Anda di halaman 1dari 7

Modul Pembangkit Energi Listrik

PERTEMUAN 16:
PEMBANGKIT LISTRIK SUMBER ENERGI BARU
TERBARUKAN (EBT)

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pembangkit listrik sumber energi baru terbarukan.
Anda harus mampu:
1.1 Memahami definisi istilah energi baru terbarukan.
1.2 Menjelaskan jenis-jenis sumber energi baru terbarukan.
1.3 Potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) Indonesia.

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1:
Definisi Energi Baru Terbarukan

Secara sederhana, energi baru terbarukan didefinisikan sebagai energi yang dapat diperoleh
ulang (terbarukan) seperti sinar matahari dan angin. Sumber energi baru terbarukan adalah
sumber energi ramah lingkungan yang tidak mencemari lingkungan dan tidak memberikan
kontribusi terhadap perubahan iklim dan pemanasan global seperti pada sumber-sumber
tradisional lain. Ini adalah alasan utama mengapa energi baru terbarukan sangat terkait
dengan masalah lingkungan dan ekologi di mata banyak orang.

Bahan bakar fosil memiliki tradisi penggunaan yang panjang, sementara sektor energi baru
terbarukan baru saja mulai berkembang dan ini adalah alasan utama mengapa energi baru
terbarukan masih sulit bersaing dengan bahan bakar fosil.

Energi baru terbarukan masih perlu meningkatkan daya saing, karena sumber energi yang
terbarukan masih membutuhkan subsidi untuk tetap kompetitif dengan bahan bakar fosil
dalam hal biaya (meskipun harus juga disebutkan bahwa perkembangan teknologi pada
S1 Teknik Elektro Universitas Pamulang 1
Modul Pembangkit Energi Listrik

energi terbarukan terus menurunkan harganya dan hanya masalah waktu energi terbarukan
akan memiliki harga yang kompetiti tanpa subsidi dibandingkan bahan bakar tradisional.)

Selain dalam hal biaya, energi baru terbarukan juga perlu meningkatkan efisiensinya.
Sebagai contoh, panel surya rata-rata memiliki efisiensi sekitar 15% yang berarti banyak
energi akan terbuang dan ditransfer menjadi panas, bukan menjadi bentuk lain energi yang
bermanfaat untuk digunakan. Namun, ada banyak penelitian yang sedang berlangsung
dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi teknologi energi baru terbarukan, beberapa
darinya benar-benar menjanjikan, meskipun kita belum melihat solusi energi baru terbarukan
yang sangat efisien dan bernilai komersial tinggi.

Sektor energi baru terbarukan bisa memutuskan untuk "wait and see" karena bahan bakar
fosil pada akhirnya akan habis dan energi baru terbarukan kemudian akan menjadi alternatif
terbaik guna memuaskan rasa dahaga dunia akan energi. Tapi ini akan menjadi strategi yang
buruk karena dua alasan: keamanan energi dan perubahan iklim.

Sebelum bahan bakar fosil habis, sektor energi baru terbarukan harus dikembangkan untuk
cukup menggantikan batubara, minyak bumi, dan gas alam dan ini hanya dapat dilakukan
jika kemajuan teknologi energi baru terbarukan berlanjut di tahun-tahun mendatang.

Energi baru terbarukan sering dianggap sebagai cara terbaik untuk mengatasi pemanasan
global dan perubahan iklim. Energi baru terbarukan akan mengurangi penggunakan bahan
bakar fosil yang terus kita bakar, mengurangi pembakaran bahan bakar fosil berarti juga
mengurangi emisi karbon dioksida dan memberikan dampak perubahan iklim yang lebih
rendah.

Ada beberapa alasan untuk memilih energi baru terbarukan dibandingkan bahan bakar fosil,
tetapi kita tidak boleh lupa bahwa energi baru terbarukan masih belum siap untuk
sepenuhnya menggantikan bahan bakar fosil. Di tahun-tahun mendatang hal itu pasti terjadi,

S1 Teknik Elektro Universitas Pamulang 2


Modul Pembangkit Energi Listrik

tetapi tidak untuk sekarang. Hal yang paling penting untuk dilakukan sekarang adalah
mengembangkan teknologi yang berbeda bagi energi terbarukan guna memastikan bahwa
saat datangnya hari dimana bahan bakar fosil habis, dunia tidak perlu khawatir dan energi
baru terbarukan sudah siap untuk menggantikannya.

Tujuan Pembelajaran 1.2:


Jenis-jenis Sumber Energi Baru Terbarukan

Jenis sumber energi baru terbarukan/EBT (renewable energy) yang dimiliki Indonesia cukup
banyak. Jika dikelola dan dimanfaatkan dengan baik diyakini dapat menggantikan energi
fosil:

1. Biofuel
Biofuel atau bahan bakar hayati adalah sumber EBT berupa bahan bakar (baik padat, cair,
dan gas) yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Sumber biofuel adalah tanaman yang
memiliki kandungan gula tinggi (seperti sorgum dan tebu) dan tanaman yang memiliki
kandungan minyak nabati tinggi (seperti jarak, ganggang, dan kelapa sawit).

