Presentasi
MATERI INISIASI 8
Adam Smith tokoh ekonomi era Klasik dan Bapak ekonomi pasar bebas pernah
mengaakan “Nothing is more useful than water, scarcely anything can be had in
exchange for it” (tidak ada yang lebih bermanfaat dari pada air, namun jarang
sekali sesuatu ditukarkan untuk memperoleh air). Pernyataan Adam Smith tersebut
menunjukkan apa yang disebut sebagai paradoks dari sumber daya air. Paradoks
ini juga dikenal Water Diamond Paradox atau paradoks air dan berlian. Kita bisa
hidup tanpa berlian namun kita tidak bisa hidup tanpa air. Namun mengapa harga
berlian begitu mahal sementara air begitu murah? Pernyataan Adam Smith
tersebut juga menunjukkan bagaimana penilaian kita terhadap air.
Air bukan hanya vital untuk hidup manusia, namun air juga berperan penting
dalam penyediaan pangan dan pertumbuhan ekonomi. Kita memang
membutuhkan air untuk minum dan kebutuhan domestik lainnya, namun itu hanya
beberapa liter saja per hari yang kita gunakan. Sebagian besar air kita butuhkan
untuk penyediaan pangan. Untuk menghasilkan 1kg beras dibutuhkan 3400 liter
air.
Permasalahan ketersediaan dan pemanfaatan air ini dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Pertama adalah kebijakan terhadap sumber daya air (water policy). Di
beberapa daerah kebijakan air ini bahkan tidak dikembangkan sama sekali karena
air dianggap murah dan cukup sensitif bagi pengambil kebijakan untuk
menentukan tarif terhadap air.
Sumber daya air cenderung bersifat barang publik
sehingga ketiadaan pengaturan hak kepemilikan akan
berimplikasi pada alokasi sumber daya air yang tidak
optimal dan akan berpengaruh pada ketersediaan dan
pemanfaatannya. Oleh karena kompleksitas
pengaturan hak tersebut, pengaturan sumber daya air
kemudian dilakukan dengan berbagai macam
mekanisme alokasi
Alokasi Sumber Daya Air
Pengguna air secara garis besar terbagi dalam dua kategori yakni konsumtif dan non-
konsumtif. Kelompok konsumtif ini antara lain adalah rumah tangga, unit usaha
(warung, restoran, hotel), industri dan pertanian. Kelompok pengguna non-konsumtif
memanfaatkan air sebagai media seperti:
1. Media pertumbuhan ikan pada kasus perikanan.
2. Sumber penggerak turbin pada PLTA
3. Rekreasi (berenang, kayaking dan lain sebagainya)
Alokasi Sumber Daya Air
Kriteria Tujuan
Sustainability Menghindari terjadinya deplesi pada air bawah tanah (ground water depletion)
Menyediakan cadangan air yang cukup untuk memelihara ekosistem
Meminimalkan pencemaran air
QUEUING SYSTEM (SISTEM ANTRIAN)
Sumber daya air termasuk salah satu sumber daya yang dalam
pengelolaannya cukup unik. Hal ini karena sulitnya memperlakukan air
sebagaimana barang yang bisa diperdagangkan (marketed goods).
Salah satu bentuk alokasi publik dalam pengelolaan sumber daya air adalah irigasi
dalam skala besar dimana pemerintah menentukan sumber air yang digunakan
untuk sistem irigasi kemudian mengalokasikannya berdasarkan sistem yang telah
ditentukan. Bentuk lain dari alokasi publik adalah izin dari pemerintah terhadap
perusahaan atau individu untuk memanfaatkan air bawah tanah. Demikian juga
batasan terhadap penggunaan air permukaan yang diperuntukkan bagi perikanan,
cagar alam maupun transportasi adalah bentuk lain dari alokasi publik bagi
kepentingan penggunaan non-konsumtif di atas.
ALOKASI BERDASARKAN PENGGUNA (USER-BASED)
Salah satu karakteristik yang melekat kuat pada sistem alokasi berbasis
alokasi ini akan sangat tergantung dari fungsinya kelembagaan di tingkat
komunal (Meinzen-Dick et al. 1997). Dinar et al (1997) misalnya
menyatakan bahwa norma sosial yang merupakan bagian dari aspek
kelembagaan jika didukung oleh aturan yang mengatur penggunaan yang
berlebihan akan memberikan insentif untuk konservasi.
Meski diakui memiliki beberapa kelebihan, sistem user-based
ini juga tidak terlepas dari kekurangan-kekurangan. Salah
satu kelemahan tersebut antara lain kurangnya kapasitas
kelembagaan lokal dalam menangani kebutuhan inter sektoral
seperti antara kebutuhan rumah tangga dan industri. Di
tingkat lokal, mungkin mereka memahami benar kebutuhan
air untuk kebutuhan rumah tangga, namun kebutuhan
industri, meski dalam skala kecil, sering di luar jangkauan
mereka.
ALOKASI BERBASIS PASAR (WATER MARKET)
Salah satu sistem alokasi sumber daya air yang relatif masih
menimbulkan kontroversi adalah alokasi dengan menggunakan
mekanisme pasar atau sering disebut water market. Kontroversi ini timbul
karena sebagian masyarakat melihat bahwa air yang merupakan
kebutuhan esensial yang tidak bisa diperjual belikan dan harus tersedia
“free of charge”.
Water market pada prinsipnya adalah merupakan pertukaran hak atas
pemanfaatan air (water use right). Konsep ini harus dibedakan dengan
pertukaran secara sementara antara pengguna air yang sering disebut
sebagai spot market.
Lebih jauh Rosegrant dan Binswanger (1994) melihat bahwa water
market memiliki kelebihan antara lain: