Anda di halaman 1dari 21

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS HALU OLEO

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

MAKALAH GEOLOGI TATA LINGKUNGAN

PENGELOLAAN SUMBERDAYA ENERGI BERBASIS GEOLOGI

OLEH:

INDRA JAYA LA HARUDU

R1C1 18 008

KENDARI

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Geologi Lingkungan merupakan cabang ilmu geologi yang mempelajari


interaksi antara alam yang disebut lingkungan geologis (geological
environment) dengan aktivitas manusia yang bersifat timbal balik. Geologi
Lingkungan berkembang seiring dengan kesadaran manusia akan pentingnya menjaga
dan melestarikan lingkungan, maka Konsep Geologi Tata Lingkungan dianggap
menjadi bagian dari manajemen sumberdaya alam.

Sumber Daya Alam merupakan kekayaan bumi yang memiliki peranan


penting dalam kehidupan masyarakat. Sebagai salah satu sumber penting pembiayaan
pembangunan, sumber daya alam yang ada dewasa ini masih belum dirasakan
manfaatnya secara nyata oleh sebagian besar masyarakat. Pengelolaan sumber daya
alamtersebut belum memenuhi prinsip-prinsip keadilan dan keberlanjutan. Selain itu
lingkungan hidup juga menerima beban pencemaran yang tinggi akibat pemanfaatan
sumber daya alam dan aktivitas manusia lainnya yang tidak memperhatikan
pelestarian lingkungan.Persebaran sumber daya alam tidak selamanya melimpah. Ada
beberapa sumber daya alam yang terbatas jumlahnya, kadang-kadang dalam proses
pembentukannya membutuhkan jangka waktu yang relatif lama dan tidak dapat di
tunggu oleh tiga atau empat generasi keturunan manusia. Pengelolaan Sumberdaya
Alam (SDA) saat ini memerlukan perhatian khusus. Perhatian ini tentunya diarahkan
pada perubahan paradigma pengelolaan yang lebih menyeluruh dengan
memperhatikan semua aspek di dalamnya karena tidak dapat dipungkiri pengelolaan
sumber daya alam selama ini telah mengabaikan kaidah-kaidah konservasi dan
memarginalkan masyarakat sekitarnya sehingga berakibat  pada kerusakan sumber
daya alam tersebut.

Oleh sebab itu,  ada dua jenis Sumber Daya Alam yaitu Sumber Daya Alam


yang dapat diperbaharui dan Sumber Daya Alam yang tidak dapat di perbaharui.
Alam memiliki kemampuan untuk memberikan kehidupan bagi penduduk  dunia.
Potensi yang ada pada alam untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia yang
sering disebut dengan natural resources bumi dengan segala isinya yang terkandung
di dalamnya disebut dengan alam dunia.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan jenis-jenis Sumberdaya Energi ?


2. Bagaimana pemanfaatan Sumberdaya Energi dan Dampaknya terhadap
Lingkungan ?
3. Bagaimana contoh Aplikasi pemanfaatan Sumberdaya Energi Berbasis
Geologi Lingkungan di Indonesia ?

C. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu dapat mengetahui serta memahami
jenis-jenis sumberdaya energi, pemanfaatan sumberdaya energi dan dampaknya
terhadap lingkungan serta contoh aplikasi pemanfaatan sumberdaya energy berbasis
geologi lingkungan di indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

