Anda di halaman 1dari 1

Nama : Muhammad Arung Makkawaru

NIM : 1222915017

MIT-OCW-Water-Sustainability
Kurangnya akses ke air bersih untuk lebih dari 1 miliar orang di seluruh dunia menyebabkan
penyebaran penyakit dan hilangnya nyawa. Masalah ini menjadi masalah yang cukup
menghawatirkan di wilayah Afrika dan Asia, dimana kekurangan air diperkirakan akan
memburuk. Permintaan global akan air meningkat karena penggunaan yang air yang semakin
beragam, seperti penggunaan air untuk pertanian, industri, dan rumah tangga. Oleh karena
itu, teknologi desalinasi air laut dan pemurnian air menjadi solusi penting untuk mengatasi
masalah ini.
Biaya untuk desalinasi air berbeda-beda di setiap negara, dengan Inggris memiliki biaya
terendah yaitu sebesar $0,40 per meter kubik. Biaya desalinasi air laut dipengaruhi oleh
faktor-faktor seperti biaya energi, biaya tenaga kerja, dan biaya peralatan.
Teknologi desalinasi dan pemurnian air menjadi solusi penting dalam mengatasi kurangnya
akses global terhadap air minum bersih. Meskipun prosesnya mahal dan boros energi, proses
ini dibutuhkan di daerah yang kekurangan air. Dalam pengaplikasian teknologi desalinasi,
perlu untuk mempertimbangkan karakteristik kualitas air dalam pengolahan air dan tantangan
penskalaan, pemeliharaan, dan pembuangan pipa air asin.

MIT-OCW-Water-Lecture-8
Bangunan berkontribusi banyak terhadap penggunaan air kota, sehingga tindakan konservasi
air sangat penting. Salah satu bentuk upaya konservasi air pada bangunan adalah dengan cara
pemanenan dan pemanfaatan air hujan. Pemanenan dan pemanfaatan air hujan merupakan
strategi penting untuk pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan. Air hujan dapat
dikumpulkan dari atap dan permukaan bangunan untuk irigasi dan pembilasan toilet. Sistem
pemanenan air hujan, seperti tangki dan tong hujan, dapat membantu mengurangi kebutuhan
air pada persediaan air kota.
Selain pemanenan air hujan, pemanfaatan kembali air limbah juga dapat menjadi upaya
konservasi air. Air limbah dapat diolah dan digunakan kembali untuk kebutuhan seperti
irigasi dan pembilasan toilet. Sistem pengolahan air limbah, seperti sistem lumpur aktif dan
bioreaktor membran, dapat membantu mengurangi permintaan air kota dan mengurangi
pembuangan polutan ke saluran air.
Terdapat dua sistem pengelolaan air, yaitu sistem pengelolaan air terpusat dan terdistribusi.
Sistem terpusat, seperti instalasi pengolahan air dan sistem saluran pembuangan, efektif
dalam mengelola sumber daya air tetapi memiliki biaya dan konsumsi energi yang tinggi.
Sementara itu, sistem terdistribusi, seperti pengumpulan air hujan dan pengolahan air limbah
terdesentralisasi, dapat mengurangi ketergantungan pada sistem terpusat dan meningkatkan
kualitas air.

Anda mungkin juga menyukai