2. Biomassa
Biomassa adalah jenis EBT yang mengacu pada bahan biologis yang berasal dari organisme
yang hidup atau belum lama mati. Sumber biomassa antara lain bahan bakar kayu, limbah
dan alkohol. Pembangkit listrik biomassa di Indonesia seperti PLTBM Pulubala di Gorontalo
yang memanfaatkan tongkol jagung.

3. Panas Bumi
Energi panas bumi atau geothermal adalah sumber EBT berupa energi thermal (panas) yang
dihasilkan dan disimpan di dalam bumi. Energi panas bumi diyakini cukup ekonomis,
berlimpah, berkelanjutan, dan ramah lingkungan. Namun pemanfaatannya masih terkendala
pada teknologi eksploitasi yang hanya dapat menjangkau di sekitar lempeng tektonik.

S1 Teknik Elektro Universitas Pamulang 3


Modul Pembangkit Energi Listrik

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang dimiliki Indonesia antara lain: PLTP
Sibayak di Sumatera Utara, PLTP Salak (Jawa Barat), PLTP Dieng (Jawa Tengah), dan
PLTP Lahendong (Sulawesi Utara).

4. Air
Energi air adalah salah satu alternatif bahan bakar fosil yang paling umum. Sumber energi ini
didapatkan dengan memanfaatkan energi potensial dan energi kinetik yang dimiliki air. Sat
ini, sekitar 20% konsumsi listrik dunia dipenuhi dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Di Indonesia saja terdapat puluhan PLTA, seperti : PLTA Singkarak (Sumatera Barat), PLTA
Gajah Mungkur (Jawa Tengah), PLTA Karangkates (Jawa Timur), PLTA Riam Kanan
(Kalimantan Selatan), dan PLTA Larona (Sulawesi Selatan).

5. Angin
Energi angin atau bayu adalah sumber EBT yang dihasilkan oleh angin. Kincir angin
digunakan untuk menangkap energi angin dan diubah menjadi energi kinetik atau listrik.
Pemanfaat energi angin menjadi listrik di Indonesia telah dilakukan seperti pada Pembangkit
Listrik Tenaga Bayu (PLTBayu) Samas di Bantul, Yogyakarta.

6. Matahari
Energi matahari atau surya adalah EBT yang bersumber dari radiasi sinar dan panas yang
dipancarkan matahari. Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang terdapat di Indonesia antara
lain: PLTS Karangasem (Bali), PLTS Raijua, PLTS Nule, dan PLTS Solor Barat (NTT).

7. Gelombang Laut
Energi gelombang laut atau ombak adalah EBT yang bersumber dari dari tekanan naik
turunnya gelombang air laut. Indonesia sebagai negara maritim yang terletak diantara dua
samudera berpotensi tinggi memanfaatkan sumber energi dari gelombang laut. Sayangnya
sumber energi alternatif ini masih dalam taraf pengembangan di Indonesia.

S1 Teknik Elektro Universitas Pamulang 4


Modul Pembangkit Energi Listrik

8. Pasang Surut
Energi pasang surut air laut adalah EBT yang bersumber dari proses pasang surut air laut.
Terdapat dua jenis sumber energi pasang surut air laut, pertama adalah perbedaan tinggi
rendah air laut saat pasang dan surut. Yang kedua adalah arus pasang surut terutama pada
selat-selat yang kecil. Layaknya energi gelombang laut, Indonesia memiliki potensi yang
tinggi dalam pemanfaatan energi pasang surut air laut. Sayangnya, sumber energi ini belum
termanfaatkan.

Sumber EBT ternyata belum dimanfaatkan secara optimal di Indonesia. Sebanyak 90%
energi di Indonesia masih menggunakan energi berbahan fosil (batubara, minyak bumi, dan
gas alam) dan sisanya, kurang dari 10%, yang memanfaatkan sumber energi terbarukan.

Tujuan Pembelajaran 1.3:


Potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) Indonesia

Indonesia memiliki Potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) yang cukup besar diantaranya:
1. Mini/micro hydro sebesar 450 MW
2. Biomass 50 GW
3. Energi surya 4,80 kWh/m2/hari
4. Energi angin 3-6 m/det
5. Energi nuklir 3 GW.

Data potensi EBT terbaru disampaikan Direktur Energi Baru Terbarukan dan Konservasi
Energi dalam acara Focus Group Discussion tentang Supply-Demand Energi Baru
Terbarukan yang belum lama ini diselenggarakan Pusdatin ESDM.