SUMBERDAYA ENERGI

Energi tidak dapat kita lihat secara langsung sehingga untuk mengukur energi
yang digunakan tidak dapat dilakukan secara langsung. Mengukur energi secara tidak
langsung adalah dengan cara mengamati pengaruh yang ditimbulkan oleh energi itu
pada suatu benda. Misalnya, energi panas dapat menyebabkan suhu benda meningkat
(makin panas). Besar kecilnya kenaikan suhu suatu benda dapat digunakan untuk
menunjukkan besar kecilnya energi panas yang diterima oleh benda tersebut. Makin
tinggi suhunya, maka jumlah energi panas yang diterima benda tersebut makin besar.
Jadi, meskipun tidak dapat kita lihat, energi panas (termasuk energi-energi yang lain)
dapat kita rasakan keberadaannya.
Sumberdaya energi adalah potensi geologi yang menghasilkan bahan galian
yang diolah dan dimanfaatkan menjadi energi untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Bahan galian energi dapat berupa bahan padat, cair maupun gas yang dimanfaatkan
sebagai sumber energi melalui proses pembakaran. seperti minyak bumi, gas alam
dan batubara. Sumber daya energi fosil ini disebut sumber daya primer, yaitu sumber
daya energi dalam bentuk apa adanya yang tersedia di alam dan dengan teknologi
yang biasa digunakan (natural), Persoalan negara-negara di dunia pada abad ini
adalah ketergantungan terhadap energi konvensional ini untuk memasok sebagian
besar kebutuhan energi mereka, menyajikan masalah besar, dengan semakin
menipisnya sumber daya ini menimbulkan kekhawatiran. Bahan bakar fosil adalah
sumber daya yang terbatas (Non renewable). artinya cadangannya pada suatu masa
akan habis, atau akan menjadi terlalu mahal. Konsumsi energi dunia termasuk negara-
negara berkembang saat ini terus meningkat, mengakibatkan pemanfaatan bahan
bakar fosil terus meningkat sehingga lebih dari 50% jumlah emisi gas rumah kaca
adalah CO2 yang hampir seluruhnya dihasilkan dari pembakaran bahan bakar
tersebut yang berkontribusi terhadap pemanasan global atau Global Warming.  

Macam-Macam Sumberdaya Energi


1. Energi Air
Indonesia memiliki potensi besar untuk pengembangan pembangkit listrik
tenaga air. Itu disebabkan kondisi topografi Indonesia bergunung dan berbukit serta
dialiri oleh banyak sungai dan daerah daerah tertentu mempunyai danau/waduk yang
cukup potensial sebagai sumber energi air. Pembangkit listrik tenaga air (PLTA)
adalah salah satu teknologi yang sudah terbukti (proven), tidak merusak lingkungan,
menunjang diversifikasi energi dengan memanfaatkan energi terbarukan, menunjang
program pengurangan pemanfaatan BBM, dan sebagian besar memakai kandungan
lokal. Besar potensi energi air di Indonesia adalah 74.976 MW, sebanyak 70.776 MW
ada di luar Jawa, yang sudah termanfaatkan adalah sebesar 3.105,76 MW sebagian
besar berada di Pulau Jawa.
Pembangunan setiap jenis pembangkit listrik didasarkan pada kelayakan
teknis dan ekonomis dari pusat listrik serta hasil studi analisis mengenai dampak
lingkungan. Sebagai pertimbangan adalah tersedianya sumber energi tertentu, adanya
kebutuhan (permintaan) energi listrik, biaya pembangkitan rendah, serta karakteristik
spesifik dari setiap jenis pembangkit untuk pendukung beban dasar (base load) atau
beban puncak (peak load) Selain PLTA, energi mikrohidro (PLTMH) yang
mempunyai kapasitas 200 - 5.000 kW potensinya adalah 458,75 MW, sangat layak
dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik di daerah pedesaan di
pedalaman yang terpencil ataupun pedesaan di pulau-pulau kecil dengan daerah aliran
sungai yang sempit. Biaya investasi untuk pengembangan pembangkit listrik
mikrohidro relatif lebih murah dibandingkan dengan biaya investasi PLTA. Hal ini
disebabkan adanya penyederhanaan standar konstruksi yang disesuaikan dengan
kondisi pedesaan. Biaya investasi PLTMH adalah lebih kurang 2.000 dollar/kW,
sedangkan biaya energi dengan kapasitas pembangkit 20 kW (rata rata yang dipakai
di desa) adalah Rp 194/kWh.

