Anda di halaman 1dari 4

Titin Handayani [PRAKATA]

BAB 1.

PRAKATA

Titin Handayani*
Balai Teknologi Pengolahan Air dan Limbah
Gedung Geostech 820, Puspiptek Serpong 15314, Indonesia
*titin.handayani@bppt.go.id

Air adalah sumber daya yang terbarukan, bersifat dinamis mengikuti siklus hidrologi yang
secara alamiah berpindah-pindah serta mengalami perubahan bentuk dan sifat. Tergantung
dari waktu dan lokasinya, air dapat berupa zat padat sebagai es dan salju, dapat berupa air
yang mengalir serta air permukaan. Berada dalam tanah sebagai air tanah, berada di udara
sebagai air hujan, berada di laut sebagai air laut, dan bahkan berupa uap air yang didefinisikan
sebagai air udara. Semakin meningkatnya jumlah manusia, semakin berkembang indutri dan
pemukiman, yang berakibat terjadinya alih fungsi lahan pertanian, menurunnya daerah
resapan, kualitas lingkungan dan berubahnya pola cuaca, sehingga mulai dirasa ketidak-
seimbangan antara pemanfaatan dan ketersediaan air dalam jumlah dan kualitas yang
mencukupi. Sebagian besar air hujan yang jatuh ke bumi langsung menjadi runoff (aliran
permukaan), karena lahan tidak mempunyai kemampuan menyimpan air. Hal tersebut akan
mengakibatkan perbedaan aliran sungai di musim hujan dan musim kemarau yang sangat
besar yang dapat menjadi bencana banjir dan kekeringan bagi kita semua. Selain itu, sebagian
dari kita mulai tidak peduli akan kelestarian dan kesehatan lingkungan sehingga beberapa
sumber air (sungai, waduk, danau) dikotori dengan limbah rumah tangga, industri dll.

Rivalitas dalam upaya mendapatkan air guna berbagai kepentingan dengan kendala spasial dan
waktu, telah mengakibatkan terjadinya upaya menjadikan air sebagai komoditas ekonomi.
Agar sumberdaya air tersebut dapat dimanfaatkan guna menunjang hajat hidup orang banyak
sesuai dengan harapan di dalam UUD 1945, diperlukan pola pengelolaan sumberdaya air yang
komprehensif yang berkelanjutan dan terpadu. Permasalahan air yang semakin komplek ini
menuntut kita untuk mengelola sumberdaya air sehingga dapat menunjang kehidupan
masyarakat dengan baik. Berdasarkan UU No 7/2004 tentang Sumber Daya Air, pengelolaan
sumber daya air adalah upaya merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi
penyelenggaraan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan
pengendalian daya rusak air.

Indonesia telah melakukan langkah maju dalam pelaksanaan Kebijakan Pengelolaan Sumber
Daya Air secara terpadu (Integrated Water Resources Management – IWRM) yang menjadi
perhatian dunia internasional untuk meningkatkan pengelolaan sumber daya air dalam
mencapai kesejahteraan umum dan pelestarian lingkungan (GWP, 2000). Sejalan dengan
konsep IWRM yang berkembang di forum internasional, beberapa tindakan telah diambil di
tingkat nasional dan daerah dalam rangka reformasi kebijakan sumber daya air. Reformasi
dalam pengelolaan sumber daya air merupakan salah satu tindakan penting untuk mengatasi
pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan, dan konservasi sumber daya alam. Dalam
pelaksanaannya, telah diterbitkan beberapa kebijakan antara lain diberlakukannya Undang-

Aplikasi Teknologi Pengolahan Sumberdaya Air | BUNGA RAMPAI 1


Titin Handayani [PRAKATA]

Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air yang sejalan dengan prinsip-prinsip IWRM.
Undang-undang ini bertujuan untuk pelaksanaan pengelolaan sumber daya air secara
menyeluruh, berkelanjutan, dan melalui pendekatan terbuka sehingga memberikan pilihan
bagi masyarakat bisnis dan organisasi non-pemerintah untuk berpartisipasi dalam proses
perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan sumber daya air terpadu.

Pengelolaan sumber daya air terpadu berdasarkan UU No 7/2004 dijelaskan dalam Gambar
1.Walaupun pengelolaan air tanah dan air permukaan merupakan pengelolaan yang
terintegrasi,namun ada hal mendasar yang membedakan antara pengelolaan sumber daya air
tanah dan sumber daya air permukaan. Pengelolaan air permukaan berbasis pada wilayah
sungai yang didasarkan pada konsep hidraulika dan batas satuan wilayah sungai yang tidak
selalu sama dengan cekungan airtanah. Cekungan air tanah yang menjadi basis pengelolaan air
tanah lebih dipengaruhi oleh batas hidrogeologis dan kondisi geologi di suatu wilayah.

