OLEH:
R1C1 18 008
KENDARI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu dapat mengetahui serta memahami
jenis-jenis sumberdaya energi, pemanfaatan sumberdaya energi dan dampaknya
terhadap lingkungan serta contoh aplikasi pemanfaatan sumberdaya energy berbasis
geologi lingkungan di indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
SUMBERDAYA ENERGI
Energi tidak dapat kita lihat secara langsung sehingga untuk mengukur energi
yang digunakan tidak dapat dilakukan secara langsung. Mengukur energi secara tidak
langsung adalah dengan cara mengamati pengaruh yang ditimbulkan oleh energi itu
pada suatu benda. Misalnya, energi panas dapat menyebabkan suhu benda meningkat
(makin panas). Besar kecilnya kenaikan suhu suatu benda dapat digunakan untuk
menunjukkan besar kecilnya energi panas yang diterima oleh benda tersebut. Makin
tinggi suhunya, maka jumlah energi panas yang diterima benda tersebut makin besar.
Jadi, meskipun tidak dapat kita lihat, energi panas (termasuk energi-energi yang lain)
dapat kita rasakan keberadaannya.
Sumberdaya energi adalah potensi geologi yang menghasilkan bahan galian
yang diolah dan dimanfaatkan menjadi energi untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Bahan galian energi dapat berupa bahan padat, cair maupun gas yang dimanfaatkan
sebagai sumber energi melalui proses pembakaran. seperti minyak bumi, gas alam
dan batubara. Sumber daya energi fosil ini disebut sumber daya primer, yaitu sumber
daya energi dalam bentuk apa adanya yang tersedia di alam dan dengan teknologi
yang biasa digunakan (natural), Persoalan negara-negara di dunia pada abad ini
adalah ketergantungan terhadap energi konvensional ini untuk memasok sebagian
besar kebutuhan energi mereka, menyajikan masalah besar, dengan semakin
menipisnya sumber daya ini menimbulkan kekhawatiran. Bahan bakar fosil adalah
sumber daya yang terbatas (Non renewable). artinya cadangannya pada suatu masa
akan habis, atau akan menjadi terlalu mahal. Konsumsi energi dunia termasuk negara-
negara berkembang saat ini terus meningkat, mengakibatkan pemanfaatan bahan
bakar fosil terus meningkat sehingga lebih dari 50% jumlah emisi gas rumah kaca
adalah CO2 yang hampir seluruhnya dihasilkan dari pembakaran bahan bakar
tersebut yang berkontribusi terhadap pemanasan global atau Global Warming.
2. Energi Surya
Berdasarkan data penyinaran matahari yang dihimpun dari 18 lokasi di Indonesia
menunjukan bahwa radiasi surya di Indonesia dapat diklasifikasikan berturutturut
untuk kawasan barat dan timur Indonesia dengan distribusi penyinaran :
Kawasan barat Indonesia (KBI) = 4.5 kWh/m2.hari, variasi bulanan sekitar 10%
Kawasan timur Indonesia (KTI) = 5.1 kWh/m2.hari, variasi bulanan sekitar 9%
Rata-rata Indonesia = 4.8 kWh/m2.hari, variasi bulanan sekitar 9%.
Hal ini mengisyaratkan bahwa:
Radiasi surya tersedia hampir merata sepanjang tahun,
kawasan timur Indonesia memiliki penyinaran yang lebih baik.
Energi surya dapat dimanfaatkan melalui dua macam teknologi yaitu energi surya
termal dan surya fotovoltaik.
a. Surya Fotovoltaik
Energy surya atau lebih dikenal sebagai solar cell atau photovoltaic cell,
merupakan sebuah divais semikonduktor yang memiliki permukaan yang luas dan
terdiri dari rangkaian dioda tipe p dan n, yang mampu merubah langsung energi surya
menjadi energi listrik.
b. Surya Termal
Sebagian besar dan secara komersial, pemanfaatan energi surya termal banyak
digunakan untuk penyediaan air panas rumah tangga, khususnya rumahtangga
perkotaan. Jumlah pemanas air tenaga surya (PATS) diperkirakan berjumlah 150.000
unit dengan total luasan kolektor sebesar 400,000 m2. Secara non-komersial dan
tradisional, energi surya termal banyak digunakan untuk keperluan pengeringan
berbagai komoditas pertanian, perikanan, perkebunan, industri kecil, dan keperluan
rumah tangga. Secara komersial, energi surya mempunyai potensi ekonomi untuk
penyediaan panas proses suhu rendah (s/d 90 oC) menggunakan sistem energi surya
termik (SEST) bagi keperluan pengolahan pasca panen komoditas tersebut dengan
lebih efektif dan efisien. Pengalaman menunjukkan bahwa penerapan SEST untuk
pengeringan dapat memberikan berbagai nilai tambah yang tinggi berupa:
peningkatan dan jaminan kualitas produk, mengurangi rugi-rugi (losses) material
selama produksi dan waktu pengolahan yang lebih singkat. Meskipun belum banyak
dikembangkan, pemanfaatan energi surya termal untuk proses disalinasi pada daerah
atau pemukiman dekat pantai kemungkinanbesar akan berkembang mengingat mulai
munculnya banyak kesulitan air dikawasan kawasan tersebut.
