energi. Untuk menyikapi hal ini maka bermanfaat, baik dari segi pemanfaatan
harus dicarikan konsep ketahanan energi sampah juga upaya strategis melatih
melalui pengembangan kebijakan energi masyarakat menggunakan energi
guna memperkuat energi nasional dan alternatif.
memperkuat legislasi dengan kebijakan Menurut Yudanto dan
diversifikasi energi melalui Kusumaningrum (2009), bioarang adalah
pengembangan energi baru terbarukan arang yang diperoleh dengan membakar
dan energi alternatif, sebagaimana biomassa kering tanpa udara (pirolisis).
tertuang dalam sasaran bauran energi Sedangkan biomassa adalah bahan
(energi mix) nasional 2025 organik yang berasal dari jasad hidup.
(Triatmojo, 2013). Dalam PP RI No 5 Biomassa sebenarnya dapat digunakan
tahun 2006 menyebutkan bahwa salah secara langsung sebagai sumber energi
satu sumber energi alternatif yang cukup panas untuk bahan bakar tetapi kurang
menjanjikan dan potensinya paling besar efisien. Nilai bakar biomassa hanya
didunia adalah biomasa. Salah satu sekitar 3000 kkal/kg.
sumber biomassa yang belum banyak Kelapa termasuk golongan kayu
mendapat perhatian adalah biomassa keras, yang secara kimiawi memiliki
yang berasal dari sampah. komposisi kimia hampir serupa dengan
Sampah merupakan hal yang tidak kayu yaitu tersusun atas, selulosa
bisa lepas dari kehidupan kita, karena (C6H10O5)n 33,61%, hemiselulose
setiap hari kita membuangnya, baik di (C5H8O4)n 19,27% dan lignin
rumah, di kantor, dan dimanapun kita [(C9H10O3)(CH3O)]n 36,51% (Triono dan
berada. Tidak heran jika keberadaannya Ali, 2011). Tempurung kelapa adalah
yang selama ini lebih dikenal sebagai salah satu bagian dari kelapa setelah
sumber permasalahan, karena dapat sabut. Tempurung kelapa merupakan
menimbulkan pencemaran tanah, air dan lapisan yang keras dengan ketebalan 3 –
udara. Perkiraan timbulan sampah di 5 mm, tempurung kelapa termasuk
Indonesia sebesar 22.5 juta ton dan akan golongan kayu keras dengan kadar air
meningkat lebih dari dua kali lipat pada sekitar 6 – 9% (dihitung berdasarkan
tahun 2020 menjadi 53,7 juta ton berat kering).
(BAPPENAS, 1995). Dalam seminar Tempurung kelapa memiliki
lingkungan tahun 2012 disampaikan komposisi kimia mirip dengan kayu,
bahwa dari 2.567.288 jiwa penduduk kota mengandung lignin, pentosa, dan
Medan di 21 kecamatan, 151 kelurahan selulosa. Tempurung kelapa biasanya
timbulan sampah mencapai 1400 ton per digunakan sebagai bahan pokok
hari, dimana 70% dari sampah tersebut pembuatan arang dan arang aktif, hal
merupakan komponen yang berasal dari tersebut dikarenakan tempurung kelapa
biomassa berupa sampah organik yang merupakan bahan yang dapat
memiliki karakter mudah teruai menjadi menghasilkan nilai kalor sekitar 6500 –
senyawa organik. Jumlah volume sampah 7000 kkal/kg (Triono, 2006). Oleh karena
yang diangkut oleh truk pengangkut itu tempurung kelapa dapat dijadikan
sampah ke TPA per hari hanya 700 ton. sebagai bahan tambahan untuk
Menurut Bramono (2004) salah satu meningkatkan nilai kalor bioarang dari
alternatif penanganan sampah dari pada sampah organik.
dibakar percuma adalah dengan
pembakaran secara pirolisis dari sampah TINJAUAN PUSTAKA
organik. Proses ini akan menghasilkan
padatan (char) berupa arang dan berupa Energi
cairan (tar) yang memiliki nilai kalor yang Energi merupakan salah satu
tinggi. Padatan ini dapat diproses lebih kebutuhan dasar manusia dalam seluruh
lanjut menjadi briket arang dan kegiatan makhluk hidup di bumi. Saat ini
menjadikannya energi alternatif, selain kebutuhan itu meningkat namun
ikut memberikan kontribusi dalam cadangan bahan bakar konvensional
mengurangi jumlah sampah yang ada. yang tidak dapat diperbaharui semakin
Pembuatan energi alternatif dalam kondisi menipis dan akan habis pada sesuatu
energi minyak menipis jumlah saat nanti. Oleh karena itu berbagai
cadangannya, serta mahal harganya usaha diversifikasi sumber energi telah
merupakan langkah terobosan yang banyak dilakukan dan salah satu
367
Rena Arifah : Keberadaan Karbon Terikat dalam Briket Arang …………………………………...