2. Energi Surya
Berdasarkan data penyinaran matahari yang dihimpun dari 18 lokasi di Indonesia
menunjukan bahwa radiasi surya di Indonesia dapat diklasifikasikan berturutturut
untuk kawasan barat dan timur Indonesia dengan distribusi penyinaran :
 Kawasan barat Indonesia (KBI) = 4.5 kWh/m2.hari, variasi bulanan sekitar 10%
 Kawasan timur Indonesia (KTI) = 5.1 kWh/m2.hari, variasi bulanan sekitar 9%
Rata-rata Indonesia = 4.8 kWh/m2.hari, variasi bulanan sekitar 9%.
Hal ini mengisyaratkan bahwa:
 Radiasi surya tersedia hampir merata sepanjang tahun,
 kawasan timur Indonesia memiliki penyinaran yang lebih baik.
Energi surya dapat dimanfaatkan melalui dua macam teknologi yaitu energi surya
termal dan surya fotovoltaik.
a. Surya Fotovoltaik
Energy surya atau lebih dikenal sebagai solar cell atau photovoltaic cell,
merupakan sebuah divais semikonduktor yang memiliki permukaan yang luas dan
terdiri dari rangkaian dioda tipe p dan n, yang mampu merubah langsung energi surya
menjadi energi listrik.

b. Surya Termal
Sebagian besar dan secara komersial, pemanfaatan energi surya termal banyak
digunakan untuk penyediaan air panas rumah tangga, khususnya rumahtangga
perkotaan. Jumlah pemanas air tenaga surya (PATS) diperkirakan berjumlah 150.000
unit dengan total luasan kolektor sebesar 400,000 m2. Secara non-komersial dan
tradisional, energi surya termal banyak digunakan untuk keperluan pengeringan
berbagai komoditas pertanian, perikanan, perkebunan, industri kecil, dan keperluan
rumah tangga. Secara komersial, energi surya mempunyai potensi ekonomi untuk
penyediaan panas proses suhu rendah (s/d 90 oC) menggunakan sistem energi surya
termik (SEST) bagi keperluan pengolahan pasca panen komoditas tersebut dengan
lebih efektif dan efisien. Pengalaman menunjukkan bahwa penerapan SEST untuk
pengeringan dapat memberikan berbagai nilai tambah yang tinggi berupa:
peningkatan dan jaminan kualitas produk, mengurangi rugi-rugi (losses) material
selama produksi dan waktu pengolahan yang lebih singkat. Meskipun belum banyak
dikembangkan, pemanfaatan energi surya termal untuk proses disalinasi pada daerah
atau pemukiman dekat pantai kemungkinanbesar akan berkembang mengingat mulai
munculnya banyak kesulitan air dikawasan kawasan tersebut.
Cara kerja dari pembangkit listrik jenis ini cukup sederhana. Komponen
utama dari sumber energi ini adalah sel foltovotaik. Sel tersebut memiliki peranan
untuk menangkap panas matahari yang kemudian akan diubah menjadi energi listrik.
Jika dibandingkan dengan pembangkit listrik yang lain, jenis pembangkit listrik ini
diklaim lebih ramah lingkungan, murah dan hampir tidak memiliki polusi ataupun
limbah.
Dan seperti yang Anda ketahui, hal tersebut merupakan beberapa keuntungan
dari pembangkit listrik ini. Setelah panas matahari ditangkap oleh sel foltovotaik lalu
panas tersebut akan digunakan untuk memanaskan cairan yang selanjutnya menjadi
uap yang dihasilkan akan dipanaskan oleh sebuah generator yang akhirnya akan
menghasilkan listrik. Umumnya prinsip kerja dari pembangkit listrik jenis ini hampir
sama seperti cara kerja pembakaran bahan bakar fosil dalam pengolahannya.
Yang membedakan dari pembangkit listrik bahan bakar fosil dan pembangkit
listrik tenaga matahari ini adalah uap yang dihasilkan bukan dari pembakaran minyak
fosil, akan tetapi dari tenaga surya atau cahaya matahari.

