Anda di halaman 1dari 23

PT-PLA C 2.

2-2010

KATA PENGANTAR Demikian semoga pedoman teknis ini dapat memberikan arahan dalam pelaksanaan pembangunan sumur resapan.

Kegiatan Pembangunan Sumur Resapan Dalam Rangka Antisipasi Kekeringan, merupakan salah satu kegiatan konservasi air sebagai upaya untuk meningkatkan volume air tanah di daerah pertanian ( groundwater recharge ) dan upaya penanggulangan dampak bencana alam kekeringan di wilayah Indonesia.

Jakarta, Januari 2010 Direktur Pengelolaan Air

Pedoman Teknis ini merupakan penyempurnaan dari Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2009 dan disusun dengan maksud untuk menjadi acuan pelaksanaan kegiatan bagi para petugas di daerah dan semua pihak yang terlibat langsung ataupun tidak langsung dengan kegiatan ini dalam rangka pembangunan sumur resapan untuk antisipasi kekeringan.

Ir. Tunggul Iman Panudju, M.Sc NIP. 19580526 198703 1 002

Dengan adanya acuan atau pedoman ini diharapkan dapat ditindaklanjuti dengan penyusunan juklak di tingkat propinsi dan juknis di tingkat kabupaten agar petugas dapat memahami dan melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan sebaik - baiknya sehingga tujuan dan sasaran kegiatan ini dapat terwujud sesuai harapan yang ingin dicapai.

Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

ii

IV. PENGENDALIAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Sasaran D. Istilah II. PELAKSANAAN A. Sosialisasi B. Persyaratan Lokasi C. Persyaratan Masyarakat Penerima Kegiatan D. Survey, Investigasi, Desain (SID) E. Pencatatan Koordinat F. Konstruksi G. Pengawasan H. Pembiayaan INDIKATOR KINERJA A. Keluaran (Output) B. Hasil (Outcome) C. Manfaat (Benefit) D. Dampak (Impact) i iii 1 1 2 2 3 4 4 4 5 5 5 6 11 11 12 12 12 12 12 A. Analisa Resiko B. Penanganan Resiko V. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN A. Monitoring dan Evaluasi B. Operasional dan Pemeliharaan C. Pembinaan dan Pengendalian D. Pelaporan 1) Laporan Bulanan 2) Laporan Tahunan/Akhir

13 13 14 15 15 15 16 16 16 18 19 20 21

VI. PENUTUP DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

III.

Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

iii

Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

iv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam siklus hidrologi, jatuhnya air hujan ke bumi merupakan sumber air yang dapat dipakai untuk keperluan mahluk hidup. Dalam siklus tersebut, secara alamiah air hujan yang jatuh ke bumi sebagian akan masuk ke perut bumi dan sebagian lagi akan menjadi aliran permukaan yang sebagian besar masuk ke sungai dan akhirnya terbuang percuma masuk ke laut. Dengan kondisi daerah tangkapan air yang semakin kritis, maka kesempatan air hujan masuk ke perut bumi menjadi semakin sedikit. Sementara itu pemakaian air tanah melalui pompanisasi semakin hari semakin meningkat. Akibatnya terjadi defisit air tanah, yang ditandai dengan makin dalamnya muka air tanah. Hujan berkurang sedikit saja beberapa waktu maka air tanah cepat sekali turun. Kondisi semakin turunnya muka air tanah kalau dibiarkan terus, maka akan berakibat sulitnya memperoleh air tanah untuk keperluan pengairan pertanian dan keperluan mahluk hidup lainnya. Disamping itu bagi daerah-daerah pantai dapat menyebabkan intrusi air laut semakin dalam ke arah daratan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka perlu konservasi air sebagai upaya untuk penambahan air tanah. Prinsip dasar konservasi air ini adalah mencegah atau meminimalkan air yang hilang sebagai aliran permukaan dan menyimpannya semaksimal mungkin ke dalam tubuh bumi. Atas dasar prinsip ini maka curah hujan yang berlebihan pada musim hujan tidak dibiarkan mengalir percuma ke laut tetapi ditampung dalam suatu wadah yang memungkinkan air kembali meresap ke dalam tanah (groundwater recharge).
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

Metoda-metoda yang umum digunakan untuk memanen aliran permukaan adalah meningkatkan resapan air ke dalam tanah melalui pembuatan pembuatan Sumur Resapan dan pembuatan Lubang Resapan Biopori. Dengan muka air tanah yang tetap terjaga atau bahkan menjadi lebih dangkal, air tanah tersebut dapat dimanfaatkan pada saat terjadi kekurangan air di musim kemarau dengan jalan memompanya kembali ditempat yang lain ke permukaan.

B.

Tujuan

1. Mengurangi volume aliran permukaan dan meningkatkan volume resapan air ke dalam tanah. 2. Meningkatkan muka air tanah untuk penyediaan air bagi usaha pertanian dan peternakan. 3. Mengurangi dan mencegah intrusi air laut di daerah - daerah pantai. C. 1. 2. 3. Sasaran Terjadinya pengurangan volume aliran permukaan dan meningkatnya volume resapan air ke dalam tanah. Terjadinya peningkatan muka air tanah sehingga dapat dimanfaatkan untuk pertanian dan peternakan melalui pompanisasi. Terjadinya pengurangan dan tercegahnya intrusi air laut di daerah - daerah pantai. 2

Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

D.

Istilah A. Sosialisasi

II.

PELAKSANAAN

Dalam pedoman teknis ini akan dijumpai istilah istilah yang memiliki pengertian sebagai berikut :
1.

Sumur Resapan Sumur Resapan (infiltration well) adalah sumur atau lubang pada permukaan tanah yang dibuat untuk menampung air hujan/aliran permukaan agar dapat meresap ke dalam tanah. Dinas Pertanian Dinas Pertanian adalah dinas yang di dalam tugas pokok dan fungsinya mendapat mandat di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura/perkebunan/peternakan. Lapisan Aquifer Lapisan Aquifer adalah lapisan dalam tubuh bumi di bawah permukaan tanah yang terdiri dari masa batuan atau masa tanah yang tidak saja mengandung air tetapi juga merupakan sumber air yang tidak tercemar. Lapisan ini ditandai dengan munculnya mata air. Masyarakat Masyarakat penerima kegiatan ini adalah petani atau bukan petani yang sanggup melaksanakan kegiatan ini sesuai kriteria yang telah ditentukan dalam pedoman ini.

