21080117130078
KELAS B
RANGKUMAN MATERI
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Pengertian Sumber Daya Air (SDA) diberikan oleh UU No. 7 Tahun 2004 yaitu
“air, sumber air, dan daya air yang terkandung di dalamnya”, dimana air di sini adalah
“semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk
dalam pengertian ini air pemukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di
darat”. Bidang Sumber Daya Air adalah bidang yang multidisiplin, untuk itu Body of
Knowledge (BoK) Program Studi Sarjana Teknik dan Pengelolaan Sumber Daya Air
(TPSDA) harus mengakomodasi berbagai disiplin ilmu yang diperlukan dalam
mengelola dan rekayasa sumber daya air, antara lain meliputi:
. Rekayasa
21080117130078
KELAS B
21080117130078
KELAS B
21080117130078
KELAS B
Masalah yang berhubungan dengan sumberdaya air tidak hanya pada rekayasa
dan teknologi, tetapi juga mencakup masalah sosial, ekonomi, politis dan lingkungan.
1. Potensi Sumber Daya Air Permukaan
Air permukaan: sumber air yang terdapat di atas permukaan bumi, dapat
dilihat secara visual dengan tidak menggunakan peralatan tertentu.
a. Sumber Daya Air Sungai
Sungai merupakan suatu torehan dipermukaan lahan yang didalamnya
terdapat air dan mengalir secara terus menerus ataupun pada waktu tertentu.
Daerah sungai meliputi: aliran air, bantaran, tanggul, dan areal yang
dinyatakan sebagai daerah sungai.
b. Sumber Daya Air Danau
Danau merupakan cekungan alamiah dipermukaan bumi dan terdapat
genangan air yang mempunyai volume yang besar.
Sangat potensial dalam penyediaan sumber daya air yang sangat besar,
sehingga dalam pengelolaan dan pemanfaatannya akan memerlukan
bangunan air lainnya.
c. Sumber Daya Air Waduk
Waduk merupakan Menampung kelebihan air dalam periode kelebihan
air yang akan digunakan selama musim kering berikutnya.
Digunakan juga sebagai tempat menampung air banjir untuk sementara
waktu dan dilepas / dibuang ke hilir pada waktu banjir surut.
Fungsi utama: memperbaiki dan menstabilkan aliran air sungai, baik
dengan pengaturan penyediaan air yang tidak tetap dari suatu aliran sungai.
2. Sumber Daya Air Rawa dan Pantai
Rawa: bersifat payau dan mengandung kadar asam yang cukup tinggi, dan sering
disertai lahan gambut.
Pengelolaan :
1. Penyelenggaraan Konservasi Rawa meliputi perlindungan pengawetan
secara lestari, peningkatan fungsi, pemanfaatan rawa sebagai ekosistem
sumber.
2. Peningkatan fungsi serta pemanfaatan rawa dapat terselenggara oleh
pemerintah atau swasta.
MAHAYUTAN BAYU NUGROHO
21080117130078
KELAS B
21080117130078
KELAS B
21080117130078
KELAS B
2. Dataran (plain) Bentuk lahan berstruktur datar dan tersusun atas bahan
aluvium yang berasal dari berbagai bahan induk sehingga merupakan akuifer
yang baik.
3. Lembah antar pegunungan (intermontane valley) Merupakan lembah yang
berada di antara dua pegunungan dan materialnya berasal dari hasil erosi dan
gerak massa batuan dari pegunungan di sekitarnya.
4. Lembah terkubur (burried valley) Lembah yang tersusun oleh material lepas
yang berupa pasir halus sampai kasar. Berdasarkan perlakuannya terhadap air
tanah, terdapat lapisan-lapisan batuan selain akuifer yang berada di bawah
permukaan tanah. Lapisan-lapisan batuan tersebut dapat dibedakan menjadi:
Aquiclude, aquitard, dan aquifuge.
21080117130078
KELAS B
Aliran tunak radial (radial steady flow) pada akuifer setengah terkekang
E. Materi 5 (IWRM)
MAHAYUTAN BAYU NUGROHO
21080117130078
KELAS B
IWRM adalah proses yang mengutamakan fungsi koordinasi dan pengelolaan air,
tanah dan sumber daya terkait guna memaksimalkan hasil secara ekonomis dan
kesejahteraan sosial dalam pola yang tidak mengorbankan keberlangsungan ekosistem
vital (Global Water Partnership-Technical Advisory Committee, 2000). Organisasi ini
telah merumuskan definisi dan interpretasi IWRM, yaitu “Suatu proses yang
mengintegrasikan pengelolaan air, lahan, dan sumber daya terkait lainnya secara
terkoordinasi dalam rangka memaksimalkan resultan ekonomi dan kesejahteraan
sosial secara adil tanpa mengorbankan keberlanjutan ekosistem yang vital”. IWRM
didasarkan pada pemahaman bahwa sumber daya air merupakan komponen yang
tidak terpisahkan dari ekosistem, sumber daya alam, dan baik sosial dan ekonomi.
Prinsip pengelolaan terpadu ini dikembangkan sebagai respons terhadap pola
pengelolaan SDA yang selama ini dilakukan secara terfragmentasi. Rumusan IWRM
tersebut kemudian dikerucutkan lagi dalam pertemuan Global Water
Partnership-South East Asia, 2004 menjadi sebagai berikut: “Co-ordinated
management of resources in natural environmental (water, land, flora, fauna) based on
RIVER BASIN as geographical unit, with objective of balancing man’s needs with
necessity of conserving resources to ensure their sustainability”.
Konsep IWRM ini membawa paradigma baru yaitu lebih mengutamakan
keterpaduan lintas sektor, keterpaduan pengelolaan, keterpaduan lingkungan dan
keterpaduan antar individu. Konsep ini memilih pendekatan bottom up ketimbang top
down dan mendorong pengelolaan sumber daya secara multi sektor serta multi
disiplin.
Pendekatan terpadu pada pengelolaan sumber daya air akan mengedepankan
kemajuan penggunaan sumber daya air, dan memupuk keberlangsungan sumber daya
air dan kesetaraan sesama pemangku kepentingan. Dalam Agenda 21 UN Conference
on Environment and Development, Rio de Janeiro, 1992, dicetuskan bahwa
pengelolaan sumber daya air secara menyeluruh dan terpadu lintas sektor dalam
kerangka kebijakan sosial ekonomi nasional adalah sungguh penting.
Karena air adalah elemen vital yang menunjang kehidupan dan pembangunan.
Maka pengelolaan berkesinambungan harus mempertimbangkan faktor sosial
ekonomi dan lingkungan. IWRM adalah proses utama dimana berbagai faktor
terhubung, sehingga memungkinkan pengambilan keputusan dari berbagai level
dalam kerangka koordinasi dan perencanaan lintas sektor dari berbagai kalangan
MAHAYUTAN BAYU NUGROHO
21080117130078
KELAS B
terkait.
Prinsip utama IWRM, sesuai dengan prinsip Dublin 1991 adalah pembangunan
dan pengelolaan Sumber Daya Air harus berdasarkan pendekatan partisipatif
melibatkan berbagai pengguna, perencana dan pembuat kebijakan di semua tingkat.
Konsep IWRM atau pengelolaan sumber daya air terpadu kemudian diadopsi
pemerintah Indonesia dalam UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
Disebutkan dalam pasal 3 UU SDA bahwa ”Sumber daya air dikelola secara
menyeluruh, terpadu dan berwawasan lingkungan hidup...”. Lebih lanjut dalam pasal
85 ayat 1 UU SDA menyebutkan, ”Pengelolaan sumber daya air mencakup
kepentingan lintas sektoral dan lintas wilayah yang memerlukan keterpaduan tindak
untuk menjaga kelangsungan fungsi dan manfaat air dan sumber air.” Kemudian pasal
85 ayat 2 menyebutkan, ”Pengelolaan sumber daya air dilakukan melalui koordinasi
dengan mengintegrasikan kepentingan berbagai sektor, wilayah, dan para pemilik
kepentingan dalam bidang sumber daya air.”