yang berasal dari limbah pabrik maupun tempurung kelapa yang diperoleh dari
limbah perkotaan dengan metode limbah usaha pemerasan santan kelapa.
mengkonversi bahan baku padat menjadi
suatu bentuk konvaksi yang lebih efektif, Bahan Perekat
efisien dan mudah digunakan (PP ESDM, Sebagai bahan perekat digunakan
2006). Ada macam-macam jenis briket tepung tapioka (kanji) yang diperoleh di
antara lain briket batubara, briket gambut, pasar lokal. Menurut Sungkana (2009),
briket biomassa dan briket bioarang. bahan perekat yang digunakan terdiri dari
tepung tapioka dan air dengan
Briket Bioarang perbandingan 1:10 kemudian dilarutkan
Arang merupakan suatu padatan dan dipanaskan pada suhu 70oC dan di
berpori yang mengandung karbon, aduk merata menjadi lem ditandai dengan
dihasilkan dari bahan-bahan yang berubahnya warna campuran menjadi
mengandung karbon dengan pemanasan bening dan mengental.
pada suhu tinggi. Ketika pemanasan
berlangsung, diusahakan tidak terjadi Alat alat
kebocoran udara didalam ruangan Alat yang digunakan dalam penelitian
pemanasan sehingga bahan yang ini adalah timbangan, drum pembakaran
mengandung karbon tersebut hanya (drum bekas pakai volume 200 liter), alat
terkarbonisasi dan tidak teroksidasi penghancur (Mixer), saringan 50 mesh,
(Sembiring dan Sinaga, 2003) kompor (oven), sarung tangan, alat cetak
Briket arang adalah arang yang briket diameter 4cm dan tinggi 7cm,
mempunyai bentuk tertentu dengan mesin tekan (Hidraulic Press) 150Kg/cm2
kerapatan tinggi, hal ini diperoleh dengan dan tanur listrik (Bomb Calorimeter).
cara pengempaan arang halus dicampur
dengan bahan perekat. Briket arang Metode Penelitian
diperoleh dengan cara membakar Untuk mengetahui pengaruh
biomassa kering tanpa udara (pirolisis) komposisi campuran arang sampah
(Johannes, 1991). Menurut Himawanto organik terhadap kadar air, abu, zat yang
(2005), mekanisme pembakaran menguap, karbon terikat dari briket arang
biomassa terdiri dari tiga tahap yaitu organik maka digunakan metode
pengeringan (drying), devolatilisasi penelitian digunakan rancang acak
(devolatilization), dan pembakaran arang lengkap non factorial dengan variasi
(char combustion). campuran komposisi bahan baku sebagai
berikut:
METODE PENELITIAN 1. T0, 1000gr arang sampah organik.
2. T1, 800gr arang sampah organik +
Tempat dan Waktu Penelitian 200gr arang tempurung kelapa.
Penelitian ini dilaksanakan di 3. T2, 600gr arang sampah organik +
lingkungan IX kecamatan Medan Amplas, 400gr arang tempurung kelapa.
dan pengujian eksperimental 4. T3, 400gr arang sampah organik +
dilaksanakan di Laboratorium Teknologi 600gr arang tempurung kelapa.
Mekanik Departemen Teknik Mesin 5. T4, 200gr arang sampah organik +
Fakutas Teknik Institut Teknologi Medan 800gr arang tempurung kelapa.
(ITM) dan UPT Balai Pengujian dan Banyaknya perlakuan adalah lima
Sertifikasi Mutu Barang Medan dari bulan dan masing-masing perlakuan dilakukan
Januari s/d Agustus 2015. tiga kali pengulangan. Model yang
digunakan adalah rancangan acak
Bahan dan Alat lengkap searah (Gomez, K and A.Gomez,
Bahan Baku Utama 1995). Model matematika yang digunakan
Bahan yang digunakan dalam sebagai berikut:
penelitian ini adalah sampah organik dari Yij =µ + i +€ij
rumah tangga yang diperoleh
pembuangan sampah masyarakat terdiri Keterangan :
dari sampah dapur seperti nasi, ikan, €ij = Angka perlakuan jenis bahan baku
batang sayuran, kulit buah daun, ranting ke-i
kayu dan lainnya. Bahan tambahan µ = Rata rata pengamatan
I = Efek perlakuan ke-i (i=1,2,3,4,5)
369
Rena Arifah : Keberadaan Karbon Terikat dalam Briket Arang …………………………………...