Dinas Pertanian harus melakukan sosialisasi pembangunan sumur resapan kepada masyarakat calon penerima manfaat. Masyarakat sebagai penerima manfaat kegiatan ini harus diberikan pengertian bahwa mereka adalah subyek dari kegiatan ini. Perlu disampaikan juga bahwa pembangunan sumur resapan ini bersifat percontohan. Diharapkan dengan adanya sosialisasi ini akan timbul semangat partisipasi dan masyarakat dapat mengembangkan kegiatan ini di wilayahnya. Selain teknologi sumur resapan ini, masyarakat dapat juga dikenalkan teknologi lain yang sederhana dan dapat dikembangkan secara swadaya, misalnya pembuatan lubang biopori. Metode pengembangan teknologi biopori dapat di lihat pada lampiran 8. B. Persyaratan Lokasi
1. Suatu daerah yang hilirnya merupakan kawasan pertanian yang

2.

3.

4.

sumber air tanahnya sering mengalami kekurangan air atau sering terkena banjir. 2. Volume aliran permukaan saat terjadi huajn di daerah tersebut tinggi. 3. Diprioritaskan untuk mendukung daerah pertanian yang banyak menggunakan irigasi pompa air tanah dan daerah aliran sungai
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

yang sering mengalami banjir. 4. Lokasi sumur pada titik yang dilalui aliran permukaan saat hujan dan mudah meresapkan air. 5. Letaknya strategis supaya mudah dilihat masyarakat sebagai percontohan. C. Persyaratan Masyarakat Penerima Kegiatan
1. Masyarakat yang mempunyai lahan sesuai persyaratan lokasi pada

E.

Pencatatan Koordinat

point B. 2. Bersedia menyediakan lahan untuk bangunan ini tanpa ganti rugi yang dinyatakan dalam surat pernyataan. 3. Bersedia memelihara bangunan yang dinyatakan dalam surat pernyataan. D. Survey, Investigasi, Desain (SID) Penanggung jawab kegiatan (Dinas Pertanian Kabupaten/Kota) harus melakukan survey untuk menentukan Calon Masyarakat Penerima Kegiatan dan Calon Lokasi (CPCL) sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan pada butir A dan B. Setelah menentukan CPCL, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota bersama dengan masyarakat membuat Desain. Desain diusahakan sesederhana mungkin agar dapat dibaca oleh pelaksana (masyarakat) di lapangan.

Lokasi sumur resapan yang akan dibuat supaya dicatat koordinat geografisnya yang meliputi : - lintang dan bujur - ketinggian lokasi (dpl) dengan menggunakan Global Positioning System (GPS) atau dengan ekstrapolasi peta yang tersedia. Data koordinat sumur resapan ini selanjutnya diperlukan untuk menyusun sistem basis data pengelolaan lahan dan air sekaligus memantau kinerja pelaksanaan kegiatan yang telah berjalan. F. Konstruksi Pembangunan sumur resapan dilakukan oleh pelaksana yang telah ditunjuk (masyarakat), dilakukan secara swakelola (padat karya) agar masyarakat mampu mengembangkan sumur resapan dan merasa memiliki sejak dini. 1. Komponen Bangunan Sumur Resapan Bangunan sumur resapan terdiri dari : a. Saluran air sebagai jalan untuk air yang akan dimasukkan ke dalam sumur. b. Bak kontrol yang berfungsi untuk menyaring air sebelum masuk sumur resapan. c. Pipa pemasukan atau saluran air masuk. Ukuran tergantung jumlah aliran permukaan yang akan masuk sumur resapan d. Sumur Resapan e. Pipa pembuangan yang berfungsi sebagai saluran
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

pembuangan jika air dalam sumur resapan sudah penuh. 2. Beberapa Ketentuan Teknis untuk Pembangunan Konstruksi Sumur Resapan a. Sumur resapan ditempatkan di daerah hulu/atas kawasan sumur - sumur gali dan sumur bor yang dimanfaatkan untuk irigasi pertanian. b. Untuk menjaga pencemaran air di lapisan aquifer, kedalaman sumur resapan harus di atas kedalaman muka air tanah tidak tertekan (unconfined aquifer) yang ditandai oleh adanya mata air tanah. c. Untuk mendapatkan jumlah air yang memadai, kawasan sumur resapan minimal memiliki limpasan air yang cukup tinggi dan penempatan sumur adalah di dekat alur-alur limpasan (parit) untuk memudahkan pengambilan airnya. d. Sebelum air hujan yang berupa aliran permukaan masuk ke dalam sumur melalui saluran air, sebaiknya dilakukan penyaringan air di bak kontrol terlebih dahulu. e. Penyaringan ini dimaksudkan agar sampah dan kotoran tidak terbawa masuk ke sumur dan menyumbat pori - pori lapisan aquifer yang ada. f. Untuk menahan tenaga kinetis air yang masuk melalui pipa pemasukan, dasar sumur yang berada di lapisan kedap air dapat diisi dengan batu belah atau ijuk. g. Pada dinding sumur tepat di depan pipa pemasukan, dipasang pipa pengeluaran yang letaknya lebih rendah dari pada pipa pemasukan untuk antisipasi manakala terjadi overflow/luapan air di dalam sumur. Bila tidak dilengkapi dengan pipa 7
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

LEGENDA : 1. Saluran Drainase 2. Bak Kontrol dan Saringan

3. Pipa Pemasukan 4. Sumur Resapan

Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

pengeluaran, air yang masuk ke sumur harus dapat diatur misalnya dengan sekat balok dll. Diameter sumur bervariasi tergantung pada besarnya curah hujan, luas tangkapan air, konduktifitas hidrolika lapisan aquifer, tebal lapisan aquifer dan daya tampung lapisan aquifer. Pada umumnya diameter berkisar antara 1 1,5 m. Tergantung pada tingkat kelabilan/kondisi lapisan tanah dan ketersediaan dana yang ada, dinding sumur dapat dilapis pasangan batu bata, buis beton atau bahan bahan spesifik lokasi yang kuat menahan tanah. Dinding sumur tersebut dibuat lubang - lubang agar air dapat meresap juga secara horizontal. Apabila struktur tanah kuat/tidak mudah longsor maka dinding tidak perlu dilapis sampai dasar, tetapi cukup setinggi 2 meter dari atas untuk menahan tutup sumur. Dengan konstruksi sederhana tersebut diharapkan jumlah sumur resapan yang dibangun lebih dari 1 buah. h. Untuk menghindari terjadinya gangguan atau kecelakaan maka bibir sumur dapat dipertinggi dengan pasangan bata dan atau ditutup dengan papan/plesteran. 3. Pelaksanaan Konstruksi a. Saluran air - Adalah saluran ketika terjadi hujan dilewati aliran air permukaan. Jadi merupakan alur - alur alami atau parit. - Lebar dan kedalaman saluran dibuat agar memudahkan air masuk ke bak kontrol. - Pada saluran ini dibuat saluran keluar menuju bak kontrol.
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

