Anda di halaman 1dari 6

Nama : Hanifah

Prodi : D-III Keperawatan


Tema : Energi Bersih dan Terjangkau

Energi Alternatif Sebagai Respon Terhadap Perubahan Iklim

Pada awal bulan Agustus masyarakat Jakarta diresahkan dengan polusi yang buruk,
hal ini ditunjukkan dengan AQI (Air Quality Index) yang mencapai 138-159 PM pada
tanggal 20-29 Agustus 2023, sedangkan batas AQI yang sehat bagi manusia adalah
20-49 PM. Beberapa penyumbang polusi terbesar adalah pabrik dan kendaraan
pribadi.  Pabrik merupakan sumber pencemaran udara karena pabrik mengeluarkan
asap yang mengandung zat-zat kimia yang kemudian menyatu dengan udara yang
kita hirup. Selain itu, polusi udara juga disebabkan oleh penggunaan kendaraan
yang sangat banyak, hal ini ditunjukkan dengan banyaknya, kendaraan pribadi yang
dipakai masyarakat mencapai 20.689.139 atau 78,3%.

Polusi yang buruk berdampak pada masyarakat. Salah satunya banyak masyarakat
terkena ISPA yakni berjumlah 638.291 berdasarkan data Dinas Kesehatan
(DINKES) DKI Jakarta periode Januari hingga Juni 2023. 

Ketika membicarakan tentang polusi, salah satu topik penting yang perlu dibahas
adalah Energi Bersih dan Terjangkau. Energi Bersih dan Terjangkau adalah energi
yang berasal dari sumber yang tidak menghasilkan dampak buruk bagi lingkungan
hidup. Energi Bersih terdiri dari tenaga angin, tenaga matahari, tenaga air dan
biogas. Sektor energi pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) didorong dari
transformasi di sektor energi, yaitu transisi menuju pengaturan dan pentahapan
oprasionalisasi PLTU batu bata dan substitusi. Elaborasi potensi sumber-sumber
baru termasuk Energi Baru Terbarukan (EBT) seperti hidrogen dan energi
gelombang pasang surut. Langkah-langkah dalam program EBT salah satunya
adalah melalui dorongan Hutan Taman Industri (HTI) untuk bioenergy,
memanfaatkan jasa lingkungan air untuk teknologi mikrohidro, memanfaatkan
sampah menjadi energi listrik dan memanfaatkan panas bumi atau geothermal.
Dengan memanfaatkan tenaga angin dapat mengurangi polusi udara karena
menggunakan turbin sehingga tidak menghasilkan GRK. Dengan cara kerja
menggunakan turbin, angin dapat berubah menjadi listrik melalui baling-baling yang
digerakkan oleh angin. Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
Ignasius Jonan, Indonesia mempunyai pembangkit angin pertama yang akan
beroperasi secara komersial yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap.
PLTB Sidrap ini mempunyai kapasitas 75 MW, pembangkit ramah lingkungan terdiri
dari 30 turbin kincir yang masing masing berkapasitas 2,5 MW. Sedangkan menurut
Dewan Energi Nasional (DEN) Indonesia mempunyai potensi angin yang mencapai
154,9 GW. 

