PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Air tawar bersih yang layak minum, semakin langka di perkotaan. Sungaisungai yang menjadi sumbernya sudah tercemar berbagai macam limbah, mulai
dari buangan sampah organik rumah tangga hingga limbah beracun dari industri.
Air tanah pun sudah tidak aman dijadikan bahan air minum karena telah
terkontaminasi rembesan dari tangki septik maupun air permukaan yang tercemar.
Itulah salah satu alasan mengapa air minum dalam kemasan (AMDK)-yang
disebut-sebut menggunakan air dari pegunungan- banyak dikonsumsi. Namun,
harga AMDK dari berbagai merek yang terus meningkat membuat konsumen
mencari alternatif baru yang murah. Air minum isi ulang menjadi jawabannya. Air
minum yang bisa diperoleh di depot-depot itu harganya bisa sepertiga dari produk
air minum dalam kemasan yang bermerek. Tak heran banyak rumah tangga
beralih pada layanan ini. Tak heran bila depot-depot air minum isi ulang juga
menjamur. Siapa saja dapat membuka usaha penjualan air minum isi ulang,
asalkan punya modal Rp 30-70 juta. Salah satu pengusaha air minum isi ulang di
Kudus, Andreas Kurniawan, mengeluarkan modal sekitar Rp 70 juta untuk
memasang instalasi pengolahan air minum isi ulang yang didatangkan dari
Australia.
Baginya usaha itu tidak sulit, karena segala sesuatu mulai dari pemasangan
instalasi, pemasokan air baku yang berasal dari Muria, filter atau penyaring,
hingga lampu ultraviolet untuk membunuh kuman telah ada pemasoknya.
Sejak menekuni bidang usaha itu tujuh bulan lalu, omzetnya mencapai 100 galon
per hari. Dari itu ia sudah memperoleh keuntungan bersih 30 persen dari biaya
operasional setiap bulannya.Instalasi buatan Australia yang digunakan Andreas
tergolong memadai dari segi proses penyaringan dan desinfeksi. Dalam depotnya
terpasang empat tangki besar yang menampung air baku. Kemudian untuk
mengisi tabung-tabung galon konsumen, air baku itu harus melewati beberapa
proses.
Pertama air akan melewati filter dari bahan silika untuk menyaring partikel kasar.
Setelah itu memasuki tabung karbon aktif untuk menghilangkan bau. Tahap
berikutnya adalah air disaring dengan mata saringan berukuran 10 mikron lalu ke
saringan 1 mikron untuk menahan bakteri.Dari situ air yang telah bebas dari bau
dan bakteri ditampung di tabung khusus yang berukuran lebih kecil dibanding
tabung penampung air baku. Selanjutnya adalah tahap mematikan kuman yang
mungkin masih tersisa.Untuk mematikan kuman instalasi air minum isi ulang
banyak menggunakan sistem lampu sinar ultraviolet atau ultraungu yang daya
radiasinya efektif membasmi bakteri.
Dijelaskan oleh Suprihatin, Ketua Penelitian Laboratorium Teknologi dan
Manajemen
Lingkungan
Institut
Pertanian
Bogor,
sinar
itu
berfungsi
mengoksidasi unsur organik dalam air sehingga rusak. Bila itu berupa kuman,
maka mikroorganisme itu akan mati."Namun, untuk dapat mematikan bakteri
diperlukan penyinaran dalam jangka waktu tertentu," paparnya.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah cara pengolahan air tawar bersih yang layak minum
(desinfeksi air) dengan menggunakan cahaya matahari/SODIS (Solar Water
Desinfection)?
1.3 Tujuan Penelitian
Mengetahui kemampuan SODIS (Solar Water Desinfection) dalam
mengolah air tawar bersih yang layak minum.
1.4 Manfaat Penelitian
Diharapkan dari tulisan ini dapat memberikan informasi
kepada masyarakat tentang manfaat SODIS (Solar Water Desinfection)
dalam mengolah air tawar bersih yang layak minum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penghematan Sumber Daya Air
Pada peringatan Hari Air Dunia tahun 2005, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
mencanangkan Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GN-KPA), yang
meliputi 6 komponen, yaitu:
imbuhan air tanah ini berakibat pada berkurangnya cadangan air di musim
kemarau.
2.1.2 Penghematan Sumberdaya Air
Hemat air, hemat biaya. Tentu slogan ini cukup beralasan. Mari kita
perhatikan proses tersedianya air di hadapan kita. Banyak sekali biaya dan
energi yang terbuang, mulai dari investasi bangunan air (waduk, sungai,
dam, dan sebagainya), penggunaan listrik dan pompa, pemakaian bahan
kimia, investasi bangunan pengolahan air, investasi jaringan pipa air, dan
biaya operasi dan perawatan sistem penyediaan air. Bila setiap orang
melakukan langkah penghematan air, akan banyak biaya yang dapat
dihemat dan pelayanan air bersih dapat diperluas kepada masyarakat yang
selama ini belum menikmati pelayanan air bersih.
Upaya nyata dalam penghematan air misalnya mencuci mobil seperlunya.
Kalau kotoran di mobil bisa dibersihkan tanpa dicuci, mengapa harus
dicuci. Banyak sekali contoh lain upaya penghematan yang dapat
dilakukan masyarakat.Alasan penghematan air tentu bukan sekadar untuk
penghematan biaya. Tapi yang lebih penting dari itu adalah penghematan
cadangan air di sumber-sumber air. Penghematan sumber air berimplikasi
penting bagi kelestarian air sehingga penyediaan air bersih akan tetap
sustainable sepanjang waktu. Kampanye hemat air harus terus dilakukan
dengan berbagai media. Peran dan prakarsa dapat diambil oleh pemerintah,
pengelola sumberdaya air dan instansi suplai air bersih, masyarakat dan
LSM. Pendidikan mengenai air dan lingkungan merupakan bagian utama
dalam kampanye kepedulian konservasi lingkungan. Tema-tema kampanye
perlu dipilih yang menarik dan menyentuh hati masyarakat. Sebagai
contoh poster kampanye hemat air di Singapura: 90 liter air bersih
mengalir terus menerus untuk mencuci rambut dengan sampo selama 10
menit. Air sebanyak itu cukup untuk mengisi sebuah botol minuman anak
yang kehausan selama 25 minggu.
rumah, kantor, hotel, industri dapat membuat bak penampung air hujan
dan digunakan untuk keperluan di atas. Pada musim kemarau, bila
cadangan air hujan telah habis dapat diganti dengan air tanah atau yang
lain.
Sebagai gambaran betapa besar penghematan air PDAM bila air hujan
digunakan untuk penggelontoran kloset. Penggunaan air di hotel untuk
penggelontoran sekitar 30 liter per hari per kamar. Bila jumlah kamar
adalah 100 kamar, maka jumlah air yang dapat dihemat adalah 3000 liter
per hari atau 90 meter kubik per bulan.
2.1.5 Peresapan Air Hujan
Banjir sering disebabkan oleh daya tampung saluran drainase yang tidak
cukup. Memperbesar saluran drainase bukanlah satu-satunya solusi untuk
mengatasi maslah banjir ini. Ada cara yang cukup efektif dalam mengatasi
masalah ini bila dikerjakan oleh seluruh masyarakat, yaitu setiap rumah
wajib membuat sumur resapan untuk meresapkan air hujan yang jatuh di
pekarangan rumahnya. Namun upaya ini kurang berjalan baik bila muka
air tanah cukup tinggi, seperti di daerah dekat pantai.
Peresapan air hujan ke dalam tanah mampu mengurangi volume limpasan
permukaan, sehingga banjir dapat dikurangi. Di sisi lain, upaya ini sangat
bermanfaat bagi penambahan cadangan air tanah, sekaligus menghambat
intrusi air laut
2.2 Jenis pengolahan air
Menurut Willy Sidharta, Direktur Operasi Aqua, proses sanitasi air memang dapat
dilakukan dengan beberapa cara mulai dari memanaskan air hingga ozonisasi.
Cara sanitasi air yang paling sederhana adalah memanaskan air hingga titik didih.
Cara kedua yang juga mudah dan murah adalah klorinasi atau pencampuran
kaporit kedalam air. Konsentrasi sekitar 2 ppm cukup untuk membunuh bakteri.
Penyaringan (filtrasi) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu filtrasi dengan pasir dan
filtrasi membran. Filtrasi pasir untuk memisahkan partikel berukuran besar ($> 3
mikrometer), mikrofiltrasi membran dapat memisahkan partikel berukuran lebih
kecil ($> 0,08 mikrometer), ultrafiltrasi dapat memisahkan makromolekul,
nanofiltrasi dapat memisahkan mikromolekul dan ion-ion bervalensi dua
(misalnya Mg, Ca).