1. Konservasi sumber daya air


a. Perlindungan dan pelestarian sumber
daya air
Air permukaan b. Pengawetan air
(surface water) c. Pengelolaan kualitas air
d. Pengendalian pencemaran
2. Pendayagunaan sumber daya air
a. Penatagunaan sumber daya air
b. Penyediaan sumber daya air
c. Penggunaan sumber daya air
Pola pengelolaan d. Pengembangan sumber daya air
e. Pengusahaan sumber daya air
sumber daya air Aspek
3. Pengendalian daya rusak air
terpadu pengelolaan a. Upaya pencegahan
b. Upaya penanggulan
c. Upaya pemulihan
4. Sistem Informasi Sumber Daya Air
a. Pengelolaan sis infohidrologi
b. Pengelolaan sis infohidrometeorologi
c. Pengelolaan sis infohidrogeologi
Air tanah 5. Pemberdayaan masyarakat
(Ground water) a. Pendidikan dan pelatihan
b. Penelitian dan pengembangan
c. Pendampingan

Gambar 1 Aspek Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu Berdasar UU No. 7/2004

Tujuan dan Sasaran

Pembuatan buku yang berjudul “Aplikasi Teknologi Pengolahan Air dan Limbah” ini bertujuan
untuk memberikan informasi tentang alternatif teknologi pengelolaan sumber daya air dan
limbah kepada para peneliti dan perekayasa khususnya serta masyarakat pada umumnya yang
memerlukannya. Terutama dalam hal pengendalian daya rusak dan sistem informasi sumber
daya air. Sedangkan sasarannya adalah agar teknologi ini dapat diterapkan di lokasi yang sesuai
dengan permasalahan setempat.

Ruang Lingkup

Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu diberikan batasan terhadap ruang lingkup
pembahasan tentang pengelolaan sumber daya air dan limbah. Teknologi yang akan dibahas
dalam buku ini meliputi 8 Bab yang dapat dikelompokkan berdasarkan pada UU No. 7/2004
menjadi 3 aspek pengelolaan sebagai berikut.

Aplikasi Teknologi Pengolahan Sumberdaya Air | BUNGA RAMPAI 2


Titin Handayani [PRAKATA]

A. Aspek Pengelolaan Konservasi Sumberdaya Air

1. ANALISIS TEKNOLOGI PENGELOLAAN POTENSI DAS CISADANE


Analisis teknologi diperoleh melalui inventarisasi data dari sumber terkait dengan DAS
Cisadane. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu bentuk
pengembangan wilayah yang menempatkan DAS sebagai suatu unit pengelolaan,
dengan daerah bagian hulu dan hilir mempunyai keterkaitan biofisik melalui daur
hidrologi. Berdasarkan perhitungan data ketersediaan dan kebutuhan air, maka dapat
diperoleh data neraca air yang digunakan untuk analisis teknologi yang sesuai dengan
kondisi DAS Cisadane. Pengelolaan DAS terpadu di bagian hulu, tengah dan hilir
sungai Cisadane dengan cara memperbanyak wilayah konservasi terutama di
wilayah hulu sungai DAS Cisadane.

2. KONDISI KUALITAS SUMBER DAYA AIR DAS CISADANE


Salah satu sumber daya air di wilayah Jawa Barat dan Banten adalah DAS
Cisadane.DAS yang melintasi dua provinsi tersebut mengalami perkembangan
penduduk dan alih fungsi lahan yang paling pesat di Indonesia.Sejalan dengan
perkembangan penduduk tersebut kebutuhan sumber daya air juga meningkat,
namun demikian kualitas air di DAS tersebut semakin lama semakin tercemar. Salah
satu upaya mencegah pencemaran dan melestarikan sumberdaya air adalah dengan
melakukan pengelolaan kualitas air sebelum masuk ke badan sungai. Tahapan yang
perlu dilakukan untuk menerapkan teknologi pengelolaan kualitas air adalah dengan
melakukan pemantauan kualitas air sungai di beberapa lokasi sehingga dapat
diketahui lokasi-lokasi yang tercemar berikut parameter-parameter yang
menyebabkan pencemaran sungai tersebut

3. STATUS KUALITAS PERAIRAN DAS CILIWUNG SEGMEN 1 DAN 2 BERDASARKAN METODA


STORET
Hasil analisis menggunakan metoda Storet terhadap data kualitas air sungai Ciliwung
Segmen 1 dan 2, menunjukkan bahwa kualtas Air DAS Ciliwung Segemen 1 dan 2
termasuk kategori status tercemar sedang atau masuk katergori air kelas C, golongan
air untuk kegiatan pertanian, perikanan dan peternakan. Kualitas air Sungai Ciliwung
tersebut dari tahun ke tahun menunjukkan kondisi yang semakin turun kualitasnya.