b. Bak kontrol - Bak kontrol berfungsi untuk menyaring partikel - partikel debu dan sampah yang menyertai aliran permukaan agar tidak masuk ke dalam sumur resapan. - Lebar dan kedalaman bak kontrol disesuaikan dengan volume aliran permukaan yang masuk. - Bak kontrol diisi lapisan - lapisan, mulai dari bawah ke atas : kerikil, pasir kasar, pasir, dan ijuk. - Lapisan - lapisan ini tidak melebihi bahkan di bawah permukaan air dari saluran air. Catatan : Model bak kontrol dengan saringan seperti ini memerlukan perawatan yang intensif karena kalau tidak dibersihkan air yang masuk ke sumur akan terhambat. Untuk itu dimungkinkan juga bak kontrol tanpa diisi dengan lapisan-lapisan, cukup dengan membuat saringan kasa pada saluran masuk. c. Sumur resapan - Garis tengah (diameter) sumur antara 0,8 - 1,4 meter dan kedalaman di atas muka air tanah yang ditandai dengan adanya mata air. - Untuk memperkuat dinding sumur agar tidak longsor dapat perkuat dengan pasangan batu bata/buis beton dan dibuat lubang - lubang agar air dapat juga meresap ke dalam tanah melalui samping sumur.

Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

10

Kedalaman pelapisan dinding yang disesuaikan dengan struktur tanah yang ada (lihat ketentuan teknis). Untuk menghindari terjadinya gangguan atau kecelakaan, maka dinding sumur dipertinggi kira-kira 25 40 cm dari permukaan tanah dan ditutup dengan papan atau coran.

III. A. Keluaran (out put)

INDIKATOR KINERJA

Terbangunnya dan berfungsinya sumur resapan mendukung pertanian. B. Hasil (out come) Meningkatnya volume air permukaan yang meresap ke dalam tanah untuk mendukung pertanian. C. Manfaat (benefit) Meningkatnya muka air tanah yang dapat di pompa untuk keperluan pertanian. D. Dampak (impact) Meningkatnya kesempatan berusahatani terutama di musim kemarau.

G. Pengawasan Aparat Dinas Pertanian Kabupaten/Kota sebagai penanggung jawab kegiatan harus melakukan pengawasan sejak perencanaan hingga konstruksi sumur resapan terbangun. H. Pembiayaan Biaya Pembangunan Sumur Resapan disediakan melalui dana Tugas Pembantuan Akun Belanja Lembaga Sosial Lainnya. Dana tersebut bisa digunakan untuk insentif tenaga kerja (Padat Karya) dan pembelian bahan bangunan, bahkan bisa untuk kebutuhan lain yang berkaitan dengan konstruksi fisik. Proporsi pembagian dananya disesuaikan dengan kebutuhan lapangan. Prosedur pengelolaan dana tersebut mengacu kepada Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial dari Ditjen Pengelolaan Lahan dan Air.

Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

11

Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

12

IV.

PENGENDALIAN

yang telah ditetapkan tidak tercapai atau pencapaiannya tidak optimal.

Kepala Dinas/ Kepala Satuan Kerja selaku Kuasa Pengguna Anggaran dan penanggung jawab kegiatan pembangunan sumur resapan harus melakukan pengendalian atas pelaksanaan kegiatan tersebut. Pengendalian dapat dilakukan dengan membentuk Satuan Pelaksana Pengendalian Internal. Satuan Pelaksana Pengendalian Internal bertugas melakukan pengendalian dan review atas kinerja pelaksanaan kegiatan pembangunan sumur resapan sehingga pelaksanaan kegiatan dapat mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan dengan efektif, efisien, ekonomis, tertib dan akuntabel. Secara singkat pengawasan / pengendalian dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : A. Analisa Resiko Dalam pelaksanaan pembangunan sumur resapan dilakukan analisa bagianbagian atau dalam tahapan mana yang memiliki resiko dapat mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan kegiatan. Dilakukan analisa titik-titik kritis pelaksanaan kegiatan, penyebab dan dampak/resiko yang ditimbulkannya. Resiko dapat terjadi pada setiap tahapan kegiatan pembangunan sumur resapan baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, pemantauan evaluasi, serta tahap pelaporan dan tindak lanjut. Resiko yang tidak dapat terdeteksi atau tidak dapat dikelola dengan baik akan mengakibatkan tujuan dari kegiatan pembangunan sumur resapan
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

B.

Penanganan Resiko Dengan telah diketahui titik-titik kritis dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan sumur resapan penyebab dan dampaknya terhadapat pencapaian tujuan, maka dilakukan perumusan/ upaya penanganan atau pembinaan sehingga tidak terjadi kesalahan kesalahan yang mungkin terjadi pada titik-titik atau tahapan kritis tersebut. Pembinaan dan atau pengawasan perlu dilakukan lebih intensif pada titik-titik kritis tersebut.

Untuk memudahkan pelaksanaan pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan/ membuat daftar analisa resiko, penanganan resiko dan ceklist seperti contoh pada Lampiran 1, 2. dan 3

13

Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

14

V. A.

MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

C. Pembinaan dan Pengendalian 1. Pembinaan dan pengendalian terhadap pelaksanaan percontohan pengembangan sumur resapan dalam rangka antisipasi kekeringan sehari - hari di kabupaten dilakukan oleh penanggungjawab kegiatan pembangunan sumur resapan (Kepala Dinas Pertanian Kabupaten) berkoordinasi dengan instansi teknis terkait . Pengawasan dan pengendalian terhadap pengelolaan keuangan harus dilakukan secara intensif dan efektif untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan penyelewengan yang mengakibatkan kerugian negara. Pengawasan pelaksanaan pekerjaan fisik dilakukan oleh pengawas lapangan pembangunan sumur resapan yang ditunjuk oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten.

Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi dilakukan terhadap keseluruhan kegiatan pembangunan sumur resapan yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, yaitu : 1. Terhadap kegiatan perencanaan meliputi antara lain pemilihan lokasi, sosialisasi, rencana pembiayaan, dukungan dari pemerintah daerah setempat dan lain - lain. 2. Terhadap pelaksanaan meliputi kegiatan persiapan, penyusunan rencana kegiatan, organisasi, tugas dan fungsi pelaksana, pengadaan dan penggunaan bahan/alat, pelaksanaan kegiatan fisik, produktivitas pekerjaan dan lain - lain. 3. Terhadap pengendalian dan pengawasan meliputi peranan pengawasan, teknis pelaksanaan pekerjaan fisik dan lain - lain. B. Operasional dan Pemeliharaan Pemeliharaan sumur resapan yang telah selesai dibangun dilakukan oleh masyarakat pengelola sumur resapan. Beberapa komponen pemeliharaan sumur resapan adalah : 1. Menjaga agar air masuk ke dalam sumur resapan dengan mudah, sedapat mungkin air bersih dan bebas dari kotoran seperti ranting, dedaunan dll. 2. Membersihkan bak kontrol dari kotoran dan endapan/lumpur yang menyumbat.

2.

3.

D. Pelaporan Laporan diperlukan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Adapun macam laporan adalah : 1. Laporan Bulanan Laporan bulanan merupakan laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan. Laporan ini dilaporkan dari Kabupaten ke Propinsi, dengan tembusan ke Pusat (DitjenPLA). Untuk mengetahui perkembangan

Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

15

Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

16

fisik dan keuangan menggunakan persentase pembobotan seperti tabel 1. Laporan Bulanan menggunakan form PLA 01. Tabel 1. Perkembangan Pelaksanaan Kegiatan
JADWAL PALANG PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN KONSERVASI AIR TA. 2010
BULAN KE : JENIS DAN TAHAPAN KEGIATAN Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Sept Okt Nop Des Bobot Progres

2. Laporan Tahunan/Akhir 2.1. Laporan Tahunan/Akhir Oleh Kabupaten Laporan ini dibuat oleh Kabupaten disampaikan ke Propinsi, tembusan ke Pusat. Laporan tahunan ini menggunakan FORM PLA 03. Selain mengisi FORM PLA 03, penanggung jawab kegiatan di tingkat Kabupaten wajib menyiapkan dan menyampaikan laporan akhir pelaksanaan program pengembangan sumur resapan baik dari segi fisik maupun keuangan. Laporan akan lebih informatif dan komunikatif bila dilengkapi dengan foto - foto dokumentasi minimal
20

Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I KEGIATAN BANSOS PLA A PERSIAPAN 1 JUKLAK DITERIMA OLEH KAB 2 PEMBUATAN JUKNIS OLEH KAB. 3 SK-SK TIM 4 PENETAPAN CPCL 5 DESAIN SEDERHANA 6 RUKK 7 PERJANJIAN KERJASAMA DAN PEMBUKAAN REKENING 8 TRANSFER DANA KE REKENING KELOMPOK B PELAKSANAAN 1 KONSTRUKSI *) 2 MONITORING : OLEH KABUPATEN OLEH PROPINSI EVALUASI : OLEH KABUPATEN OLEH PROPINSI OLEH PUSAT 3 PELAPORAN - BULANAN - TRIWULAN - TAHUNAN/AKHIR 80 80 4 3 2 3 4 4 (%)

kondisi sebelum dan setelah kegiatan. Outline laporan akhir adalah seperti Lampiran 9. 2.2. Laporan Tahunan/Akhir Oleh Propinsi Laporan ini dibuat oleh Propinsi disampaikan ke Pusat. Isi laporan ini merupakan rekap Kabupaten. Laporan ini menggunakan FORM PLA 04. Perkembangan realisasi pelaksanaan fisik kegiatan agar dilakukan pembobotan. Penilaian pembobotan pekerjaan seperti pada tabel 1. Sedangkan FORM PLA 01 sampai dengan 04 terlampir. Laporan akhir ke Pusat disampaikan ke Ditjen Pengelolaan Lahan dan Air cq. Direktorat Pengelolaan Air dengan alamat Jl. Taman Margasatwa No. 3 Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

*) Realisasi fisik dihitung berdasarkan kemajuan fisik yang telah dilaksanakan dengan mengacu pada jumlah dana yang telah terpakai untuk melaksanakan kegiatan dimaksud

Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

17

Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

18

VI.

PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1991. Tata Cara Perencanaan Teknis Sumur Resapan Air Hujan. SNI Kimpraswil No. 02-2453-1991. Dep Kimpraswil, Jakarta. Anonim, 1997. Sumur Resapan Untuk Mengisi Air Tanah, Buletin Pengairan, Humas Direktorat Jenderal Pengairan, Jakarta. Kusnaedi. 2003. Sumur Resapan Untuk Pemukiman Perhotelan Dan pedesaan, Penebar Swadaya, Jakarta. Sabri, M dan Juwana, J.S. 2004. Sumur Resapan Tirta Sakti Dalam Kaitannya Dengan Potensi Persediaan Air Tanah dalam Laporan Apresiasi Konservasi Air 2004, Dit. PAI, Ditjen BSP, Deptan, Jakarta. Suyadi A. 1996. Tehnik Konservasi Tanah, Makalah Pelatihan Petugas Sulawesi Rainfed Agriculture Development Project (SRADP), Yogyakarta. Syarifuddin A. K. 2001. Mengisi Air Tanah Dengan Sumur Resapan Dan Memanfaatkannya Kembali, Direktorat Jenderal Bina Produksi Tanaman Pangan, Jakarta. Tjandramukti. 2002. Fungsi Sumur Resapan Di Lahan Tadah Hujan Sebagai Antisipasi Kekeringan Saat Tanam Musim Kemarau, Aneka Usaha Tani Budi, Purwodadi, Grobogan.
Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

Pembangunan sumur resapan adalah merupakan salah satu upaya pengisian air tanah secara artifisial sebagai alternatif proses pengisian air tanah alami yang relatif lambat melalui proses infiltrasi. Proses ini menjadi sangat tidak signifikan manakala hampir sebagian besar recharge area telah menjadi kedap air atau upaya konservasi tanah dan air di daerah hulu sangat tidak memadai. Oleh karena itu, pembangunan sumur resapan adalah merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki kuantitas dan sekaligus kualias air tanah yang saat ini semakin terancam akibat eksploitasi air tanah, pemompaan berlebih, intrusi air asin, persapan limbah industri dll. Pembangunan sumur resapan ini dapat dikombinasikan dengan pembangunan embung atau check dam sebagai penampung air luapan manakala kapasitas tampung embung terlampaui pada saat hujan besar. Dengan adanya pembangunan sumur sumur resapan khususnya di lahan usaha tani, diharapkan air hujan dapat diresapkan dan disimpan sementara di bawah tanah di lapisan aquifer. Air tersimpan kemudian dapat dimanfaatkan kembali untuk kegiatan usahatani terutama di musim kemarau dalam rangka mengantisipasi ancaman kekurangan air atau kekeringan.

Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

19

20

Lampiran 1
UNIT KERJA NAMA PIMPINAN NIP KEGIATAN TUJUAN No. a. b. Resiko Anggaran tidak sesuai peruntukannya dan atau penggelembungan harga Bangunan Sumur Resapan tidak berfungsi dengan baik DAFTAR RESIKO : : : : Pembangunan Sumur Resapan : Penyebab Calon petani dan lokasi tidak sesuai Pembuatan desain dan pelaksanaan konstruksi kurang tepat a. Kurang teliti dalam menyusun perencanaan dan RUKK. b. Tim teknis tidak memeriksa hasil pekerjaan lapangan dengan baik. a. Kurang tersedianya peralatan b. Tenaga kerja kurang dan tidak terampil c. Faktor iklim/bencana alam (banjir dan longso) a. Tim teknis/Korlap kurang memahami bansos b. Kelompok tidak melakukan pencatatan dan pembukuan secara baik dan benar Dampak Pemborosan anggaran Air limpasan tidak dapat masuk sumur dan tidak dapat meresap ke dalam tanah Realisasi pekerjaan rendah DAFTAR PENANGANAN RESIKO UNIT KERJA NAMA PIMPINAN NIP KEGIATAN TUJUAN No a. : : : : Pembangunan Sumur Resapan : Resiko Anggaran tidak sesuai peruntukannya dan atau peng gelembunan harga Bangunan irigasi air permukaan tidak berfungsi dengan baik Penyebab Calon petani dan lokasi tidak sesuai Pembuatan desain dan pelaksanaan konstruksi kurang tepat Dampak Pemborosan anggaran Air limpasan tidak dapat masuk sumur dan tidak dapat meresap ke dalam tanah Realisasi pekerjaan rendah

Lampiran 2

Penanganan CP/CL dilaksanakan dan dilaporkan sesuai dengan kondisi lapangan Perencanaan/pembuat an desain sederhana serta pengawasan pe laksanaan konstruksi oleh Tim Teknis di laksanakan dengan intensif RUKK disusun berdasarkan musyawarah kelompok dan didampingi oleh tim teknis/korlap

b.

c.

Jenis dan volume pekerjaan tidak sesuai dengan desain

c. Keterlambatan pemanfaatan irigasi air permukaan, hal ini dapat mempengaruhi produksi dan produktivitas usahatani Terjadi kesalahan administrasi

d.

Masa pelaksanaan pekerjaan melampaui batas yg ditentukan

Jenis dan volume pekerjaan tidak sesuai dengan desain

e.

Pertanggungjawaban Bansos tidak tertib

a. Kurang teliti dalam menyusun perencanaan dan RUKK. b. Tim teknis tidak memeriksa hasil pekerjaan lapangan dengan baik. a. Kurang tersedianya peralatan b. Tenaga kerja kurang dan tidak terampil c. Faktor iklim/bencana alam (banjir, longsor)

d.

Masa pelaksanaan pekerjaan melampaui batas yg ditentukan

Disetujui Tanggal Pimpinan Unit Kerja/Direktur,

Dibuat Tanggal Penyusun,

Keterlambatan pemanfaatan irigasi air permukaan, hal ini dapat mempengaruhi produksi dan produktivitas usahatani

Pelaksanaan kegiatan aga berpedoman dengan jadwal palang yg telah disusun

(.) NIP. Diperiksa Tanggal : Pemeriksa,

(.) NIP.

(............................) Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

21

Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

22

No e.

Resiko Pertanggungjawaban Bansos tidak tertib

Penyebab a. Tim teknis/Korlap kurang memahami bansos b. Kelompok tidak melakukan pencatatan dan pembukuan secara baik dan benar

Dampak Terjadi kesalahan administrasi

Penanganan Pedoman bansos harus dipahami oleh Tim Teknis/korlap dan pengurus kelompok tani No. I PERSIAPAN 1. Juklak 2. Juknis

Lampiran 3 DAFTAR ISIAN (CHECK LIST) PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN SUMUR RESAPAN
URAIAN KEGIATAN KETERANGAN

Ada/tidak ada Ada/tidak ada Ada/tidak ada

Disetujui Tanggal Pimpinan Unit Kerja/Direktur,

Dibuat Tanggal Penyusun,

3. Organisasi/kelembagaan 4. SID Sederhana 4.1. Calon lokasi

(.) NIP.

(.) NIP.

a. Apakah di lokasi tersebut banyak limpasan air ketika hujan b. Apakah areal pertanian di bagian hilir dari lokasi tersebut sering mengalami kekeringan dan atau kebanjiran c. Apakah calon lokasi mudah di jadikan tempat percontohan d. Apakah calon lokasi dilengkapi dengan titik koordinat e. Apakah calon lokasi diperkuat dengan SK Bupati/Kepala Dinas

Ya/tidak Ya/tidak Ya/tidak Ya/tidak Ya/tidak

Diperiksa Tanggal : Pemeriksa,

(...........................)

4.2. Calon Petani/Masyarakat a. Apakah petani berdomisili di lokasi kegiatan b. Apakah kelompok tani mempunyai respon positif terhadap kegitan ini c. Apakah calon petani diperkuat dengan SK Bupati/Kepala Dinas 4.3. Desain Sederhana a. Apakah ada peta situasi a. Apakah ada peta desain 5. RAB a. Apakah ada RAB kegiatan b. Apakah RAB dilengkapi dengan rincian biaya c. Apakah RAB sudah dilegalisir oleh Kadis Kab/Kota d. Apakah RAB sesuai dengan tahapan kegiatan 6. Sebelum pelaksanaan kegiatan dilakukan sosialisasi Sudah/belum Sudah/belum Sudah/belum Sudah/belum Sudah/belum Sudah/belum Sudah/belum Ya/tidak Ya/tidak Ya/tidak

Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

23

Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

24

No.

