antara 0,633 – 0,946 gr/cm3. partikel arang sampah organik dan arang
Kerapatan rata-rata terendah sebesar tempurung kelapa seragam sehingga
0.633 gr/cm3 diperoleh pada komposisi ikatan antar partikelnya lebih maksimal.
1000 gr arang sampah organik. Kerapatan akan berpengaruh terhadap
sedangkan kerapatan rata-rata tertinggi pengemasan, penyimpanan dan
0,946 gr/cm3 diperoleh pada komposisi pengangkutan briket. Jika semakin besar
200 gr arang sampah organik + 800 gr kerapatan maka volume atau ruang yang
arang tempurung kelapa dapat dilihat di perlukan akan lebih kecil untuk berat
pada gambar 1 briket yang sama (Hendra dan
Berdasarkan hasil analisis sidik Darmawan, 2000). Nilai kerapatan briket
ragam terhadap nilai kerapatan arang tidak hanya ditentukan oleh
diketahui bahwa perlakuan pencampuran penggunaan bahan baku yang
arang sampah organik dengan arang mempunyai berat jenis tinggi tetapi juga
tempurung kelapa berpengaruh sangat ditentukan oleh konsentrasi perekat dan
nyata (p<0.01) terhadap nilai kerapatan tekanan pengempaan. Apabila
briket arang yang dihasilkan. Hal ini konsentrasi perekat yang di berikan makin
dapat terjadi karena arang campuran tinggi maka akan menghasilkan kerapatan
bahan baku arang sampah organik dan briket arang yang tinggi pula. Hal ini
arang tempurung kelapa akan disebabkan semakin tinggi jumlah perekat
memberikan nilai kerapatan yang tinggi maka akan semakin banyak perekat yang
dibandingkan dengan arang sampah mengisi pori-pori briket arang sehingga
organik saja. mengakibatkan ikatan antara perekat
Kecenderungan terdapatnya ruang- dengan serbuk arang akan semakin baik
ruang kosong antar partikel sangat kecil. karena partikel-partikel arang dapat
Tekanan pengempaan merapatkan dan menyatu solid dan lebih rapat satu sama
memadatkan partikel-pertikel arang. lain.
saling mengisi ruang-ruang kosong dan Berdasarkan analisis uji lanjutan
berikatan satu sama lainnya secara Duncan terhadap nilai kerapatan briket
maksimal. Nilai kerapatan briket arang arang diketahui bahwa perlakuan 1000 gr
yang dihasilkan meningkat dengan arang organik (T0) dan 800 gr arang
adanya penambahan persentase arang sampah organik + 200 gr arang
tempurung kelapa, walaupun nilainya tempurung kelapa (T1) , T2, T3 dan T4
tidak begitu jauh (Gambar 1). masing berbeda nyata pengaruhnya
Meningkatnya nilai kerapatan briket arang
371
Rena Arifah : Keberadaan Karbon Terikat dalam Briket Arang …………………………………...

pada taraf 1% terhadap nilai kerapatan sudah memenuhi syarat untuk briket
briket arang yang dihasilkan. Inggris 0,48gr/cm3 dan Indonesia 0,44
Adapun jenis perekat pati tapioka gr/cm3.
mengandung amilopektin yang dapat
mempengaruhi kekuatan ikatan perekat 2. Keteguhan Tekan
dengan serbuk arang, dimana semakin Briket arang harus memiliki
tinggi kandungan amilopektin maka pasti keteguhan tekan terhadap beban yang
akan bersifat lekat dan lengket. Menurut diberikan. Keteguhan tekan menunjukkan
(Knight, 1969 dalam Haryanto dan daya tahan atau kekuatan briket terhadap
Pangloli, 1992) menyatakan perekat tekanan luar sehingga mengakibatkan
tapioka mempunyai amilopektin yang briket itu pecah atau hancur. Jika
cukup tinggi yaitu sekitar 83% sehingga semakin besar nilai keteguhan tekan
semakin tinggi jumlah perekat maka briket arang berarti daya tahan atau
semakin tinggi pula kandungan kekuatan partikel briket semakin baik.
amilopektin yang akan mengikat serbuk Kondisi tersebut akan menguntungkan di
arang sehingga daya rekatnya relatif dalam pengemasan maupun
tinggi dibandingkan dengan jumlah distribusi/pengangkutan briket arang
perekat yang lebih rendah. tersebut karena tidak mudah pecah
Hasil penelitian yang dilakukan (Hendra dan Darmawan, 2000).
dengan memakai konsentrasi perekat Uji Keteguhan tekan dilakukan untuk
10% dapat memberikan nilai kerapatan mengetahui kekuatan briket dalam
rata-rata yang lebih baik (0.633 – 0.946 menahan beban dengan tekanan tertentu.
gr/cm3) dibandingkan hasil penelitian Tingkat kekuatan tersebut diketahui ketika
yang dilakukan oleh (Rustini, 2004) briket tidak mampu menahan beban lagi.
berkisar antara (0.5417 – 0.5996 gr/cm3) Semakin tinggi nilai kekuatan tekan briket
dengan konsentrasi perekat 2.5%. maka daya tahan briket semakin baik
Tekanan pengempaan yang diberikan (Triono, 2006).
juga ikut mempengaruhi kerapatan briket Berdasarkan hasil analisis sidik
arang. semakin besar tekanan ragam terhadap keteguhan tekan
pengempaan yang di berikan maka diketahui bahwa semua perlakuan
semakin besar pula kerapatan yang pencampuran arang sampah organik dan
dihasilkan dan sebaliknya. Nilai arang serbuk tempurung kelapa
kerapatan briket arang yang dihasilkan berpengaruh sangat nyata (p < 0.01)
berkisar 0.633 - 0.946 gr/cm3. Nilai ini terhadap nilai keteguhan tekan briket
mendekati nilai kerapatan briket arang arang yang dihasilkan.
buatan Amerika (1gr/cm3), tetapi nilai ini