3. Energi Angin
Secara umum Indonesia masuk kategori negara tanpa angin, mengingatbahwa
kecepatan angin minimum rata-rata yang secara ekonomis dapat dikembangkan
sebagai penyedia jasa energi adalah 4m/dt. Kendatipun demikian ada beberapa
wilayah dimana sumber energi angin kemungkinan besar layak dikembangkan.
Wilayah tersebut antara lain Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat
(NTB), Sulawesi Selatan dan Tenggara, Pantai Utara dan Selatan Jawa dan Karimun
Jawa. Semua energi yang dapat diperbaharui dan bahkan energi pada bahan bakar
fosil kecuali energi pasang surut dan panas bumi berasal dari Matahari.
Matahari meradiasi 1,74 x 1.014 kilowatt jam energi ke Bumi setiap jam. Dengan
kata lain, Bumi menerima 1,74 x 1.017 watt daya. 
Sekitar 1-2 persen dari energi tersebut diubah menjadi energi angin. Jadi,
energi angin berjumlah 50-100 kali lebih banyak daripada energi yang diubah
menjadi biomassa oleh seluruh tumbuhan yang ada di muka Bumi. Sebagaimana
diketahui, pada dasarnya angin terjadi karena ada perbedaan temperatur antara udara
panas dan udara dingin. Daerah sekitar khatulistiwa, yaitu pada busur 0°, adalah
daerah yang mengalami pemanasan lebih banyak dari Matahari dibanding daerah
lainnya di Bumi. 
Cara kerja dari pembangkitan listrik tenaga angin ini yaitu awalnya energi
angin memutar turbin angin. Turbin angin bekerja berkebalikan dengan kipas angin
(bukan menggunakan listrik untuk menghasilkan listrik, namun menggunakan angin
untuk menghasilkan listrik). Kemudian angin akan memutar sudut turbin, lalu
diteruskan untuk memutar rotor pada generator di bagian belakang turbin angin.
Generator mengubah energi gerak menjadi energi listrik dengan teori medan
elektromagnetik, yaitu poros pada generator dipasang dengan material ferromagnetik
permanen. Setelah itu di sekeliling poros terdapat stator yang bentuk fisisnya adalah
kumparan-kumparan kawat yang membentukloop. Ketika poros generator mulai
berputar maka akan terjadi perubahan fluks pada stator yang akhirnya karena terjadi
perubahan fluks ini akan dihasilkan tegangan dan arus listrik tertentu. Tegangan dan
arus listrik yang dihasilkan ini disalurkan melalui kabel jaringan listrik untuk
akhirnya digunakan oleh masyarakat. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh
generator ini berupa AC (alternating current) yang memiliki bentuk gelombang
kurang lebih sinusoidal. Energi Listrik ini biasanya akan disimpan kedalam baterai
sebelum dapat dimanfaatkan.

4. Energi Panas Bumi


Energi geothermal atau energi panas bumi merupakan salah satu energi baru
dan terbarukan yang relatif ramah lingkungan karena bersumber dari panas dalam
bumi.Energi panas bumimerupakanenergi panas yang terdapat dan terbentuk di dalam
kerak bumi. Temperatur di bawah kerak bumi bertambah seiring bertambahnya
kedalaman. Suhu di pusat bumi diperkirakan mencapai 5400 °C. Menurut Pasal 1 UU
No.27 tahun 2003 tentang Panas Bumi Panas Bumi adalah sumber energi panas yang
terkandung di dalam air panas, uap air, dan batuan bersama mineral ikutan dan gas
lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem
Panas Bumi dan untuk pemanfaatannya diperlukan proses penambangan.
Energi panas bumi ini berasal dari aktivitas tektonik di dalam bumi yang
terjadi sejak planet ini diciptakan. Panas ini juga berasal dari panas matahari yang
diserap oleh permukaan bumi. Selain itu sumber energi panas bumi ini diduga berasal
dari beberapa fenomena:

1. Peluruhan elemen radioaktif di bawah permukaan bumi.


2. Panas yang dilepaskan oleh logam-logam berat karena tenggelam ke dalam
pusat bumi.
3. Efek elektromagnetik yang dipengaruhi oleh medan magnet bumi.
Indonesia benar-benar dianugerahi dengan potensi alam yang luar biasa. Panas
bumi yang terkandung di dalam perut buminya merupakan bentuk energi hasil
rekayasa alam sehingga tidak diperlukan variasi rekayasa buatan untuk menggali
potensi energi tersebut. Investasi yang diperlukan akan jauh lebih murah jika
dibandingkan dengan negara lain. Dengan kisaran investasi yang sama, energi yang
dihasilkan oleh Panas bumi Indonesia 10 kali lebih besar jika dibandingan dengan
panas bumi dari negara lain. Potensi geotermal Indonesia belum dimanfaatkan secara
optimal. Lapangan geotermal kamojang menjadi salah satu sumur produksi panas
bumi paling produktif. Sumur ini masih dimanfaatkan hingga sekarang walau sudah
beroperasi selama 27 tahun dan masih memiliki kapasitas panas bumi sebanyak 93%.
Efisiensi energi yang sangat baik diperlihatkan oleh panas bumi sebagai sumber
energi.
Dalam grafik yang diperoleh dari salah satu sumber di atas, potensi produksi
sumur geothermal terus meningkat sejak pertama kali proses produksi dilakukan.
Pada tahun 2025 diproyeksikan geothermal Indonesia dapat menghasilkan panas
bumi sebesar 9500 MW atau setara dengan 400 ribu barel oil equivalen (boe) per
harinya. Sebuah potensi energi yang sangat besar.