Selain itu, penggunaan listrik dalam kehidupan sehari-hari juga sangat berpengaruh
terhadap udara karena listrik yang kita gunakan berasal dari generator yang
mengeluarkan asap Karbondioksida (CO2). Terlalu banyak Karbondioksida (CO2)
mengakibatkan udara menjadi panas bahkan bisa mengakibatkan kekeringan dalam
jangka waktu panjang. Perubahan iklim lainnya, air laut menjadi pasang karena
mencairnya es di kutub akibat kenaikan suhu. Dan musim yang tidak menentu
mengakibatkan cuaca yang ekstrem. Oleh karena itu, kita bisa memanfaatkan energi
matahari sebagai sumber cahaya, matahari juga merupakan sumber energi yang
tidak terbatas. Kita dapat menggunakan energi listrik dari matahari yang lebih
terjangkau. Menggunakan energi listrik dari matahari dilakukan melalui beberapa
proses, yaitu panel surya yang menyerap sinar matahari lalu diproses hingga
menjadi sumber listrik.
Penggunaan panel surya ini memberikan berbagai keuntungan diantaranya adalah
sangat ramah lingkungan, ini karena penggunaan panel surya tidak menghasilkan
emisi yang berbahaya dan juga bisa mengurangi polusi di udara. Manfaat yang
selanjutnya adalah mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, bahan
bakar fosil yang semakin lama semakin mahal ini dikarenakan persediaannya yang
terbatas dan menjadi langka. Sedangkan jika kita menggunakan panel surya, kita
dapat menciptakan masa depan yang lebih stabil karena energi matahari yang tidak
terbatas.
Sebagai negara berkembang, Indonesia masih memiliki beberapa daerah yang
belum terjangkau dengan listrik. Salah satu contohnya adalah desa di Jawa Timur
yang belum teraliri listrik yang terkendala lahan sempit. Selain di Jawa Timur, daerah
di Provinsi Papua juga ada yang belum teraliri listrik, berdasarkan data Badan Pusat
Statistik (BPS) bahwa Papua menduduki peringkat pertama dengan Provinsi yang
tidak teraliri listrik pada 2021, 65,51% desa di Papua belum mendapatkan  listrik. Hal
ini dikarenakan Papua yang berada di bagian paling Timur Indonesia yang secara
geografisnya terpencil. Akses transportasi yang sangat sulit menyebabkan beberapa
wilayah di Papua ini belum terjangkau listrik. Transportasi darat yang tidak
memungkinkan PLN untuk membawa alat listrik, seperti tiang listrik dan kabel. Bisa
saja menggunakan transportasi udara seperti helikopter, namun akan lebih banyak
biaya yang keluar.

Sebenarnya kita bisa memanfaatkan energi air menjadi listrik, tetapi untuk
membangun sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) membutuhkan lahan
yang cukup luas, karena PLTA mengandalkan sumber air jadi kita membutuhkan
sebuah bendungan sebagai wadah atau penampung air. Dengan adanya
bendungan tersebut, kita bisa membangun PLTA dengan menggunakan turbin.
Turbin yang terkena air akan berputar hingga menghasilkan energi listrik setelah
melawati beberapa tahap. Namun dengan adanya pemanfaatan bendungan sebagai
PLTA memungkinkan ekosistem didalamnya menjadi rusak, ini dikarenakan turbin
memiliki energi yang sangat kuat. Namun ini tidak menjadi alasan untuk tidak
menjadikan air sebagai sumber energi listrik. Indonesia mempunyai PLTA yang
banyak, salah satu PLTA terbesar di Indonesia adalah Waduk Cirata, Jawa Barat
yang mempunyai kemampuan daya hingga 1,008 MW dengan energi listrik 1,428
Giga Watt Hour (GWH) pertahun. Dengan adanya PLTA, kita mendapatkan manfaat
seperti ketahanan energi nasional, listrik yang pada awalnya hanya mengandalkan
batu bara yang terbatas sekarang dengan adanya PLTA penggunaan energi batu
bara tersebut menjadi berkurang sehingga lebih menjaga ketahanan negeri yang
dimililki Indonesia. PLTA dapat membantu perekonomian Masyarakat dengan
pengeluaran yang lebih hemat

Kita tidak bisa bergantung kepada energi yang tidak bersih, karena energi tidak
bersih setiap harinya terus berkurang dan terbatas. Akan ada waktunya energi tidak
bersih ini akan habis. Salah satu contoh energi tidak bersih adalah penggunaan
batubara sebagai sumber energi dalam jangka waktu yang panjang. Ini sangat tidak
memungkinkan karena cadangan batubara saat ini sekitar 38,84 miliar ton,
sedangkan rata-rata produksi batubara pertahun adalah 600 juta ton. Masih ada sisa
waktu 65 tahun lagi sampai cadangan batubara habis. Oleh karena itu alangkah
baiknya apabila menggunakan energi bersih sebagai sumber energi listrik, terutama
energi bersih ini sangat banyak dan tidak terbatas. Dengan penggunaan energi air
sebagai energi listrik, artinya kita sudah membantu mengurangi polusi udara dan
pemanasan global. Karena penggunaan minyak bumi sangat berpengaruh terhadap
pemanasan global terutama adanya rumah kaca.