Gambar 2. Nilai keteguhan tekan pada setiap perlakuan


372
Rena Arifah : Keberadaan Karbon Terikat dalam Briket Arang …………………………………...

Gambar 2 menunjukkan bahwa nilai perlakuan 800gr arang sampah organik +


keteguhan tekan briket arang yang 200gr arang tempurung kelapa (T1),
dihasilkan bervariasi antara 11,7767 – 600gr arang sampah organik+ 400gr
12,6567kg/cm2. Keteguhan tekan arang tempurung kelapa (T3) dan
terendah diperoleh pada briket arang komposisi 200gr arang sampah organik
komposisi 1000gr arang sampah organik +800 gr arang tempurung kelapa (T4).
(T0). Sedangkan keteguhan tekan Penambahan serbuk arang tempurung
tertinggi diperoleh pada briket arang kelapa mempengaruhi keteguhan tekan
dengan komposisi 200gr arang sampah briket sehingga semakin banyak
organik+800gr arang tempurung kelapa persentase serbuk arang dari tempurung
(T4). Pada komposisi 800gram serbuk kelapa akan menghasilkan keteguhan
arang sampah organik+200gram arang tekan karena serbuk arang tempurung
tempurung kelapa sangat terlihat kelapa lebih keras dibandingkan dengan
pengaruhnya terhadap keteguhan tekan serbuk arang sampah organik.
briket. Sedangkan penambahan serbuk Sedangkan pada perlakuan 1000 gr arang
arang tempurung kelapa pada perlakuan sampah organik kekuatan tekan briket
T2,T3 dan T4 masing – masing 200gram sangat rendah.
tidak kelihatan pengaruh yang signifikan Penggunaan perekat pati tapioka
terhadap nilai keteguhan tekan briket. Hal pada penelitian ini juga bisa
ini dikarenakan keteguhan tekan briket menyebabkan masih rendahnya nilai
selain dipengaruhi bahan baku juga keteguhan tekan briket arang. Hal ini
bahan perekat. Bahan baku yang memiliki dikarenakan perekat pati tapioka memiliki
kerapatan yang tinggi akan menghasilkan sifat tidak tahan lembab dan dapat
keteguhan tekan yang tinggi pula menyerap air udara sekitarnya.
(Sudrajat, 1984). Pengunaan konsentrasi perekat 10%
Menurut Nurhayati (1983) ukuran berat bahan baku pada penelitian ini
serbuk arang yang semakin seragam memberikan nilai keteguhan tekan
akan mempengaruhi keteguhan tekan dan berbeda dengan hasil penelitian
kerapatan briket arang semakin tinggi. (Masturin, 2002) berkisar (16.43 – 38.13
Permukaan yang seragam akan kg/cm2) dengan konsentrasi perekat
memudahkan arang untuk menempel dan sama tapi beda tekanan yaitu 30 ton.
briket satu sama lainya. Ditambah Disamping jenis bahan baku dan
dengan tekanan tertentu membantu konsentrasi perekat nilai keteguhan tekan
proses pengikatan dan pengisian ruang- juga dipengaruhi oleh ukuran partikel
ruang yang kosong. Keteguhan tekan serbuk arang dan tekanan pengempaan.
dipengaruhi juga oleh kadar abu, semakin Hartoyo (1983) menjelaskan pengaruh
tinggi kadar abu maka akan menghasilkan ukuran partikel serbuk arang yang terlalu
keteguhan tekan yang semakin rendah. halus (lolos 80 mesh) menghasilkan briket
Penyerapan perekat oleh abu tidak terlalu arang yang keteguhan tekannya lebih
baik, sehingga perekatan atau ikatan rendah dibandingkan dengan briket arang
antar partikel arang akan menurun yang terbuat dari serbuk arang yang lebih
dengan kandungan abu yang semakin besar (lolos 25 mesh). Selanjutnya
tinggi. pemberian tekanan pengempaan yang di
Berdasarkan hasil uji lanjutan Duncan berikan, maka semakin kuat pula briket
terhadap nilai keteguhan tekan diketahui arang dalam menahan beban tekan.
bahwa pengaruh penambahan arang Namun apabila tekanan pengempaan di
tempurung kelapa pada perlakuan 800gr berikan jauh melebihi diatas 7,0 ton. maka
arang sampah organik + 200gr arang akan berdampak negatif yaitu lamanya
tempurung kelapa (T1) berbeda nyata proses pembakaran.
pada taraf 1% dengan perlakuan 1000 gr Nilai keteguhan tekan rata-rata
arang sampah organik (T0). Sedangkan tertinggi sebesar 12,69 kg/cm2 diperoleh
penambahan 200 gr arang tempurung pada briket arang dengan komposisi
kelapa pada tiap tiap perlakuan T2,T3 dan 200gr arang sampah organik + 800gr
T4 tidak begitu nyata perbedaannya. arang tempurung kelapa (T4), nilai ini
Hasil penelitian ini terlihat nilai telah mendekati syarat kualitas briket
keteguhan tekan bervariasi, hal ini arang buatan Inggris dengan keteguhan
disebabkan karena dalam penambahan tekan 12,7 kg/cm 2 , tetapi tidak memenuhi
serbuk arang tempurung kelapa pada
373
Rena Arifah : Keberadaan Karbon Terikat dalam Briket Arang …………………………………...