5. Biogas
Biogas ini dapat diproduksi melalui bahan sisa yang dapat terurai atau
menggunakan tanaman energi yang dimasukan ke dalam pencernaan aerobik untuk
menambah gas yang dihasilkan. Biogas mengandung metana dan dapat diperoleh dari
digesti anaerobik industri dan sistem pengelolaan biologi mekanik. Gas sampah yaitu
sejenis biogas yang tidak bersih yang diproduksi dalam tumpukan sampah melalui
digesti anaerobik yang terjadi secara alami. Apabila gas ini lepas atmosfer, gas ini
menjadi gas rumah kaca.
Menurut para ahli, biogas yang dibuat dengan kotoran ternak bisa dibuat
secara sederhana dan murah meriah namun bisa bertahan bertahun-tahun utuk
digunakan, selain biogas bisa dibuat secara sederhana dan murah meriah, biogas juga
dipercaya lebih aman, karena gas dalam fermentasi kotoran cukup aman dan ramah
lingkungan serta keuntungan menggunakan biogas petani bisa mendapat pupuk
organik yang berguna untuk tanaman budidaya mereka. Prinsip kerja biogas adalah,
ketika masuknya kotoran ternak sapi ketabung penampungan kemudian
difermentasikan untuk menghasilkan gas metana. gas metana tersebut di tampung di
penampungan gas dan kemudian di alirkan secara diatur ke kompor dan siap
digunakan.

Gambar 1
Proses Pembuatan Biogas

Di dalam kondisi dunia yang sangat bergantung kepada bahan bakar fosil,
upaya untuk menekan pemakaian energi ini diperkirakan akan sangat mempengaruhi
perekonomian dan kehidupan dunia. Masyarakat dunia harus diperhadapkan dengan
masalah yang sulit yaitu menghentikan pemanasan global dengan menekan
pemakaian bahan bakar fosil sambil tetap menjaga pertumbuhan energi.
Secara umum, sumber daya energi dapat dibedakan menjadi :
1.      Sumber daya energi tidak terbarukan (konvensional) adalah merupakan
sumber daya geologi yang digunakan untuk memenuhi sebagian besar
kebutuhan energi dunia sampai saat ini. Sumber daya energi konvensional
terdiri dari minyak bumi, gas alam dan batubara.
2.      Sumber daya energi nuklir merupakan sumberdaya energi yang tersedia di
alam dan hanya dapat dikonversi menjadi bentuk energi melalui reaksi nuklir.
Sumber energi nuklir terdiri dari : sumber daya energi fissi nuklir (uranium,
torium), material radioaktiv alami, sumber daya energi fusi nuklir (deuterium,
litium).
3.      Sumber daya energi terbarukan (Inkonvensional) adalah sumberdaya energi
yang tersedia secara terus menerus dalam waktu sangat lama karena siklus
alaminya. Sumber daya energi terbarukan terdiri dari : energi panas bumi
(geothermal), energi surya, energi angin, energi aliran air, energi gelombang
laut. Sumberdaya inkonvensional tersebut merupakan sumberdaya dari alam,
yang siap diproses dan diubah menjadi sumber pengganti energi
konvensional.