Tabel 1. Sifat fisis dan kimia briket arang dari campuran arang sampah organik dan
arang tempurung kelapa
Keterangan :
T0 =1000gr Arang Sampah Organik
T1 = 800 gr Arang Sampah Organik + 200 gr Arang Tempurung Kelapa
T2 = 600 gr Arang Sampah Organik + 400 gr Arang Tempurung Kelapa
T3 = 400 gr Arang Sampah Organik + 600 gr Arang Tempurung Kelapa
T4 = 200 gr Arang Sampah Organik + 800 gr Arang Tempurung Kelapa
Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai dengan komposisi penambahan arang
kerapatan briket arang yang dihasilkan tempurung kelapa disebabkan karena
bervariasi antara 0,633 – 0,946 gr/cm3. partikel arang sampah organik dan arang
Kerapatan rata-rata terendah sebesar tempurung kelapa seragam sehingga
0.633 gr/cm3 diperoleh pada komposisi ikatan antar partikelnya lebih maksimal.
1000 gr arang sampah organik. Kerapatan akan berpengaruh terhadap
sedangkan kerapatan rata-rata tertinggi pengemasan, penyimpanan dan
0,946 gr/cm3 diperoleh pada komposisi pengangkutan briket. Jika semakin besar
200 gr arang sampah organik + 800 gr kerapatan maka volume atau ruang yang
arang tempurung kelapa dapat dilihat di perlukan akan lebih kecil untuk berat
pada gambar 1 briket yang sama (Hendra dan
Berdasarkan hasil analisis sidik Darmawan, 2000). Nilai kerapatan briket
ragam terhadap nilai kerapatan arang tidak hanya ditentukan oleh
diketahui bahwa perlakuan pencampuran penggunaan bahan baku yang
arang sampah organik dengan arang mempunyai berat jenis tinggi tetapi juga
tempurung kelapa berpengaruh sangat ditentukan oleh konsentrasi perekat dan
nyata (p<0.01) terhadap nilai kerapatan tekanan pengempaan. Apabila
briket arang yang dihasilkan. Hal ini konsentrasi perekat yang di berikan makin
dapat terjadi karena arang campuran tinggi maka akan menghasilkan kerapatan
bahan baku arang sampah organik dan briket arang yang tinggi pula. Hal ini
arang tempurung kelapa akan disebabkan semakin tinggi jumlah perekat
memberikan nilai kerapatan yang tinggi maka akan semakin banyak perekat yang
dibandingkan dengan arang sampah mengisi pori-pori briket arang sehingga
organik saja. mengakibatkan ikatan antara perekat
Kecenderungan terdapatnya ruang- dengan serbuk arang akan semakin baik
ruang kosong antar partikel sangat kecil. karena partikel-partikel arang dapat
Tekanan pengempaan merapatkan dan menyatu solid dan lebih rapat satu sama
memadatkan partikel-pertikel arang. lain.
saling mengisi ruang-ruang kosong dan Berdasarkan analisis uji lanjutan
berikatan satu sama lainnya secara Duncan terhadap nilai kerapatan briket
maksimal. Nilai kerapatan briket arang arang diketahui bahwa perlakuan 1000 gr
yang dihasilkan meningkat dengan arang organik (T0) dan 800 gr arang
adanya penambahan persentase arang sampah organik + 200 gr arang
tempurung kelapa, walaupun nilainya tempurung kelapa (T1) , T2, T3 dan T4
tidak begitu jauh (Gambar 1). masing berbeda nyata pengaruhnya
Meningkatnya nilai kerapatan briket arang
371
Rena Arifah : Keberadaan Karbon Terikat dalam Briket Arang …………………………………...
pada taraf 1% terhadap nilai kerapatan sudah memenuhi syarat untuk briket
briket arang yang dihasilkan. Inggris 0,48gr/cm3 dan Indonesia 0,44
Adapun jenis perekat pati tapioka gr/cm3.