syarat kualitas arang Amerika sebesar 62 kelapa berpengaruh sangat nyata


kg/cm2 . (p<0.01) terhadap nilai kadar abu briket
arang yang dihasilkan. Nilainya bervariasi
Analisis Sifat Kimia antara 6,509 -11,398%. Kadar abu
1. Kadar Abu terendah diperoleh pada perlakuan 200gr
Abu merupakan bagian yang tersisa arang sampah organik + 800gr arang
proses pembakaran yang sudah tidak terpurung kelapa (T4) sedangkan kadar
memiliki unsur karbon lagi. Kadar abu abu tertinggi diperoleh pada perlakuan
briket arang dipengaruhi oleh kandungan 1.000gr arang sampah organik (T0).
abu silika bahan baku serbuk dan kadar Kadar abu rata-rata terendah 6,509%
perekat yang digunakan. Salah satu diperoleh pada briket arang dengan
unsur utama penyusun abu adalah silika perlakuan (T4) 200gr arang sampah
dan pengaruhnya kurang baik terhadap organik + 800gr arang tempurung kelapa
nilai kalor briket arang yang dihasilkan. sedangkan kadar abu rata-rata tertinggi
Apabila semakin tinggi kadar abu maka sebesar 11,398% diperoleh pada briket
akan semakin rendah kualitas briket arang dengan perlakuan (T0) 1000gr
karena kandungan abu yang tinggi dapat arang sampah organik. Nilai kadar abu
menurunkan nilai kalor briket arang. menurun seiring dengan penambahan
Berdasarkan hasil analisa sidik ragam komposisi arang tempurung kelapa, hal ini
terhadap kadar abu dapat diketahui terjadi karena kandungan silika arang
bahwa perlakuan pencampuran arang tempurung kelapa lebih rendah dan
sampah organik dengan arang tempurung pengaruhnya sangat nyata.