4. POTENSI MIKROALGA Spirulina platensis UNTUK PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK


Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi dari air limbah domestik sebagai
medium pertumbuhan mikroalga Spirulina platensis yang nantinya akan dapat
dimanfaatkan sebagai sumber protein pada pakan ternak atau pakan ikan.

B. Aspek Pengelolaan Pendayagunaan Sumberdaya Air

5. TEKNOLOGI VENTURY FERY REMOVAL (VFR) UNTUK MENURUNKAN ZAT BESI DALAM AIR
TANAH
Teknologi Ventury sebetulnya merupakan proses aerasi, sedangkan oksigen yang
digunakan untuk proses aerasi diambil melalui mekanisme ventury sedangkan
kecepatan aliran air dimampatkan dan sebagian dialirkan untuk melakukan

Aplikasi Teknologi Pengolahan Sumberdaya Air | BUNGA RAMPAI 3


Titin Handayani [PRAKATA]

penyedotan udara, kemudian dihembuskan ke dalam reaktor dengan waktu tinggal 15


sd 30 menit. Air baku yang digunakan menggunakan air buatan dengan menambah
ferosulfat dengan berbagai konsentrasi. Efisiensi penurunaan zat besi dalam
laboratorium bisa mencapai 80%, namun diperkirakan jika diterapkan dalam kondisi
air tanah yang asli, penurunan zat besi bisa menjadi lebih tinggi.

6. TEKNOLOGI PENYEDIAAN AIR SIAP MINUM DI LINGKUNGAN KAMPUS DAN PERKOTAAN


Inovasi teknologi penyediaan air siap minum untuk lingkungan kampus dan perkotaan
dengan prototipe unit arsinum yang dioperasikan di lingkungan kampus Universitas
Teknologi Sumbawa. Unit arsinum yang diinovasi oleh team peneliti dan perekayasa
BPPT didesain dengan kapasitas 1500 L/d dengan teknologi yang merupakan paduan
filtrasi, ultra filtrasi serta osmosis balik.

7. ANALISIS DEBIT SESAAT SUNGAI PONGGUTAMBA SEBAGAI BAHAN KAJIAN PERENCANAAN


SUMBER ENERGI LISTRIK
Salah satu manfaat yang dapat digunakan dari air sungai adalah sumber pembangkit
listrik. Kemampuanya untuk memutar turbin yang mengalirkan sumber listrik sudah
banyak di gunakan. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) merupakan
alternatif sumber energi listrik bagi masyarakat, PLTMH memberikan banyak
keuntungan terutama bagi masyarakat pedalaman di seluruh Indonesia. Sehubungan
dengan manfaat tersebut, maka data debit aliran sungai merupakan informasi yang
paling penting bagi pengelolaan sumberdaya air, sehingga perlu dikaji untuk
mendapatkan gambaran kondisi sumberdaya air sungai tersebut. Debit sesaat adalah
debit yang diukur pada saat tertentu, yaitu pada bulan Mei yang merupakan masa
peralihan dari keadaan relatif basah (Januari – April) ke keadaan tergolong kering.

C. Aspek Pengelolaan Sistem Informasi Sumberdaya Air

8. TEKNOLOGI INSTRUMENTASI PEMANTAUAN SUNGAI DAN DANAU


Untuk memenuhi kebutuhan data kondisi sungai dan danau khususnya disekitar
daerah aliran sungai ciliwung dan cisadane, maka diperlukan suatu alat ukur yang
dapat mengukur parameter kualitas air seperti pH, Conductivity, TDS, suhu, DO, debit
air , ketinggian air dan lainya. Selama ini kebutuhan alat ukur ini disediakan dari luar
negeri. Dengan niat untuk bisa mandiri dalam teknologi instrumentasi pemantauan
sumber daya air maka dibuat prototype pengukur kualitas air secara telemetri untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.

Demikian kata pendahuluan ini dibuat dalam upaya untuk merangkai karya tulis ilmiah hasil
kajian dan terapan teknologi tentang air dan limbah. Selanjutnya kami membuka pintu selebar-
lebarnya untuk menerima kritik dan saran dari para pembaca yang budiman.

Aplikasi Teknologi Pengolahan Sumberdaya Air | BUNGA RAMPAI 4

Anda mungkin juga menyukai