mengandung amilopektin yang dapat
mempengaruhi kekuatan ikatan perekat 2. Keteguhan Tekan
dengan serbuk arang, dimana semakin Briket arang harus memiliki
tinggi kandungan amilopektin maka pasti keteguhan tekan terhadap beban yang
akan bersifat lekat dan lengket. Menurut diberikan. Keteguhan tekan menunjukkan
(Knight, 1969 dalam Haryanto dan daya tahan atau kekuatan briket terhadap
Pangloli, 1992) menyatakan perekat tekanan luar sehingga mengakibatkan
tapioka mempunyai amilopektin yang briket itu pecah atau hancur. Jika
cukup tinggi yaitu sekitar 83% sehingga semakin besar nilai keteguhan tekan
semakin tinggi jumlah perekat maka briket arang berarti daya tahan atau
semakin tinggi pula kandungan kekuatan partikel briket semakin baik.
amilopektin yang akan mengikat serbuk Kondisi tersebut akan menguntungkan di
arang sehingga daya rekatnya relatif dalam pengemasan maupun
tinggi dibandingkan dengan jumlah distribusi/pengangkutan briket arang
perekat yang lebih rendah. tersebut karena tidak mudah pecah
Hasil penelitian yang dilakukan (Hendra dan Darmawan, 2000).
dengan memakai konsentrasi perekat Uji Keteguhan tekan dilakukan untuk
10% dapat memberikan nilai kerapatan mengetahui kekuatan briket dalam
rata-rata yang lebih baik (0.633 – 0.946 menahan beban dengan tekanan tertentu.
gr/cm3) dibandingkan hasil penelitian Tingkat kekuatan tersebut diketahui ketika
yang dilakukan oleh (Rustini, 2004) briket tidak mampu menahan beban lagi.
berkisar antara (0.5417 – 0.5996 gr/cm3) Semakin tinggi nilai kekuatan tekan briket
dengan konsentrasi perekat 2.5%. maka daya tahan briket semakin baik
Tekanan pengempaan yang diberikan (Triono, 2006).
juga ikut mempengaruhi kerapatan briket Berdasarkan hasil analisis sidik
arang. semakin besar tekanan ragam terhadap keteguhan tekan
pengempaan yang di berikan maka diketahui bahwa semua perlakuan
semakin besar pula kerapatan yang pencampuran arang sampah organik dan
dihasilkan dan sebaliknya. Nilai arang serbuk tempurung kelapa
kerapatan briket arang yang dihasilkan berpengaruh sangat nyata (p < 0.01)
berkisar 0.633 - 0.946 gr/cm3. Nilai ini terhadap nilai keteguhan tekan briket
mendekati nilai kerapatan briket arang arang yang dihasilkan.
buatan Amerika (1gr/cm3), tetapi nilai ini
dapat menurunkan kadar abu pada briket 2. Kadar Zat Menguap (volatile matter)
arang karena kandungan abu didalam Zat menguap adalah zat (volatile
arang tempurung kelapa kecil sekitar matter) yang dapat menguap sebagai
6,509%. hasil dekomposisi senyawa-senyawa
Kadar abu rata-rata briket arang didalam arang selain air. Kandungan
berkisar 6,509% – 11,398%, nilai ini kadar zat menguap yang tinggi didalam
mendekati nilai kadar abu briket arang briket arang akan menimbulkan asap
buatan. Inggris (5,9%). Amerika (8,3%) yang lebih banyak pada saat briket
dan Indonesia (5,51%) hanya saja tidak dinyalakan. Hal ini disebabkan oleh
dapat memenuhi persyaratan buatan adanya reaksi antara karbon monoksida
Jepang (3 – 6%). Kadar abu pada (CO) dengan turunan alkohol (Hendra dan
penelitian ini lebih baik bila dibandingkan Pari, 2000).
dengan hasil penelitian (Masturin, 2002)
sebesar 5,24 – 6,68% dan briket arang
DESDM (2001) sebesar 10 – 11%.
Hendra dan Darmawan, 2000. Sembiring dan Sinaga, 2010. Arang Aktif
Penyempurnaan Teknologi (Pengenalan dan Pembuatan).
Pengolahan Arang, Laporan Hasil Fakultas Teknik Industri.
Hutan Hutan. Pusat Penelitian Hasil Universitas Sumatera Utara. Medan
Hutan . Bogor
Situmorang, M. 2007. Kimia Lingkungan.
Himawanto, D.A. 2005. Pengaruh Medan: UNIMED Fakultas
Temperatur Karbonasi terhadap Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Karakteristik Pembakaran Briket. Alam. Hal. 104.
Jurnal Media Teknik Mesin 6(2).
Soebroto. 2006. Karakteristik
Indarti. 2001. Country Paper. Indonesia Pembakaran Briket Campuran
regional seminar on Arang Kayu dan Jerami. (Skripsi).
commercialization of biomass Fakultas Teknik Universitas
technology. 4-8 June, Guangzhou, Muhammadiyah Surakarta.
China. Surakarta.