Gambar 3. Nilai Kadar Abu Briket pada Setiap Perlakuan

Menurunnya kadar abu seiring Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan


dengan penambahan komposisi arang terhadap nilai kadar abu diketahui bahwa
tempurung kelapa (Gambar 3). Masih perlakuan (T0) dan (T1) tidak memberikan
tingginya kadar abu di dalam briket arang pengaruh yang nyata, tetapi memberikan
T0,T1 dan T2 yang disebabkan oleh pengaruh berbeda nyata dengan ( T2)
kandungan abu yang tinggi pada saat dan (T4) pada pencampuran arang
proses pengarangan sampah organik sampah organik dengan arang tempurung
yaitu 6.509%. Penelitian yang dilakukan kelapa, sementara pada perlakuan (T3)
oleh (Hendra dan Pari, 2000) bahwa memberikan pengaruh yang sangat nyata
komposisi arang serbuk gergajian kayu pada taraf 5% terhadap nilai kadar abu
yang semakin tinggi menyebabkan nilai briket arang yang dihasilkan.
kadar abu briket arang meningkat. Penambahan arang tempurung kelapa
374
Rena Arifah : Keberadaan Karbon Terikat dalam Briket Arang …………………………………...

dapat menurunkan kadar abu pada briket 2. Kadar Zat Menguap (volatile matter)
arang karena kandungan abu didalam Zat menguap adalah zat (volatile
arang tempurung kelapa kecil sekitar matter) yang dapat menguap sebagai
6,509%. hasil dekomposisi senyawa-senyawa
Kadar abu rata-rata briket arang didalam arang selain air. Kandungan
berkisar 6,509% – 11,398%, nilai ini kadar zat menguap yang tinggi didalam
mendekati nilai kadar abu briket arang briket arang akan menimbulkan asap
buatan. Inggris (5,9%). Amerika (8,3%) yang lebih banyak pada saat briket
dan Indonesia (5,51%) hanya saja tidak dinyalakan. Hal ini disebabkan oleh
dapat memenuhi persyaratan buatan adanya reaksi antara karbon monoksida
Jepang (3 – 6%). Kadar abu pada (CO) dengan turunan alkohol (Hendra dan
penelitian ini lebih baik bila dibandingkan Pari, 2000).
dengan hasil penelitian (Masturin, 2002)
sebesar 5,24 – 6,68% dan briket arang
DESDM (2001) sebesar 10 – 11%.

Gambar 4. Nilai Kadar Volatile matter Briket pada Setiap Perlakuan

Berdasarkan hasil analisis sidik sampah organik + 800gr arang tempurung


ragam pada kadar zat mudah menguap kelapa (T4), sedangkan kadar zat
diketahui bahwa perlakuan pencampuran menguap rata-rata tertinggi sebesar
arang sampah organik dengan arang 37,847% diperoleh briket arang dengan
tempurung kelapa memberikan pengaruh perlakuan 1.000gr arang sampah organik.
sangat nyata (p<0.01) terhadap nilai Nilai kadar zat menguap briket arang
kadar zat menguap briket arang yang menurun seiring dengan penambahan
dhasilkan. Nilai zat menguap bervariasi komposisi arang tempurung kelapa
antara 13,121% - 37,874% . (Gambar 4) di dalam arang sampah
Kadar zat menguap terendah organik kandungan zat menguap
diperoleh pada briket arang dengan cenderung lebih tinggi karena zat ini
perlakuan 200gr arang sampah organik + secara mudah di lepaskan oleh arang
800gr arang tempurung kelapa (T4) yang luas pori-porinya lebih dangkal.
sedangkan kadar zat menguap tertinggi Kadar zat menguap ditentukan oleh
diperoleh pada perlakuan 1.000gr arang kesempurnaan proses karbonisasi. Kadar
sampah organik (T0). Pada Tabel 1 zat menguap yang tinggi bisa disebabkan
terlihat bahwa kadar zat menguap rata- karena tidak sempurnanya proses
rata terendah sebesar 13,121% diperoleh karbonisasi. Disamping itu kadar zat
pada briket arang perlakuan 200gr arang menguap juga dipengaruhi oleh suhu dan
375
Rena Arifah : Keberadaan Karbon Terikat dalam Briket Arang …………………………………...