URAIAN KEGIATAN 7. Apakah penyusunan RUKK dilaksanakan melalui musyawarah kelompok 8. Apakah RUKK sudah dilegalisir oleh Kadis Kab/Kota 9. Apakah mekanisme pencairan rekening kelompok melalui "contra sign" antara KPA/PPK dan Petani/masyarakat 10. Apakah perjanjian kerjasama sudah ditandatangani para pihak

KETERANGAN Ya/tidak Sudah/belum Ya/tidak Ya/tidak

No. V PERTANGGUNGJAWABAN

URAIAN KEGIATAN

KETERANGAN

5.1. Apakah sudah dibuat BA Penyelesaian Pekerjaan 5.2. Apakah sudah dibuat dokumentasi (sebelum, dalam pelaksanaan dan akhir) 5.3. Apakah sudah dibuat dokumen bukti pembayaran 5.4. Apakah sudah dibuat pembukuan

Sudah/belum Sudah/belum Sudah/belum Sudah/belum

II

ORGANISASI 1. SK KPA, PPK, Bendahara Pengeluaran 2. SK Tim Teknis /Koorlap 3. SK Penetapan Lokasi dan Petani Ada/tidak ada Ada/tidak ada Ada/tidak ada

III

PELAKSANAAN 1. Pelaksanaan konstruksi telah mengikuti desain 2. Pelaksanaan konstruksi telah mengikuti jadwal palang 3. Hasil pelaksanaan bangunan telah dimanfaatkan Ya/tidak Ya/tidak Sudah/belum

IV

MONEV DAN PELAPORAN 4.1. Monitoring a. Apakah sudah dibuat pedoman monitoring b. Apakah sudah dibuat jadwal monitoring c. Apakah sudah dibentuk Tim/Petugas monitoring d. Apakah sudah dibuat laporan pelaksanaan dan hasil monitoring 4.2. Evaluasi a. Apakah sudah dibuat pedoman evaluasi b. Apakah sudah dibuat jadwal evaluasi c. Apakah sudah dibentuk Tim/Petugas evaluasi d. Apakah sudah dibuat laporan pelaksanaan dan hasil evaluasi 4.3. Pelaporan a. Laporan pertanggungjawaban dana sesuai tahap kegiatan b. Apakah sudah dibuat laporan bulanani c. Apakah sudah dibuat laporan akhir Sesuai/tdk sesuai Sudah/belum Sudah/belum Sudah/belum Sudah/belum Sudah/belum Sudah/belum Sudah/belum Sudah/belum Sudah/belum Sudah/belum

Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

25

Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

26

Lampiran 4
Kelompok Desa/Kelurahan Kecamatan Kab./Kota Provinsi : ............................. : ............................. : ............................. : ............................. : .............................

Lampiran 5
Form PLA.01

RENCANA USULAN KERJA KELOMPOK ......................,..................................... Kepada Yth : Kuasa Pengguna Anggaran ........................ Kab/Kota ..................................................... Sesuai dengan Surat Keputusan *)......No......tanggal...........tentang penetapan kelompok sasaran kegiatan....................dengan ini kami mengajukan permohonan Dana Bantuan Sosial kepada petani sebesar Rp................(terbilang................) sesuai Rencana Usulan Kerja Kelompok (RUKK) dengan rekapitulasi kegiatan sebaga berikut : Biaya (rupiah) No. 1 Kegiatan 2 Pemerintah 3 Partisipasi Masyarakat 4 Jumlah 5

LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR T.A. 2010
Dinas Kabupaten Provinsi Subsektor Program Bulan : .. : .. : .. : .. : .. : .. Pagu DIPA Keuangan Fisik (Rp) (Ha) 4 5 Realisasi Keuangan (Rp) 6 (%) 7 Fisik Konstruksi (Ha) Tanam (Ha) 8 9 Nama Kelompok 10 Lokasi Kegiatan Desa/ Kecamatan 11

No.

Aspek

Kegiatan 3 1. Sumur Resapan

Koordinat 12

Keterangan 13

1 2 A. Pengelolaan Air

A. Insentif Tenaga Kerja 1................................ 2.................................. 3.................................. B. Bahan/Material 1................................ 2.................................. 3.................................. C. Lainnya..................... Jumlah Selanjutnya kegiatan tersebut akan dilaksanakan sesuai dengan Surat Perjanjian Kerjasama Nomor..................tanggal................., Dana Bantuan Sosial kelompok tersebut agar dipindahbukukan ke rekening petani/kelompok......................No. Rekening...........pada cabang/unit Bank...................di..................... MENYETUJUI Ketua Tim Teknis, .................................. NIP MENGETAHUI/MENYETUJUI Pejabat Pembuat Komitmen Kabupaten/Kota.............. .................................... NIP *) Bupati/Walikota atau Kepala Dinas lingkup Pertanian atau pejabat yang ditunjuk **) Format ini dapat disesuaikan untuk kegiatan pada DIPA Pusat dan DIPA Propinsi Ketua Kelompok, .............................

Catatan : 1. Laporan dikirim ke Dinas Propinsi terkait tembusan ke Ditjen PLA Pusat, paling lambat tanggal 5 setiap bulan 2. Laporan ke Pusat ke Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Deptan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jakarta Selatan via Fax : 021-7816086 atau E-mail : simonevpla@deptan.go.id 3. Realisasi adalah realisasi kumulatif s/d bulan ini (bulan laporan) 4. Kolom (13) dapat diisi serapan tenaga kerja, dll *) Coret yang tidak perlu

., . 2010

Penanggung jawab kegiatan Propinsi

Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

27

Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

28

Lampiran 6
Form PLA.02
Dinas Kabupaten Provinsi Subsektor

Lampiran 7
Form PLA.03 LAPORAN MANFAAT KEGIATAN PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR TA. 2006, TA. 2007, TA. 2008 DAN TA. 2009 : .. : .. : .. : ..

LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR T.A. 2010
Dinas Propinsi Subsektor Program Bulan : .. : .. : .. : .. : .. Pagu DIPA Keuangan Fisik (Rp) (Ha) 4 5 Realisasi Keuangan (Rp) (%) 9 10 Fisik Konstruksi (Ha) Tanam (Ha) 11 12

No.

Kegiatan 2 Aspek Pengelolaan Air Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) Rehabilitasi Jaringan Irigasi Pedesaan (JIDES) Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) Dll. Aspek Pengelolaan Lahan Pengembangan Jalan Usaha Tani (JUT) Pengembangan Jalan Produksi Optimasi Lahan Dll. Aspek Perluasan Areal Cetak Sawah Perluasan Areal Hortikultura Perluasan Areal Perkebunan Dll.

Target Fisik 3

Realisasi Fisik 4

Manfaat 7

No. Dinas Kabupaten/Kota*) 1 1 2 Dinas Kab/Kota

Aspek

Kegiatan 3

Keterangan 13

1 A. 1 2 3 4 B. 1 2 3 4 C. 1 2 3 4

Pengelolaan Air

1. JITUT 2. JIDES 3. TAM 4. dst 1. JUT 2. Optimasi Lahan 3. Reklamasi Lahan 4. dst .. 1. SID 2.Konstruksi 3. Pengadaan Saprodi 4. dst ..