Di sisi lain selain penggunaan energi angin, energi matahari dan energi air, kita juga
bisa memanfaatkan biogas sebagai sumber energi listrik jika skala biogas tersebut
besar. Ini menjadi bagian dari Energi Baru Terbarukan (EBT). Biogas ini dapat
terbentuk dengan sendirinya dari tumpukan-tumpukan kompos, gas rawa dan hasil
fermentasi kotoran hewan seperti sapi, kerbau, kambing dan lain-lain. Dengan
memanfaatkan limbah rumahan dan kotoran hewan yang kemudian diproses melalui
proses anaerobic digestion. Gas metana (CH4) dan karbondioksida (CO2) ini
menjadi komponen utama dari energi biogas. Dari setiap 10-20 kg kotoran perhari
dapat menghasilkan 2 m3 biogas. Dalam 1 m3 biogas terdapat energi sebesar 2000-
4000 kkl yang berarti sama dengan memasak untuk (4-5 orang) selama 3 jam.
Biogas juga menghasilkan beberapa manfaat, diantarannya bisa digunakan sebagai
energi alternatif pengganti LPG dan bahan bakar generator untuk menghasilkan
listriks, memberi manfaat bagi lingkungan karena penggunaan yang memungkinkan
efektif dari kotoran hewan dan limbah makanan.
Limbah organik tersebut menghasilkan bioenergi baru yang bisa menggantikan
posisi bahan bakar fosil yang hampir tidak tergantikan sebagai bahan utama
pembangkit listrik di Indonesia.

Kita harus berinvestasi listrik pada sumber-sumber energi bersih seperti angin,
matahari, air dan biogas. Selain mendorong penggunaan energi terbarukan, ini juga
dapat mengurangi resiko perubahan iklim. Ketidakstabilan harga bahan bakar fosil
juga berpengaruh terhadap percepatan peralihan energi bersih dari energi tak
terbarukan. Terutama pengguanaan energi fosil yang dapat meningkatkan suhu
rata-rata di bumi. Belum lagi energi berbasis fosil seperti minyak bumi, batu bara,
gas bumi dan lainnya diketahui telah melepaskan banyak gas berbahaya, terutama
karbon ke atmosfer bumi. Dikarenakan bumi perlu mengurangi emisi karbon
dioksida untuk menghindari perubahan iklim. Untuk melakukan dekarbonisasi, kita
harus harus mendorong energi rendah karbon seperti penggunaan panas sinar
matahari terkonsentrasi untuk air panas, hidrogen dan ammonia. Untuk bidang
transportasi kita perlu dorongan supaya berpindah dari penggunaan bahan bakar
fosil, kita perlu mendukung elektrifikasi bus dan kendaraan dan juga peningkatan
kapasitas penggunaan listrik terbarukan hingga 100% dan mendukung sistem
mobilitas dan transportasi yang baru.

Secara tidak sadar, sebenarnya alam telah memberikan sumber energi kepada kita.
Akan tetapi tidak semua energi bisa langsung digunakan, ada energi yang
membutuhkan usaha lebih supaya bisa digunakan. Energi alam juga tidak semua
bisa diperbaharui, seperti fosil karena fosil terbatas. Meskipun energi yang dimiliki
alam ini tidak terbatas, kita tidak boleh menggunakannya secara berlebihan karena
ini dapat merusak energi tersebut dan mengakibatkan kondisi alam yang rusak.
Alam yang rusak akan mengalami perubahan cuaca dan iklim yang membuat
manusia sulit mendapatkan energi, karena energinya yang berkurang. Maka dari itu,
manusia mulai sadar dan membiasakan diri untuk menggunakan energi alternatif
untuk kebutuhan sehari-hari.

Melakukan penanaman pohon juga bisa menjadi bagian dari solusi atas perubahan
iklim. Meskipun ini terlihat sangat biasa saja, namun ini dapat mengurangi
kemunkinan perubahan iklim. Karena dengan cara menanam pohon dan tanaman
lain selama fotosintesis berlangsung akan menyerap karbondioksida dan
menghasilkan oksigen. Sangat mudah dan memberi manfaat yang baik bagi
lingkungan. Selanjutnya adalah meminimalisir penggunaan peralatan CFC (Cloro
Four Carbon), ini merupakan senyawa yang mengandung klorin, fluorin dan atom
karbon yang terikat didalamnya. CFC ini menyumbang sekitar 20% dalam proses
efek rumah kaca, penggunaan CFC biasanya pada Air Conditioner (AC), kulkas
bahkan hair spray. Sebagai generasi muda, kita bisa ikut serta dalam upaya
mengurangi penggunaan energi fosil dalam rangka mengurangi karbon di bumi.
Seperti menggunakan transportasi umum, memakai produk daur ulang, dan
menghemat penggunaan energi rumah.

Anda mungkin juga menyukai