waktu pengarangan. semakin besar suhu saja tidak dapat memenuhi


pada waktu pengarangan sehingga persyaratan buatan Jepang (3 – 6%).
kandungan zat menguap akan semakin 2. Kadar zat menguap rata-rata briket
kecil. Pada briket arang diharapkan arang yang dihasilkan berkisar
memiliki kadar zat menguap yang 13,121-37,874%.
serendah mungkin. (Gafar et al, 1999
dalam Tampubolon, 2001). Saran
Berdasarkan hasil uji lanjutan Duncan 1. Agar semua sampah organik dapat
terhadap nilai kadar zat menguap dimanfaatkan menjadi briket arang
(Lampiran 18) diketahui bahwa perlakuan dengan kalor yang cukup perlu
(T0) , (T3) dan (T4) berbeda sangat nyata dicarikan bahan campuran agar
pada taraf 5%, sedangkan perlakuan (T0) menghasilkan panas yang tinggi atau
dan (T1), (T2) dan (T4) tidak berbeda kualitas panas yang baik.
nyata pada taraf 5% terhadap nilai kadar 2. Untuk mendukung program
zat menguap briket arang yang pemerintah dalam menjaga
dihasilkan. Dimana setiap penambahan ketahanan energi agar menggalakkan
persentase arang tempurung kelapa pada pemakaian energi alternatif,
briket arang pengaruhnya akan berbeda diharapkan adanya kerja sama antara
sangat nyata satu sama lainnya pada Universitas, Pemerintah dan
taraf 1%. Masyarakat.
Setiap penambahan persentase 3. Untuk mendapatkan kualitas dan
arang tempurung kelapa terhadap briket kuantitas briket diperlukan peralatan
arang, ternyata menaikkan nilai kadar zat pembuatan dengan teknologi modern.
menguap briket yang dihasilkan. Hal ini
sesuai dengan penelitian (Hendra dan DAFTAR PUSTAKA
Pari, 2000) yang menyatakan bahwa
briket arang dengan komposisi campuran Badan Kependudukan PBB. 2012.
arang serbuk gergajian kayu yang lebih Tentang Pertumbuhan Penduduk
banyak cenderung akan menaikkan nilai Dunia.
kadar zat menguap briket yang dihasilkan.
Nilai kadar zat menguap ini diharapkan BAPPENAS, 1995. Perkiraan timbulan
serendah mungkin karena kadar zat sampah Indonesia.
menguap yang tinggi akan menimbulkan
asap yang lebih banyak akibat reaksi BPPT. 2012. Badan Pengkajian dan
antara karbon monoksida dengan alkohol Penerapan Teknologi. Outlook
pada saat briket dinyalakan. Energi Indonesia. Pengembangan
Kadar zat menguap rata-rata briket Energi Masa Depan dalam
arang yang dihasilkan berkisar 13,121- Mendukung Pertumbuhan Ekonomi
37,874%. Apabila dibandingkan dengan dan Ketahanan Energi Nasional
briket arang buatan Jepang (15 – 30%
sudah memenuhi syarat, begitu juga Bramono, 2004. Masalah sampah dan
dengan briket arang buatan Amerika (19 – solusinya.
28%), Inggris (16.4%) dan Indonesia
(16.14%), hanya pada perlakuan 1000gr DESDM Dirjen Migas, 2006. Peraturan
sampah organik (T0) 37.874% yang tidak Presiden No 55 tahun 2005
memenuhi persyaratan standar briket. Tentang Pencabutan sebahagian
subsidi BBM.
KESIMPULAN DAN SARAN
Ekawati, 2010. Pemanfaatan Limbah
Kesimpulan Pertanian dengan Pencampuran
Dari penelitian yang telah dilakukan Komposisi Bahan Tempurung
dapat diambil suatu kesimpulan sebagai Kelapa dan Sampah Organik dari
berikut: Pertanian untuk Dijadikan Briket
1. Kadar abu rata-rata briket arang Bioarang. Palu: Universitas
berkisar 6,509% – 11,398%, nilai ini Tadulako.
mendekati nilai kadar abu briket
arang buatan. Inggris (5,9%). Amerika
(8,3%) dan Indonesia (5,51%) hanya
376
Rena Arifah : Keberadaan Karbon Terikat dalam Briket Arang …………………………………...