Saat ini pengembangan EBT mengacu kepada Perpres No. 5 tahun 2006 tentang Kebijakan
Energi Nasional. Dalam Perpres disebutkan kontribusi EBT dalam bauran energi primer
nasional pada tahun 2025 adalah sebesar 17% dengan komposisi Bahan Bakar Nabati sebesar

S1 Teknik Elektro Universitas Pamulang 5


Modul Pembangkit Energi Listrik

5%, Panas Bumi 5%, Biomasa, Nuklir, Air, Surya, dan Angin 5%, serta batubara yang
dicairkan sebesar 2%. Untuk itu langkah-langkah yang akan diambil Pemerintah adalah
menambah kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Mikro Hidro menjadi 2,846 MW pada
tahun 2025, kapasitas terpasang Biomasa 180 MW pada tahun 2020, kapasitas terpasang
angin (PLT Bayu) sebesar 0,97 GW pada tahun 2025, surya 0,87 GW pada tahun 2024, dan
nuklir 4,2 GW pada tahun 2024. Total investasi yang diserap pengembangan EBT sampai
tahun 2025 diproyeksikan sebesar 13,197 juta USD.

Upaya yang dilakukan untuk mengembangkan biomasa adalah mendorong pemanfaatan


limbah industri pertanian dan kehutanan sebagai sumber energi secara terintegrasi dengan
industrinya, mengintegrasikan pengembangan biomassa dengan kegiatan ekonomi
masyarakat, mendorong pabrikasi teknologi konversi energi biomassa dan usaha penunjang,
dan meningkatkan penelitian dan pengembangan pemanfaatan limbah termasuk sampah kota
untuk energi.

Upaya untuk mengembangkan energi angin mencakup pengembangan energi angin untuk
listrik dan non listrik (pemompaan air untuk irigasi dan air bersih), pengembangkan
teknologi energi angin yang sederhana untuk skala kecil (10 kW) dan skala menengah (50 -
100 kW) dan mendorong pabrikan memproduksi SKEA skala kecil dan menengah secara
massal.

Pengembangan energi surya mencakup pemanfaatan PLTS di perdesaan dan perkotaan,


mendorong komersialisasi PLTS dengan memaksimalkan keterlibatan swasta,
mengembangkan industri PLTS dalam negeri, dan mendorong terciptanya sistem dan pola
pendanaan yang efisien dengan melibatkan dunia perbankan.

Untuk mengembangkan energi nuklir, langkah-langkah yang dambil pemerintah adalah


melakukan sosialisasi untuk mendapatkan dukungan masyarakat dan melakukan kerjasama
dengan berbagai negara untuk meningkatkan penguasaan teknologi.

S1 Teknik Elektro Universitas Pamulang 6


Modul Pembangkit Energi Listrik

Sedang langkah-langkah yang dilakukan untuk pengebangan mikrohidro adalah dengan


mengintegrasikan program pengembangan PLTMH dengan kegiatan ekonomi masyarakat,
memaksimalkan potensi saluran irigasi untuk PLTMH, mendorong industri mikrohidro
dalam negeri, dan mengembangkan berbagai pola kemitraan dan pendanaan yang efektif.

Untuk mendukung upaya dan program pengembangan EBT, pemerintah sudah menerbitkan
serangkaian kebijakan dan regulasi yang mencakup Peraturan Presiden No. 5/2006 tentang
Kebijakan Energi Nasional, Undang-Undang No. 30/2007 tentang Energi, Undang-undang
No. 15/1985 tentang Ketenagalistrikan, PP No. 10/1989 sebagaimana yang telah diubah
dengan PP No. 03/2005 Tentang Perubahan Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1989
tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik dan PP No. 26/2006 tentang Penyediaan
& Pemanfaatan Tenaga Listrik, Permen ESDM No. 002/2006 tentang Pengusahaan
Pembangkit Listrik Tenaga Energi Terbarukan Skala Menengah, dan Kepmen ESDM
No.1122K/30/MEM/2002 tentang Pembangkit Skala Kecil tersebar. Saat ini sedang disusun
RPP Energi Baru Terbarukan yang berisi pengaturan kewajiban penyediaan dan pemanfaatan
energi baru dan energi terbarukan dan pemberian kemudahan serta insentif.

C. SOAL LATIHAN/TUGAS
Buatlah survei di wilayah anda mengenai potensi sumber energi baru terbarukan. Kumpulkan
informasi yang dibutuhkan untuk anda menaksir besar potensi energi listrik yang mampu
dibangkitkan dari sumber energi tersebut.

D. DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral, Potensi
Energi Baru Terbarukan (EBT) Indonesia.

http://www.indoenergi.com/2012/04/pengertian-energi-terbarukan.html

https://alamendah.org/2014/09/09/8-sumber-energi-terbarukan-di-indonesia/

S1 Teknik Elektro Universitas Pamulang 7

Anda mungkin juga menyukai