Permasalahan lingkungan yang sebagian diakibatkan oleh kegiatan ekploitasi


sumberdaya alam secara besar-besaran seiring kian meningkatnya kebutuhan manusia
akan mineral dan energi yang bersumber dari dalam bumi. Dari sisi yang lain, laju
pertumbuhan penghunian bumi, perpindahan, penyebaran dan konsentrasi manusia
disuatu wilayah akan selalu menimbulkan persoalan-persoalan dilematis :
    Kebutuhan manusia akan air, energi, mineral dan juga hunian ( lahan ) adalah
suatu persoalan yang akan selalu muncul sebagai konsekuensi logis dari adanya
konsentrasi dan aktivitas manusia yang ada di permukaan bumi ini. Sementara
tidak mungkin memperoleh sumberdaya alam itu tanpa melakukan eksploitasi
terus menerus. Ada dua masalah besar yang selalu diangkat menjadi isu :
a)    Bahan galian (mineral dan energi) bersifat “non renewable resources” yaitu
suatu sifat yang tidak dapat diperbaharui, artinya setiap pengambilan dan
pemanfaatan sumberdaya tersebut disuatu tempat maka tidak akan tergantikan
lagi atau butuh proses waktu ribuan dan atau juataan tahun untuk kembali
(terdaur ulang).
b)   Eksploitasi bahan galian banyak dipermasalahkan karena aktivitasnya akan
berdampak pada rusaknya ekologi hutan, struktur tanah dan sistem hidrologi
air tanah, menjadi salah satu faktor penyebab punahnya sebagian habitat fauna
dan flora serta terganggunya lingkungan ekosistem dan sebagainya.
c)   Industri pertambangan diakui sangat berpotensi menurunkan kualitas
lingkungan, dilain pihak ketergantungan manusia akan mineral dan energi
belum sepenuhnya tergantikan dengan sumber lain yang pengelolaannnya
lebih ramah lingkungan.
    Persoalan yang berkaitan dengan penyediaan dan pemanfaatan sumberdaya
lahan. Populasi manusia yang cukup tinggi sudah pasti berpengaruh dalam
dinamika pemanfaatan ruang yang semakin besar terutama lahan pemukiman,
perdagangan, industri, fasilitas sosial, pembangunan infrastruktur, lokasi
pembuangan limbah dan sebagainya. Maka ketersediaan lahan menjadi satu
masalah tersendiri.
 
Persoalan yang muncul adalah pemanfatan lahan kadang tidak sesuai dengan daya
dukung lahan. Contoh kasus yang sering terjadi di beberapa wilayah Kabupaten /
Kota di Indonesia menyangkut konversi lahan dari luasan terbuka (undevelopment
area) menjadi kawasan terbangun (development area), lahan pertanian dialih
fungsikan untuk pemukiman, industri dan jasa, Wilayah imbuhan air dikonversi untuk
kepentingan pembangunan lain, menyebabkan turunnya kemampuan resapan air
hujan kedalam tanah sehingga merosotnya cadangan airtanah sulit dihindari.
Dampaknya terlihat pada fenomena tahunan di beberapa kota besar, setiap musim
kemarau mengalami kekeringan dan kekurangan air, sebaliknya pada musim hujan
terjadi banjir.  
Penempatan lokasi untuk pembuangan limbah (TPA-sampah) terkadang tidak
mempertimbangkan aspek-aspek geologi yang pada akhirnya menimbulkan masalah
pencemaran airtanah dan udara.
Dan yang banyak dipersoalkan pada masa kini adalah wilayah yang sebelumnya
sudah ter-identifikasi memilki tingkatan sedang – tinggi terancam bahaya beraspek
geologi. seperti : berada pada zona kegempaan, rawan tsunami di pesisir pantai yang
landai dan berhadapan dengan batas lempeng bumi, zonasi erupsi gunungapi,
kerentanan gerakan tanah tinggi akibat struktur tanah yang labil, zona-zona patahan
aktif, kawasan limpahan banjir, dan lain-lain. Biasanya informasi-informasi geologi
itu kurang dipertihitungkan dalam pembangunan kawasan, artinya kepentingan
ekonomi, sosial dan politik (non geologi) masih lebih dominan.
Oleh karena itu dalam penataan wilayah dan pengelolaan lingkungan, informasi
geologi lingkungan adalah aspek penting dalam menyusun Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW)

CONTOH APLIKASI SUMBERDAYA ENERGI BERBASIS GEOLOGI DI


INDONESIA
Sebagian besar aktifitas geothermal ditemukan di area berbentuk tapal kuda
sepanjang 40.000 km yang dikenal dengan cincin api (ring of fire) yang mengelilingi
samudera Pasifik melewati Indonesia, Filipina, Jepang, Amerika Utara, Amerika
Tengah, dan Amerika Selatan.