Cara kerja dari pembangkit listrik jenis ini cukup sederhana. Komponen
utama dari sumber energi ini adalah sel foltovotaik. Sel tersebut memiliki peranan
untuk menangkap panas matahari yang kemudian akan diubah menjadi energi listrik.
Jika dibandingkan dengan pembangkit listrik yang lain, jenis pembangkit listrik ini
diklaim lebih ramah lingkungan, murah dan hampir tidak memiliki polusi ataupun
limbah.
Dan seperti yang Anda ketahui, hal tersebut merupakan beberapa keuntungan
dari pembangkit listrik ini. Setelah panas matahari ditangkap oleh sel foltovotaik lalu
panas tersebut akan digunakan untuk memanaskan cairan yang selanjutnya menjadi
uap yang dihasilkan akan dipanaskan oleh sebuah generator yang akhirnya akan
menghasilkan listrik. Umumnya prinsip kerja dari pembangkit listrik jenis ini hampir
sama seperti cara kerja pembakaran bahan bakar fosil dalam pengolahannya.
Yang membedakan dari pembangkit listrik bahan bakar fosil dan pembangkit
listrik tenaga matahari ini adalah uap yang dihasilkan bukan dari pembakaran minyak
fosil, akan tetapi dari tenaga surya atau cahaya matahari.
3. Energi Angin
Secara umum Indonesia masuk kategori negara tanpa angin, mengingatbahwa
kecepatan angin minimum rata-rata yang secara ekonomis dapat dikembangkan
sebagai penyedia jasa energi adalah 4m/dt. Kendatipun demikian ada beberapa
wilayah dimana sumber energi angin kemungkinan besar layak dikembangkan.
Wilayah tersebut antara lain Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat
(NTB), Sulawesi Selatan dan Tenggara, Pantai Utara dan Selatan Jawa dan Karimun
Jawa. Semua energi yang dapat diperbaharui dan bahkan energi pada bahan bakar
fosil kecuali energi pasang surut dan panas bumi berasal dari Matahari.
Matahari meradiasi 1,74 x 1.014 kilowatt jam energi ke Bumi setiap jam. Dengan
kata lain, Bumi menerima 1,74 x 1.017 watt daya.
Sekitar 1-2 persen dari energi tersebut diubah menjadi energi angin. Jadi,
energi angin berjumlah 50-100 kali lebih banyak daripada energi yang diubah
menjadi biomassa oleh seluruh tumbuhan yang ada di muka Bumi. Sebagaimana
diketahui, pada dasarnya angin terjadi karena ada perbedaan temperatur antara udara
panas dan udara dingin. Daerah sekitar khatulistiwa, yaitu pada busur 0°, adalah
daerah yang mengalami pemanasan lebih banyak dari Matahari dibanding daerah
lainnya di Bumi.
Cara kerja dari pembangkitan listrik tenaga angin ini yaitu awalnya energi
angin memutar turbin angin. Turbin angin bekerja berkebalikan dengan kipas angin
(bukan menggunakan listrik untuk menghasilkan listrik, namun menggunakan angin
untuk menghasilkan listrik). Kemudian angin akan memutar sudut turbin, lalu
diteruskan untuk memutar rotor pada generator di bagian belakang turbin angin.
Generator mengubah energi gerak menjadi energi listrik dengan teori medan
elektromagnetik, yaitu poros pada generator dipasang dengan material ferromagnetik
permanen. Setelah itu di sekeliling poros terdapat stator yang bentuk fisisnya adalah
kumparan-kumparan kawat yang membentukloop. Ketika poros generator mulai
berputar maka akan terjadi perubahan fluks pada stator yang akhirnya karena terjadi
perubahan fluks ini akan dihasilkan tegangan dan arus listrik tertentu. Tegangan dan
arus listrik yang dihasilkan ini disalurkan melalui kabel jaringan listrik untuk
akhirnya digunakan oleh masyarakat. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh
generator ini berupa AC (alternating current) yang memiliki bentuk gelombang
kurang lebih sinusoidal. Energi Listrik ini biasanya akan disimpan kedalam baterai
sebelum dapat dimanfaatkan.