Pengelolaan Lahan

Perluasan Areal**) (TP/Horti/Bun/Nak)

2 3

..

Catatan : 1. Laporan dikirim ke Ditjen PLA Pusat, paling lambat tanggal 10 setiap bulan 2. Laporan ke Pusat ke Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Deptan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jakarta Selatan via Fax : 021-7816086 atau E-mail : simonevpla@deptan.go.id 3. Realisasi adalah realisasi kumulatif s/d bulan ini (bulan laporan) 4. Kolom (13) dapat diisi serapan tenaga kerja, dll *) Diisi nama Dinas Kabupaten/Kota yang melaksanakan kegiatan PLA **) Coret yang tidak perlu

Catatan : 1. Laporan dikirim ke Dinas Propinsi terkait tembusan ke Ditjen PLA Pusat, paling lambat tanggal 5 setiap bulan 2. Laporan ke Pusat ke Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Deptan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jakarta S via Fax : 021-7816086 atau E-mail : simonevpla@deptan.go.id 3. Manfaat harus terukur, contoh : a. Kegiatan JITUT/JIDES seluas 500 Ha, menaikan IP 50 % dengan produktivitas 5 ton/Ha, sehingga manfaat kegiatan berupa peningkatan produksi sebanyak 500 X 0,5 X 5 Ton = 1.250 ton b. Rehab JUT/JAPROD Manfaat mengurangi ongkos angkut Rp. 25; / Kg atau Rp. 25.000; / Ton pada areal dengan tingkat produksi 1.000 ton sehingga manfaat kegiatan dapat mengurangi ongkos angkut Rp. 25.000 X 1.000 = Rp. 25.000.000; c. Cetak Sawah Seluas 200 Ha Menyebabkan perluasan areal tanam seluas 200 Ha dengan produktivitas 2,5 ton/Ha dan IP 150 %, sehingga manfaat kegiatan cetak sawah berupa peningkatan produksi sebesar 200 X 2,5 ton X 1,5 = 750 ton

., . 2010

Penanggung jawab kegiatan Propinsi

. . 2010

Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

29

Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

30

Lampiran 8
Form PLA.04 REKAPITULASI LAPORAN MANFAAT KEGIATAN PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR TA. 2006, TA. 2007, TA. 2008 DAN TA. 2009 Dinas Provinsi Subsektor : .. : .. : ..

Lampiran 9 Out Line dari Laporan Akhir ini adalah : Kata Pengantar

No. 1 A. 1 2 3 4 B. 1 2 3 4 C. 1 2 3 4

Kegiatan 2

Target Fisik 3

Realisasi Fisik 4

Manfaat 7

Daftar Isi I. Pendahuluan A. Latar belakang B. Tujuan dan Sasaran II. Pelaksanaan A. Lokasi B. Tahap Pelaksanaan C. Permasalahan D. Pemecahan Masalah III. Permasalahan dan Upaya Pemecahan IV. Kesimpulan dan Saran Lampiran Dokumentasi setiap tahapan kegiatan Tabel perkembangan kegiatan Tabel daftar bangunan sejenis yang pernah dibangun/dilaksanakan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota

Aspek Pengelolaan Air Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) Rehabilitasi Jaringan Irigasi Pedesaan (JIDES) Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) Dll Aspek Pengelolaan Lahan Pengembangan Jalan Usaha Tani (JUT) Pengembangan Jalan Produksi Optimasi Lahan Dll Aspek Perluasan Areal Cetak Sawah Perluasan Areal Hortikultura Perluasan Areal Perkebunan Dll

Catatan : 1. Laporan dikirim ke Ditjen PLA Pusat, paling lambat tanggal 10 setiap bulan 2. Laporan ke Pusat ke Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Deptan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jakarta via Fax : 021-7816086 atau E-mail : simonevpla@deptan.go.id 3 Manfaat harus terukur, contoh : a. Kegiatan JITUT/JIDES seluas 500 Ha, menaikan IP 50 % dengan produktivitas 5 ton/Ha, sehingga manfaat kegiatan berupa peningkatan produksi sebanyak 500 X 0,5 X 5 Ton = 1.250 ton b. Rehab JUT/JAPROD Manfaat mengurangi ongkos angkut Rp. 25; / Kg atau Rp. 25.000; / Ton pada areal dengan tingkat produksi 1.000 ton sehingga manfaat kegiatan dapat mengurangi ongkos angkut Rp. 25.000 X 1.000 = Rp. 25.000.000; c. Cetak Sawah Seluas 200 Ha Menyebabkan perluasan areal tanam seluas 200 Ha dengan produktivitas 2,5 ton/Ha dan IP 150 %, sehingga manfaat kegiatan cetak sawah berupa peningkatan produksi sebesar 200 X 2,5 ton X 1,5 = 750 ton

. . 2010

Penanggungjawab Kegiatan Propinsi

Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

31

Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

32

Lampiran 10 DAFTAR LOKASI SUMUR RESAPAN TA. 2010


NO. I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 II 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 PROP/KABUPATEN Prop. Jawa Barat Kab. Bandung Kab. Bekasi Kab. Ciamis Kab. Cianjur Kab. Garut Kab. Indramayu Kab. Karawang Kab. Kuningan Kab. Majalengka Kab. Sumedang Kab. Tasikmalaya Kota Depok Kota Tasikmalaya Kab. Sukabumi Kab. Cirebon Kab. Bogor Kab. Bandung Barat Prop. Jawa Tengah Kab. Sragen Kab. Sukoharjo Kab. Rembang Kab. Magelang Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Pekalongan Kab. Blora Kab. Brebes Kab. Grobogan Kab. Kendal Kab. Tegal TP MENDUKUNG H BUN 1 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 24 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 26 1 2 1 1 2 2 NAK JUMLAH 1 1 3 2 6 2 2 2 1 1 5 3 2 3 3 4 41 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 1 1 1 31