Gambar 2. Ring of fire

Menurut data International Geothermal Association Tahun 2010, paling


sedikit 25 negara telah menggunakan energi panas bumi untuk pembangkit listrik
dengan total daya terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di
seluruh dunia adalah sebesar 10.716,7 MW.

Meskipun Indonesia memiliki cadangan terbesar tapi pemanfaat panas bumi


terbesar di dunia adalah Amerika Serikat dengan 3.093 MW dan Filipina dengan
1.904 MW, Indonesia berada di urutan ke-3. Laju perkembangan kapasitas
pembangkitan PLTP di Indonesia meningkat sejak tahun 1990 yang hanya 144,8 MW
menjadi 1197 MW pada tahun 2010, artinya dalam dua dekade telah meningkat lebih
dari 8 kali lipat dibanding sebelumnya, hal ini jauh lebih cepat perkembangannya dari
pada Filipina, namun demikian pemanfaatan panas bumi di Filipina telah mencapai
hampir 27% dari total produksi listrik nasionalnya. Secara total, dunia baru
mempergunakan 10% potensi panas buminya.

Tabel 1. Potensi dan kapasitas terpasang panas bumi dunia tahun 2014

No Negara Potensi (MW) Kap. terpasang Rasio


(MW)
Amerika
1 Serikat 30.000 28,9% 3.442 31,9% 11,5%
2 Filipina 4.000 3,9% 1.848 17,1% 46,2%
3 Indonesia 28.910 27,9% 1.404 13,0% 4,9%
4 Selandia Baru 3.650 3,5% 1.030 9,5% 28,2%
5 Meksiko 4.600 4,4% 1.017 9,4% 22,1%
6 Italia 3.270 3,2% 876 8,1% 26,8%
7 Islandia 5.800 5,6% 665 6,2% 11,5%
Total 103.630 100% 10.796 100% 10,4%
Sumber panas bumi yang tersimpan dalam perut bumi Indonesia terbagi
dalam dua kelompok :

1. Sumber panas bumi yang berada dalam jalur vulkanik ; sumber panas
bumi ini tersebar sejak dari pulau Sumatera, Jawa, Bali,NTB, NTT,
Sulawesi Utara hingga Maluku Utara.
2. Sumber panas bumi non vulkanik ; tersebar di pulau Bangka-Belitung,
Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi
Tengah, Maluku dan Papua.

Secara keseluruhan potensi panas bumi, baik berdasarkan jalur vulkanik


maupun non vulkanik, berada di paling sedikit 276 daerah di Indonesia.

Gambar 3. Peta daerah potensi panas bumi Indonesia 2011

Potensi energi panas bumi di Indonesia sangat melimpah, tersebar sepanjang


jalur sabuk gunung api mulai dari Sumatera hingga Maluku dan merupakan potensi
panas bumi terbesar didunia, mencapai 40% cadangan dunia. Mengacu padahasil
penyelidikan panas bumi yang dilakukan Badan Geologi pada tahun 2013, telah
teridentifikasi sebanyak 312 titik dengan total potensi sebesar 28.910 MW dan
cadangan sekitar 16.524 MW, namun kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Panas
Bumi pada tahun 2014 hanya 1.403,5 MW atau sekitar 5% dari potensi yang tersedia.
Sedangkan Filipina meskipun potensinya lebih kecil, namun pemanfaatan potensi
panas buminya mencapai 46,2%.