5. Biogas
Biogas ini dapat diproduksi melalui bahan sisa yang dapat terurai atau
menggunakan tanaman energi yang dimasukan ke dalam pencernaan aerobik untuk
menambah gas yang dihasilkan. Biogas mengandung metana dan dapat diperoleh dari
digesti anaerobik industri dan sistem pengelolaan biologi mekanik. Gas sampah yaitu
sejenis biogas yang tidak bersih yang diproduksi dalam tumpukan sampah melalui
digesti anaerobik yang terjadi secara alami. Apabila gas ini lepas atmosfer, gas ini
menjadi gas rumah kaca.
Menurut para ahli, biogas yang dibuat dengan kotoran ternak bisa dibuat
secara sederhana dan murah meriah namun bisa bertahan bertahun-tahun utuk
digunakan, selain biogas bisa dibuat secara sederhana dan murah meriah, biogas juga
dipercaya lebih aman, karena gas dalam fermentasi kotoran cukup aman dan ramah
lingkungan serta keuntungan menggunakan biogas petani bisa mendapat pupuk
organik yang berguna untuk tanaman budidaya mereka. Prinsip kerja biogas adalah,
ketika masuknya kotoran ternak sapi ketabung penampungan kemudian
difermentasikan untuk menghasilkan gas metana. gas metana tersebut di tampung di
penampungan gas dan kemudian di alirkan secara diatur ke kompor dan siap
digunakan.
Gambar 1
Proses Pembuatan Biogas
Di dalam kondisi dunia yang sangat bergantung kepada bahan bakar fosil,
upaya untuk menekan pemakaian energi ini diperkirakan akan sangat mempengaruhi
perekonomian dan kehidupan dunia. Masyarakat dunia harus diperhadapkan dengan
masalah yang sulit yaitu menghentikan pemanasan global dengan menekan
pemakaian bahan bakar fosil sambil tetap menjaga pertumbuhan energi.
Secara umum, sumber daya energi dapat dibedakan menjadi :
1. Sumber daya energi tidak terbarukan (konvensional) adalah merupakan
sumber daya geologi yang digunakan untuk memenuhi sebagian besar
kebutuhan energi dunia sampai saat ini. Sumber daya energi konvensional
terdiri dari minyak bumi, gas alam dan batubara.
2. Sumber daya energi nuklir merupakan sumberdaya energi yang tersedia di
alam dan hanya dapat dikonversi menjadi bentuk energi melalui reaksi nuklir.
Sumber energi nuklir terdiri dari : sumber daya energi fissi nuklir (uranium,
torium), material radioaktiv alami, sumber daya energi fusi nuklir (deuterium,
litium).
3. Sumber daya energi terbarukan (Inkonvensional) adalah sumberdaya energi
yang tersedia secara terus menerus dalam waktu sangat lama karena siklus
alaminya. Sumber daya energi terbarukan terdiri dari : energi panas bumi
(geothermal), energi surya, energi angin, energi aliran air, energi gelombang
laut. Sumberdaya inkonvensional tersebut merupakan sumberdaya dari alam,
yang siap diproses dan diubah menjadi sumber pengganti energi
konvensional.
Tabel 1. Potensi dan kapasitas terpasang panas bumi dunia tahun 2014
1. Sumber panas bumi yang berada dalam jalur vulkanik ; sumber panas
bumi ini tersebar sejak dari pulau Sumatera, Jawa, Bali,NTB, NTT,
Sulawesi Utara hingga Maluku Utara.
2. Sumber panas bumi non vulkanik ; tersebar di pulau Bangka-Belitung,
Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi
Tengah, Maluku dan Papua.
Tabel 2. Potensi dan kapasitas terpasang energi panasbumi nasional tahun 2014
Sampai saat ini sebagian besar cadangan energi tersebut belum termanfaatkan,
kita masih bergantung pada minyak dan gas yang harganya meningkat setiap tahun.
PLTP yang sudah beroperasi diantaranya PLTP Sibayak (12 MW), Salak (375 MW),
Wayang Windu (227 MW), Kamojang (200 MW), Darajat (255 MW), Dieng (60
MW) serta Lahendong (60 MW). Hingga saat ini, rasio kelistrikan nasional masih
jauh dari sempurna.
Gambar 4. Perkembangan potensi PLTP Indonesia 2014
PENUTUP
Kimpulan
DAFTAR PUSTAKA