Gomez-Serrano., V., M. C. Fernandez- Lubis, K. 2008. Transformasi Mikropori ke


Gonzales, M.L. Rojas-Servantes, Mesopori Cangkang Kelapa Sawit
M.F. Alexander-Franco and A. terhadap Nilai Kalor Bakar Briket
Macias-Garcia. 2003. Carbonization Arang Cangkang Kelapa Sawit.
and demineralization of coals : a Teknik Kimia FMIPA Universitas
study by means of FT-IR Sumatera Utara: Medan
spectroscopy. Buletin Material
Scince 26 (7):721-732. Masturin. A, 2002. Sifat Fisis dan Kimia
Briket Arang Campuran Arang
Hadiwiyoto, S. 1983. Penanganan dan Limbah Gergajian Kayu. Skripsi.
Pemanfaatan Sampah. Yayasan Bogor: Fakultas Kehutanan IPB.
Idayu. Jakarta.
Nurhayati. 1983. Sifat Arang, Briket
Hartoyo.J, 1983. Pembuatan Arang dan Arang dan Alkohol yang dibuat dari
Briket Arang Secara Sederhana Limbah Industri Kayu: Lembaga
Serbuk Gergaji dan Limbah Industri Penelitian Hasil Hutan Bogor.
Perkayuan. Seminar Pemanfaatan
Limbah Pertanian dan Kehutanan Peraturan Presiden RI No. 18 Tahun
Sebagai Sumber Energi. Bogor: 2008. Tentang Pengelolaan
Pusat Penelitian dan Sampah.
Pengembangan Hasil Hutan.
Rustini. 2004. Pembuatan Briket Arang
Haryanto dan Pangloli, 1992. Pengaruh dari Serbuk Gergajian Pinus
enis Bahan Baku Perekat dan dengan Penambahan Tempurung
Tekanan Pengempaan Terhadap Kelapa. Jurusan Teknologi Hasil
Kualitas Briket Arang. Kanius. Hutan Fakultas Kehutanan IPB
Yogyakarta. Bogor.

Hendra dan Darmawan, 2000. Sembiring dan Sinaga, 2010. Arang Aktif
Penyempurnaan Teknologi (Pengenalan dan Pembuatan).
Pengolahan Arang, Laporan Hasil Fakultas Teknik Industri.
Hutan Hutan. Pusat Penelitian Hasil Universitas Sumatera Utara. Medan
Hutan . Bogor
Situmorang, M. 2007. Kimia Lingkungan.
Himawanto, D.A. 2005. Pengaruh Medan: UNIMED Fakultas
Temperatur Karbonasi terhadap Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Karakteristik Pembakaran Briket. Alam. Hal. 104.
Jurnal Media Teknik Mesin 6(2).
Soebroto. 2006. Karakteristik
Indarti. 2001. Country Paper. Indonesia Pembakaran Briket Campuran
regional seminar on Arang Kayu dan Jerami. (Skripsi).
commercialization of biomass Fakultas Teknik Universitas
technology. 4-8 June, Guangzhou, Muhammadiyah Surakarta.
China. Surakarta.

Johannes, H. 1991. Menghemat Kayu Sudrajat. 1983. Pengaruh Bahan Baku,


Bakar dan Arang untuk Memasak di Jenis Perekat dan Ketahanan
Pedesaan Dengan Briket Bioarang. Kempa terhadap Kualitas Briket
Karya Ilmiah Fakultas Teknik Arang. Badan Penelitian dan
Universitas Gajah Mada, Pengembangan Hutan Bogor.
Yogyakarta
Tampubolon, D. 2001. Pembuatan Briket
Kurniawan. O dan Marsono, 2008. Super Arang Kotoran Sapi Perah dengan
Karbon Bahan Bakar Alternatif Penambahan Tempurung Kelapa.
Pengganti Minyak Tanah dan Gas. Skripsi jurusan Ilmu Produksi
Jakarta: Penebar Swadaya. Ternak Fakultas Pertanian, Institut
Prtanian Bogor.
377
Rena Arifah : Keberadaan Karbon Terikat dalam Briket Arang …………………………………...

Triatmojo. 2013. Dinamika Kebijakan


Diversifikasi Energi di Indonesia.
Analisa Kebijakan Pengembangan
Energi Terbarukan di Indonesia.
FISIF Universitas Lampung.

Triyono,A.2006. Karakteristik Briket Arang


dari Campuran Serbuk Gergajian
Kayu Aprika dan Sengon dengan
penambahan Tempurung
Kelapa.Skripsi : Bogor: Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor

Widarto dan Suryanta. 1995.


Pemanfaatan Tandan Kosong dan
Cangkang Kelapa Sawit sebagai
Briket Arang. Medan: Universitas
Sumatera Utara.

Yudanto,2009. Pembuatan Bioarang dari


Serbuk Gergajian Kayu
Jati.Fakultas Teknik, Universitas
Diponegoro Semarang

Yulistina ND, 2001. Analisis Energi dan


Biomassa dalam Proses
Pembuatan Briket Arang. Jurusan
Teknologi Industri Pertanian,
Fakultas Teknologi Pertanian IPB.

Anda mungkin juga menyukai