Tabel 2. Potensi dan kapasitas terpasang energi panasbumi nasional tahun 2014

Sampai saat ini sebagian besar cadangan energi tersebut belum termanfaatkan,
kita masih bergantung pada minyak dan gas yang harganya meningkat setiap tahun.
PLTP yang sudah beroperasi diantaranya PLTP Sibayak (12 MW), Salak (375 MW),
Wayang Windu (227 MW), Kamojang (200 MW), Darajat (255 MW), Dieng (60
MW) serta Lahendong (60 MW). Hingga saat ini, rasio kelistrikan nasional masih
jauh dari sempurna.
Gambar 4. Perkembangan potensi PLTP Indonesia 2014

Gambar 5. Rasio elektrifikasi nasional tahun 2015 berdasarkan provinsi

Berdasarkan Kebijakan Energi Nasional pada tahun 2025 kontribusi panas


bumi dalam energy mix akan menjadi 5% dari total konsumsi energi nasional atau
sekitar 9.500 Megawatt (MW). Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan
Konservasi Energi sendiri memiliki target 12.000 MW pada tahun 2025 Proyeksi
Energi Mix. Perlahan namun pasti, energi terbarukan panas bumi untuk listrik akan
menggusur ketergantungan negara pada pembangkit listrik bertenaga minyak dan
batubara. Pengembangan panas bumi sangat menguntungkan untuk keberlanjutan
energi dibandingkan dengan penggunaan energi fosil, karena pembangkit listrik panas
bumi tidak membakar bahan bakar untuk menghasilkan listrik, sehingga tingkat emisi
mereka sangat rendah. PLTP hanya mengeluarkan kurang dari 1% dari emisi karbon
dioksida dari sebuah Pembangkit berbahan bakar fosil. PLTP juga dikategorikan
sebagai sebagai energi terbarukan karena air yang berasal dari uap eksplorasi
diinjeksikan kembali kedalam tanah. Potensi keuntungan lain dari panas bumi adalah
perdagangan karbon dimana proyek panas bumi dapat mengurangi emisi Gas Rumah
Kaca dan pengurangan emisi tersebut diberikan nilai moneter per ton CO 2 yang
dikurangi. Proyek panas bumi yang telah didaftarkan adalah PLTP Darajat. Nilai
perdagangan karbon dari proyek panas bumi dapat semakin menarik investasi di
bidang ini. Keuntungan lain dari PLTP adalah dapat digunakan untuk menyuplai
beban dasar secara berkelanjutan. Meskipun banyak keuntungan, eksplorasi panas
bumi membutuhkan biaya yang sangat besar sekitar Rp. 70 Miliar untuk satu sumur
dan hanya memiliki tingkat kesuksesan 25% dibandingkan dengan 45% pada
eksplorasi minyak.
BAB II

PENUTUP

Kimpulan

Sumberdaya energi adalah potensi geologi yang menghasilkan bahan galian


yang diolah dan dimanfaatkan menjadi energi untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Bahan galian energi dapat berupa bahan padat, cair maupun gas yang dimanfaatkan
sebagai sumber energi melalui proses pembakaran. seperti minyak bumi, gas alam
dan batubara. Sumber daya energi fosil ini disebut sumber daya primer, yaitu sumber
daya energi dalam bentuk apa adanya yang tersedia di alam dan dengan teknologi
yang biasa digunakan (natural), Persoalan negara-negara di dunia pada abad ini
adalah ketergantungan terhadap energi konvensional ini untuk memasok sebagian
besar kebutuhan energi mereka, menyajikan masalah besar, dengan semakin
menipisnya sumber daya ini menimbulkan kekhawatiran. Bahan bakar fosil adalah
sumber daya yang terbatas (Non renewable).
Permasalahan lingkungan yang sebagian diakibatkan oleh kegiatan ekploitasi
sumberdaya alam secara besar-besaran seiring kian meningkatnya kebutuhan manusia
akan mineral dan energi yang bersumber dari dalam bumi. Dari sisi yang lain, laju
pertumbuhan penghunian bumi, perpindahan, penyebaran dan konsentrasi manusia
disuatu wilayah akan selalu menimbulkan persoalan-persoalan dilematis.

DAFTAR PUSTAKA

Saptadji, Nenny M, Teknik Panas Bumi, Penerbit ITB, Bandung, 2001.

Noor, Djauhari. 2006. Geologi Lingkungan. Universitas Pakuan. Bogor.

Setiawan Sigit, Analisis terhadap Prospek, Kendala dan Dukungan Kebijakan ;


Energi Panas Bumi dalam Kerangka MP3EI, Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol.
XX (1), 2012.

Anda mungkin juga menyukai