Adapun ion-ion dapat dipisahkan dengan membran reverses osmosis. Dengan
demikian, penggunaan mikrofiltrasi dapat memisahkan bakteri, dan penggunaan
ultrafiltrasi dapat memisahkan selain bakteri juga virus (ukuran virus setara
dengan ukuran molekul protein, yaitu sekitar 0,02-0,1 mikrometer).
"Proses pengolahan air minum pada prinsipnya harus mampu menghilangkan
semua jenis polutan, baik pencemar fisik, kimia maupun mikrobiologis," urai
Suprihatin.
Bahan tersuspensi dapat dihilangkan dengan cara koagulasi/flokulasi, sedimentasi,
filtrasi pasir atau membran filtrasi (mikrofiltrasi). Bahan-bahan terlarut dapat
dihilangkan dengan aerasi (misalnya Fe dan Mn), oksidasi (misalnya dengan
ozonisasi atau radiasi UV), adsorpsi dengan karbon aktif, atau membran filtrasi
(Reversed Osmosis).
Menurut Suprihatin, munculnya usaha air minum isi ulang merupakan fenomena
yang tidak dapat dihilangkan. Dengan menjamurnya usaha tersebut, yang
diperlukan adalah pengaturan berupa standar produk dan prosesnya.
"Dengan begitu bukan hanya pihak konsumen yang terlindungi tetapi juga usaha
air minum isi ulang itu sendiri," paparnya.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pemanfaatan air hujan di negara Jerman
Di Jerman air hujan juga dipergunakan untuk keperluan air industri atau untuk
keperluan rumah tangga(air toilet, mesin cuci), sehingga penggunaan air bersih
dapat dihemat.
Air hujan akan dikumpulkan dalam suatu kanal atau ditampung kedalam alat
(lihat gambar atas) dan kemudian dipompa untuk dialirkan ke rumah-rumah.
Setiap tahunnya dapat dihemat hingga 70.000 liter air bersih.
Karena atap rumah sendiri tercemar, maka air hujan baru dapat ditampung setelah
periode waktu tertentu.
Air hujan yang tertampung ini tentunya tidak lepas dari bakteri yang dapat
menyebabkan penyakit diare kalau langsung diminum.
Untuk itu air harus diolah terlebih dahulu.
Metode yang tidak memerlukan energi (migas) adalah dengan metode SODIS,
yaitu mendesinfeksi (mematikan kuman) air dengan memanfaatkan sinar
matahari.
-Viren
bacteriophage f2, rotavirus, encephalomyocarditis virus
-Jamur
Aspergillus niger, Aspergillus flavus, Candida, Geotrichum
-Protozoen
Giardia spp., Cryptosporidium spp
Penggunaan yang optimal
-botol air yang digunakan harus bersifat tembus cahaya
-air yang digunakan sebaiknya jernih dan tidak terkontaminasi bahan kimia
-pada hari yang berawan botol 2 hari dijemur berturut-turut di matahari
-botol dijemur sebaikya diatas permukaan yang dapat memenatulkan sinar
matahari (seperti seng)
-penggunaan botol yang sisinya berwarna gelap (untuk menghasilkan panas)
-botol diisi air 3/4nya ditutup, dan dikocok selama 20 detik lalu diisi penuh
sehingga tidak terdapat gelembung udara lagi. Maksudnya dikocok agar zat
Oksigen dapat tercampur dalam air.
Oksigen diketahui dapat membunuh pathogen Mikroorganisme.
-botol maksimal dengan besar ukuran volume 1- 2 liter.
-posisi botol waktu mnjemur direbahkan, bukan didirikan
-konsumsi air sebaiknya langsung dari botol
-penjemuran sekurangnya dilakukan selama 6 jam (setara dengan energi
sebesar500W/m2)
Perhatian
-Sodis hanya memperbaiki nilai mikrobiologis (mahluk hidup yang tidak dapat
dilihat dengan mata, seperti bakteri, jamur, virus) air, sehingga dapat dikonsumsi.
-Sodis tidak menjadikan air steril (bebas semua macam penyebab penyakit)!!
-Perbedaan dengan air yang dimasak, air SODIS tidak merubah rasa air, tetap
segar!
Sodis di Indonesia
BAB IV
KESIMPULAN
KARYA TULIS