NO. III 1 2 3 IV 1 2 3 4 5 6 7 V 1 VI 1 2 VII 1 2

PROP/KABUPATEN Prop. DI Yogyakarta Kab. Sleman Kab. Gunung Kidul Kab. Kulonprogo Prop. Jawa Timur Kab. Jombang Kab. Lamongan Kab. Lumajang Kab. Madiun Kab. Nganjuk Kab. Pacitan Kab. Situbondo Prop. NAD Kab. Bener Meriah Prop. Sumatera Utara Kota Pematang Siantar Kab. Humbang Hasundutan Prop. Jambi Kab. Batanghari Kab. Sarolangun Kab. Tanjab Timur Kab. Tebo Prop. Sumatera Selatan Kab. Lahat Kab. Musi Banyuasin Kab. Musi Rawas Kab. Muara Enim Kab. Ogan Komering Ulu Kota Palembang Kota Lubuk Linggau Kab. Banyuasin Kab. OKUT Kab. OKUS Kab. Ogan Ilir

TP 2

MENDUKUNG H BUN 1 1 1 2

NAK

JUMLAH 3 1 1 5 2 2 2 2 2 2 2 14

2 2 2 2 2 2 2 12

2 2 1 1

1 1 1

1 1 1 1 2

2 1 1 2 12

1 1 2 1 1 1 1 4 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 18

1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 18

VIII 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

33

Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

34

NO. IX 1 X 1 XI 1 XII 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 XIII 1 2 3 4 XIV 1 XV 1 2 3 4 5

PROP/KABUPATEN Prop. Kalimantan Selatan Kab. Tabalong Prop. Sulawesi Utara Kab. Sangihe Prop. Sulawesi Tengah Kab. Poso Prop. Sulawesi Selatan Kab. Barru Kab. Enrekang Kab. Luwu Kab. Maros Kab. Pangkep Kab. Pinrang Kab. Selayar Kab. Sidenreng Rappang Kab. Sinjai Kab. Tana Toraja Kab. Wajo Kota Palopo Kab. Toraja Utara Prop. Sulawesi Tenggara Kab. Kolaka Kota Bau-Bau Kab. Bombana Kota Kendari Prop. Bali Kab. Tabanan Prop. NTB Kab. Dompu Kab. Lombok Tengah Kab. Lombok Utara Kab. Sumbawa Kab. Sumbawa Barat

TP

MENDUKUNG H BUN 3 3

NAK

JUMLAH 3 3 2 2

NO. XVI 1 2 3 4 5 6 7 8 XVII 1 2 3 XVIII 1 2

PROP/KABUPATEN Prop. NTT Kab. TTU Kab. Sumba Barat Kab. Sumba Timur Kab. Ende Kab. Ngada Kab. Sikka Kab. Sumba Barat Daya Kab. Sumba Tengah Prop. Banten Kab. Lebak Kab. Pandeglang Kab. Serang Prop. Gorontalo Kab. Boalemo Kab. Bone Bolango Jumlah Total

TP

MENDUKUNG H BUN 2

NAK

JUMLAH 2 2 1 2 2 1 1 2 13 6 3 5 14

2 1 2 2 1 1 8 3 3 3 9 2 2 2 3 2 2 1

2 2 1 1 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 1 25 1 2 2 5 2 2 2 1 1 2 3 1 2 2

1 1 2 2 6 2 2 2 2 2 3 3 2 2 1 31 1 2 2 2 7 2 2 2 4 1 3 2 12

3 2 2 4 17

145

32

13

2 2 4 207

1 1 2 2 6

Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

35

Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

36

Lampiran 11 LUBANG RESAPAN BIOPORI

3. Mengurangi emisi dari kegiatan mengkompos sampah organik. Sampah organik yang telah dimasukkan ke dalam lubang resapan ini, dapat diambil setelah 1 - 2 bulan, dapat dijadikan pupuk hijau (kompos). Kemudian kompos yang

A. Definisi Lubang Resapan Biopori Lubang Resapan Biopori (LRB) adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10 30 meter dan kedalaman sekitar 100 cm atau dalam kasus tanah dengan permukaan air tanah dangkal, tidak sampai melebihi kedalaman muka air tanah. Lubang diisi dengan sampah organik Sampah berfungsi menghidupkan mikroorganisme tanah, seperti cacing tanah. Cacing ini nantinya bertugas membentuk pori-pori atau terowongan dalam tanah (biopori). B. Fungsi Biopori 1. Mengatasi banjir karena meningkatkan daya resapan air. Air hujan tidak harus dari talang atau saluran air yang masih bersih, akan tetapi air yang bercampur tanahpun dapat di masukkan. 2. Mengatasi sampah karena dapat mengubah sampah organik menjadi kompos. Sampah rumah tangga (organik) dapat dimasukkan ke dalam lubang ini, sehingga mengurangi penumpukan sampah rumah tangga.

telah diambil, lubang dapat digunakan lagi untuk membuang sampah organik. 4. Menyuburkan tanah . Sampah dedaunan, dari pada dibakar, akan lebih bagus dimasukkan dalam lubang ini, sehingga sampah daun akan busuk dan dapat menyuburkan tanah. Lubang akan lebih baik lagi bila dibuat di sekitar pohon buah, pohon peneduh, akan membantu menyuburkan tanaman. 5. Mengatasi masalah timbulnya genangan air penyebab demam berdarah dan malaria. Biasanya di tanah lapang, seperti halaman rumah, lapangan bola atau fasilitas olehraga yang masih belum di semen, ada bebarapa tempat yang air sulit meresap. Biopori dapat dibuat di tempat tersebut dan membantu meresapkan air ke dalam tanah. 6. Terhindar berbagai jenis penyakit. Tumpukan sampah yang dibuang terbuka dan telah membusuk, akan mengundang berbagai penyakit dan penyebarnya seperti lalat. Bila sampah rumah tangga seperti sisa makan, sayuran atau dedaunan lain dimasukkan ke dalam lubang yang tertutup, akan mengurangi atau mencegah penyakit.

Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

37

Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

38

C. Cara Membuat Biopori 1. Gali lubang bentuk silinder (misalnya dengan bor tanah/linggis/bambu), diameter 10 - 30 cm, kedalaman 80 100 cm (boleh kurang jika muka air tanah dangkal) 2. Jarak antara lubang yang satu dengan yang lain 50 - 100 cm 3. Mulut lubang dapat diperkuat dengan semen selebar 2 3 cm dengan tebal 2 cm di sekitar mulut lubang. 4. Isi lubang dengan sampah organik (sampah dapur, daun, rumput). Tambah terus sampah organik jika isi lubang berkurang akibat pembusukan 5. Tutup dengan "loster" atau tutup saluran WC agar tidak membahayakan anak-anak

Gambar 1. Penampang Gambar 2. Pembuatan lubang lubang resapan biopori resapan biofori

Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

39

Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Sumur Resapan TA. 2010

40

Anda mungkin juga menyukai