Anda di halaman 1dari 22

KULIAH 9.

EKONOMI SUMBERDAYA AIR


Tim Pengajar
MK Ekonomi Sumberdaya
2017
Dan Allah menurunkan air (hujan) dari langit
dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi
sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-
tanda kebesaran Allah bagi orang-orang
yang mendengarkan pelajaran.

QS An-Nahl 65
Nothing is more useful
than water, scarcely
anything can be had in
exchange for it

Adam Smith
Mana yang lebih bernilai?

Paradoks Air-Berlian
Majalah The Economist (Nov 2016):
Pertengahan abad 21 bumi mengalami
“Water Stress”

Suplai air tidak dapat memenuhi kebutuhan air


secara berkelanjutan, tanah subur jadi gersang,
jutaan orang terpaksa bermigrasi mencari
sumber air tawar.
Proporsi Jumlah Air di Bumi
Sumberdaya Air terbagi
1. Air Permukaan (surface water):
 Sungai dan danau
 Tergantung kondisi hidrologis dan curah hujan

2. Air bawah tanah (aquifer):


• Ketersediaan tergantung “recharge rates”
• Pengisian dipengaruhi pemanfaatan air (withdrawl)
• Sulit dipulihkan
Air Permukaan:
Air tanah

Air tanah mengandung mineral dan sangat jernih dengan sanitasi


yang tinggi karena tidak mengandung bakteri
Permasalahan ketersediaan dan
pemanfaatan air:
• Kebijakan terhadap sumberdaya air (water policy)
1

• Praktek pertanian yang tidak efisien dalam


2 memanfaatkan air

• Perubahan iklim
3

• Kompleksitas rejim kepemilikan (right regime)


4
Penggunaan Air:
1. Pengguna konsumtif sangat menurunkan kuantitas dan
kualitas airnya, seperti:
 Rumah tangga
 Unit usaha (warung, restoran, hotel)
 Industri
 Pertanian
2. Penggunaan non-konsumtif, memanfaatkan air sebagai
media, seperti:
 Media tumbuh ikan pada kasus perikanan
 Sumber penggerak turbin pada PLTA
 Rekreasi (berenang, kayaking, dsb)
Kriteria alokasi sumberdaya air
Kriteria Tujuan
Efisiensi  Biaya penyediaan air yang rendah
 Penerimaan per unit sumberdaya yang
tinggi
 Mendukung pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan
Equity  Akses terhadap air bersih untuk semua
masyarakat
Sustainability  Menghindari terjadinya deplesi pada air
bawah tanah (ground water depletion)
 Menyediakan cadangan air yang cukup
untuk memelihara ekosistem
 Meminimalkan pencemaran air
Kriteria alokasi sumberdaya air (Howe et al, 1986):

1. Fleksibilitas dalam penyediaan air sehingga


dapat digunakan sesuai permintaan
2. Keterjaminan (security) bagi pengguna yang
haknya sudah terkukuhkan
3. Akseptabilitas politis dan publik sehingga
tujuan pengelolaan bisa diterima oleh
masyarakat
Mekanisme Alokasi Sumberdaya Air
1. Queuing System (Sistem Antrian)
a. Riparian Water Rights
b. Prior Appropriation Water Rights
2. Water Pricing (Mekanisme Harga)
3. Alokasi Publik
4. Alokasi Berdasarkan Pengguna (User-Based
Allocation)
5. Alokasi Berbasis Pasar (Water Market)
I. Queuing System
Riparian Water Rights Prior Appropriation Water Rights
 Pemilik lahan memiliki hak yang  Hak kepemilikan melalui
sama dengan yang lain (on equal penemuan maupun turun
standing) untuk memanfaatkan air temurun
 Hak kepemilikan tidak hilang jika  Kepemilikan bersifat absolut,
tidak memanfaatkan air sekalipun artinya boleh tidak membagi ke
Pemilik di hulu sungai memiliki pihak lain
hak atas air terlebih dahulu dari
yang di hilir
 Kelemahan:  Kelemahan:
1. Terjadi ekternalitas 1. Aspek legal kepemilikan
2. Inefesiansi pemanfaatan air 2. Tidak diperbolehkan trading
3. Tidak dapat dialihkan untuk
kepentingan lain
II. Water Pricing  Marginal Cost Pricing (MCP)
Rp Biaya Marginal dengan
biaya lingkungan

PL
Biaya Marginal tanpa
biaya lingkungan
P*

Manfaat Marginal

QL Q* Q(kuantitas)
MCP: alokasi sumberdaya air yang secara sosial optimal dimana manfaat
sosial marjinal konsumsi air setara dengan biaya sosial marjinal yang
dikeluarkan
Kelemahan MCP
• Bersifat mutli dimensi, biaya marjinal berbeda
antara short run dan long run, dipengaruhi
permintaan temporal maupun permanen
(Spulber dan Sabbaghi, 1994)
• Mengabaikan equity (Dinar et al, 1997)
• Sulit diterapkan dalam tatanan praktis
(Chambouleyron,2004)
• Struktur pasar tidak kompetitif (Hartwick dan
Olewiler, 1998)
Cara mengatasi masalah MCP, Hartwick dan Olewiler
(1998) mengusulkan mekanisme step tarrif atau
increasing block rates (IBR)
Harga air

P3

P2

P1

Q1 Q2 Konsumsi air/volume
III. Alokasi Publik
 Adanya intervensi pemerintah dalam pengalokasian air
 Penyediaan sumberdaya air seperti pembangunan
waduk terlalu mahal jika dilakukan swasta
 Penyediaan irigasi skala besar
 Perijinan penggunaan air bawah tanah oleh
perusahaan atau individu
 Penggunaan air permukaan untuk perikanan, cagar
alam, transportasi
 Kelebihan: equity
 Kelemahan: in efesiensi karena subsidi, rendahnya
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air
IV. User-Based Allocation
 Alokasi sumberdaya air berbasis komunal
 Contohnya Subak di Bali
 Kelebihan: fleksibilitas beradaptasi terhadap
kebutuhan lokal, lebih feasible secara
administratif, berkelanjutan dan diterima
secara politis
 Kekurangan: kurang menangani kebutuhan
inter sektoral (rumah tangga dan industri)
V. Water Market
• Prinsipnya adalah pertukaran hak atas air (water use
right)
• Kelebihan (Rosegrant dan Binswanger, 1994):
1. Pengukuhan hak atas pengelolaan air
2. Insentif pengguna air untuk memperhatikan biaya
eksternal
3. Fleksibilitas terhadap perubahan permintaan dan
penawaran
4. Penjual dan pembeli menyetujui perubahan atau
relokasi air
 Kelemahan: sulit mengukur unit air dan pencemaran
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai